Nayra hanya bisa bengong setelah mendengar ucapan Rainer.
"Cckkk, sembarangan. Bapak kira aku mau terus-terusan tinggal disini? Berasa jadi pembantu gue," ucap Nayra sambil mencibir ke arah Rainer.
Tak mau menggubris Rainer, Nayra segera mematikan laptop dan segera beranjak untuk mengambil tas dan ponselnya. Dia berniat untuk pergi ke toko buku untuk membeli novel yang sudah lama diinginkannya.
Rainer yang melihat hal itu, menjadi kesal. Sebenarnya, bukan kesal karena dia akan ditinggal Nayra, tapi kesal karena dia tidak bisa pergi kemana-mana.
"Jangan lama-lama!" ucap Rainer saat Nayra hendak beranjak menuju pintu.
Nayra pun berbalik dan menatap Rainer sambil menyipitkan mata. "Cckkk, memangnya kenapa? Ini kan hari libur, Pak. Seharusnya, saya menikmati waktu libur untuk memanjakan diri, bukannya diam disini mengurus orang sakit," ucap Nayra kesal. Jangan kira Nayra lemah dan diam saja ya, dia pasti akan selalu menjawab apa yang diucapkan oleh Rainer.
Mendengar ucapan Nayra, tentu saja Rainer merasa geram. Bisa-bisanya sekretaris sekaligus asisten pribadinya tersebut mengatakan hal seperti itu. Rainer hendak menjawab ucapan Nayra, namun buru-buru dicegah oleh Nayra.
"Maaf, Pak. Saya harus pergi sekarang. Jika Anda terus mencari-cari alasan mencegah saya untuk tidak pergi, Anda sudah gagal. Karena saya akan tetap pergi ke toko buku. Baik-baik di rumah, Pak. Saya pergi dulu. Permisi," ucap Nayra sambil melanjutkan langkah kakinya menuju pintu.
Rainer yang mendengar ucapan Nayra, hanya bisa mengumpat kesal. Bisa-bisanya dia bantah seperti itu. Namun, Rainer tidak bisa melakukan apa-apa. Pergerakannya yang masih terbatas, membuatnya harus bisa menahan diri untuk tidak memberi pelajaran kepada sekretarisnya yang suka membantah tersebut.
Sementara itu, Nayra segera menaiki taksi online yang sudah menunggunya. Dia berniat untuk pergi ke toko buku langganannya. Nayra memang selalu menyediakan budget khusus untuk membeli novel-novel terbaru. Bukannya dia tidak suka membaca novel di platform online, tapi dia lebih suka membaca novel cetak untuk jenis-jenis novel tertentu.
Tak sampai tiga puluh menit kemudian, taksi yang ditumpangi Nayra sudah berhenti di depan sebuah toko buku. Dia segera membayar ongkos taksi dan bergegas memasuki toko buku tersebut.
Wajah Nayra langsung berbinar bahagia begitu melangkahkan kaki memasuki toko buku tersebut. Bisa dipastikan, Nayra akan sangat betah berada di sana.
Sementara itu, Rainer hanya bisa menggerutu kesal setelah kepergian Nayra. Dia yang saat itu sudah kembali menghadap laptop untuk memeriksa email, hanya bisa menggerutu kesal. Sesekali, Rainer bahkan memeriksa ponselnya untuk. Entah apa maksudnya melakukan hal itu.
Di toko buku, Nayra terlihat memilih dan menjelajahi seisi toko buku tersebut. Seperti biasa, dia akan sangat betah saat berada di sana. Bahkan, Nayra tidak menyadari jika sedari tadi ada yang mengamatinya. Hingga beberapa saat kemudian, terdengar deheman dari seseorang yang sudah berdiri di samping Nayra.
"Eheemm."
Nayra yang terkejut pun langsung menoleh. Seketika tatapan matanya tertuju pada seorang laki-laki yang tengah berdiri di sampingnya sambil mengulas senyuman. Nayra mengernyitkan kening setelah merasa tidak asing dengan wajah tersebut.
"Kita bertemu lagi. Sepertinya, Jakarta jadi semakin sempit saja, ya," ucap laki-laki tersebut sambil terkekeh.
"Siapa, ya? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Nayra. Dia masih merasa belum mengenal laki-laki itu.
"Ehm, perkenalkan. Aku Aaron. Kita pernah bertemu kemarin di depan minimarket," ujar laki-laki tersebut sambil mengulurkan tangannya.
Seketika Nayra teringat dengan laki-laki yang sempat menyapanya. Sebuah senyuman terbit saat menyambut uluran tangan Aaron.
"Ah iya, aku baru ingat. Aku Nayra."
Aaron terkekeh saat melepaskan tautan tangannya. "Iya, aku sudah tau nama kamu Nayra."
Kening Nayra berkerut. "Sudah tau? Kok bisa? Apa kita sudah pernah berkenalan sebelum ini?" tanya Nayra bingung.
"Belum. Tentu saja belum. Kebetulan aku mendengar saat petugas keamanan yang membantu kamu kemarin memanggil nama kamu."
Mendengar jawaban Aaron, hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala sambil tersenyum. Setelah itu, netra Aaron menangkap beberapa novel yang dibawa oleh Nayra.
"Suka baca novel juga?" tanya Aaron.
"Ehm, lumayan sih. Aku lebih suka membaca novel saat libur dari pada hangout," jawab Nayra sambil terkekeh.
"Waahh, sama. Aku juga lebih suka membaca novel. Ya, meskipun sesekali masih suka keluar rumah juga untuk cari suasana, sih."
Nayra pun mengangguk setuju. Setelah itu, obrolan kembali mereka lanjutkan sambil mencari novel yang cukup menarik perhatian. Hingga tak terasa, satu jam lebih mereka berada di sana. Nayra berpamitan lebih dulu karena harus segera memasak makan siang untuk si bos. Sebelum pergi, Nayra dan Aaron sempat bertukar nomor ponsel untuk memudahkan mereka berkomunikasi.
Aaron menatap kepergian Nayra sambil mengulas senyuman.
"Hhmm, Nayra. Menarik."
\=\=\=
Jangan lupa kasih dukungan buat othor ya. Klik like dan komen banyak-banyak. Pencet tombol favorit juga ya, biar othor tambah semangat up. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
lanjutkan Thor 😝😄💪👍👍
2023-06-24
1
Eros Hariyadi
Like and Coment 😝😄💪👍👍👍
2023-06-24
1
Enung Samsiah
pasti kamar nayea pki CCTV yakinlah,, terus HP nay sabotase tnpa nay tau,,
2023-05-25
1