Dan, benar saja. Nayra harus memasak olahan ayam untuk makan malam Rainer. Sebenarnya, Nayra bisa saja menolak atau memesan makan malam tersebut. Namun, Rainer mengancam akan mogok minum obat jika sampai Nayra tidak menuruti keinginan bosnya tersebut.
Mau tidak mau, Nayra menuruti keinginan Rainer. Meski sambil menggerutu kesal, Nayra tetap memasak makanan sesuai keinginan Rainer. Rainer memang rese jika sedang sakit. Eh, meski tidak sakit dia juga tetap rese, kok. 🤧
Setelah makan malam dan minum obat, Nayra lagi-lagi harus membantu Rainer bersiap-siap untuk beristirahat. Meski menggerutu dalam hati, Nayra tetap melakukan hal itu.
Kenapa Nayra mau-mau saja melakukan semua permintaan Rainer? Jawabannya adalah karena bonus yang diberikan Rainer tidak main-main. Sehabis maghrib tadi, Rainer mengirimkan bonus sebesar gajinya ke dalam rekening Nayra. Katanya, itu sebagai bayaran karena telah merawatnya selama sakit.
Apakah Nayra keberatan? Tentu saja jawabannya adalah tidak. Nayra yang memang hidup sebatang kara, harus mengumpulkan pundi-pundi uang seorang diri. Mimpinya adalah memiliki rumah sendiri tanpa harus mengontrak lagi.
Ya, meskipun rumah sederhana, Nayra ingin memiliki rumah sendiri dengan keluarga kecilnya nanti. Dalam rencananya, jika kontrak kerjanya sudah habis, Nayra akan mencari pekerjaan lain yang tidak terlalu menghabiskan waktunya dengan urusan pekerjaan.
Selain itu, Nayra juga ingin memulai untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Selama kuliah hingga saat ini, Nayra hanya terhitung pernah berpacaran satu kali. Laki-laki itu adalah senior Nayra di kampus.
Hubungan yang awalnya berjalan lancar tersebut, mendadak kandas karena hadirnya orang ketiga. Dan, yang lebih parahnya lagi, pacar Nayra tersebut ditikung oleh sahabatnya sendiri.
Sejak saat itu, Nayra benar-benar menutup diri terhadap laki-laki. Tapi, bukan berarti Nayra berpindah orientasi. Dia hanya lebih memfokuskan diri pada pekerjaannya. Meski pada akhirnya, dia keterusan. 🤧
Malam itu, Nayra bisa beristirahat lebih awal dan lebih tenang. Tidak ada drama dari Rainer yang memintanya untuk melakukan ini itu. Istirahat Nayra malam itu juga lumayan nyenyak.
Keesokan pagi, Nayra sudah berada di dapur. Kebetulan hari ini tanggal merah dan besok adalah weekend. Nayra memilih untuk memasak dan membersihkan rumah Rainer. Ya, meskipun ada asisten rumah tangga yang biasa datang setiap pagi untuk membersihkan tempat Rainer, namun Nayra memilih untuk membersihkannya sendiri. Apalagi, Rainer tidak suka ada orang lain saat dirinya sedang ada di rumah.
Pagi itu, Nayra membuat bubur ayam. Semalam, Rainer minta dimasakin bubur ayam. Setelah selesai, Nayra bergegas untuk membangunkan Rainer.
Tok tok tokkk.
Nayra mengetuk pintu kamar Rainer. Namun, seperti biasa tidak ada sahutan dari dalam kamar. Rainer belum bangun. Mau tidak mau, Nayra membuka pintu kamar yang memang tidak terkunci tersebut, dan mengintip ke dalamnya.
Terlihat Rainer masih bergelung di dalam selimut. Dengan perlahan, Nayra berjalan memasuki kamar tersebut. Dia segera berjalan menuju jendela dan membukanya lebar-lebar. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nayra pada seluruh jendela yang berada di dalam kamar Rainer sehingga udara dan cahaya matahari pagi bisa langsung masuk.
Rainer terlihat menggeliat saat cahaya matahari masuk dan menerpa wajahnya. Dia menyipitkan mata dan menoleh ke arah samping. Rainer melihat Nayra yang tengah merapikan bantal yang sempat terjatuh.
"Kenapa kamu ada disini?" tanya Rainer dengan suara serak khas bangun tidur.
Nayra menoleh ke arah Rainer. "Tentu saja membangunkan Bapak. Ini sudah siang, sudah waktunya juga sarapan dan minum obat. Nanti jam sembilan, dokter akan datang kesini untuk memeriksa kondisi Anda." Nayra menjelaskan sambil masih melanjutkan aktivitasnya.
Rainer ingin sekali menggeliatkan tubuh. Namun, tubuhnya tersebut terasa kaku dan masih sakit untuk digerakkan. Nayra yang melihat hal itu, hanya bisa mendesahkan napas beratnya.
"Jangan banyak bergerak dulu, Pak. Badannya pasti masih kaku semua," ucap Nayra.
Rainer tampak kesal, namun dia menuruti ucapan Nayra. Setelah itu, dia bergegas ke kamar mandi. Ya, meskipun sudah bisa berjalan sendiri, namun langkah kaki Rainer tentu saja masih sangat pelan.
Sementara Rainer berada di dalam kamar mandi, seperti biasa Nayra menyiapkan segala keperluan Rainer. Mulai baju, celana, bahkan sampai 'bungkus sosis' pun juga Nayra yang harus melakukannya. Meskipun sambil memejamkan mata, Nayra tetap harus melakukannya. Jika hal itu tidak dilakukan, bisa-bisa dia akan bekerja ekstra untuk membereskan lemari yang sangat berantakan.
Entah mengapa Rainer selalu saja membuat lemari baju berantakan hanya untuk mengambil sebuah baju. Bahkan, tumpukan baju yang sudah rapi pun bisa tiba-tiba roboh dan berantakan. Entah mengapa bisa sampai seperti itu.
Adakah yang pernah mengalaminya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Alya Sabilatun
sabar banget nayra
2024-01-16
0
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😄 💪👍👍👍
2023-06-02
0
Eros Hariyadi
Biasanya yang begitu itu anak yang manja dan ceroboh, ga bisa merapikan almari pakaian sendiri karena terbiasa ada yang bantu membereskan, ngapain juga mo ambil dengan hati-hati dan rapih, toh nanti kalo jatuh udah ada yang merapikan kembali...😝😄💪👍👍👍
2023-06-02
0