Second Life Liliana
...Tidak ada yang lebih tajam dari kata-kata,...
...Ucapan seseorang bisa membunuh orang lain lebih dalam daripada pedang,...
...Sama seperti fitnah yang diibaratkan lebih kejam dari pembunuhan,...
...Karena kata-kata bisa membuat seseorang bangkit, dan membuat seseorang jatuh.....
...Karena lidah tidak bertulang!...
...🍀🍀🍀...
Di sebuah rumah mewah bak istana kerajaan, kediaman Duke Geraldine. Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut pirangnya sedang berdandan dan dia dilayani oleh beberapa pelayan di rumah itu.
Gadis cantik berambut panjang dan pirang itu selalu mendapat pujian dari semua orang di mansion Geraldine. Dia adalah Adara Brisia Geraldine, putri bungsu dari Duke Geraldine. Terkenal dengan kecantikan dan kebaikan hatinya. Kemanapun dia pergi, dia selalu bersinar. Bahkan banyak pria tampan yang mengajukan lamaran pernikahan kepadanya, akan tetapi dia belum mencapai usia dewasa untuk menikah.
"Anya, aku ingin mengenakan gaun ku yang paling mewah hari ini!" Titah Adara kepada pelayan setianya yang bernama Anya, itu.
Aku harus menjadi yang paling cantik di acara amal itu.
"Baik nona, akan saya siapkan!" Jawab Anya patuh, dia menyunggingkan senyuman dibibir nya.
Anya membuka lemari baju di kamar Adara, dia terlihat sedang memilih milih baju. Tak lama kemudian datanglah seorang wanita bertubuh gemuk, memiliki tompel besar di wajahnya, menghampiri Adara di kamarnya. Dia adalah Adaire, putri sulung dari duke Geraldine. Memiliki hati yang baik, walau dia jarang berbicara dengan orang lain dan membatasi dirinya dalam bergaul.
"Adara.."
"Ada apa kakak ku sayang? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Adara sambil menoleh ke arah kakak nya yang berdiri dibelakang nya.
Adaire melihat adiknya sudah terlihat cantik dengan gaun berwarna biru yang dikenakan nya. "Ayah meminta ku untuk ikut dengan mu ke acara amal itu, katanya undangan itu untukku. Jadi aku harus datang kesana, tapi aku bingung, Adara."
"Oh.. ayah meminta kakak datang juga? Lalu, apakah kakak mau datang? Aku tidak masalah kalau kakak mau ikut denganku, tapi aku hanya takut kalau kejadian tahun kemarin terulang kembali," Adara tersenyum tipis, sembari memegang kedua bahu kakak nya yang lebar itu.
Adaire termenung mendengar ucapan adiknya, dia terlihat tidak senang dan tidak percaya diri. Terlihat jelas ketika dia menundukkan kepalanya.
Wajah tembem dan tompel itu membuat Adaire ditindas dan dihina semua orang di sekitarnya, termasuk pelayan di mansion itu. Akan tetapi, Adaire tidak menyadari nya dan menganggap bahwa dia memang wajar mendapatkan perlakuan seperti itu karena rupanya memang jelek.
Adaire teringat kejadian tahun kemarin, saat dia berada di pesta ulang tahun temannya. Ketika dia hadir di pesta itu, dan dia menjadi pusat perhatian semua orang. Bukan karena semua orang terpana kagum oleh dirinya, tapi karena mereka terpana tidak suka dengan kehadirannya. Tubuh gemuk dan wajah tompel Adaire membuat nya menjadi bahan pembicaraan di dalam masyarakat kelas atas terutama nona bangsawan yang suka dengan gosip.
Sejak saat itu, Adaire tidak mau pergi ke pesta lagi. Meskipun banyak orang-orang yang mengundang nya, karena dia adalah putri tertua dan pewaris sah dari harta kekayaan ayahnya, Duke Geraldine. Salah satu kstaria hebat di kerajaan Istvan.
"Kali ini aku akan pergi denganmu, Adara. Karena ini adalah permintaan ayah," ucap Adaire penuh keraguan dan tidak percaya diri.
"Baiklah kalau kakak mau ikut denganku. Tapi, jika ada yang menganggu kakak disana, jangan ragu untuk mengatakan nya padaku ya?" Adara tersenyum dan bersikap semanis mungkin pada kakak nya.
Disisi lain, Anya pelayan Adara diam-diam melirik sinis dan jijik pada Adaire.
"Iya Adara, terimakasih karena kau selalu melindungi kakak!" Adaire tersenyum tulus. Selama ini dia selalu dilindungi oleh Adara, jika ada yang menganggu nya dan menghina dirinya.
"Tenang saja kak, ada aku disamping kakak!"
Adara memeluk Adaire, dia menyunggingkan senyuman liciknya tanpa sepengetahuan sang kakak.
Kita lihat saja kakak, aku akan membuatmu menyesal datang ke pesta denganku. Batin Adara.
Setelah pembicaraan mereka, Adaire dibantu oleh Daisy pelayan setianya untuk berganti pakaian. Tubuh Adaire yang gemuk, membuat dia kesulitan untuk memilih baju yang pas. Oleh sebab itu, Adaire selalu memesan baju yang dijahitkan khusus oleh penjahit di butik. Gaun, atau barang apapun yang dia kenakan selalu terlihat jelek dimatanya. Terlebih lagi tompel di wajahnya yang menganggu.
"Nona Adaire, nona Adara sudah menunggu anda di depan mansion!" Daisy membungkuk dengan sopan dihadapan nona yang dia layani dengan sepenuh hati nya itu.
"Da-daisy, haruskah aku pergi? Apa aku jangan pergi saja? Bagaimana jika orang-orang menertawakan ku persis seperti waktu itu?" Adaire bertanya-tanya, dia tidak percaya diri.
"Nona, anda harus pergi! Saya yakin kali ini orang-orang tidak akan menertawakan nona lagi, karena nona sangat cantik," Daisy tersenyum lembut dan tulus.
"Cantik? Daisy jangan bohong padaku, aku cantik darimana nya? Semua orang tidak suka aku, bahkan mereka tidak mau berteman dengan ku," nyali Adaire menciut, dia takut berhadapan dengan orang banyak.
Daisy tersenyum, dia berusaha menyemangati nona nya dengan percaya diri. Jangan mendengarkan ucapan orang, karena Adaire cantik luar dalam.
Sementara itu Adara menunggu kakak nya di depan mansion, sudah ada kereta kuda yang akan membawa mereka ke acara amal juga.
"Kenapa si jelek itu lama sekali? Aku sudah pegal menunggunya! Apa dia mau membuat kecantikan ku luntur dibawah sinar matahari?" gerutu Adara kesal menunggu kakak nya yang tak kunjung keluar dari rumah nya.
Baru saja dibicarakan, Adaire sudah datang bersama pelayan nya Daisy. Adara terlihat seperti ingin tertawa ketika melihat Adaire memakai gaun berwarna merah muda yang tidak cocok dengannya. Bukan hanya Adara saja yang ingin tertawa, tapi semua pengawal disana juga.
Daisy tidak senang melihat nona nya diremehkan, dia pun menegur mereka semua yang berpandangan buruk pada Adaire. "Jangan kurang ajar kalian! Nona Adaire adalah putri sulung keluarga ini!" Seru Daisy berteriak kepada pengawal yang berjaga di depan gerbang.
"Benar, dia adalah kakak ku! Kalian harus nya menghormati dia! Cepat tundukkan kepala kalian!" Titah Adara kepada para pengawal itu, seolah dia membela kakak nya.
Para pengawal itu langsung tunduk di depan Adara, tidak seperti Adaire yang memerintahkan nya. Daisy malah terlihat tidak senang dengan sikap Adara yang bersikap seolah dia adalah anak tertua keluarga Geraldine.
Adara sangat baik, dia tidak membenciku atau jijik padaku seperti yang lain. Adaire terharu melihat Adara membelanya.
Adara dan Adaire pergi ke acara amal yang dihadiri oleh nona bangsawan kelas atas. Semua orang menyambut kehadiran mereka, semua mata menatap Adara yang cantik dengan tatapan terpesona. Bahkan dia disambut oleh beberapa pria tampan di kota itu.
Sementara Adaire terdiam dibelakang nya dan tidak ada yang mengajaknya berbicara. Semua orang menatapnya dengan tajam dan menganalisis. Mereka berbisik-bisik di depan Adaire, membuat gadis gemuk itu terpaku di tempatnya.
Ya Tuhan, ini terjadi lagi.
"Bagaimana bisa dia begitu tidak tahu malu? Apa dia datang ke pesta ini untuk membuat adiknya malu?" bisik seorang nona bangsawan tak senang dengan kehadiran Adaire.
"Kalau aku jadi dia, aku sudah bersembunyi karena malu! Bagaimana bisa dia keluar rumah dengan tubuh gemuk dan percaya diri itu?" seorang wanita lainnya mendesis.
Adaire mendengar semua ucapan tajam yang ditujukan kepadanya. Inilah yang membuat dia tidak percaya diri untuk pergi keluar rumah.
Seharusnya aku tidak datang! Adaire berjalan mundur, dia takut dengan tatapan orang-orang kepadanya di pesta itu.
Adara menarik tangan kakak nya, gadis cantik berambut pirang itu tersenyum seolah menyemangati kakak nya. "Ayolah kakak, kakak harus melawan mereka! Kakak harus percaya diri, aku akan membantu kakak!"
"Ta-tapi, Adara..aku.." Adaire terlihat bingung dan ketakutan. Tangannya gemetar dan memegang tangan Adara.
Bagus, takutlah, gemetar lah, kau memang tidak pantas menjadi pewaris Duke Geraldine. Adara memperkenalkan kakak nya pada semua orang.
Adara juga membela kakak nya, di depan orang yang mengejeknya. Adaire merasa terharu dengan adiknya. "Nona Adaire Charise Geraldine, bagaimana bisa anda begitu percaya diri menunjukkan diri anda seperti ini di hadapan orang banyak? Kalau saya jadi anda, saya sudah menyembunyikan diri saya ditempat yang tidak terlihat banyak orang," ucap seorang nona bangsawan dengan sinis dan pandangan tajam nya.
"Sa-saya.."
"Seingat saya, mendiang nyonya Geraldine itu sangat cantik. Lalu kenapa dia memiliki anak seperti nona?" sindir seorang wanita bangsawan lainnya, sambil membuka kipas yang dia pegang.
"Adara dan Adaire, memiliki arti yang sama yaitu cantik. Tapi kenapa anda tidak memiliki sedikit saja kecantikan itu? Apa pantas seorang wanita yang belum menikah memiliki tubuh gemuk?" ucap seorang nona berambut keriting dengan tajamnya pada Adaire.
Bibir gadis gemuk itu membeku, tajamnya kata-kata telah membuat dia terdiam. Tatapan mata semua orang yang tertuju matanya , membuat dirinya seperti orang mati. Rasanya sesak di dada, dia pun memutuskan untuk pergi dari sana.
Ya Tuhan! Mengapa semua orang memandangi ku seperti itu? Kenapa?. Adaire menahan tangisnya. Dia pergi menyendiri di sebuah tempat sepi di acara amal itu.
"Kakak ku ada dimana?" tanya Adara yang baru saja kembali dari kamar mandi.
"Kakak mu? Baru saja dia berlari keluar dari sini,"
"Baguslah, aku sangat jijik melihat wajahnya. Nafsu makan ku jadi berkurang karena ada dia,"
"Adara, kenapa kau sangat baik mau membawa kakak mu kemari? Kalau aku sudah pasti malu mengajaknya kemari, "tanya Annette, teman baik dan teman dekat Adara.
"Aku sudah mengingatkan dia untuk berada di rumah, tapi dia memaksa ku membawanya. Ya, apa boleh buat? Dia adalah kakak ku. Tolong kalian bersikap baik lah padanya ya," Adara tersenyum licik sambil meminum sampanye nya pelan-pelan.
Rasakan, bukankah aku sudah bilang untuk jangan ikut?. Adaire menertawakan kakak nya di dalam hati.
Di depan Adaire, Adara selalu membela kakak nya itu. Tapi, dibelakang nya Adara selalu mencari celah dari permainan kata yang dia buat untuk membuat semua orang membenci Adaire.
Sejak kejadian itu, Adaire menjadi penyendiri dan tidak percaya diri. Dia tidak berani untuk keluar dari rumahnya.
...---***---...
Hai Readers! Mohon beri dukungan untuk karya baru ku ya ☺️☺️😍 Dengan Like, vote, gift dan komen nya juga 😘😘😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Salma Cheng
salam thoor mampir di karyamu ,,,,
2024-05-19
0
Wil Da
kayaknya seru nih
2023-05-15
0
gr
.
2023-04-03
0