Krieet. Bunyi gesekan pintu yang terbuka menampilkan pemandangan yang seharusnya lebih familiar disebut stadium. Namun berada disekolah.
Tempat se-mencolok ini dapat mengundang banyak perhatian siswa yang ingin berolahraga, namun hanya beberapa kakak kelas yang datang. Jumlahnya pun dapat dihitung jari.
Ada beberapa lapangan untuk permainan bola seperti Basket, Volly, Tennis, dan Batminton. Sedangkan Sepak Bola, Softball, Kasti dan atletic dilapangan Outdoor. Namun ada juga lapangan Outdoor untuk Basket dan Volly.
Bangku penonton yang menjulang luas berbentuk huruf U sanggup mencangkupi banyak lapangan tersebut. Bahkan ada lantai kedua jika masih kurang. Lampu diatasnya cukup untuk membuat lapangan terang sepanjang malam pertandingan.
Fumika dan Eliz terkesima melihat pemandangan ini. Tak terkecuali Ayumi yang awalnya tidak mengetahui lokasi Lapangan Basket Indoor jika Kaouri sendiri tidak memberi tahu. Karena dia terlalu berfokus pada area perkebunan.
Banyak hal luar biasa yang mereka temukan disekolah ini dan dibuat terkesima. Namun mereka tak berlama-lama tenggelam dalam kagum. Ada tugas yang harus mereka selesaikan. Ayumi meminta kursi penonton yang ada dilantai 2 sehingga mereka naik melalui tangga disampingnya. Setelah sampai mereka duduk dibangku bagian F.
Ayumi lama terdiam memikirkan kata pertama yang akan ia ucapkan dan mengingat kembali apa yang Kaouri ceritakan. Fumika dan Eliz tidak merespon lamanya Ayumi terdiam sehingga ia tidak sadar sudah 5 menit terlewatkan.
Akhirnya Ayumi buka suara. "Nama asli sang Assasin adalah Kaouri Maouri. Dia adalah Kartu As Basket Putri sekolah ini. Selain itu, Kaouri juga siswa biasa seperti kita-ehem- kalian maksudku."
Eliz tidak nyaman dengan perkataan Ayumi. "Kakak juga siswa disini, tolong jangan merendahkan diri." Ucapan Eliz sukses membuat Ayumi terkejut dan menengkok kearahnya.
Ternyata ada manusia yang peduli padaku, Batin Ayumi dan tanpa sadar lehernya membengkok kebawah sampai beban dikepalanya menjadi berat dan akhirnya jatuh.
Betapa paniknya Fumika dan Eliz menyaksikan pemandangan mengerikan ini. "Ka.. Kak Ayumi!!! Aduh bagaimana ini?!" Tanpa sadar Fumika menjerit bersamaan dengan Eliz dan membuat perhatian tertuju kepada mereka.
Untuk mengalihkan perhatian Fumika dan Eliz menunduk bersamaan berpura-pura mencari sesuatu dibawah kursi sampai merasa tidak diperhatikan. Kepala Ayumi yang masih dibawah melihat tingkah mereka ketawa kecil. "Kalian lupa aku hantu ya?" Tentu saja mereka malu setengah mati karena baru ingat fakta ini.
Jari tangan Ayumi berhasil menggapai kepalanya dan menyatukan kembali lehernya. "Tapi terima kasih sudah mengkhawatirkanku." Eliz dan Fumika berusaha mengabaikan aksi mereka yang kikuk tadi dengan duduk kembali dikursi mereka seperti tidak ada apa-apa. Walaupun dihati mereka masih tersisa rasa terendahkan.
Ayumi juga duduk kembali dikursinya. Menurutnya saat ini tepat untuk menceritakan kisah Kaouri. Berdasarkan kode dari kawan-kawannya dibalik jendela stadium. "Aku tahu kisah ini karena...sudah umum, diduniaku?" Ayumi bersusah payah membaca maksud dari kawan-kawan yang berusaha membantu.
