Setelah menyiapkan semua keperluan Rainer, Nayra segera kembali ke kamarnya. Lebih tepatnya, ruang kerja Rainer yang kini sudah berubah fungsi menjadi kamar untuknya selama berada di sana. Nayra segera beranjak membersihkan diri. Hari ini, dia ingin pergi ke toko buku untuk mencari novel yang sudah sejak beberapa hari lalu diincarnya.
Tak butuh waktu lama, hanya sekitar tiga puluh menit kemudian, Nayra sudah selesai bersiap. Hari itu, Nayra memakai celana jean dan kaos putih berlengan pendek dan rambut diikat satu di atas. Benar-benar outfit yang sangat pas dengan tubuhnya.
Nayra segera beranjak keluar dari kamar setelah selesai bersiap. Dia melihat Rainer juga sudah berada di ruang makan dan mulai menyantap sarapan bubur ayam yang sudah dibuatkan oleh Nayra.
Rainer menoleh ke arah pintu dimana Nayra baru saja keluar. Keningnya berkerut saat melihat Nayra sudah rapi.
"Mau kemana?" tanya Rainer.
"Saya mau izin ke toko buku sebentar, Pak. Ada yang mau saya beli," ucap Nayra sambil berjalan menghampiri Rainer. Dia harus menyiapkan obat untuk atasannya tersebut agar Rainer tidak lupa.
"Jangan pergi dulu sebelum dokter datang," ucap Rainer sambil kembali menyendokkan sarapannya.
Nayra menoleh dan menatap tajam ke arah Rainer.
"Memangnya kenapa jika saya pergi sekarang? Bukankah Anda bisa menemui dokter sendiri? Kemarin kan dokter juga sudah memeriksa Anda, Pak?"
Rainer menoleh sambil mendengus kesal.
"Justru karena itu aku ingin kamu ada disini. Aku tidak mau kesulitan sendiri saat dokter memintaku untuk melakukan sesuatu." Rainer tetap melanjutkan sarapannya tanpa menoleh ke arah Nayra.
Jika sudah seperti itu, Nayra tidak akan bisa berkutik. Dia memilih mengurungkan niatnya untuk pergi ke toko buku. Nayra akan pergi nanti setelah dokter selesai memeriksa Rainer.
Setelah selesai sarapan, Rainer memilih untuk tetap berada di ruang makan sambil memeriksa beberapa email sementara Nayra membersihkan sisa sarapannya. Ya, meskipun hari libur, Rainer tetap harus memeriksa pekerjaannya. Apalagi, saat ini dia tidak hanya menghandle perusahaan keluarga, tapi juga perusahaannya sendiri.
Nayra cukup tahu hal itu. Namun, jika sudah menyangkut perusahaan properti Rainer, Nayra tidak mengerti apa-apa. Dia tidak ikut berkecimpung di sana.
Tak berapa lama kemudian, dokter yang bertugas untuk memeriksa Rainer sudah datang. Ternyata, dokter tersebut datang lebih pagi dari biasanya. Ya, mungkin karena hari ini libur, jadi dia memiliki waktu lebih senggang.
Nayra cukup terkejut saat membukakan pintu. Dia melihat dokter yang masih cukup muda. Ya, mungkin seusia Rainer. Namun, dokter tersebut jauh lebih ramah dari atasannya tersebut. Dokter Sandy, adalah dokter yang ditugaskan oleh rumah sakit untuk mengontrol kesehatan Rainer pasca kecelakaan yang dialaminya.
Mengetahui sang dokter sudah datang, Rainer bergegas menuju kamar untuk dilakukan pemeriksaan. Tentu saja Nayra masih mengekori dokter tersebut.
Seperti kemarin, Dokter Sandy melakukan pemeriksaan kepada Rainer. Dokter juga memeriksa luka yang terdapat pada bahu Rainer. Karena saat itu Rainer menggunakan kemeja, dia cukup mudah melepasnya.
"Apa masih sakit, Pak Rain?" tanya Dokter Sandy sambil memeriksa luka Rainer. Dia juga sesekali menekan di beberapa bagian tubuh Rainer yang luka.
