...***...
Tangan kekar itu masih merengkuh pinggul mungil milik wanita cantik bernama Liliana. Keduanya terpana dalam tatapan yang dalam. Melihat keindahan wajah satu sama lain.
Kenapa matanya selalu terlihat indah? Aku selalu penasaran dengan sosok dibalik topeng ini, apa dia benar-benar memiliki wajah yang jelek?
Dag dig dug, seperti itulah definisi dari bunyi jantung Max saat ini. Ketika tubuhnya bersentuhan dengan Liliana, dia seperti kesetrum, dia terpesona bukan hanya oleh kecantikannya. Perasaan ini tidak dapat dia artikan karena dia tak pernah merasakan perasaan seperti ini pada seorang wanita, kecuali Liliana.
Gawat! Sekarang gejala sakit jantungku menjadi lebih parah, astaga! Kenapa sakit jantungku harus kambuh sekarang? Padahal tadi Chris sudah memeriksa ku dan aku dalam keadaan baik-baik saja. Lalu kenapa sekarang debarannya semakin kuat?
#Flashback
Sore itu di istana putra mahkota Istvan, Eugene memanggil Chris seorang dokter pribadi untuk memeriksa kondisi Max. "Tolong tuan Chris, yang mulia putra mahkota mengeluh kalau beliau mengalami serangan jantung!" Eugene terlihat panik saat mengatakannya.
"Benarkah? Apakah separah itu gejalanya? Tenang saja, ada saya disini!" ucap Chris sambil menganggukkan kepalanya, dia membawa peralatan medis dan obat-obat yang biasa dia bawa kemana-mana untuk mengobati putra mahkota.
Chris dan Eugene tiba di kamar yang luas dan mewah, pintunya dilapisi oleh emas. Max sedang duduk diatas ranjangnya dengan wajah yang tidak bisa diartikan. "Tuan Chris, mohon segera periksa yang mulia!" Seru Eugene dengan sopan.
Pria paruh baya itu mengangguk,"Yang mulia, bagian mana yang sakit? Sir Rhodes bilang kalau yang mulia terkena serangan jantung?" Tanya Chris sambil memeriksa denyut nadi Max dari tangannya.
"Iya aku sepertinya mengalami penyakit jantung, jantungku selalu berdebar saat aku-"
Denyut nadi baik-baik saja, jantung juga, tidak ada masalah.
Chris mengangguk pelan, "Yang mulia putra mahkota, saya pikir anda sangat sehat," Chris yakin bahwa Max dalam keadaan sehat-sehat saja.
"Kau salah mendiagnosa! Aku tidak baik-baik saja, jelas-jelas saat aku berada di dekatnya. Jantungku selalu berdebar-debar, bahkan aku seperti kesetrum!" Max memegang dadanya, sambil menghela napas tidak karuan. Eugene melihat sang putra mahkota itu dengan cemas.
"Maaf yang mulia, tapi menurut pemeriksaan saya tubuh yang mulia sehat-sehat saja,"
"Hey! Kau mau mati ya! Aku bilang aku tidak baik-baik saja! Jantungku sekarang memang baik-baik saja, tapi setiap aku berada di dekatnya aku selalu tidak bisa mengendalikan diriku, aku seperti kesetrum dan jantungku berdegup sangat kencang! Pasti ada sebuah penyakit kan? Bahkan saat memikirkannya saja jantungku masih seperti ini, jelas aku tidak baik-baik saja!" Max tetap pada keyakinannya kalau dia tidak baik-baik saja, terlebih lagi saat dirinya berdekatan dengan wanita yang bernama Liliana.
"Ketika di dekat siapa yang mulia merasakan hal seperti ini?" tanya Chris mencoba menganalisis apa yang terjadi pada putra mahkota.
"Berada di dekat dia! Aku tidak mau menyebutkan namanya, karena nanti perasaanku akan jadi aneh lagi," gumam Max bingung.
Chris dan Eugene saling melirik satu sama lain dengan wajah bingung. Baru kali ini mereka melihat sang putra mahkota yang begitu dingin menjadi banyak bicara karena seseorang yang disebut "Dia" itu membuat jantungnya berdebar.
"Apa saya boleh tau siapa dia itu?" tanya Chris. "Ah apa dia itu seorang wanita?" tanya Chris lagi untuk memastikan.
