"Perkenalkan dirimu." Siswa baru tersebut menengok sekilas kearah Bu Usagi, kemudian ke kelas. "Okinawa Kenji. Yoroshiku(senang bertemu denganmu/kalian)"
Perkenalannya singkat, namun itu yang menjadi daya tariknya. Ikemen¹ dingin, sebutan yang baru dibuat para siswi. "Kyaa! Aku tidak tahan lagi, Kenji sangat tampan!" Jerit salah satu siswi dibelakang.
Hiruk pikuk dikelas terjadi. Bu Usagi yang masih ada merasa terabaikan. Jadi beliau berteriak, "Tenaga! Tenang! Sekarang Kenji pilihlah kursi yang kau inginkan."
Sebagian orang menyebut ini kesempatan emas. Mereka rela melakukan apapun bahkan menggeser teman sebangkunya sendiri.
"Minggir, kamu sama dia saja."
"Seenaknya! Kamu saja yang pergi."
Kenji yang melihat tingkah aneh ini hanya memasang ekspresi datar dan mengabaikan. Setiap ia melangkahkan kaki banyak siswa yang menjadi khusyu dalam berdoa agar Kenji duduk disampingnya.
Namun Kenji sendiri sudah menetapkan pilihannya. Dia menggeser bangku kanan ketiga dari depan, deretan kedua dari pintu yang ada disebelah kanan. "Tidak ada orang disini?" Calon teman sebangkunya bernama Hideo menggeleng karena bangku ini memang sudah kosong dari pertengahan semester ganjil. "Silahkan saja." Ucap Hideo.
Kenji menggeser bangkunya, meletakan tasnya dikursi, lalu duduk dengan tenang. Sesekali Hideo berbincang dengannya, tapi Kenji menjawab dengan singkat dan datar. Sepertinya ia tidak peduli dengan keadaan kelas, bahkan diriku dan Ayumi yang ada dibelakangnya.
"Oke kelas, hari ini kita akan praktek seni rupa. Gambar apa saja yang kalian anggap berharga. Ketua kelas bagikan kertas HVS yang ada dimeja." Bu Usagi mengeluarkan kertas dari tasnya. Ketua kelas bangun dari kursinya, mengambil kertas yang ada dimeja Bu Usagi dan membagikannya.
Beberapa menit setelah kertas sampai dimeja, aku kebingungan mau menggambar apa. Apalagi aku tidak bakat menggambar. "Haruka, kamu mau gambar apa?" Tanya Ayumi padaku. Aku cemberut padanya, tidak ada ide dikepalaku. "Aku tidak tahu mau gambar apaaa!!!" Keluhku.
"Tinggal gambar saja ribut." Suara Kenji terdengar ditelingaku. Hebat sekali dia bisa menyindir teman sekelasnya dihari pertama. "Apa sih? Memangnya Kenji-Kun bisa?" Aku mendekatkan diriku sampai kepalaku terbentuk kepala Hideo.
"Awh!"
"Hati-hati Haruka!" Aku melihat Hideo mendengus kesal. Tapi dia menggeser posisi duduknya agar aku bisa melihat kertas Kenji. Dan betapa terkejutnya aku melihat gambarnya. "Aku belum selesai." Ucap Kenji ketus.
Walaupun dia berkata demikian, sketsa yang ia buat hampir sempurna. Goresan pensilnya membentuk suatu rupa, wajah seseorang. Matanya yang bulat tersenyum lebar dengan rambut panjang, sepertinya Kenji membuat wajah seorang gadis. "Wah keren." Ayumi ikut melihat gambar Kenji. Untuk sedetik, Kenji menatapnya lalu kembali menggambar.
"Itu siapa Kenji-kun?" Seorang siswi dikelas ikut mendekat, disusul yang lainnya. Mereka sangat tertarik dengan gambar Kenji. Dari tampangnya, Kenji merasa sangat risih, tapi dia tidak punya kesempatan mengusir mereka karena terlalu banyak.
