Mau tidak mau, Nayra terpaksa membuka mulutnya dan melahap makanan yang sudah disodorkan kepadanya oleh Rainer. Sebenarnya, bukan Nayra tidak mau makan dengan Rainer, hanya saja dia sudah terlanjur memesan seblak kepada Linda. Nayra tidak akan sanggup jika harus makan dua kali.
Setelah menyuapi Nayra, Rainer langsung menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. Dia terlihat biasa saja dan tidak merasa jijik jika harus berbagi sendok dengan Nayra. Entah mengapa hal itu bisa terjadi. Padahal, Nayra sangat tahu jika Rainer adalah orang yang sangat rese jika menyangkut makanan atau peralatan makannya.
Secara bergantian, Rainer menyuapkan makanan kepada Nayra dan dirinya sendiri. Tanpa bisa menolak, Nayra hanya bisa pasrah dengan hal itu. Hingga tak terasa, makan siang tersebut sudah mereka habiskan tanpa tersisa.
"Sudah habis, Pak. Sini, saya bereskan piringnya," ucap Nayra sambil mengambil piring dan gelas yang berisi air minum tersebut.
Setelahnya, Nayra segera bergegas ke ruangan khusus yang ada di dalam ruang kerja Rainer, dan langsung mencuci piring serta gelas tersebut.
Sementara itu, Rainer juga mengikuti Nayra memasuki ruangan khusus miliknya. Namun, tujuan utama Rainer adalah untuk pergi ke kamar mandi. Seperti biasa, dia akan langsung menggosok gigi setelah makan.
Nayra langsung bergegas keluar tuang kerja Rainer setelah menyelesaikan aktivitasnya. Dia langsung menuju ke ruangannya dan kembali mengotak atik ponselnya.
Tak berapa lama kemudian, Linda datang dengan membawa seblak pesanan Nayra. Tentu saja kedua netra Nayra langsung berbinar saat melihat makanan kesukaannya sudah datang.
"Waahh, terima kasih, Lin. Memang seblak tiada tandingannya," ucap Nayra saat menerima bungkusan seblak tersebut.
"Memang. Kaum penggemar seblak memang tidak akan sanggup menolak suguhan menggiurkan seperti ini," jawab Linda sambil terkekeh.
Nayra juga ikut terkekeh mendengar ucapan sahabatnya tersebut. Setelahnya, Linda buru-buru berpamitan karena sang atasan sudah memintanya untuk segera bersiap-siap melakukan meeting yang akan diadakan oleh Rainer sebentar lagi.
Nayra melirik jam tangannya sekilas saat hendak menyantap seblak di depannya tersebut. Kalau boleh jujur, dia masih merasa lapar. Tadi, dia hanya bisa makan sedikit karena harus makan sepiring berdua dengan Rainer, eh.
Nayra langsung menyunggingkan senyumnya saat melihat masih ada sekitar tiga puluh menit lagi sebelum waktu istirahat selesai. Dia segera menyantap seblak favoritnya tersebut setelah sebelumnya meminum jus jeruk yang juga sudah dipesannya.
Nayra benar-benar menikmati seblak saat suapan pertama tersebut sudah masuk ke dalam mulutnya. Entah mengapa dia sangat menyukai makanan tersebut. Namun, kesenangannya tersebut terhenti saat mendengar suara Rainer yang sudah ada di sebelahnya.
Nayra menoleh ke arah Rainer yang sudah berdiri di sana.
"Lho, Pak? Ada apa?" tanya Nayra. Dia buru-buru meletakkan seblaknya dan mengusap bibir yang masih penuh dengan sisa-sisa makanan.
"Kamu makan lagi?" Bukannya menjawab pertanyaan Nayra, Rainer justru balik bertanya.
"Ehm, i-itu, sebenarnya saya tadi sudah memesan seblak, Pak. Karena sayang, jadi saya makan, deh." Nayra hanya bisa tersenyum nyengir sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
Netra Rainer menatap seblak terbuka yang berada di atas meja kerja Nayra. Entah mengapa dia sangat penasaran ingin mencoba makanan yang banyak digemari anak-anak muda tersebut.
Tanpa berkata-kata, Rainer segera menggeser kursi dan duduk di samping kursi Nayra. Dia menoleh ke arah Nayra sambil menunjuk seblak tersebut.
"Aku mau mencicipi seblak itu."
Kedua bola mata Nayra langsung membulat saat mendengar ucapan Rainer. Bagaimana mungkin atasannya tersebut memakan makanan seperti itu?
"Ta-tapi, ini seblak, Pak. Saya membelinya di pinggir jalan di seberang kantor kita. Apa Bapak yakin mau mencicipinya?"
"Hhmmm."
Rainer segera mengambil sendok plastik yang tadi sudah digunakan oleh Nayra. Dia langsung menyuapkan satu sendok seblak ke dalam mulutnya. Rasa pertama yang dirasakan oleh Rainer adalah pedas dilidahnya. Entah level apa yang dipilih oleh Nayra pada seblaknya tersebut.
Namun, setelah makanan tersebut berhasil melewati kerongkongannya, Rainer bisa mulai menikmati makanan tersebut.
"Hhmmm, tidak terlalu buruk," ujar Rainer sambil menyendokkan kembali seblak tersebut.
Nayra yang melihat hal itu hanya bisa pasrah. Sepertinya, makan siangnya kali ini akan disabotase oleh atasannya tersebut. Dengan wajah yang masih ditekuk, Nayra mendaratkan tubuhnya kembali di atas kursi. Dia bahkan tidak berani meminta kepada Rainer.
Rainer yang melihat ekspresi wajah Nayra, langsung menoleh. Setelah menyuapkan sesuap seblak ke dalam mulutnya, lagi-lagi Rainer mengambil satu suap lagi dan mengarahkannya ke depan mulut Nayra.
"Aaaa,"
\=\=\=\=
Aaaaa apa? Aaaaaeemm.
Tinggalkan jejak yang banyak buat othor ya. Cerita ini masih baru, bantu promosi juga ya, biar banyak yang mampir 🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Ida Sahil
main suap²an lagih nihhh wkwkkkkk
2023-08-11
0
Kenzi Kenzi
witing trisno jalaraninh soko kulino
2022-10-12
0
Niikma
wa
2022-06-06
0