"Berawal di Lapangan Basket tanggal 5 Maret, sehari sebelum kematian Kaouri."
🏵️🦋🏵️
Benturan khas bola basket yang dipantulkan dilantai berkali-kali menyeruak. Langkah kaki pemain ini berusaha dengan sekuat tenaga menuju Ring lawan. Dalam 2-3 langkah kemudian, dia mandangi sekitar. "Sepertinya aman." Batinnya dalam hati.
Kemudian dia mengopernya kepada temannya yang ada didepan tanpa menyadari siluet dengan cepat mencuri bola dari tangannya sebelum ia lempar. "S.. Sialan!"
Larinya cepat namun rileks sambil men-dribble bola. Kakinya ditekukkan sebagai awal lompatannya. Dan dengan sekali lempar bola masuk kedalam Ring lawan. Berakhir sudah permainan dengan skor 37 banding 11.
"Astonishing my dear!" Suara yang familiar diingatannya membuat si pencetak skor ini tersenyum lebar. "Jeffrey, babe!" Rambutnya yang diikat tiba-tiba berantakan sendiri. Maka sambil menghampiri Jeffrey ia mengikat ulang rambutnya. "Gimana pertandingan tadi?" Tanyanya kepada Jeffrey. Maka seperti biasa pacarnya ini akan memuji, "Luar biasa Kaouri."
Gigi gingsulnya tampak dibalik senyuman Kaouri. Dia merasa sangat bangga dengan kemenangannya.
"Baiklah, terima kasih semua. Pak Atsushi dan Bu Ochari memberikan kalian bonus jus dan roti ini karena kerja keras kalian. Mohon berbaris!" Dari arah pintu stadium tampak sosok Naoki dan rekannya Akbar sedang membawa makanan untuk mereka.
Maka dengan hati penuh kerakusan, semua orang dari stadium menghampiri mereka dengan berlarian. Cara agresif seperti ini membuat Naoki enggan memberikan cemilan yang seharusnya milik mereka. "Aku bilang berbaris!"
Tentu saja orang-orang di stadium yang tidak tahu diri berteriak, "Berisik Mellow Prince!" Naoki benar-benar frustasi. Kalau saja Kenji tidak melihatnya memberi makan kepada kucing-kucing terlantar dibelakang gedung asrama dan menangisi kematian Nero-salah satu kucingnya-, image wakil ketua OSIS tegas nan garang miliknya akan bertahan.
Dan sekarang dia harus terjebak dengan nama paling konyol seantero sekolah dan kehilangan sebagian rasa hormat dari mereka. Bahkan sebagian lagi ada yang menjadi penentang.
Walaupun mereka berdua tersudutkan oleh sebagian orang-orang di stadium, tidak menghentikan Naoki menjalankan kewajiban yang diamanatkan Bu Ochari. "Akbar, jangan berikan makanan sampai ketua tiap klub muncul." Nada bisikan terdengar ditelinga Akbar.
Dia tahu temannya yang keras kepala ini tidak akan gentar melawan tinju dan gertakan siswa klub bagian olahraga yang terkenal dengan tubuh yang lebih kekar dan kuat darinya namun sayang memiliki sikap pemberontak.
"Jangan dikasih? Memangnya Kisane(kamu) siapa, hah?!" Seorang anak Volly menghampiri Naoki dan mendorongnya hingga terjatuh. Namun Naoki tidak gentar dan kembali berdiri. "Yori yo hito(Orang yang lebih baik) Kimi no you no haiki mono yori(Dari sampah sepertimu)" Nada suaranya rendah dan berat. Cukup mengancam.
Namun bukan teknik yang baik untuk mengatasi massa yang mengamuk. "Ki.. Kisane! Apa-apaan tatapan itu." Sebenarnya anak Volly ini gemetaran menghadapi Naoki yang auranya seperti Yandare¹, tapi demi image dia melawan ketakutannya dengan meninju wajah Naoki.
Karena pukulannya yang tidak akurat, Naoki berhasil dihindarinya dengan mudah. Bahkan sebuah lembaran bola basket keras malah menghampiri wajahnya dan membuat suara benturan yang mengakibatkan orang ini jatuh seketika. "Apa?! Siapa!" Dia memaki orang-orang disekelilinya sampai mendapatkan pelaku yang melemparkan bola basket ke wajahnya.
"Watashi(Aku), kenapa?" Kaouri mengakui dirinya yang melempar bola itu. Maka dengan perasaan murka anak Volly ini mengambil bola basket tersebut dan bersiap melemparnya. Namun niatnya diurungkan karena sosok Jeffrey menemani Kaouri disebelahnya. Dia tahu jika mengganggu Kaouri, apalagi didepan Jeffrey sama dengan bunuh diri. Maka dengan kesalnya ia mengumpat keras dan meninggalkan perkumpulan menuju lapangan Volly-nya.
"Domo(Makasih) Kaouri-San." Naoki masih ditempatnya membungkuk sedikit didepan Kaouri. "Tak apa-apa aku juga ingin menampar wajahnya." Balas Kaouri sambil tersenyum.
Akbar yang membawa makanan kewalahan menghadap rompongan siswa-siswi di stadium. Naoki berpikir dia tak akan selamat, namun Jeffrey berjalan kearah Akbar dan berteriak keras sampai seluruh orang di stadium diam. "OI!! KALIAN TULI ATAU APA?!! Untuk berbaris saja apa perlu aku menghajar kalian?!"
Semua orang menunduk ketakutan dan kemudian berbaris seperti yang diminta. Setelah ketua setiap klub datang untuk mengambil cemilannya, mereka pun lanjut membagikannya kembali kepada anggota mereka.
"Wah, bar-bar. Gua pikir cuma di negara gua doang." Akbar berkomentar tentang kemirisan yang ternyata mendunia ini setelah membereskan kembali almamater yang sempat kusut karena kerusuhan tadi.
"What are you talking about?" Karena Akbar berbicara dengan bahasa negerinya-Indonesia-, Jeffrey sangat kebingungan. "Kare ha karera ga hizyou ni yakkai dearu to ii masu(Dia bilang mereka sangat rumit)" Untunglah Naoki sempat belajar bahasa Indonesia, diajari Akbar tentunya.
"Pilih siji basa(Pilih satu bahasa)!"
"Sombong banget bisa bahasa daerah, baka!"
Dari kejauhan akan terlihat seperti Naoki dan Akbar sedang berkelahi. Namun nyatanya mereka bercanda, bahkan Naoki sempat tertawa walaupun tak bersuara dan ekspresi wajahnya sedikit datar.
Kaouri yang melihat kekonyolan anggota OSIS ini tertawa lepas dibalik punggung Jeffrey, sedangkan pacarnya memalingkan wajah dan menutupnya karena merona merah tidak tahan untuk tertawa.
"Apa yang kalian liat?!"
"あなたは何を見ている(Anata ha nani wa mi te iru)?!!"
Ucap Akbar dan Naoki kompak. Benar-benar cocok menjadi rekan.
"Sana lanjut latihan. Kalian besok ada pertandingan, jangan lengah." Naoki berbicara kepada semua orang di stadium dan tentu saja mereka membalas, "Iya Mellow Prince." Yang membuatnya naik pitan. Tapi karena profesionalis, dia terpaksa bertahan.
Kemudian Akbar menimpal, "Tapi jangan terlalu memaksakan diri. Istirahat yang cukup dan makan yang bergizi kita pasti menang. Tatakai(bertarung)!" Dan mendapat respon berbeda dengan Naoki. "Ya!"
"Siapa kita?!"
"HOKKAIDO 45!"
"Untuk apa kita maju?!"
"MENANG! MENANG! DAN MENANG!"
"One for..."
"Su-Be-Te(Semua)!!!"
Entah kekuatan apa yang Akbar miliki, Naoki sangat bersyukur dia bisa membuat semua orang di stadium mengucapkan Yel-Yel sekolah mereka dan mengakhirinya dengan teriakan besar. Setelah urusan mereka selesai di stadium, Naoki dan Akbar pamit untuk ke ruang OSIS membereskan berkas dan merapihkan kembali persiapan turnamen mereka.
Setelah kepergian mereka, semua klub olahraga yang ada di stadium kembali latihan. Termasuk seorang Kaouri Maouri sang Assasin.
Namun sebelum latihan, Jeffrey mengucapkan semangat kepadanya. Tentu saja Kaouri senang. Lalu jari Jeffrey yang lebih besar dari Kaouri menyentuh pipinya yang krim putih mulus hingga ke dagu. Sebuah atmosfir tegang diantara mereka tercipta. Perlahan wajah Jeffrey menghampiri Kaouri. Beberapa belas senti, hingga 3 senti wajah mereka sangat dekat. Mata Jeffrey tertutup karena telah siap dengan apa yang harusnya terjadi, namun Kaouri tidak.
Maka dengan cepat Kaouri memeluk leher Jeffrey dan membuatnya tersentak seketika. Wajah Kaouri dipalingkan agar siasat lain Jeffrey untuk mengambil kecupan manisnya hilang. Agar tidak canggung, Kaouri membuat suaranya senormal mungkin walau tahu dia gemetaran. "J.. Jeffrey, terima kasih."
Sekarang pun masih tidak bisa?, Batin Jeffrey frustasi. Sudah 2 tahun mereka berpacaran, namun berpelukan saja baru dia rasakan saat naik kelas. "Kau membuatku gila."
Jeffrey berusaha mengendalikan dirinya agar tidak menyakiti sikap pengecut Kaouri. Namun dia tersiksa karena berpacaran dengan gadis yang tak bisa dia perlakukan sesukanya.
"Habis ini bisa jalan-jalan denganku 'kan?"
Jika Kaouri tidak bisa diperlakukan sesukanya, mungkin dia bisa sedikit menghibur, pikir Jeffrey. Namun ekspektasinya hancur lagi saat Kaouri memberikan jawaban yang tak ia inginkan. "Maaf Babe, aku ada latihan sampai malam. Kau duluan saja."
"Tapi, hanya jalan-jalan saja." Tak mau kalah, Jeffrey membela. Tapi percuma. "Jeff, kau tahu 'kan pertandingan ini sangat berarti bagiku?" Kaouri kembali memelas karena tetap pada pendiriannya.
Batas kesabaran Jeffrey telah lewat. Dia sangat marah dengan jawaban Kaouri sehingga tega berteriak di stadium yang penuh orang. "Berarti bagimu? Lalu aku apa?!! Persetan kau *****!" Tanpa menghiraukan ekspresi syok Kaouri, Jeffrey dengan langkah cepat berlari ke pintu keluar stadium dan membanting pintunya keras.
Brugh, Tubuh Kaouri melemah dan jatuh seketika. Teman-temannya terburu menghampiri dan menghibur. Namun tatapan tidak percaya dan tubuh yang kaku membuatnya seperti patung hidup.
Kaouri tidak percaya pacar yang ia sayangi melebihi keluarganya tega berkata begitu. Kata-kata Jeffrey berputar-putar dikepalanya. Membuat hatinya terluka lebih dalam. Bulir air mata mengalir deras, isak tangis menggema disetiap sudut stadium. Kepanikan terjadi, semua orang penasaran siapa yang menangis. Itu bukan Jeffrey yang aku kenal.
Dan seseorang yang disakiti.
[To Be Continue!]🥀
_____________________
¹Singkatnya sifat Psikopat, biasanya ada di anime :v
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments