...🍀🍀🍀...
Keributan berakhir dengan dibawanya pria bangsawan itu oleh pengawal istana. Dia terkejut karena dia ditangkap oleh pengawal istana. Karena pengawal istana hanya bisa di perintahkan oleh keluarga kerajaan.
Liliana, Nicholas dan Daisy juga bingung kenapa bisa ada pengawal istana disana. Tentu saja itu perbuatan Max yang marah, dia langsung memerintahkan Pierre, membawa pria yang menganggu Liliana untuk dihukum berat.
"Kenapa bisa ada pengawal istana disini?" tanya Liliana bingung.
"Saya juga heran nona, apakah mungkin di sekitar sini ada anggota keluarga kerajaan?" Daisy menebak-nebak.
"Eh..itu tidak mungkin, mana mungkin ada anggota keluarga kerajaan datang kemari. Jika ada, pasti semua orang akan heboh dengan kedatangannya. Mungkin hanya kebetulan saja ada pengawal istana disini," Liliana berasumsi seperti itu.
Anggota keluarga kerajaan? Tidak mungkinlah!
"Nona, apa yang anda lakukan tadi itu sangat berbahaya!" Nicholas berkata dengan suara yang meninggi.
"Sir Nicholas, tolong jangan meninggikan suara anda seperti itu pada nona Liliana!" Daisy tidak senang dengan nada bicara Nicholas pada nona nya.
"Saya tidak akan meminta maaf dan saya tidak menyesali apa yang saya lakukan tadi. Selama saya melakukan hal yang benar, saya tidak akan menyesal," ucap Liliana dengan suara tegasnya.
Nicholas kehilangan kata-kata, dia tidak bicara. Hanya saja wajahnya menunjukkan kekesalan pada Liliana.
Setelah Liliana selesai berbelanja, dia kembali ke mansion Geraldine bersama Daisy, Nicholas dan seorang kusir kereta. Sesampainya disana, Liliana dan Daisy membereskan barang-barang belanjaan mereka. Adara melihat Liliana dengan sinis seperti biasanya, dia tidak senang karena Liliana diberikan fasilitas yang sama oleh Duke Geraldine dengannya.
"Nona, dia semakin sombong saja!" bisik Anya pada nona nya itu.
"Benar, harus aku apakan dia? Dia sudah menyingkirkan beberapa kaki tanganku di rumah ini. Dia menggoda suamiku, sebenarnya apa yang dia inginkan?" Adara mengepalkan tangannya dengan geram, dia menatap Liliana yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.
Adara langsung pergi menemui Nicholas, dia ingin menanyakan bagaimana penyelidikannya tentang Liliana. Adara dan Nicholas bertemu di ruang kerja Arsen, suaminya.
"Sir Nicholas, bagaimana kabarmu?" tanya Adara dengan senyum lembut dan suara manisnya.
"Saya baik-baik saja nona. Apa nona memanggil saya?" Nicholas membungkukkan setengah badannya di depan Liliana.
"Syukurlah kalau kau baik-baik saja, sini duduklah sebentar sir Nicholas," Adara bersikap seramah mungkin pada bawahannya itu.
Seperti biasanya, nona Adara memang baik hati. Dia tidak seperti wanita j*l*ng yang kasar dan tidak tahu aturan itu. Nicholas tersenyum lembut dan duduk di kursi yang berhadapan dimana tempat Adara duduk.
"Terimakasih nona Adara," ucap Nicholas sopan. Dia bersikap tidak sopan pada Liliana, sedangkan pada Adara dia bersikap lembut.
"Sir Nicholas, aku ingin mengetahui apa yang kau temukan tentang wanita itu? Aku benar-benar resah dan takut, kalau wanita itu menipu ayah sebagai teman kakak ku. Kau tau kan aku sangat menyayangi kak Adaire? Aku tidak mau siapapun menggantikan dirinya," Adara bicara dengan mata berkaca-kaca. Berusaha mencari simpati dari Nicholas.
"Saya mengerti apa yang dikhawatirkan oleh nona. Nona tenang saja, dia tidak lebih dari seorang pengemis jalanan. Saya hanya menemukan fakta bahwa dia berasal dari pulau kecil bernama Gardian, selain itu saya tidak tahu apa-apa lagi tentangnya,"
Sial! Dia bilang tidak menemukan apa-apa lagi? Lalu apa gunanya dia menjadi bawahan ku? Adara mengertakan giginya.
"Maafkan saya nona, saya membuat anda kecewa. Tapi, saya sudah meminta beberapa orang untuk pergi kesana dan menyelidiki tentangnya secara langsung," jelas Nicholas pada Adara.
"Aku tidak kecewa atau marah padamu, justru aku sangat berterimakasih karena kau sudah membantuku," Adara tersenyum palsu, namun di dalam hati dia sangat kecewa karena tidak mendapatkan informasi lebih detail tentang Liliana dari Nicholas.
****
Sore itu Liliana sedang merenung sendiri sambil melihat rerumputan di taman belakang rumah itu. Dia memikirkan kejadian tadi siang, dia sadar akan satu hal bahwa balas dendam tidak hanya dengan kecantikan saja. Dia harus bisa melindungi dirinya dari Adara yang suatu saat pasti akan mencelakai nya.
"Benar, aku harus bisa beladiri! Pasti akan banyak orang yang memburuku nantinya. Seperti apa kata si gila itu, aku harus berhati-hati! Ah, kenapa aku jadi memikirkan si gila itu? Aku bahkan tidak tahu namanya!" Gumam Liliana dengan bibir yang mengerucut.
"Nona, saya bawakan teh hangat untuk anda," kata Daisy sambil meletakkan teh hangat di atas meja.
"Daisy, aku mau ganti baju dulu! Carikan aku baju untuk berlatih pedang!" Ujar Liliana.
"Berlatih pedang?" Daisy melongo mendengar kata-kata Liliana tentang berlatih pedang.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk berlatih bela diri, pertama-tama dia melihat kstaria keluarga Geraldine berlatih di halaman belakang. Untuk mengambil hati mereka, Liliana memberikan makanan buatannya untuk para ksatria itu. Mereka sangat senang dan tersentuh dengan perhatian Liliana.
"Nona, kue ini benar-benar enak," ucap seorang kstaria pada Liliana.
"Benarkah? Aku sangat senang kalau kalian menyukainya," ucap Liliana sambil duduk di rerumputan dengan santai.
"Kue ini, mengapa aku merasa kalau rasanya.." seorang kstaria terlihat bingung saat memakan kue buatan Liliana.
"Kenapa tuan? Apa rasanya tidak enak?" tanya Liliana pada kstaria itu.
"Rasanya familiar, mirip dengan buatan seseorang," jawab kstaria itu dengan wajah yang sedih.
"Benar, aku juga merasa begitu. Kue ini rasanya sama dengan buatan mendiang nona Adaire!" Kata kstaria lainnya dengan wajah sedih.
Mereka teringat Adaire yang selalu membawakan kue setiap kali para ksatria selesai latihan. Tak lupa dia menyapa semua orang di mansion itu dengan ramah. Liliana terharu karena masih banyak yang mengingat dirinya di rumah itu, bahkan merindukannya. Mereka membicarakan kebaikan Adaire pada Liliana, dirinya sendiri. Adaire dalam wujud yang lain.
Sore menuju malam, dia berlatih bela diri seorang diri setelah mempelajari beberapa gerakan dari para ksatria Duke Geraldine, di halaman belakang kediaman Duke, tubuhnya yang ringan membuatnya tidak kesulitan bergerak kesana kemari. Ketika sedang berlatih pedang seorang diri, Arsen yang baru saja pulang bekerja melihat Liliana ada disana sedang memegang pedang.
"Nona Liliana, apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Arsen yang sudah berdiri di belakang Liliana.
"Tuan Duke, panggil saya Lily saja sudah cukup," ucap Liliana sambil membungkuk dengan sopan.
Dilihat dari sisi manapun, Arsen memang sangat tampan. Mana mungkin dia mau dengan diriku yang dulu, aku seperti orang bodoh karena mengira dia mencintai ku. Liliana tersenyum pahit, dia menatap pria tampan di depannya itu dari atas sampai ke bawah. Arsen memang sempurna, dia memiliki wajah tampan dan tubuh yang kekar. Kekuatan pedangnya juga tidak dapat diremehkan, hanya saja dia berasal dari keluarga Count yang membutuhkan dukungan dari keluarga diatasnya untuk bisa berkembang. Itulah alasan kenapa dulu Arsen menikahi Adaire dan Liliana baru menyadarinya sekarang.
"Apa aku boleh memanggil mu seperti itu?" tanya Arsen sambil tersenyum ramah.
"Tentu saja, karena Liliana terlalu kepanjangan. Anda akan lebih nyaman memanggil saya dengan nama pendek saya," Liliana tersenyum palsu.
"Baiklah nona Lily, apa yang sedang kau lakukan disini? Kenapa nona seperti mu memegang pedang dan berpakaian seperti ini?"
"Saya sedang belajar pedang tuan," jawab Liliana.
"Belajar pedang? Mengapa?" Arsen keheranan
"Saya ingin bisa bela diri dan melindungi diri saya sendiri dari bahaya," jawab Liliana tegas.
Arsen pun menawarkan diri untuk mengajari bela diri pada Liliana. Bahkan Arsen dan Liliana berkuda bersama-sama, Adara yang sedang jalan-jalan tak sengaja melihat Arsen naik kuda dengan Liliana.
"Nona Adara, lihat itu tuan count-" Anya melirik ke arah Arsen dan Liliana yang naik kuda bersama. Dua orang itu tertawa-tawa bahagia.
Adara sakit hati dan cemburu melihat Arsen bersama dengan Liliana. "Kau memang benar-benar cari mati," gumam Adara pelan, penuh kekesalan dan amarah.
...---***---...
Please komen, like, vote dan gift nya dong biar author semangat 😍😍👍☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
ayudisa
tuan duke apa tuan count
2022-12-26
1
senopati arya mada
wkwkwk.....
balas dendam on going
2022-08-02
0
Vanda Saderyana
bagus ceritanya,seru thor.....
2022-06-24
0