Adaire tenggelam di lautan yang ombaknya sedang besar. Tubuhnya hanyut terombang-ambing, sebelum napas terakhir nya, sebelum dia menutup mata, Adaire melihat suami dan adik nya sedang berpelukan dengan bahagia mengiringi kematian nya.
Tuhan...kenapa kau sangat kejam kepadaku? Kenapa aku harus mati seperti ini?
Adaire meninggal dunia dalam keadaan sakit hati.
***
Sinar mentari yang menyilaukan membuat seorang gadis cantik, berambut merah terbangun dari pingsan nya. Gadis berambut merah itu memuntahkan banyak air, tubuh dan rambutnya juga basah.
"Uhuk uhuk," Gadis cantik itu beranjak duduk, dia berada diatas pasir pantai yang berwarna putih. Dia tampak kebingungan dengan apa yang terjadi padanya. "Kenapa aku masih merasakan sakit? Apa aku masih hidup? Ah, ini pasti surga!" Jiwa Adaire berada di dalam tubuh gadis itu.
"Lily! Cepat lari! Pergilah!" Teriak seorang wanita berkuncir dua itu pada Adaire. Wanita itu terlihat panik ketika meminta Adaire untuk pergi.
Apa wanita itu bicara padaku? Apa ini masih mimpi? Adaire kebingungan dengan wanita yang berteriak padanya itu. Siapa dia dan kenapa dia memanggil nya dengan nama Lily?
Tak lama setelah wanita itu berteriak padanya meminta pergi, tiba-tiba saja beberapa pria bertubuh besar membawa gadis cantik berambut merah itu dengan paksa. "Hey! Kalian mau apa? Lepaskan aku! Beraninya kalian menyentuhku seperti ini!" Teriak Liliana alias Adaire marah.
Kenapa suaraku menjadi lebih halus? Kenapa juga tubuhku terasa lebih ringan? Dan tanganku kenapa mengecil?. Liliana merasakan keanehan pada tubuhnya, sebelumnya dia selalu merasa berat dengan tubuh nya sendiri.
"Hanya anak nelayan dan penjudi rendahan saja, beraninya bicara kasar!" ujar salah satu pria itu pada Liliana.
"Anak nelayan? Penjudi? Siapa maksud kalian?" tanya Liliana kebingungan, menatap pria-pria yang menangkapnya itu.
Ini terlalu nyata untuk menjadi mimpi, ini bukan surga.. apa aku hidup kembali?
"Cepat bawa dia! Madam Morena pasti sudah menunggu barang bagus ini!" Ucap seorang pria berkumis itu sambil tersenyum.
Salah satu pria itu membekap mulutnya dengan tangan, dan memukul Liliana hingga pingsan. Gadis itu terbangun di sebuah kamar mewah dan minim cahaya.
"Uh.. kepalaku sakit sekali, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku.." Liliana melihat tangannya yang kecil dan ramping, kuku nya juga cantik, rambutnya panjang berwarna merah. "Tanganku jadi kecil, kuku ku juga cantik? Tubuhku terasa ringan, sebenarnya ini tubuh siapa! Jelas-jelas ini bukan tubuhku!" Liliana alias Adaire panik karena merasakan tubuh yang mengecil dan ringan itu.
Liliana melangkah menuju ke dekat pintu, dia menndengar pembicaraan beberapa orang disana. Ketika orang-orang itu akan membuka pintu kamar tempat Liliana berada, Liliana langsung pura-pura tertidur di ranjang. Seorang wanita dengan dandanan menor dan dua orang pria yang menangkap Liliana, masuk ke dalam kamar itu.
Aku harus tau aku berada dimana, aku siapa, dan siapa orang-orang ini. Liliana pura-pura tertidur, dia memiliki banyak pertanyaan di kepalanya.
"Bagaimana madam? Barangnya bagus kan?" tanya pria itu dengan senyuman liciknya, dia menatap genit ke arah Liliana yang sedang tidur.
"Dia sangat cantik, tubuhnya juga bagus. Apakah dia masih perawan?" tanya madam Morena, pemilik tempat itu. Dia tersenyum puas melihat wajah cantik Liliana.
Cantik? Aku cantik? Aku yang jelek dan bertompel ini dibilang cantik?. Liliana membatin mendengar ucapan Madam Morena.
"Dia masih perawan, tentu saja harganya mahal kan madam?" tanya pria itu menawar harga untuk Liliana.
