...***...
"Adara! Ikut aku!" Arsen menarik tangan istrinya, dia terlihat sangat marah pada Adara karena dia memperlakukan Liliana dengan kasar.
Diam-diam Liliana menyembunyikan senyuman liciknya, dia menertawakan Adara di dalam hatinya. Puas melihat Arsen memperlakukan gadis itu dengan kasar, tapi semuanya baru permulaan. Liliana tidak akan membiarkan semuanya selesai disini begitu saja.
"Arsen, kau menyakitiku!" Adara merasa asing dengan tatapan Arsen padanya. Arsen dan Adara meninggalkan taman belakang rumah itu, sedangkan empat nona bangsawan itu masih berada disana.
Mereka berspekulasi bahwa sikap asli Adara sangat menyeramkan, setelah mereka melihat apa yang Adara lakukan pada Liliana. Dengan iba dan simpati, mereka melihat wajah Liliana yang tergores kuku Adara, rambutnya juga acak-acakan akibat ulah wanita itu.
"Nona nona, maafkan saya atas keributan ini," ucap Liliana sambil menahan tangisnya, dia menundukkan kepalanya di depan empat orang nona bangsawan itu.
"Kenapa nona yang meminta maaf pada kami? Ini bukan salah nona," ucap Cecilia, salah satu bangsawan yang berasal dari keluarga Duke. Keluarga yang setara derajatnya dengan keluarga Geraldine.
"Benar, ini salah Adara. Mengapa dia memperlakukanmu seperti ini?" kata Diany, salah satu bangsawan yang berasal dari keluarga Archduke, satu tingkat dibawah keluarga Duke.
"Tidak nona, ini salah saya karena saya mengacaukan pestanya. Nona Adara tidak salah apa-apa, seharusnya saya tidak datang," ucap Liliana sambil sesenggukan, berusaha meraup simpati lebih dalam lagi dari para nona bangsawan itu. Mencoba membuat mereka di pihaknya.
"Ternyata begitu sifat aslinya Adara, aku jadi bertanya-tanya apakah rumor dia yang berselingkuh dengan count Wales itu benar adanya?" tanya Amber, nona yang berasal dari keluarga Marquis, gelar dibawah Duke dan Archduke dan gelar diatas Count.
"Jangan bicara sembarangan ya! Kalian tau kan alasan kenapa Adara menikahi Count Wales? Itu karena wasiat dari mendiang kakaknya!" Annete, sahabat Adara berusaha membela sahabatnya dari tuduhan yang mungkin tidak benar.
"Bicara sembarangan apanya? Bukankah itu benar? Mana mungkin Adara menikah dengan suami kakaknya begitu saja dalam waktu yang cepat? Kuburan kakaknya bahkan belum kering, " gerutu Cecilia yakin.
Adara kenapa kau seperti itu? Apa kau benar-benar seperti yang dituduhkan semua orang?
Annete juga mulai kehilangan kepercayaannya pada Adara.
Setelah menyebabkan kekacauan di pesta teh yang dibuat oleh Adara, Liliana pergi dari tempat itu dengan senyuman penuh kepuasan. Dia seperti melempar burung dengan satu batu sekaligus. Membuat Adara malu dan membuat Adara di marahi oleh Arsen. Betapa bahagianya hati Liliana, melihat hubungan pasangan suami istri itu yang mulai retak.
"Ini belum cukup Adara, belum cukup. Semuanya masih permulaan," ucap Liliana sambil tersenyum menyeringai, dia berjalan masuk kembali ke mansion.
Semua pelayan dan pengawal di rumah itu melihat penampilannya yang acak acakan. Penilaian mereka terhadap Adara jadi berubah, image Adara yang baik hati dan lemah lembut kini sudah berubah menjadi Adara yang jahat dan kasar.
"Nona, apa nona baik-baik saja?" tanya seorang pelayan di rumah itu pada Liliana dengan mata cemas.
"Saya baik-baik saja," jawab Liliana dengan wajah memelas.
"Bagaimana bisa nona baik-baik saja? Lihatlah wajah nona terluka, malam ini adalah pesta debut nona! Mana bisa nona pergi seperti ini?" tanya Jackson, kepala pelayan di rumah keluarga Geraldine. Orang kepercayaan duke Geraldine. Jackson tidak menyangka bahwa
"Saya tidak apa-apa, ini hanya luka kecil," Liliana tersenyum pada pria tua yang sudah bekerja untuk ayahnya selama belasan tahun itu.
"Tidak bisa begini nona, saya akan melaporkan ini pada tuan Duke! Kelakuan nona Adara tidak dapat ditolerir ," kata Jackson sambil mendengus kesal.
"Paman Jackson, saya mohon tenanglah jangan emosi! Nanti penyakit darah tinggi anda bisa kambuh, tarik napas lalu buang ya," Liliana memperhatikan pria tua itu.
Jackson tersentak kaget mendengar perkataan Liliana. Mengingatkannya pada sosok Adaire yang selalu memintanya untuk tidak mudah emosi.
Paman Jackson, jangan marah-marah! Nanti penyakit darah tinggi paman Jackson bisa kambuh! Ayo tarik napas lalu buang ya!
