"Tajir juga," batin Sheryl.
Riad membukakan pintu untuk Sheryl dan ini membuat Sheryl terkesan dengan Riad yang tidak membiarkannya membuka pintu mobil sendiri.
"Silahkan masuk," kata Riad dengan mempersilahkan Sheryl masuk tak lupa tampang ramahnya.
"Terima kasih," sahut Sheryl
Riad menutup pintu mobilnya lalu memutar dan masuk ke dalam, Sheryl nampak gugup saat Riad berada di sampingnya.
Kini Raid mulai menyalakan mobilnya dan berjalan perlahan meninggalkan parkiran kafe.
"Perkenalkan nama aku Riad Ben Brahim." Riad memperkenalkan dirinya pada Sheryl
"Aku Sheryl," balas Sheryl.
Riad nampak tersenyum, dan ini membuat Sheryl bergetar hatinya.
"Nama yang indah, seperti orangnya," puji Riad yang membuat Sheryl melayang.
Sheryl nampak bahagia dengan pujian kecil Riad.
Mereka asik mengobrol dengan diselingi canda tawa, tiba-tiba ponsel Sheryl berdering dan ternyata Raka lah yang menelpon Sheryl.
Sheryl yang bingung mendiamkan ponselnya dan ini membuat Riad bertanya.
"Kenapa nggak diterima panggilan telponnya?" tanya Riad sambil menoleh ke arah Sheryl
"Nggak," jawab Sheryl dengan tersenyum ketir.
"Cowok kamu ya," tebak Riad yang membuat raut wajah Sheryl berubah.
Sheryl menanggapi tebakan Riad dengan tersenyum,
"Sayang sekali kamu udah punya cowok padahal aku tertarik sekali sama kamu," kata Riad yang semakin membuat Sheryl gimana gitu.
"Sedari tadi aku memperhatikan dirimu yang bercanda dengan kawan-kawan kamu," imbuh Riad.
"Hehe masak sampai segitunya, eh btw kita masih bisa berteman lo," sahut Sheryl
"Aku nggak berminat berteman dengan wanita, tapi kalau kamu mau kita bisa menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi," timpal Riad
"Aku bisa memberi semua yang kamu mau," imbuh Riad lalu kini dia memfokuskan pandangannya ke depan.
Sheryl nampak bingung, antara setia atau selingkuh. Sheryl tergiur dengan penawaran Riad yang membuat jiwa matrenya meronta.
Tak berselang lama, mereka kini telah sampai di rumah Sheryl.
"Ini rumah kamu?" tanya Riad
"Iya," jawab Sheryl.
"Senang bertemu dengan kamu, meskipun hanya mengantar pulang aku cukup senang," kata Riad
"Ini kartu nama aku, kalau kamu rindu bisa menghubungi aku di nomor itu," imbuh Riad lalu dia turun dan membukakan pintu mobil.
"Terima kasih," ucap Sheryl lalu turun.
Setelahnya Riad melajukan mobilnya kembali.
Sheryl melihat kartu nama Riad dan betapa kagetnya dia kalau ternyata Riad adalah seorang CEO perusahaan terkenal, dan Raka tentu masih jauh di bawah Riad.
"Apa aku tinggalkan mas Raka dan menjadi pasangan Riad Ben Brahim ini ya," gumam Sheryl lalu dia mengusap rambutnya dengan kasar.
Dia sungguh bingung kini, bertahan atau berbelok.
Sepanjang malam dia terus memikirkan Ben Brahim lalu dia pun melakukan panggilan video dengan Riad Ben Brahim.
Nampak Riad rebahan di ranjang besar yang mewah, memang semua milik Ray tidak ada yang murahan, semua barang mewah.
"Kamu ngapain?" tanya Sheryl
"Bingung cari pasangan," jawab Riad
"Kenapa kamu begitu bingung cari pasangan, kamu kan kaya tentu banyak wanita yang mau dengan kamu," sahut Sheryl
"Tapi aku tidak tertarik, nasib aku dalam percintaan kurang beruntung, setiap tertarik pada wanita dia selalu memiliki pasangan," timpal Riad.
Mereka berdua saling bercanda lewat video call sehingga Raka yang sedari tadi menghubungi Sheryl selalu tidak bisa karena Sheryl selalu dalam panggilan lain.
Puas mengobrol akhirnya mereka mengakhiri video call mereka.
Keesokannya Riad melaporkan hari pertama dia bertemu Sheryl, tak disangka Sheryl tertarik dengan dirinya, bahkan hari ini dia mengajak bertemu.
"Bagus ajak dia belanja dan belikan apa yang dia mau, buat dia tergila-gila padamu," kata Revan dengan tersenyum licik.
Riad segera melaksanakan apa yang diperintahkan Revan, kini dia menjemput Sheryl dan mereka akan makan di restoran mewah.
"Setelah ini kamu mau kemana?" tanya Riad
"Terserah kamu saja," jawab Sheryl
"Gimana kalau kita belanja," sahut Riad
"Wah, kamu mau ngajak aku belanja?" tanya Sheryl tak percaya, karena baru dua hari kenal udah royal banget.
"Of course," jawab Riad dengan yakin.
Sheryl nampak bahagia, benih-benih suka sudah mulai tumbuh, seusai makan mereka berdua pergi ke mall, Riad menyuruh Sheryl untuk membeli apapun yang dia mau, namun sebelumnya dia konfirmasi dulu dengan Revan, dan Revan mengiyakan supaya Sheryl semakin klepek-klepek dengan Riad.
"Kamu mau beli apa?" tanya Riad
"Boleh nggak aku beli sepatu?" tanya Sheryl balik
"Boleh, apa yang enggak buat kamu," jawab Riad dengan tersenyum, Riad sih fine-fine saja toh itu juga bukan uangnya kalau uangnya ya ogah membelanjakan wanita.
Seusai berbelanja sepatu, Sheryl minta tas dan juga baju, ingin sekali dia meminta perhiasan namun kelihatannya urat malunya masih sedikit berfungsi dengan baik.
Setelah belanja Riad mengajak Sheryl ke apartemen mewah Ray, dan Sheryl takjub dengan kemewahan apartemen Ray.
"Mewah sekali apartemen kamu Riad," puji Sheryl dengan bola mata yang memutar mengelilingi apartemen lantai dua tersebut.
"Mewah sih, tapi sayang aku tinggal sendiri di apartemen ini," kata Riad dengan pura-pura bersedih.
Sheryl yang tidak tega, mencoba menghibur Riad, "Ya udah nanti malam aku temenin deh, anggap aja upah karena telah mentraktir aku," ucap Sheryl
"Bagaimana dengan pasangan kamu?" tanya Riad
"Dia di luar kota, mungkin besok baru pulang," jawab Sheryl
"Oo gitu, ya udah terserah kamu saja," sahut Riad dengan tersenyum licik.
***********
Jam kantor telah habis, Rara yang kebetulan belum menyelesaikan pekerjaannya terpaksa lembur karena dia tidak ingin dihukum Ray lagi.
"Kamu nggak pulang?" tanya Ray
"Nanti pak, pekerjaan saya belum selesai," jawab Rara
"Kerjakan besok saja, ayo pulang sama aku," sahut Ray
"Nggak usah pak terima kasih, saya selesaikan hari ini saja," timpal Rara
Ray yang tidak tega meninggalkan Rara memilih menunggunya dengan duduk di sofa. Karena lelah Ray memutuskan untuk merebahkan dirinya di sofa dan siapa sangka Ray malah ketiduran.
Dua jam berlalu, Rara kini telah menyelesaikan pekerjaannya.
Dia yang tidak memperhatikan Ray tidak tau kalau Ray telah menunggunya dan kini tertidur di sofa.
"Aku kira sudah pulang," gumam Rara
Rara mendekati Ray yang tengah tidur.
"Do Raymond kalau tidur ganteng juga, eh emang dasarnya ganteng sih." Rara bermonolog dengan dirinya sendiri sambil terkekeh sehingga Ray terbangun namun dia pura-pura tidur.
Rara yang masih menyimpan dendam sama Ray merencanakan untuk balas dendam mumpung Ray tidur.
"Saatnya aku balas dendam mumpung dia tidur," kata Rara dengan berjongkok.
"Ini bibir yang selalu kurang ajar mencium aku," kata Rara sambil mencubit bibir Ray.
Ray mencoba tenang meski Rara mencubit bibirnya, Rara yang belum puas memutuskan menarik rambut Ray karena terlalu bersemangat Rara menariknya dengan keras sehingga Ray yang merasa kesakitan membuka matanya.
"Brengsek siapa yang menyuruh kamu menarik rambut aku," umpat Ray dengan memegangi rambutnya.
"Astaga dia terbangun, aku harus kabur. Dia marah pikir besok yang penting aku selamat saat ini," batin Rara
"Kabur," teriaknya lalu berlari keluar dan meninggalkan Ray yang masih memegangi kepalanya.
"Woy! awas kamu!" teriak Ray lalu mengejar Rara
"Kalau kena awas kamu, lihatlah hukuman berat untuk kamu," kata Ray
Rara terus berlari, dia memencet tombol lift namun pintu tak kunjung terbuka hingga dia bersembunyi di samping pot bunga besar di samping lift.
"Semoga dia nggak melihat aku," batin Rara
Ray yang sudah sampai memutar bola matanya, dia mencari keberadaan Rara, "Awas ya, sudah aku tunggu bukannya berterima kasih malah mencubit bibirku dan menarik rambutku apa maunya," kata Ray kesal.
Dia berhenti sejenak karena lelah berlari mengejar Rara.
Tiba-tiba Ray mencium bau-bau tak sedap, "Bau apa ini?" umpat Ray dengan menutup hidungnya
Rara yang perutnya sakit pun mengeluarkan gas beracun miliknya.
"Arrgh kenapa kentut sih," katanya.
Ray sedikit menjauh karena tidak tahan dengan bau gas beracun Rara, kini dia baru sadar kalau bau tak enak tadi adalah bau kentut Rara.
Dari kejauhan dia melihat tas Rara di samping pot, dan Ray pura-pura pergi supaya Rara keluar dari persembunyiannya.
"Lebih baik aku cari di sana," kata Ray agak keras lalu dia bersembunyi.
"Aman, untung dia nggak sadar kalau bau nggak enak tadi adalah bau kentut aku, mampus nggak kamu," gumam Rara lalu keluar dari persembunyiannya.
Saat asik berjalan tiba-tiba Ray menangkapnya.
"Dan sekarang rasakan hukuman kamu," kata Ray
"Ampun pak," sahut Rara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
ENDAH_SULIS
aih aku kok jd ilfil sendiri ya sama rara
2022-08-20
1
Atoen Bumz Bums
aq yg baca tp aq yg malu
2022-06-10
2
Adila Nisa Ardani
😀😀😀😀😀
2022-06-04
0