Bu Usagi yang melihat kerumunan dimeja Hideo mencelutuk, "Hey, hey! Yang ada disana bubar atau ibu kurangi point-nya." Ancaman pengurangan point adalah salah satu jurus ampuh guru untuk mengatur siswanya.
Kenji merasa bersyukur karena kerumunan telah berkurang. "Itu siapa, Kenji-kun?" Tapi pertanyaan yang sama tetap dilontarkan. Kali ini Ayumi yang bertanya. Kenji mengganti posisi duduknya menghadap Ayumi, tapi kursinya masih diposisi sama. Mata mereka saling beradu tatap beberapa detik.
Aku yang melihat kejadian ini menahan nafas bersama Hideo yang mengganti posisi duduknya. "Nani kore(Apa ini)?!" Jeritku dan Hideo pelan. Imajinasi liarku sudah membayangkan ini adalah situasi di game Otome². Gadis polos Ayumi, didekati lelaki dingin Kenji!
Namun tidak ada rasa canggung diantara mereka berdua. Bahkan Ayumi masih bersenyum simpul kepada Kenji, matanya melihat penuh antusias sedangkan Kenji masih tajam menatapnya. "Ini adikku." Ucap Kenji setelah sekian lama.
"Dia imut sekali. Kalian sangat beruntung bisa bersama!" Ayumi berbicara dengan nada yang menyentuh hati. Bahkan Aku dan Hideo mengusah dada saking murninya. "Hehe." Suara tawa?
"Iya memang." Entah mataku salah atau tidak, aku melihat Kenji tersenyum tipis.
🌹🌲🌹
Beberapa hari berlalu, hubungan antara Ayumi dan Kenji semakin dekat secara bertahap. Mulai dari perhatian kecil, hingga saling membalas kebaikan.
Oh iya, anata no zyouhou no tame ni(For your information), perhatian Kenji hanya khusus pada Ayumi. Jika dengan yang lainnya dia sangat dingin dan bicaranya sangat tajam. Tipe Tsundere⁴, tapi fansnya malah semakin meningkat.
Pernah sesuatu hari Kenji membuka lokernya dan menemukan setumpuk surat cinta, bunga, dan jika beruntung ada coklat. Tentu saja semua itu berakhir ditong sampah, atau diberikan antara untuk Hideo dan Ayumi.
"Ini ada coklat." Kenji mampir ke Taman Tenggara setelah pulang sekolah untuk menemui aku dan Ayumi yang mengurusi taman. Beberapa kali aku berpikir perhatian kecil ini sangat aneh jika dengan alasan berterima kasih. Aku berusaha positif karena Kenji alergi coklat sedangkan kami suka coklat. Jadi wajar saja, tidak?
Ayumi yang selesai menanam bunga Alamanda melepas sarung tangan karetnya dan menerima coklat Kenji. "Terima kasih Kenji." Senyum manis Ayumi sangat terang hingga aku bisa membayangkan ada bintang disekitarnya.
Kenji berdeham pelan, lalu berbalik arah pergi. "Tunggu, Kenji-kun." Ayumi berusaha menghentikan Kenji, selang beberapa langkah orang yang Ayumi maksud berhenti berjalan sehingga ia bisa mendekatinya. "Setiap hari Kenji selalu memberikan aku coklat, bagaimana kalau kita makan berdua?"
Mata Kenji fokus pada Ayumi. Dengan posisi badan yang sedikit dibungkukan agar seukuran dengan Ayumi, Kenji membalas, "Aku alergi. Bukannya aku sudah bilang?" Tatapannya berubah mengintimidasi, tapi Ayumi masih bisa membalasnya, "Oh iya Gomae."
Argh!!! Aku tidak tahan dengan simulasi Otome real life ini!! Terlalu imut dan meremas jiwa.
Setelah urusan mereka selesai, Kenji pergi meninggalkan Ayumi. Merasa situasi aman, aku memberanikan diri mendekati Ayumi. "Yumi." Aku memanggil dengan nama kecilnya. Ayumi menatap wajahku, masih ada coklat ditangannya. Tapi bungkusnya sudah terbuka.