Max tidak menjawab, hanya saja wajahnya menjadi memerah. Chris dan Eugene tercengang melihat wajah menyeramkan Max menjadi ngeblush seperti memakai pemerah pipi.
Apa benar wanita itu bisa sihir? Eugene jadi berfikir macam-macam tentang Liliana.
"Ya benar, dia itu seorang wanita, tuan." Bisik Eugene pada Chris.
Chris tersenyum, dia paham apa yang dirasakan oleh Max bukanlah penyakit jantung biasa tapi penyakit jantung luar biasa. Penyakit jantung yang hanya bisa disembuhkan ketika dia mengungkapkan perasaannya. Chris pun memberi saran untuk penyakit jantung itu, agar Max mengutarakan perasaannya pada si dia. Max malah marah-marah dan menganggap Chris tidak berkompeten, dia tidak usah bekerja lagi di istana kerena diagnosis yang salah.
#End flashback
Max melepaskan pelukannya itu ketika Liliana akan membuka topengnya. Liliana jatuh terjengkang ke belakang.
"Ah! Apa yang kau lakukan? Aduh, sakit!" Liliana memegang b*k*ng nya yang terduduk di lantai. Dia menatap pria itu dengan kesal.
Max pergi begitu saja turun dari balkon yang tinggi itu, Liliana terkejut karena Max tidak mati setelah turun dari sana. "Apa dia sudah gila? Hah, padahal aku penasaran dan ingin tau wajahnya! Ngomong-ngomong kenapa dia seperti itu?"
"Ternyata kau ada disini Liliana," ucap Adara yang sudah ada dibelakangnya.
"Ada apa kau mencari ku?" tanya Liliana sembari menoleh ke arah Adara dengan wajah dinginnya.
"Jangan percaya diri begitu, siapa juga yang mencari mu. Ayahku dan semua orang sedang mencari mu, cepatlah kembali ke pesta!" Seru Adara pada Liliana dengan wajah sinis nya.
"Baik," jawab Liliana sambil tersenyum.
Liliana dan Adara kembali ke pesta. Disana Liliana berdansa dengan Duke, untuk menolak ajakan pria lain yang ingin berdansa dengannya. Liliana terharu dengan perhatian Duke kepadanya.
...****...
Pesta itu telah usai dengan sempurna. Semua orang senang dengan kehadiran Liliana dan memberikan kesan positif untuknya. Namun, disisi lain Adara mulai merasa curiga pada Liliana yang memiliki gerak gerik sama dengan Adaire, kakak nya yang gendut dan jelek itu. Kebiasaan, cara makan, dan bersikap. Adara tau kalau kakak nya itu adalah orang yang tidak punya teman dekat.
"Anya, apa kau yakin kalau wanita j*lang itu memanggil tuan Jackson dengan panggilan paman?" tanya Adara sambil duduk santai di dekat jendela kamarnya.
"Iya nona, bahkan tuan Nicholas sendiri sampai mengatakan kalau dia mirip dengan mendiang nona Adaire," jelas Anya yakin.
"Semakin aku memikirkannya lagi, aku semakin merasa kalau dia sedikit mirip dengan kakakku. Apa mungkin dia-" gumam Adara sambil berfikir.
Adara berusaha menghasut ayah dan suaminya untuk membenci Liliana, menjelekkan dirinya di depan semua orang di mansion itu. Tapi usahanya selalu sia-sia, karena Liliana sudah hampir berhasil meraih hati semua orang disana. Sikap Liliana yang terlihat terbiasa dengan bangsawan, membuatnya tidak terlihat seperti wanita yang berasal dari keluarga miskin dan membuat Adara semakin curiga.
Aku harus memastikan kecurigaan ini, aku akan melakukan sesuatu.
"Anya!"
"Ya nona?"
"Panggilkan gadis itu ke ruang tamu, undang dia untuk minum teh bersamaku. Bilang padanya bahwa aku ingin bicara dengannya," ucap nya pada Anya.
"Baik nona,"
"Dan Anya!"
"Ya nona?" tanya Anya lagi.
"Siapkan 2 gelas teh, lalu masukkan ini ke dalam teh nya!" Adara menyerahkan bubuk di dalam plastik pada Anya.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Ramadhani Kania
aws lily....
2022-03-19
0
Bella
semangat Lily, jangan kalah 😭
2022-03-17
0
Diandra
wah Adara kau mulai bertingkah ya
2022-03-15
0