Huh! Apa aku dijual oleh pria-pria busuk ini?. Keluhnya di dalam hati.
"Baiklah, bagaimana kalau dengan 75 koin emas?" Madam Morena tersenyum sambil membuka kantung uang nya.
"Madam...gadis seperti ini harganya lebih dari 75 koin emas, bagaimana kalau seratus koin emas?" Pria itu kembali menawar Liliana dengan harga mahal.
"Apa kalian mau merampok ku? Aku bahkan tidak yakin kalau dia adalah perawan," tanya Madam Morena tidak senang dengan penawaran ketiga pria itu. Dia juga tidak yakin kalau Liliana masih perawan.
Aku masih perawan, bahkan si Arsen sialan itu belum pernah tidur denganku!. Batin Liliana yang gemas ingin membuka mata dan membuka mulutnya.
"Baiklah, bagaimana kalau 75 koin dulu untuk sekarang dan sisanya 25 koin boleh nanti kalau madam sudah memastikan dia perawan atau bukan,"
"Hah! Baiklah, jika dia perawan aku akan memberikan kalian 25 koin lagi sebagai sisanya. Beruntunglah kalian karena kali ini kalian membawa gadis cantik kemari dan bukan seperti gadis kemarin yang kalian bawa," Gerutu madam Morena sebal.
Madam Morena memberikan 75 koin emas untuk tiga orang pria yang membawa Liliana ke tempat pelacuran itu. Akhirnya Liliana pun mengerti dimana dia berada dan siapa dia. Dia adalah Liliana, putri seorang nelayan miskin yang hobi berjudi, dan ayahnya memberikan dia pada kreditor untuk membayar hutangnya.
Kemudian Liliana dibawa kreditor itu untuk di jual lagi. Dia paham bahwa kini dia berada di dalam tubuh seseorang yang bukan dirinya, itu karena dia dipanggil cantik oleh madam Morena. Panggilan yang tidak pernah dia dapatkan dari siapapun dengan tulus.
"Bangunlah manis, aku tau kau sudah bangun dari tadi," ucap Madam Morena sambil duduk di sudut ranjang, tempat Liliana tertidur.
Liliana langsung beranjak bangun dari ranjang itu, dia berusaha setenang mungkin menghadapi madam Morena. "Ternyata madam cukup pintar juga ya," gadis itu tersenyum lebar.
Aku dapat kesempatan kedua untuk hidup, aku tidak boleh menyia-nyiakan nya. Aku harus keluar dari sini!
"Bukan cukup pintar, tapi aku memang pintar!" Madam Morena tersenyum lebar. Dia mendekati Liliana dan memegang wajahnya."Dengan kecantikan mu, kau akan menjadi primadona di tempat ini, namamu Liliana ya?" Madam Morena memegang dagu Liliana, dia terkesan dengan wajah cantik yang dimiliki gadis itu.
Padahal dia hanya gadis miskin, tapi wajahnya sangat cantik.
"Iya, nama saya Liliana." jawab Liliana.
"Baiklah Lily, apa kau sudah tau apa tugasmu disini?" tanya Morena.
"Saya tidak tau," jawab Liliana dengan wajah pura-pura polos.
"Kau akan dapat bayaran mahal, hanya perlu temani saja seorang pria kaya malam ini. Kalau kau mencoba kabur dari sini, aku akan membuatmu tidak bisa menggunakan kaki dan tanganmu lagi. Apa kau paham, Lily?" Madam Morena tersenyum, tapi matanya menatap tajam dan mengancam Liliana.
"Baik, saya akan patuh. Kebetulan saya juga memang butuh uang, tapi saya ingin uang mukanya sekarang," Liliana melihat ke arah wanita menor itu dengan tatapan tak berdaya.
Ya, aku butuh uang untuk kabur dari sini. Untuk balas dendam, aku harus punya uang! Uang adalah kekuatan!
Madam Morena tersentak kaget, baru kali ini dia melihat seorang wanita pemberani yang dibawa ketempat pelacuran. Biasanya wanita yang dibawa kesana akan menangis, mencoba kabur, memohon dipulangkan, bahkan sampai menyerang penjaga yang ada disana. Tapi Liliana berbeda, dia wanita yang cukup tenang dan tidak takut apapun.
Wanita pemilik tempat pelacuran itu memberikan sejumlah koin emas untuk Liliana. Tak lama setelah itu Liliana menunggu pria yang datang ke kamarnya, dia sudah bersiap dengan senjata tusuk rambut untuk menyerang pria itu.
"Aku penasaran, siapa pria brengsek yang akan menjadi sasaran kemarahan ku! Semua pria memang brengsek, sama seperti Arsen!" Liliana duduk di ranjang nya. Terlintas ingatan sebelum kematian nya, dia sangat marah karena pengkhianatan Arsen dan Adara.
Kata siapa Tuhan tidak tidak sayang padaku? Tuhan masih bersamaku dan tidak meninggalkan ku.Terimakasih Tuhan, aku akan mengubah takdir ku di dalam kehidupan kedua di dalam tubuh ini. Akan aku buat mereka yang menyakiti ku menangis darah!
CEKRET!
Pintu kamar itu terbuka, terlihat seorang pria bertopeng, tubuh tegap dan kulit putih sudah berdiri di depan Liliana. Liliana mendongak melihat ke arah pria itu, matanya merah menyala. Dia menutup pintu kamar itu, mendekati Liliana yang duduk di ranjang.
"Sayang sekali gadis cantik seperti mu harus terjebak ditempat ini dan melayani pria hidung belang," ucap pria itu sambil tersenyum pada Liliana. Senyuman yang mengejek.
"Saya juga benar-benar sial karena terjebak di tempat ini lalu bertemu pria hidung belang seperti anda!" Liliana tersenyum sinis membalas perkataan pria itu, kemudian mulai menyerang si bertopeng dengan tusuk rambutnya.
Gerakan pria itu lebih cepat Liliana, dia menangkis serangan Liliana dan memeluk wanita itu untuk tetap diam. "Lepaskan aku! Dasar pria mesum!" Teriak Liliana sambil berusaha melepaskan dirinya dari pelukan pria itu.
"Aku dengar kau masih perawan, apa kau baru ditempat ini nona Lily?" bisik pria itu ke telinga Liliana. Napas nya berhembus di leher Liliana, membuat wajah wanita itu memerah.
Tak lama setelah itu terdengar keributan di luar, terdengar suara orang-orang berlarian."Jangan kabur! Kalian sudah dikepung!"
Liliana tersentak kaget mendengar suara ribut-ribut itu. Dia berusaha berontak kabur dari sana. "Nona, apa kau mau kabur?"
"Bukan urusanmu!" Liliana ketus.
"Kalau tidak mau tertangkap mereka, ikut aku!" Pria itu menggendong Liliana dengan paksa. Dia membawa Liliana keluar dari tempat itu melalui jendela.
Liliana terkejut karena pria itu bisa melompat dari lantai 3, membawanya dengan selamat.
"Kau sudah gila! Kita bisa saja mati!" Gerutu Liliana kesal.
"Tapi kita tidak mati kan? Aku sudah menyelamatkan mu, apa kau tidak akan berterimakasih?" tanya pria bertopeng itu.
Benar juga, kalau aku tidak dibawa kabur olehnya.. aku pasti sudah ditangkap pengawal pemerintah itu.
"Kau punya cermin, tidak?" tanya Liliana dengan nada ketusnya.
"Cermin?" Pria bertopeng itu memberikan cermin kecil pada Liliana. Dengan cepat gadis itu bercermin dan melihat wajahnya.
Seperti apa kata madam Morena, aku memang sangat cantik.
"Bagus, aku benar-benar cantik! Aku akan mengubah takdir ku sebagai gadis jelek!" Liliana terpesona pada wajahnya sendiri.
Adara, Arsen, kalian tunggu saja!
Liliana berterimakasih pada pria bertopeng dan memberikan cermin itu kembali kepada pemilik nya. "Aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi tuan bertopeng aneh," Liliana berkata dengan nada ketus.
Gadis yang aneh, dan juga cantik.
Wanita itu pergi begitu saja meninggalkan si pria bertopeng disana sendirian. Tak lama setelah itu, beberapa pria berpakaian rapi memberikan hormat kepadanya.
"Yang mulia putra mahkota, semua nya telah selesai,"
Pria itu membuka topengnya, terlihat wajah nya yang tampan dengan rambut hitam yang mempesona. "Kerja bagus,"
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Wil Da
Thor Liliana Ama putra mahkota ya ya ya
2023-05-15
2
Septi Verawati
wah ternyata putra mahkota tohh,, mantap
2023-01-13
1
Oi Min
bagus Adaire...... kmu hrs pintar dan jgn naif. jadilah berani......
2022-12-10
1