"Haruka mau?" Ayumi membuka bungkusnya lebih dalam dan mengambil sepotek coklat. Aku mengambilnya dengan senang hati karena coklat masuk urutan pertama makanan yang aku sukai. Kami pun istirahat di bench taman yang sambil menghabiskan coklat pemberian Kenji.
"Ini merek Kit Kat?" Ayumi memperhatikan bungkus coklat itu dengan seksama. Aku juga ikut memperhatikannya lalu menimpal, "Iya, katanya ada yang rasa macha di market dekat sini."
Ayumi tersenyum simpul, "Berarti Kenji-kun bisa memakannya." Ucapan yang Ayumi keluarkan membuatku sedikit tersedak. Ini hal wajar apalagi Ayumi memang anak yang baik. Tapi jika ini ada sangkut pautnya dengan Kenji, aku harus bertindak.
Ayumi yang melihatku tersedak mengusap punggungku pelan. Setelah beberapa saat akhirnya aku bisa berbicara, "Ayumi." Aku memanggil namanya agar ia serius mendengarku. Lawan bicaraku menatap wajahku, menunggu aku lanjut berbicara. "Ayumi, aku tahu jika kalian saling berbagi. Tapi, apa kau punya perasaan terhadap Kenji?"
Pipi Ayumi merona, matanya membulat dan senyumannya sirna diganti mulut yang terkantupkan. Jika ini benar seperti bayanganku berarti ini bukan sekedar kasih antar sahabar lagi.
Ayumi menjadi salah tingkah dan bicara bertele-tele. "Bu.. Bukan! Kita hanya teman dan...ehm.. kau tahu 'kan teman saling berbagi? Eh.. Tapi aku...ughhh... Aku sepertinya sedikit, menyukainya."
Jalan pikiranmu bisa ditebak Samaki Ayumi.
Aku tertawa kecil memperhatikan tingkahnya. "Tidak apa-apa. Jatuh cinta kepada The Most Wanted Boys ke-5 disekolah hal wajar." Aku mencubit pipi Ayumi gemas sambil menghiburnya.
Setidaknya jika Ayumi bersama dengan Kenji, aku mungkin akan lega karena melihat sifat mereka yang bisa cocok satu sama lain. Lagipula, Kenji menjadi pribadi yang baik hanya dihadapan Ayumi. Jadi dia tidak mungkin menyakitinya.
"Jika kau juga mencintainya, aku akan bantu!" Tawarku bersemangat. 'Jika temanku senang, aku pun senang' adalah motto hidupku.
"Dasar murahan!"
Cemooh yang keji. Aku mencoba memastikan jika perkataan itu bukan untuk kami. Tapi setelah melihat sekitar, ada sekelompok gadis yang berkumpul diujung jalan menatap tajam kearah kami. Salah satu dari mereka berani maju hingga berada dekat dengan aku dan Ayumi. "Kenji-kun tidak pantas untukmu sampah!"
Ah aku ingat dia. Suzy Lee, gadis populer disekolah ini. Tapi sayang adalah penindas manja. Bermodel wajah cantik dan tubuh anggun, dia berhasil menarik perhatian banyak lelaki. Bisa dibilang dia adalah The Most Wanted Girls disekolah dengan urutan ke-3.
"Hati-hati dengan mulutmu!" Aku balas menyetak omongannya. "Berani sekali, kau tahu siapa aku?" Tak mau kalah, Suzy mengangkat-angkat status terpandangnya.
Selain cantik, orang tua Suzy adalah salah satu donatur sekolah ini. Mungkin dengan kuasa itu dia bisa bersikap seenaknya disekolah. Memuakkan. "Tong kosong nyaring bunyinya." Kata-kata terakhirku sebelum Ayumi menarik lenganku untuk pergi.
Kita tidak peduli dengan ancaman Suzy dari kejauhan, yang penting pendengaran kita tidak semakin tercemar oleh omong kosongnya.
***
Dilain tempat.
"Uhuk, uhuk." Kenji mulai merasakan gatal pada tenggorokannya. Efek samping coklat telah mengaktifkan alerginya. "Kau kenapa Bro?" Hideo mengajak Kenji makan bersama kawan-kawannya di kantin sekolah.
Teman Hideo yang ada disampingnya-Marshell- menawarkan botol airnya pada Kenji. "Bro, you smell like a choco. Bukannya kau alergi?" Marshell memandang Kenji yang masih meneguk airnya sampai habis.
Marshell mengeluh air miliknya dihabisi Kenji. "Memang kenapa sekali-kali?" Ucap Kenji sambil lanjutkan memakan Donburi-nya. Orang yang ada disekitar Kenji tersenyum misterius sampai dia berhenti makan kembali.
"Cih, katanya alergi masih saja diterusi."
"Habisin air orang saja."
"Gak sayang badan."
"Booooo!"
"Rasain, enak gak batuknya?"
Banyak hinaan Kenji terima. Menurutnya ini karma karena selalu menyindir mereka, tapi tidak ia hiraukan. "Terserah." Balasnya ketus.
🍫🍬🍫
Tok, tok. 2 anggota OSIS memasuki kelas. Terpaksa pelajaran jam ke-3 diberhentikan sejenak setelah Pak Osamu-Guru Sejarah- mengijinkan.
Siswa-siswi yang sebagian tertidur dipaksa bangun teman sebangkunya. Ada yang menguap dan mengucek matanya lelah. Terutama Aku. "Haruka, bangun." Ucap Ayumi pelan.
"Hmm." Aku melamun sejenak mengumpulkan kembali energiku yang hilang akibat tidur. "Bangun woy!" Teriakan Kenji membuatku kaget. "Dasar kukang." Ejeknya dengan tatapan sinis. Dia beruntung aku masih setengah sadar, kalau tidak aku akan menamparnya.
"Sudahlah Kenji. Haruka baru bangun." Balas Ayumi membelaku. "Hmm, baiklah."
Jika bukan Ayumi, mungkin orang itu akan dibalas sindiran lagi. Oh Tolonglah, hanya Ayumi yang di-anak emas-kan Kenji. Memang orang yang jatuh cinta tidak bisa melawan kekasihnya. Ya masih calon.
***
"Kak Haruka, bukannya kakak bilang mereka saudara? Walaupun tiri sekalipun ini dilarang." Alice menyela cerita Haruka.
Sambil tersenyum kikuk, Haruka menjawab. "Itu, sebelum aku sadar mereka saudara, hehe." Alice tidak tahu harus melakukan apalagi selain tersenyum tipis.
"Oke, tadi sampai mana?"
***
Salah satu anggota OSIS yang bernama Sayuri-Chan berdiri ditengah kelas. Lalu mulai menjelaskan kedatangan mereka, "3 Bulan lagi akan diadakan IMSO dan OMSI⁴. Kita mengharapkan 2 sukarelawan dikelas ini untuk menjadi calon perwakilan."
Sayuri mengumumkan tentang Olimpiade Internasional itu. Aku bisa memikirkan beberapa orang yang cocok menjadi kandidatnya, seperti Hideo, Marshell, dan Kenji. Kesal mengakuinya, tapi si tukang sindir itu sangat pintar dalam IPA. Biologi, Kimia, dan Fisika telah dia takhlukan dengan nilai hampir sempurna.
"Kenji tertarik tidak?" Ayumi bertanya kepada Kenji. Menurutku jawabannya pasti 'Tidak' karena Kenji adalah tipe orang yang benci ribet.
"Boleh juga."
Nani?!!! Dasar budak cinta!
Aku mendengus kesal karena sikap lembek Kenji hanya untuk Ayumi. Tapi ini membuktikan waktunya tepat untuk menyatakan perasaan Ayumi.
Setelah Kenji tidak memperhatikan kita lagi, aku memanggil Ayumi. "Yu, Ayumi." Ia menengok, maka aku rapatkan kepala kami dan menunduk dibawah meja agar tidak ada yang mendengarkan. Untungnya semua perhatian fokus pada anggota OSIS yang mencatat nama siswa yang menjadi calon Olimpiade.
