"Sekarang pak?" tanya Revan
"Nggak tahun depan, nunggu Raka bahagia dulu," jawab Ray dengan melemparkan tatapan mautnya pada Revan.
Revan terkekeh, sungguh suka sekali menggoda bosnya yang seperti beruang kutub.
Revan pamit untuk undur diri, beberapa orang sudah dihubunginya dan dalam sekejam beberapa nama dan foto sudah dikantongi.
Revan segera mengecek satu persatu foto dan data diri pemain casting dalam drama Ray.
Akhirnya Revan menunjuk salah satu seorang yang berasal dari negeri Aljazair atau Algeria. Tampangnya sungguh menawan sekali, tampannya orang Arab. Kini pekerjaannya adalah pemain bola namun dia kurang terkenal, dia membutuhkan uang untuk kembali ke negara asalnya yaitu negara di Afrika Utara.
Kini Revan kembali ke ruangan Ray untuk melaporkan.
"Ini, bagaimana menurut anda pak?" tanya Revan
"Algerian?" tanya Ray
"Iya pak, namanya Riad Ben Brahim dia adalah pemain bola namun pemain bola yang nggak terkenal, dari postur tubuh ya 11 12 lah dengan anda tapi wajah berbeda mengingat anda adalah orang Barat sedangkan dia orang Arab," jawab Revan
"Kalau bagian bawahnya jangan diragukan lagi, bangsa Arab memiliki bagian bawah yang besar seperti orang Barat," imbuh Revan dengan terkekeh
"Lalu bagiamana dengan punya kamu? kecil?" seloroh Ray yang membuat Revan terdiam seketika.
Revan tidak bisa berkata apa-apa lagi, kalau ukuran orang pribumi kebanyakan ya SNI.
Takut Ray semakin membully dirinya Revan pun pamit untuk undur diri.
"Ya sudah pak saya pamit dulu, saya akan segera menemui Riad Ben Brahim itu," kata Revan, kemudian dia beranjak.
"Tunggu, aku belum selesai," ucap Ray yang membuat Revan duduk kembali.
"Fasilitasi dia rumah mewah, mobil sport mewah, salah satu anak perusahaan kita juga.
Kamu buat seperfect mungkin dan jangan lupa buatkan dia kartu nama, tulis jabatannya sebagai CEO," imbuh Ray
Revan tersenyum, sungguh tak disangka kalau Ray bisa selicik itu, bahkan dia sudah memikirkan semua dengan epik. Memang untuk menjebak kadal kita harus jadi komodo.
Rara yang sibuk tidak begitu mendengar percakapan Ray dengan Revan, setelah selesai dengan pekerjaannya Rara segera melapor pada Ray dan memberikan daftar schedule.
"Ini pak schedule kita hari ini, nanti siang pak Ray ada meeting dengan klien di restoran xxx," kata Rara
"Good job, karena pekerjaan kamu bagus dan selesai tepat waktu aku ada hadiah buat kamu," ucap Ray
"Hehe nggak perlu pak, kemarin kan sudah diberi apartemen meskipun saya harus nyicil tiap bulan, tapi itu udah lebih dari cukup Lo pak," sahut Rara
Rara merasakan ada bau-bau tidak enak di sini, namun Ray memaksanya, dia mengkode Rara untuk duduk di pangkuannya.
"Pak, saya ini sekertaris baik-baik bukan sekertarsi plus plus," oceh Rara yang mulai kesal dengan Ray
"Kemari lah!" titah Ray
Mau nggak mau Rara pun mendekat namun dia memilih berdiri daripada duduk dipangkuan Ray.
Tanpa aba-aba Ray menarik tubuh Rara dan mendudukkannya di atas pangkuannya.
"Pagi ini aku datang telat jadi harus dihukum," kata Ray
Rara memutar bola matanya menatap Ray.
"Nggak perlu pak, anda kan bos jadi datang telat bukan masalah lagipula nggak ada yang akan menghukum anda," ucap Rara
"Tapi aku maunya kamu menghukum aku," sahut Ray
"Saya nggak ada wewenang untuk menghukum anda pak," timpal Rara
"Aku memberinya saat ini," kata Ray lagi yang membuat Rara kesal.
"Baiklah anda saya hukum membersihkan toilet," ujar Rara dengan terkekeh
"Kalau membersihkannya sama kamu aku mau," sahut Ray
"Sekalian kita mandi bersama," imbuhnya.
Mendengar kata-kata Ray membuat Rara memucat, dia mencoba untuk turun namun Ray memegangi tubuhnya.
"Cium aku," titah Ray
"Enggak," tolak Rara
"Hukuman aku bertambah jika kamu menolaknya," kata Ray
Rara memejamkan matanya, dia mencium Ray dengan lembut, bahkan kini tangannya memegangi kepala Ray menekan supaya ciumannya semakin dalam. Rara semakin terbuai dengan bibir Ray, lama saling berpaut kini dia menyudahinya.
"Maafkan saya pak Ray, saya nggak kontrol," kata Rara lalu turun dari pengakuan Ray.
Dia kembali ke meja kerjanya dengan perasaan aneh.
"Kenapa aku menikmatinya? nggak boleh, nggak boleh." Rara bermonolog dengan dirinya sendiri.
Ray setelah mendapatkan mood booster dari Rara senyum-senyum sendiri.
Di sisi lain Revan menemui Riad Ben Brahim lelaki asal Aljazair.
"Selamat siang pak," sapa Riad
"Siang," jawab Revan
"Ada apa anda mengajak saya bertemu hari ini?" tanya Riad
"Ada pekerjaan buat kamu," jawab Revan
Revan menjelaskan semua pada Riad, dan tentu Riad langsung setuju dengan pekerjaan yang ditawarkan oleh Revan.
"Deal," kata Riad
"Jangan coba-coba kabur dengan membawa fasilitas yang kami berikan atau kami akan mengirim kamu ke alam Barzah," ancam Revan
"Saya bisa dipercaya, dan janji akan menjalankan peran saya sebaik mungkin," sahut Riad
"Nanti malam ikut saya ke rumah bos besar karena kita harus mengambil mobil mewah dan kunci apartemen mewah yang selama beberapa waktu ke depan akan jadi fasilitas kamu," ucap Revan.
Riad tentu senang mendapatkan pekerjaan seperti ini, minimal dia bisa hidup mewah dan bisa pulang ke negaranya.
**********
"Sebuah mobil pabrikan Eropa Lamborghini Aventador selama beberapa hari ke depan akan kamu bawa, ini kunci apartemen mewah akan kamu tempati, serta anak cabang perusahaan akan kamu pimpin sementara namun kamu tetap bekerja dengan CEO di sana, dan Black card serta beberapa uang akan menjadi fasilitas kamu. Tapi ingat jangan menggunakan fasilitas tersebut untuk keperluan pribadi kamu atau kamu lihat sendiri akibatnya," ancam Revan.
Revan menjelaskan semua job untuk Riad dan mulai besok dia sudah bisa bekerja.
Karena Riad sudah paham, dia kini pergi ke apartemen Ray dan melakoni hidup sebagai Billionaire.
Keesokan harinya dengan malas Sheryl beranjak dari tempat tidurnya, dia sungguh lelah karena harus melayani calon suaminya semalaman.
"Lelah sekali," katanya lalu dia membersihkan diri,
Hari ini Raka ada urusan ke luar kota jadi harus meninggalkan Sheryl beberapa hari ke depan.
"Nggak papa kan aku tinggal?" tanya Raka
"ya apa-apa mas tapi mau gimana lagi," jawab Sheryl dengan cemberut.
"Jangan cemberut dong, ini aku akan buka cabang lagi dengan menggunakan uang Rara, kemungkinan besar bisinis kita akan berkembang pesat di sana, dan aku bisa menyaingi Raymond Toretto," sahut Raka dengan tertawa.
"Baiklah kalau begitu mas, semoga sukses dan jangan lupa bulan madu kita nanti keliling Amerika," ujar Sheryl
"Siap, jangankan keliling Amerika keliling galaksi ini pun aku bisa mewujudkannya," timpal Raka lalu mencubit pipi Sheryl.
Hari ini seperti biasa Sheryl pergi ke cafe dengan teman-temannya biasa mereka mau bergosip dan pamer kekayaan masing-masing.
Saat asik mengobrol datang lah Raid dengan gaya maskulinnya. Ditambah wajahnya yang tampan membuatnya nampak perfect di mata pengunjung cafe tersebut.
Riad duduk sendiri dengan posisi yang pas menatap kelompok Sheryl.
"Lihatlah cowok itu cakep banget, kelihatannya dia seorang pengusaha tu," kata salah satu teman Sheryl
"Iya, orang Arab, aku banget," sahut lainnya.
Sheryl sebenarnya tertarik namun dia enggan untuk komentar mengingat dia sudah memiliki calon suami.
Setelah beberapa waktu berlalu, semua sudah pulang termasuk Sheryl, dan kebetulan sekali saat menunggu jemputan Riad menawarkan diri untuk mengantar pulang.
"Menunggu siapa?" tanya Riad
"Jemputan," jawab Sheryl
"Mau saya antar?" tanya Riad
Sheryl langsung mengangguk, lalu Riad mengajak Sheryl untuk mengambil mobilnya.
Bola mata Sheryl membola ternyata benar Orang Arab ini kaya banget.
"Tajir juga,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Arin
Ray"...kmu itu minta hkumn Mulu🤣semoga nanti orngtua Rey ngga mslhin Rara yg udh janda
2023-08-02
0
YK
ngakak... 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-11-16
0
нα🆁υησ Lαιʅყ 🌸
Ek kodomo
2022-06-13
0