Chapter 9. Something Strange

Baiklah, aku tahu aku sedang ada tugas disini. Tapi mengintip sedikit tidak apa-apa 'kan? Lagi pula membuat name tag itu gampang.

Meninggalkan alat kerja untuk tugas, aku mengambil tas selempang yang aku pakai saat ke kamar terkutuk itu dan mencari sebuah buku. Setelah mengobrak abrik isi tas, aku mendapat sebuah buku note bercover abu abu dengan motif panther diujung bukunya. Karena lampu yang menyala hanya dekat jendela, aku senderan ditepi bingkainya sambil menyodorkan buku ke sumber cahaya.

Gordeng jendela yang masih terikat membuat cahaya rembulan masuk ke kamar sehingga cukup untuk membaca. Cover diary-nya pun aku buka. Dalam hati aku memohon agar pemiliknya tidak keberatan aku membaca kisah dibukunya.

"Wahai siapapun pemilik buku ini, Alice Yamada hanya ingin membaca buku ini. Jadi semoga kau tidak marah, Amin."

Mulailah aku membaca diary-nya. Sebenarnya isi dari diary-nya hanya cerita tentang keseharian pemiliknya saja seperti. "Hari ini ada OSIS rapat, isinya tentang...," Atau "K**** sialan! Dia membuat rumor tidak jelas dan sekarang aku terjebak memiliki nama panggilan teraneh disekolah!"

Membosankan. Halaman pertama tentang keseharian anak OSIS yang sibuk. Tapi setidaknya aku mendapat petunjuk bahwa pemilik buku ini dan mungkin saja korban pembunuhan adalah anggota OSIS angkatan tahun lalu. Dia memiliki nama alias karena rumor buatan si 'K'. Mungkin aku akan bertanya pada kak Enji atau kakak OSIS yang lain tentang si pemilik diary.

Saat aku membuka lembaran lagi, ada cerita yang menarik. "Kesal! Aku menyesal nonton anime 1 season." Itu akhirnya menjadi bagian favoritku.

"Nilaiku jadi menurun dari rata-rata 90 jadi 60-an! Dan karena itu aku dapat pelajaran 'istimewa' dari semua guru. Astaga, ini terlalu menyedihkan untuk ditulis :'("

BHAKAKAKA!!! Bagian ini membuatku tertawa keras sehingga sakit perut saat menahanya. Kira kira pelajaran 'istimewa' apa yang dia dapat ya?

Aku berusaha menahan tawa karena Eliz dan Fumika sedang tertidur dikasur yang nyaman sedangkan aku meninggalkan tugas yang terbengkalai. Jadi aku kembali me-refreshing-kan diriku sambil membuka jendela dan keluar melihat langit malam sambil menutup tawaku. Udara malam begitu dingin menusuk kulitku. Namun aku tidak keberatan.

Hah, langit malam berbeda dengan yang sering diceritakan Dad. Tidak ada banyak bintang terang yang menemani bulan. Hanya awan gulita yang menutupi langit biru dongker dengan bulan purnama kecil dilangit. Perasaan bahagia karena tertawaku hilang setelah melihat kebawah.

Jalan asrama ini sangat pengap saat malam karena gelapnya langit. Bila berharap akan cahaya yang kau temui cuma lampu taman dengan cahaya remang-remang. Apa mereka tidak pernah mengganti lampunya? Sekolah elit ini sangat aneh.

Pertama, kasus pembunuhan lalu asrama yang terpencilkan dari gedung sekolah. Aku heran kenapa aku memilih sekolah ini.

Oh iya, rekomendasi Okaa-san yang lulusan sekolah ini. Sekolah yang katanya dapat 'mewujudkan semua mimpimu'. Memangnya aku pernah punya mimpi apa? Apa yang ingin aku wujudkan?

Sekilas, aku menyesali keputusan awalku masuk ke sekolah ini.  Dan semoga saja tidak ada 'mereka' yang mengganggu.

Iya, aku berharap para 'imajinasi'-ku tidak menjadi liar lagi dan mengganggu sekolahku. Kepada aku menyebut-nya 'imajinasi'?

Karena ditempat asalku kita tidak percaya yang namanya hantu, siluman, iblis, atau apalah itu. Semua itu hanya gangguan kejiwaan. "Itu semua hanya 'imajinasi'-mu Alicia. Teman-mu itu gak nyata." Kata Psikiaterku.

Yap, imajinasi tak nyata yang menggila sehingga membuatku terjun bebas dari atas London Bridge.

... "*Alice kemudian berjalan kearah kami, namun suatu..."

... "Ada... banyak tangan, yang menarik tubuh Alice. Kemudian mendorongnya sebelum ia sempat berpaling dan dalam sedetik Alice jatuh ke sungai Thames*."..

[Benar-benar tidak nyata.]

... kasar didorong kebelakang jatuh ke sungai Thames...

Diriku yang masih terkejut tidak bisa melawan. Waktu terasa singkat hingga terpaan keras angin mulai terasa dipunggungku. Rambut pirang yang tadi aku ikat terurai liar karena pitanya lepas. Terjatuh semakin kebawah, hingga benturan keras air menenggelamkanku....

Akh! Sialan! Walau aku menyebutnya tidak nyata, tapi apa semua yang aku rasakan juga tidak nyata? Saat bermain di London Bridge? Saat dia menyelamatkanku dari tabrakan mobil?

Saat... Dia mengisi kekosongan dalam hatiku? Menemaniku saat sendirian?

Tsk! Ada apa dengan diriku?

Kau menerjuankanku ke sungai, membunuh Daddy, membuat hidupku hancur.

Tapi, kenapa disudut kecil hatiku masih berharap kau ada? Mencoba menjelaskan sebab tindakanmu?

Hey! Kalau kau bisa mendengarku dari sebrang sana, katakan alasanmu berbuat begitu! Mandora. I hate you being like this.

 

🌌🌉🌌

 

Ditepi jembatan kuno, seorang gadis duduk menghadap ke sungai hitam didepannya. Langit telah malam, hanya beberapa lampu yang dapat membuatnya terang kembali saat siang. Matanya memerah karena tangisan. Bibirnya gemetar tidak henti-hentinya mengucapkan kalimat yang sama.

"A... Alicia... I'm.. I'm so sorry. I can't help you."

Setiap malam tangisan-nya selalu terdengar dijalanan. Suara lirih dari gadis abu-abu dengan kematian yang tragis. Si 'Grey Lady' Mandora Clementine.

"Sudahlah kenapa kau menangis? Toh, kalo kau tidak menghentikanku, mungkin Alicia akan menjadi milikmu." Suara parau terdengar dari belakang tubuhnya. Dengan intonasinya yang rendah sukses membuat bulu kuduk yang mendengar berdiri.

Mandora membalikkan badan dan bangun dari duduknya. Urat nadi nampak dari wajahnya. Kulit putih pucatnya seperti mayat diiringi pupil mata hitamnya yang menciut. Tangannya gemetar bukan takut. Dia marah, marah besar.

"Aku tidak minta bantuan-mu Aldora! Kau hanya perusak!" Mandora mengangkat tangan-nya dengan posisi siap mencekik. Tapi orang yang ia tuju kabur bagai asap.

Dari belakang, sosok yang disebutnya, Aldora melayang diatas sungai tanpa alas. Gadis ini mengenakan gaun malam hitam berundai senada dengan matanya. Wajah mengerikannya tertutupi rambut putihnya. Dia menbalas Mandora dengan senyum sinis, "Ah, kau saja yang bodoh. Khk!"

Mandora yang tak tahan dengan kelakuan saudarinya mencekik leher Aldora hingga penyambung antara kepala dan tubuh itu menciut kecil saking kuatnya.

Disela sela kemarahan itu, Aldora dengan beraninya berkata, "Sister, don't blame me. Aku 'kan sudah mati. Percuma kau mencekikku. Yang seharusnya kau cekik anak itu dari awal." Dengan mudahnya dia melepas tangan Mandora dan pergi ke atas jembatan. Mandora tidak mengejar, dia hanya terdiam dibawah.

"Sister, seharusnya kau berterima kasih padaku karena kau mendapat tumbal walau aku yang membunuhnya, hihihi." Kata Saudarinya dari atas mengkompori Mandora.

"Mengorbankan ayah Alice untukku? I'm rather go to hell!" Mandora tidak tahan lagi saat harus berhadapan dengan saudari terkutuknya sehingga dia menghilang dari jembatan. Pergi entah kemana.

Sedangkan Aldora masih melihat dari atas jembatan. Dengan senyuman sinisnya, Aldora berkata, "Hah, aku iri padamu sister. Kau kuat tapi sangat lemah."

Aldora kembali melihat pemandangan kota London dari keatasan. Benar seperti yang orang-orang katakan, pemandangan dari atas lebih indah dan Aldora mengakuinya. Tatapannya nanar, dia sedang melamun. Walau perbuatannya sekeji itu Aldora tidak menyangkal, tapi tidak merasa bersalah. "Toh, ini hanya pengorbanan kecil." Gumamnya.

 

🌗🌚🌓

 

Kembali di Jepang, pukul 21.23

Hah, seperti dia akan dengarku. Baka. Aku menyindir diriku sendiri karena terlalu berharap. Toh, masa lalu adalah masa lalu sekarang aku harus fokus untuk sekolah dan membantu Fumika menyelesaikan kasus ini. Saat mereka bangun akan aku beri tahu isi buku diary ini.

Aku meletakan kembali buku diary tadi ke tempat awal, tas selampangku. Aku niatnya mau melihat pemandangan luar jendela sebelum membuat name tag. Jadi aku melihat kembali pemandangan malam membosankan ini.

Deg, deg.

Aku mengusap mataku berkali-kali untuk memastikan apa yang aku lihat tidak benar. Tapi percuma! Aku melihat imajinasi gelapku lagi. Tapi sekarang lebih mengerikan. Ditambah aku dapat mendengar suaranya juga.

'Mereka' sangat banyak dan beragam. Suara yang mereka buat sungguh berisik, bahkan ada yang membuat telingaku sakit karena suara jeritan entah dari mana. Aku tidak pernah ingat pernah berkhayal tentang mereka sebelumnya.

Wanita kimono yang sedang berjalan ditaman tapi ada yang aneh dibelakangnya apa itu kain? Oh tidak, itu leher. Leher yang sangat panjang sehingga membentuk spiral.

Lalu sebuah monster slime aneh dengan wajah tak beraturan yang nempel disetiap dinding asrama. Aku berusaha tetap tenang karena salah satu dari mereka melihatku.

Dan beberapa manusia dengan anggota tubuh yang tidak wajar. Semua ini, aku tidak pernah memikirkan hal aneh begini! Tidak dalam hidupku! Apa penyakitku menjadi semakin parah?

"Ga..dis Manisss... "

Deg deg. Jantungku berdetak kencang, keringat dingin keluar dari pelipis, mataku beku terkunci terhadap apa yang aku lihat. Seorang wanita kimono berleher panjang tadi menyadari keberadaanku. Leher panjangnya dapat mengangkat kepalanya hingga ke jendela kamarku. Tapi ini dilantai 3!

"Ga...disss manis... aku ing..in jantung.. mu." Takut, itu yang aku rasakan sekarang. Wanita gila ini ingin memakan jantungku bahkan monster slime juga ikut berbicara.

"Matanya aku ingin matanya!",

"Hatinya!", "Otaknya", "Daging segarnya.. "

Daddy, Okaa-san, aku... takut. Tolong aku

 

\["*Tolong...A..li..lice*."\]

 

"Itu semua hanya 'imajinasi'-mu Alicia. Teman-mu itu gak nyata."

Disaat begini aku ingat kata Pskiaterku. Iya. Mereka tidak nyata, mereka tidak bisa membunuhku.

Itulah harapan picisanku sebelum menyadari kebenaran. Aku terlalu bodoh mengeluarkan tanganku dari bingkai jendela sehingga monster slime menariknya kencang hingga setengah tubuhku keluar dari jendela. Kemudian wanita kimono ini menggigit tangan kiriku. "KYAAAA!" Refleks aku berteriak keras sehingga membangunkan Eliz dan Fumika.

"A..ada apa? ALICE!" Mereka kompak berlari ke jendela menarikku kedalam kamar. Seharusnya dengan bantuan dua orang akan cukup untuk menarikku masuk, tapi tarikan dari makhluk yang tidak aku ketahui lebih kuat.

Sekarang aku merasa seperti tali tarik tambang dan mereka yang menentukan nasibku. Ditarik kedalam agar selamat atau keluar dan mati.

Belum lagi wanita kimono berleher panjang ini gigi tajamnya bagai merobek daging ditanganku, seperti ribuan jarum tertusuk ke berbagai tempat.

Meski Eliz dan Fumika tidak tahu, aku melihat tubuh mereka tiba-tiba memar karena ditempeli monster slime aneh tadi. Makhluk sialan itu menyelinap masuk kedalam saat Eliz dan Fumika menarik pinggangku.

Tuan pskiater, sepertinya ini bukan imajinasi liarku lagi. Ini terasa sangat nyata.

"AAAAHHHK!! KYAAA! Sakit!! Sakit! Hentikan, kumohon!" Aku berusaha berteriak dan meminta wanita kimono itu untuk berhenti. Tapi dia tidak menghiraukannya dan terus menggigit tanganku sampai berdarah. Tulangku seperti hampir tersentuh oleh gigi taringnya.

Tak cukup dengan menarik keluar, dia mengguncang tubuhku sampai lengan kiriku setengah terkoyak. Tentu semua teriakan dan usaha mati-matian Eliz, Fumika, dan aku mengundang banyak perhatian seluru penghuni asrama perempuan.

Mereka yang terbangun karena teriakanku penasaran dan melihat keluar jendela.

"Apa yang terjadi?"

"Liat ada gadis kamar sebelah keluar jendela!"

"Dia bunuh diri?"

"Tidak! Tangannya terkoyak tanpa sebab!!"

Asrama yang seharusnya sepi kini menjadi ricuh karena melihat hal yang menimpaku.

"Alice! Apapun yang berjadi jangan lepaskan!"

"Bertahanlah Alice!"

Fumika dan Eliz berturut-turut menyemangatiku untuk kuat. Tapi kalau kalian bisa merasakannya, ini sangat menyakitkan.

Aku berusaha kuat untuk tidak melepas pegangan. Tapi aku menangis keras karena tangan kiriku terkoyak digigit wanita kimono. Sekeras apapun kalian mencoba kalau dia dan monster slime itu tidak melepas, semua tidak akan berakhir.

Saat harapanku hampir hilang, sebuah kilat putih datang dari belakang kepala wanita kimono. Lalu dengan sekali tebas, kepalanya terpotong dan gigitannya terlepas.

Karena terlalu tiba-tiba tubuhku terpental kedalam kamar. Aku mendarat dengan selamat karena dilindungi Eliz dan Fumika.

"Alice sekarang kau selamat." Ucap Fumika. Karena refleks, aku melihat ke arah Fumika dan melihat monster slime yang menempel pada leher dan bahunya hilang karena sebuah tebasan putih. Sama halnya saat aku melihat Eliz. Monster yang menempel pada mereka hilang.

"Ambil." Suara dari siluet didepanku. Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah-nya tapi yang aku tahu dari suara bass-nya, dia laki laki.

Kejadian tadi berlangsung sangat cepat sehingga aku belum sempat berterima padanya. Tapi tiba-tiba ditanganku ada sebuah gelang.

"Ambil."

Siluet itu memberikan aku sebuah gelang, apa mungkin jimat? Saat ini pikiranku sedang kacau. Aku tidak ingin ditarik keluar jendela lagi sehingga aku memasang gelangnya di tangan kananku. "Akh!" Karena aku memasang gelangnya dengan tangan kiriku, rasa sakitnya menusuk.

"Elizabeth cepat bawa Alice ke UKS dibawah! Aku akan menutupi lukanya." Teriak Fumika. Luka? Oh iya si wanita kimono leher panjang itu menggigit tanganku.

Aku mencoba melihat tangan kiriku yang ditutupi Fumika. Tapi dia menyuruhku bangun untuk diantar ke UKS bersama Eliz.

"Alice bertahanlah! Kau bisa diri 'kan?" Fumika bertanya padaku dan aku hanya mengangguk. Kemudian mereka membawaku keluar dari kamar.

Dijalan menuju UKS kita tidak henti-hentinya menjadi sorotan orang orang.

"Itu gadis dijendela?"

"Gila tangannya beneran berdarah!"

Kebanyakan dari mereka membicarakan aku yang ditarik keluar jendela dan kemudian mendapat luka tanpa sebab.

Aku masih penasaran dengan kondisi tanganku dan rasa sakit yang ditimbulkan-nya. Apa terluka sangat parah? Apa harus diamputasi?

Bayangan mengerikan itu disertai dengan tangisanku. Tapi disaat terpuruk itu, Eliz dan Fumika menyemangatiku dan mengatakan everything is gonna be alright.

Ya, aku harap semua baik baik saja.

[To Be Continue!]🍵

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!