"Apa Haruka?" Ayumi bertanya padaku kebingungan. Merasa situasi aman, aku akhirnya menjawab dengan berbisik, "Yu, kapan kau akan menyatakan perasaanmu?" Pertanyaan itu tentu membuat Ayumi salah tingkah. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus.
Ayumi tidak dapat menjawabnya. Sehingga aku semakin mencerotosinya, "Ayumi, jelas sekali Kenji mencintaimu. Jika tidak dinyatakan sekarang, kau akan didahului." Entahlah, sepertinya aku berbicara dengan patung karena dia diam seribu bahasa.
Walaupun begitu aku tetap melanjutkan, "Kita masih SMA, masa paling berarti untuk mencari cinta. Kekasihmu sudah didepan mata, jangan sia-siakan!" Kali ini aku berbisik lebih pelan ditelinganya. Ayumi berpikir sesaat, hal asmara seperti ini baru untuknya.
"Tenang, aku akan membantumu." Janji tidak pernah aku ingkari, aku bersungguh-sungguh membantu Ayumi. Sahabatku tersenyum lebar menampilkan gigi serinya yang kecil. Rona merahnya belum hilang, membuatnya kelihatan sangat cantik. Sempurna!
💐❤️💐
Jam istirahat ke-2.
Aku dan Ayumi telah berencana menembak Kenji setelah urusan kami ditoilet selesai.
Persiapan sudah aku rancang dengan matang. Kita akan memanggil Kenji ke Taman bagian Timur yang lumayan sepi, lalu aku beralasan ada janji dan meninggalkan Kenji dan Ayumi sendiri. Bang! Ayumi menyatakan perasaannya, Kenji sama, mereka pacaran dan Happy ever after.
Membayangkannya saja aku jadi bangga.
Aku yang sudah mencuci tangan menunggu Ayumi yang masih mengeringkan tangannya dengan tisu. "A-Aku gugup." Ucap Ayumi sambil gemetaran. Aku kembali menyemangatinya. "Gugup apalagi? Kalian sudah cocok! Gak ada alasan untuk mundur."
Ayumi memandangi wajahku penuh harapan. "Terima kasih Haruka."
Byuur.
Sebuah benda cair membasahi pakaian kami, Ayumi mendapatkan cela paling banyak. Baunya menyengat, dan ada sampah berserakan dilantai.
Ayumi berusaha mengusah matanya yang perih karena air kotor itu. Tapi ada tangan yang mendorongnya. Aku mendengarnya memekik keras, spontan aku memeluk tubuh mungilnya agar tidak jatuh.
Tubuhku hampir goyah karena kepalan tangan memukuli wajahku berkali-kali. Lalu mendorong kami hingga jatuh tersungkur. Tanganku masih memegang Ayumi, jadi kami jatuh bersama.
Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dendam apa yang mereka miliki terhadap kami?
"Puas ngocehnya?" Suara ini. Seketika aku terpelatuk karenanya. "Apa masalahmu Suzy?!"
"Kalian masalahku. Berani-beraninya sampah seperti kalian mengambil Kenji-Ku." Dengan angkuhnya Suzy berkata seperti Kenji adalah barang miliknya. Apakah semua anak populer seperti ini? Untuk apa?
"Tidak tahu malu dasar Jal-Akh!!" Belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, tangan salah satu 'anak buah' Suzy menjambak rambutku. "Coba ulangi lagi!" Bugh, perutku dipukul dari samping dengan kakinya.
Aku kehilangan kendali diriku sehingga peganganku dengan Ayumi terlepaskan. Gawat! Ayumi dalam bahaya.
Cela antara aku dan Ayumi semakin terbuka saat anggota geng yang lain menarikku menjauhi Ayumi. Aku berusaha sekuat tenaga memberontak hingga mendapat memar biru. "Hentikan! Hentikan!"
Buak, dari pojok toilet aku melihat Ayumi ditendangi Suzy. Tubuh kecilnya dipukuli bersama anggota geng yang lain. Aku ingin menjerit melihatnya, tapi mulutku disumpali kain dan tangan-kakiku dipegangi. Seberapa kuat aku berusaha, jumlah kita kalah banyak.
Aku sakit melihat Ayumi dihina seperti itu. Apalagi mataku yang dipaksa buka untuk melihat penyiksaan ini sampai ada secercah darah ditoilet. Suara tawa adalah melodi paling mengerikan. Aku melihat iblis-iblis dari neraka.
"Hey Bing Yi, mana guntingnya." Belum cukup mereka menyiksa Ayumi, seluruh rambut yang panjangnya dijambak. Beberapa detik kemudian Bing Yi mengeluarkan benda bernama gunting itu. Ujungnya sangat panjang dan tajam. "AHHHK!!" Aku tidak bisa mengatakan hal selain pekikan.
"Makanya jadi perempuan jangan kecentilan." Sret, hanya sedetik dan rambut Ayumi terpotong setengah dari panjang aslinya. "Kurang, disini masih panjang~" Ctak.
"Kurang!"
"Kurang!"
"Igeot eun dangsin eul wihan cheobeol ipnida(Ini hukuman untuk anda)"
Seolah kesurupan, Suzy terus memotong rambut Ayumi sampai menjadi sangat pendek. Ayumi tidak punya kekuatan untuk melawan karena tubuhnya terluka. Aku pikir ini akhir kami. "Sedikit, sedikit lagi." Suzy sangat menikmati detik-detik penyiksaannya.
Mataku mungkin kabur dengan air mata, tapi aku masih bisa melihat Suzy tidak menggunakan guntingnya untuk memotong rambut Ayumi. Dia membalikan arah gunting dan memegangnya tinggi-tinggi.
Kejadiannya sangat cepat sebelum aku sempat berkedip. "A.. Ahh. Ayumi."
"A-Apa?" Sama terkejutnya dengan Suzy, aku sampai mendongakkan kepala keatas. Sesosok siluet menahan tangan Suzy yang memegang gunting. "Beraninya kau! Akh!"
Suzy berusaha menarik tangannya kembali, tapi sosok itu menghempaskannya seringan kapas sehingga kepala Suzy terbentur wastafel. Belum sempat ia berteriak, tangan sosok itu memegang kepalanya hingga bersentuhan dengan lantai. "Apa yang kau lakukan?"
Itulah perjumpaan pertamaku dengan Anzu Sakamoto. "Minggir." Satu kata darinya membebaskanku dari dekapan geng Suzy. "Te-terima kasih banyak." Ucapku tersedu-sedu setelah membuka ikatan kain dimulutku.
Aku mencoba melihat keadaan Ayumi. Astaga, itu adalah mimpi buruk. Bekas rambutnya yang terpotong berserakan dimana-mana. Dan tubuhnya masih terkulai lemas dilantai.
"Ayumi!" Teriakan Kenji disusul kedatangan banyak orang. Belum pernah aku melihat sosok lain Kenji yang ini, dia memeluk tubuh Ayumi erat sambil menahan tangisan. Pucuk kepala Ayumi diusap lembut.
Suzy yang masih syok perlahan bangun dan merangkak kearah Kenji. "Kau, si Jal-Ang itu 'kan?" Tatapan mata Kenji lebih mengitimidasi dari biasanya.
Suzy terpaku ditempat, tubuhnya seketika kaku saat menatap Kenji. "Jawab! Apa kau tuli?" Kenji berteriak histeris, sedangkan Suzy tidak bisa berkutik lagi. "Beraninya kau pada adikku! Jal-Ang!"
Eh? Suara Kenji jelas terdengar. Dia bilang Ayumi sebagai Adiknya.
[To Be Continue!]
____________
¹Lelaki Tamvan
²Otome, adalah genre dating simulation yang dikhususkan untuk gamer wanita
³Keras diluar, lembut didalam
⁴INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE (IMSO) & OLIMPIADE MATEMATIKA DAN SAINS (OMSI)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments