Nayra masih bersungut-sungut kesal setelah kedua matanya ternodaii dengan pemandangan yang tidak seharusnya tersebut. Sebenarnya, bukan munafik jika Nayra tidak pernah melihat hal-hal seperti itu di beberapa media sosial yang sempat bocor.
Namun, saat itu pertama kali bagi Nayra melihat secara langsung onderdil privat laki-laki secara langsung. Meskipun hanya siluet, namun Nayra bisa dengan sangat jelas melihat bentuk dan ukuranya yang, ah sudahlah.
Nayra hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala untuk mengusir bayangan yang dikhawatirkan akan mengendap lama di dalam otaknya.
Sambil menunggu Rainer selesai di kamar mandi, Nayra memutuskan untuk menghubungi sopir pribadi Rainer. Nayra juga mengetahui jika orang tua Rainer sedang berada di luar negeri. Dia juga tidak mungkin menghubungi orang tua Rainer tentang musibah yang dialami putra semata wayang mereka.
Tak berapa lama kemudian, terdengar suara Rainer yang memanggil Nayra. Dia ternyata sudah selesai di dalam kamar mandi. Dengan sangat terpaksa, Nayra memberanikan diri untuk memasuki kamar mandi tersebut untuk membantu Rainer.
Sebenarnya, Rainer tidak hanya terluka pada bagian lengan kanan dan wajahnya saja. Namun, kaki kanannya juga mengalami benturan dan sedikit terjepit pintu mobil. Hal itu yang membuat Rainer kesulitan berjalan sendiri.
Sambil menyipitkan mata, Nayra membantu memapah Rainer kembali menuju brankarnya. Setelahnya, Nayra buru-buru menarik selimut dan menutupi bagian bawah tubuh Rainer yang terlihat mengembung tersebut. 🤧
Rainer bukannya tidak menyadari tingkah Nayra, namun dia terpaksa pura-pura tidak melihat. Dia tidak mungkin meminta Nayra membelikan pakaian dalam untuknya.
Setelah Rainer duduk nyaman di atas brankar, Nayra langsung memberitahu jika dia sudah menghubungi sopir keluarganya.
"Saya sudah menghubungi Pak Budi untuk menjemput Anda, Pak," ucap Nayra.
Rainer menoleh menatap wajah Nayra dengan tajam. "Kamu memberitahu, Mama juga?" tanyanya.
Nayra menggelengkan kepala. "Tidak, Pak. Saya tidak mungkin memberitahu Nyonya atau Tuan tentang kondisi Anda. Mereka pasti sangat mencemaskan Anda. Saya juga sudah memberitahu Pak Budi untuk merahasiakan hal ini tadi."
Rainer terdengar menghembuskan napas lega. Setelah itu, Rainer mengambil ponselnya dan mulai menekuni benda pipih tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nayra setelah mengambil tempat duduk di sofa tak jauh dari brankar Rainer.
Beberapa saat kemudian, Rainer meletakkan ponselnya di atas nakas dan menoleh ke arah Nayra.
"Selama aku sakit, aku ingin kamu pindah ke apartemen ku," ucap Rainer sambil menoleh ke arah Nayra.
Nayra yang saat itu tengah mengotak atik ponsel pun, langsung menatap ke arah Rainer. Keningnya berkerut saat menatap atasannya tersebut.
"Kenapa saya harus pindah ke apartemen, Anda? Apa yang mau Anda lakukan? Anda jangan macam-macam ya, Pak." Nayra terlihat gusar. Pikirannya sudah mulai membayangkan adegan aye-aye yang sudah mulai berseliweran di kepalanya.
Rainer menolehkan kepalanya dan menatap wajah Nayra dengan tatapan garang.
"Apa yang ada di otakmu itu, hah?! Jangan berpikiran aneh-aneh. Aku nggak tertarik dengan tubuhmu!" Rainer mendengus kesal sambil mengalihkan tatapannya kembali pada ponsel saat melihat sebuah notifikasi.
Nayra masih tak bergeming di tempatnya. Bibirnya mengerucut sambil menatap wajah atasannya yang menyebalkan tersebut.
"Lalu, kenapa saya harus tinggal di apartemen Anda? Apa maksudnya itu?"