Suara Adaire, gadis yang diketahui sudah meninggal itu terngiang ditelinga Jackson sampai ke dalam hatinya. Kemudian pria tua itu menangis, sekilas dia melihat Liliana seperti Adaire.
"Paman Jackson?" Liliana bingung melihat Jackson menangis.
"Nona Adaire.." lirih pria itu tanpa sadar memanggil nama Adaire, nona nya yang sudah meninggal kurang lebih sebulan lalu.
Astaga! tanpa sadar aku memanggilnya paman.
"Tuan Jackson, anda kenapa?"tanya Liliana pada pria tua itu.
"Maafkan saya, sekilas saya melihat nona seperti nona Adaire," Jackson menyeka air mata dibawah matanya. "Nona, anda boleh memanggil saya paman,"
"Ah.. itu..,"
Dia menyadari bahwa aku memanggilnya paman.
"Saya senang kalau nona mau memanggil saya begitu," ucap Jackson sambil tersenyum. Liliana menjawabnya dengan anggukan.
Tanpa mereka sadari, Anya memperhatikan mereka berdua. Dengan wajah liciknya, dia segera pergi dari sana.
...****...
Malam itu adalah pesta atau upacara kedewasaan Liliana yang diatur oleh Adara dan Duke Geraldine banyak tamu undangan yang datang menghadiri acara itu. Duke memperkenalkan Liliana sebagai putri angkatnya, sekaligus teman baik Adaire semasa putrinya itu masih hidup.
"Nikmatilah pesta ini, Lily," ucap Duke Geraldine dengan senyuman tipis seperti biasanya.
"Terimakasih tuan Duke," Liliana tersenyum lembut.
"Kau bisa memanggilku ayah,"
"Ta-tapi," Liliana terlihat sedih.
"Kau adalah orang yang paling berharga dalam hidup putriku. Dan kau adalah orang yang berharga dalam hidupku sekarang," ucap Duke tulus pada Liliana.
"A-ayah,"
Ayah ternyata kau menyayangiku.
Liliana tampil dengan gaun berwarna merah sama seperti warna rambutnya, Liliana dimasa lalu selalu takut ketika pergi ke pesta. Tapi kali ini dia tidak takut lagi, dengan percaya diri dia melangkah dan menyambut para tamu undangan yang hadir.
Dia tidak mau terjebak di dalam masa lalu, sebagai Liliana dia akan mengubah takdirnya menjadi lebih baik. Menjadi wanita kuat, berani, tidak bergantung pada laki-laki dan tidak akan mau jatuh cinta lagi.
Ditengah-tengah pesta, beberapa pria mendekatinya dan mengajaknya berdansa. Mereka semua berasal dari keluarga terpandang dan mereka juga adalah pria yang pernah menghina Adaire di masa lalu.Untuk menghindari ajakan dansa itu, Liliana melarikan diri ke balkon rumahnya yang sepi.
"Haahhhhhh.. haahh.. ternyata menjadi cantik juga ribet ya?" gumam Liliana dengan penuh percaya diri, napasnya terengah-engah menghindari pria-pria yang mengajaknya berdansa.
"PFut.."
Gadis itu terkejut mendengar suara tawa seseorang di balkon yang sepi. Dia yakin bahwa disana tidak ada seorang pun, tapi ternyata ada orang disana.
"Kau! Kenapa kau ada disini lagi? Apa kau menyusup?" tanya Liliana sambil menunjuk ke arah Max dengan tampilan bertopeng seperti biasanya di depan gadis itu.
"Hehe, kenapa? Kau terkejut?" tanya Max sambil meminum segelas minuman berwarna merah muda dengan santainya.
"Apa kau sudah gila? Bagaimana jika ada orang-orang yang melihatmu disini? Dan darimana juga kau dapatkan minuman itu?" Liliana terperangah melihat Max berada disana dan bertingkah seolah itu adalah rumahnya sendiri.
"Tenang saja, aku tamu undangan di pesta ini. Jangan takut begitu dan santai lah. Ngomong-ngomong banyak juga pria yang mendekatimu? Apa kau player?" Max menatap gadis itu dengan tajam.
"Apa urusannya denganmu aku player atau bukan? Tapi, kau berasal dari keluarga mana? Aku tidak melihatmu di pintu depan tadi?" Liliana bingung darimana datangnya pria bertopeng itu.
"Jawab dulu pertanyaan ku, apa kau player?" Max meraih pinggang Liliana dan membuat wanita itu ke dalam dekapannya.
"Ke-kenapa kau selalu membuat kontak fisik seperti ini?"
"Nona Liliana, jawablah pertanyaan ku?" Max masih menanyakan hal yang sama pada Liliana.
"Hey, kau itu-" ucapan Liliana terhenti ketika dia melihat sepasang mata berwarna merah itu. Dia kembali terpesona oleh mata Max, dia terdiam menatap nya dalam-dalam.
Max juga menatap mata biru sebiru langit itu dengan dalam. Mata mereka saling bertemu dan mengisyaratkan sesuatu yang lain.
...---***---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
luho uroe
benih2 lope mulai bersemi hihiiiii😁😁
2022-06-29
1
delissaa
oke sampe sini dulu 😁
2022-03-26
1
Ramadhani Kania
gk ad visualnya kah thor....
2022-03-19
3