"Auuwwhhh!" Rainer langsung berteriak dan meringis. Tak lupa juga tatapan kesalnya dilayangkan pada wajah Dokter Sandy. "Sakit, Dok!"
"Maaf, maaf. Saya kira, itu sudah tidak terasa sakit," ucap Dokter Sandy dengan wajah bersalah.
Setelah cukup melakukan pemeriksaan, Dokter Sandy juga memberikan beberapa nasihat ini itu kepada Rainer. Tentu saja Nayra yang berada di sana juga ikut mendengarkan. Bahkan, Dokter Sandy juga berpesan kepada Nayra.
"Ini bisa dioleskan di sekitar luka suami Anda ya, Bu. Usahakan dibantu untuk mengoleskannya karena lukanya di bagian bahu belakang. Jadi, Pak Rain pasti akan kesulitan untuk melakukannya sendiri," ucap Dokter Sandy sambil memberikan beberapa obat kepada Nayra.
Kedua mata Nayra langsung membulat saat mendengar ucapan dokter Sandy. Dia tidak menyangka jika dokter tersebut mengira dia adalah istri Rainer. Belum sempat Nayra protes, ponselnya sudah berdering. Nayra mengintip nama seseorang di layar ponselnya.
Dia buru-buru berpamitan untuk mengangkat panggilan telepon tersebut karena itu berhubungan dengan pekerjaan. Ya, telepon tersebut berasal dari sekretaris rekan kerja perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan Rainer. Mereka memang sudah berjanji untuk menghubungi hari itu meskipun libur.
Tanpa menunggu Nayra, Dokter Sandy segera berpamitan begitu selesai melakukan pemeriksaan. Berhubung kondisi Rainer sudah lebih baik, Dokter Sandy akan datang dua hari lagi untuk memeriksa Rainer.
Rainer berusaha memakai baju sendiri seperti tadi pagi. Dia tahu jika saat ini Nayra sedang mengurusi pekerjaan. Setelah selesai, Rainer berjalan menuju ruang kerjanya yang saat ini sudah merangkap sebagai kamar Nayra. Terlihat Nayra sedang mengotak-atik laptop sambil menempelkan telepon di telinganya.
Rainer berjalan mendekat dan melihat pekerjaan yang dilakukan oleh Nayra. Saat merasakan ada orang disampingnya, Nayra menoleh sekilas. Dia tidak menyapa Rainer dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
Tak sampai lima menit kemudian, panggilan telepon Nayra sudah selesai. Dia berbalik dan melihat Rainer sudah duduk di atas tempat tidur sambil menatap ke arahnya.
"Dari sekretaris Pak Jimmy?" tanya Rainer.
"Iya, Pak. Dan, mereka sudah menyetujui semua yang kita bahas minggu lalu. Saya juga sudah mengirimkan kembali draft yang sudah kita bahas kemarin." Nayra tampak bahagia saat mengatakan hal itu.
Bagaimana tidak, jika kerja sama kali ini lolos, dia pasti akan menerima bonus yang sangat besar. Ya, seperti itu lah janji Rainer sebelum mengadakan pertemuan dengan perusahaan Jimmy.
Rainet mencebikkan bibir saat melihat ekspresi Nayra.
"Cckkk, sepertinya kamu senang sekali jika kerja sama ini goal?" cibir Rainer.
Nayra langsung menyunggingkan senyumannya. "Tentu saja aku senang, Pak. Bonusnya kan banyak sekali. Aku bisa menabung untuk membeli rumah nanti." Wajah Nayra langsung berbinar bahagia.
Rainer mendengus kesal. "Cckkk, kenapa harus beli rumah. Kamu kan bisa tinggal di sini."
"Eh?"
\=\=\=
Bagaimana? Bagaimana, Pak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😝😄💪👍👍👍
2023-06-24
1
Eros Hariyadi
Masa karyawatinya diajakin tinggal dirumahnya barengan, Nayra dianggepnys kebo kaleee... diajak kumpul bareng ma kebo... wkwkwk 😝😄💪👍👍👍
2023-06-24
1
Rara Azalea shaquera
fix pak Rain ud terNay Nay
2022-11-14
0