"Kamu tidak lihat aku tidak bisa menggerakkan tangan kanan dan kakiku? Mulai sekarang sampai aku sembuh, kamu yang akan menjadi tangan kananku," ucap Rainer sambil masih menatap ponsel di tangan kirinya.
Apa-apaan itu? Tangan kanan? Apa maksudnya itu? Apa aku juga akan membantunya mandi? batin Nayra kesal.
Rainer yang melihat ekspresi Nayra, langsung memelototkan kedua bola matanya. Tatapan mata tajamnya langsung menghunus tajam ke arah Nayra. Merasa ada yang sedang menatapnya, Nayra kini menolehkan kepala. Dia sedikit kaget saat mendapati tatapan tajam dari sang atasan.
"A-ada apa, Pak?" Nayra bertanya.
"Apa yang kamu pikirkan, hah? Jaga pikiran kamu. Jangan suka tamasya. Kamu tidak cukup menarik untuk membuatku tergoda," ucap Rainer sambil mendengus kesal.
Ingin sekali Nayra mencabik-cabik mulut atasannya tersebut. Bibirnya benar-benar tidak bisa mengeluarkan kata-kata yang manis. Sangat berbeda dengan wajahnya, ups. Nayra merutuki pikiran konyolnya.
Meskipun begitu, Nayra tidak menyangkal jika sang atasan memang memiliki pesona yang sulit untuk ditolak, kecuali mulut lemesnya.
Ya, Rainer Reksa Hutama memang memiliki pesona yang bisa memikat para perempuan di luar sana. Dengan tinggi seratus delapan puluh dua sentimeter, Rainer memiliki proporsi tubuh yang seimbang. Ditopang dengan wajah putih, bersih, dengan hidung mancung serta tatapan mata elangnya, mampu membuat hati orang yang berdekatan dengannya kebat kebit.
Namun, hal itu tidak berlaku dengan Nayra. Nayra, sosok gadis yang tidak bisa dibilang jelek tersebut, benar-benar tidak tertarik dengan Rainer, ehm atau mungkin belum. Entahlah.
Lalu, jika Nayra tidak menyukai sifat Rainer, kenapa dia masih bertahan bekerja menjadi sekretaris yang merangkap sebagai asisten pribadi Rainer? Dan, jawabannya adalah karena sang big bos, alias William Reksa Hutama, ayah Rainer.
Sebenarnya, pekerjaan yang diperoleh Nayra tersebut berawal dari magang yang dilakukannya saat masih kuliah. Dia mendapatkan kesempatan untuk magang di RH Group sebagai salah satu staf sekretaris presdir saat itu.
Karena kemampuan Nayra yang cukup cekatan dan mampu menguasai bahasa Inggris dengan sangat baik, dia mendapatkan tawaran kontrak untuk bekerja di sana setelah lulus kuliah. Tentu saja hal itu tidak disia-siakan oleh Nayra.
Dan benar saja, setelah lulus kuliah, Nayra bekerja sebagai sekretaris dua presdir RH Group yang tak lain adalah William, ayah Rainer. Nayra menandatangani kontrak kerja selama lima tahun di RH. Dia begitu bahagia karena mendapatkan pekerjaan yang cukup baik tanpa perlu bersusah payah mendaftar kesana kemari.
Namun, rasa bahagia itu tidak berlangsung lama. Memasuki tahun kedua, sang presdir melimpahkan semua pekerjaannya kepada putra tunggalnya yang untuk menggantikan kedudukannya di perusahaan. Sementara William dan sang istri, memilih mengurus perusahaan yang berada di Australia, negara asal orang tua William.
Mau tidak mau, Nayra mengikuti perintah sang atasan. Hingga sejak saat tiga tahun yang lalu, Nayra menjadi sekretaris sekaligus asisten Rainer yang menggantikan kedudukan sang ayah.
\=\=\=
Jangan lupa kasih dukungan buat othor ya. Klik berlangganan, like, dan komen sebanyak-banyaknya. Kasih hadiah yang banyak juga othor terima dengan ikhlas kok. Hehehe. 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😄 💪👍👍👍
2023-06-02
0
Eros Hariyadi
Selalu tinggalkan jejak petualang baca 👣👣👣😄💪👍
2023-06-02
0
Putri Minwa
😖😖😖
2023-02-22
0