Obsesi Sang Pemikat
Wana adalah wanita berusia 21 tahun. Saat ini berkuliah di Universitas Swasta terkenal di Jakarta Barat, Fakultas Ekonomi.
Prestasinya di kampus menurutnya biasa-biasa saja, IPKnya juga pas-pasan, yang penting sesuai target dengan program beasiswanya yaitu diatas tiga. Walau begitu, dia juga partime sebagai Asdos (Asisten Dosen) untuk perkuliahan Manajemen Keuangan.
Dan ia dalam kondisi bosan dengan hidupnya.
Karena, ya itu tadi, menurutnya hidupnya terlalu standar.
Usia 21 tahun seharusnya sudah melanglang buana keluar negeri dan mencoba berbagai hal menarik, bukan?!
"Hah? Biasa? Orang macam lo, lo bilang biasa?! Apalagi yang harus lo ubah?!" dengan emosi Gwen menggebrak meja kantin di Fakultas Teknik saat mendengar keluhan Wana yang keukeuh bilang 'hidupnya biasa-biasa saja dan butuh adrenalin'. Walaupun sebenarnya Fakultas Ekonomi jugga memiliki kantin sendiri, tapi kantin di Fakultas Teknik banyak cowok smart dan estetik berseliweran, jadi mereka suka makan di sana.
"Gue gini-gini aja," keluh Wana.
"Apanya yang 'gini-gini' aja?! Mau nyoba hal gila apa lagi lo?! Sampe jantungan gue tiap hari kalo lo mulai bilang : kayaknya gue butuh refreshing bla bla bla, Nih! Ada daftarnya!" Gwen meletakkan sebuah binder dan membukanya.
Binder itu memperlihatkan daftar hal gila yang pernah dilakukan Wana selama ini.
Wana dengan merengut membacanya.
Ke Kalimantan mencari lokasi Kota Saranjana.
Foto kayang di Goa Jomblang, tepat di bawah sinaran 'cahaya surga'nya.
Nawarin cilok ke Mark Zukerberg, lewat email (belum ada tanggapan).
Meminta Bobi, kucingnya Pak Prabowo Subianto untuk menginap di kosan selama seminggu (juga belum ada tanggapan).
Piknik di halaman rumah sakit Arjawinangun, Cirebon (tentunya siang hari. Fyi, ini rumah sakit angker dan terbengkalai.) - habis itu demam tiga hari, sih.
Berdiri gaya Titanic di atap gedung kampus (sempat dipanggilin Damkar, dikira mau bundir).
Naik ke Gunung Lawu, khusus untuk makan di Puncak Lawu, warung Mbok Yem (berakhir dengan dirawat seminggu di RS karena hipotermia dan kaca hape retak).
"Yang ini targetnya untuk jangka panjang, say," Wana berbinar menatap Gwen.
"Ja-jangka panjang?" Gwen panik sampai tergagap. Kalau Wana bilang untuk jangka panjang, pasti akan super duper menyulitkan.
"Iya," Wana menaik-naikan alisnya.
"Dan itu adalaaaaaaah?" gumam Gwen.
"Gue pingin berburu Sugar Daddy," Wana menyeringai.
Gwen ternganga.
"Tapi, gue pingin tetap perawan, gimana? Brilian kan?!"
Mulut Gwen menganga semakin lebar.
"Kalau... Lo udah dapet terus mereka minta, gimana?!" desis Gwen.
"Gue kabur," sahut Wana.
"Emang segampang itu kabur?!"
"Nggak tau, cuma bisa rencanain sampai situ sih,"
"Gila lo! Lo tau nggak sih yang disebut Sugar Daddy tuh apa?! Konglomerat Cuy!"
"Lah iya, emang begitu kan?"
"Dan lo tau apa yang bisa di lakukan oleh para konglomerat?! Merubah tatanan dunia! Mau lari kemana pun lo bakalan kekejar! Belum gaya hidup mereka yang nyeleneh dan... Fetish mereka yang aneh-aneh," Gwen begidik.
"Tapi gue pingin kayak Stela, punya tas branded dan parfum 6 juta,"
"Parfum 6 juta? Parfum apa'an harga bisa semahal itu? Dari kulit manusia kah?! Parfum gue aja beli di Indoapril 20ribuan!"
"Stela punya Birkin yang harganya semilyar,"
"Terus lo mau, begitu? Kalo udah punya mau diapain? Lo bawa ke kampus, lo isi pake buku statistik, pensil 2B mekanik, binder file, teh kotak ama roti di dalemnya? Gitu?!"
"Kalo ada yang ngasih ya mau lah," Wana menyeringai. "Dan lagi, gue udah punya modal dasar,"
"Apa?"
"Ini," Wana mengguncangkan dadanya yang berukuran cup C.
Gwen sampai mmemicingkan mata merasa iri sekaligus sinis.
"Bukan cuma itu doang modal lo buat deketin bapak-bapak bergula!"
"Iya, makanya ..." Wana menatap Gwen dengan berbinar.
Gwen langsung mundur karena merasakan firasat buruk.
"A-apa?" gagap cewek itu.
"Gue butuh mutihin kulit, ke salon, ke spa, manicure, pilates, yoga, make up cetar,"
"Terus?"
"Pinjem duit lo dong, 50 juta,"
"Hah?"
Dan begitulah awal mula hal gila ini terjadi.
Obsesi aneh Nirwana alias Wana.
Mengejar Sugar Daddy.
Berikut akan dibahas satu-satu trik dan tipsnya.
*
*
*
"Berapa?!" kakak Wana, Nirmala, tertegun saat Wana bicara dengannya sore itu.
Wana khusus mendatangi Nirmala di kantor untuk meminta ...
"100juta untuk operasi hidung dan filler bibir?! Untuk apa Wana?!"
"Untuk cantik, kak," desis Wana.
"Memang kurang cantik apa kamu? Hidung kamu kan sudah mancung," desis Nirmala.
"Hidungku agak besar dan bengkok, aku juga pingin bikin kelopak mata biar mata tampak lebih besar,"
"Kamu konyol banget deh,"
"Aku kan nggak secantik kakak, aku butuh untuk meningkatkan kepercayaan diriku. Plis kaaaak, Aku akan kembalikan uang kakak bertahap, tapi tunggu aku kerja dulu," Wana merajuk setengah mati.
"Bukan masalah itu, Wana, buat apa sebenarnya uang sebanyak itu?! Kalau bahannya tidak cocok dan dokternya tidak bersertifikat, muka kamu bisa mleyot!"
"Kalau begitu 200juta deh biar aku ke dokter yang lebih terpercaya,"
"Ya duit sebesar itu mana ada," gerutu Nirmala.
"Hum... Terus gimana dong? Aku jadi nggak semangat kuliah nih,"
"Heeey! Awas kamu ulur waktu ya, beasiswa kamu bisa hangus!"
"Aku pingin cantik kaaaak, masa kakak nggak ngertin akuuu, uhuk!" Wana mulai melancarkan aksi berikutnya, extra nangis terisak.
Sesuatu yang membuat Nirmala lemah, adalah saat harus berhadapan dengan adiknya yang kalau punya keinginan tidak bisa ditolak.
"Kakak sih enak udah cantik, karier lancar, Mas Jaka kayaknya juga sayang banget tuh sama kakak," gerutu Wana saat melihat cincin berlian di jari manis Nirmala.
Nirmala menurunkan tangannya ke bawah meja sambil mencibir. "Bukan masalah cantiknya, tapi masalah kecocokan," padahal cincin itu Nirmala beli sendiri. Sengaja ia letakkan di jari manis agar kesannya Jaka yang membelikan. Hal itu ia lakukan agar Jaka tidak kehilangan muka saat mereka bertemu teman-teman, karena Jaka seorang pengangguran.
Nirmala berusaha menyembunyikan kenyataan bahwa suaminya, Jaka, dikabarkan berselingkuh dengan wanita yang ia kenal saat clubing di sebuah club di Jakarta Selatan.
Nirmala belum mengkonfirmasi gosip tersebut karena ia masih percaya bahwa Jaka, pria yang dinikahinya selama 9 tahun lamanya, setia padanya seperti Nirmala setia pada Jaka.
"Siapa tahu kalau aku cantik, aku bisa dapat pacar juga," gumam Wana. "Aku ini jomblo seumur hidup loh kak, Masa nggak kasihan sama aku?! Kalau Mama di surga tahu, dia juga bakalan kasihan sama aku juga kali,"
"Astaga," Nirmala menghela napas.
Dan akhirnya menyerahlah Nirmala terhadap kelakuan adiknya itu. Ia transfer 100juta untuk biaya kecantikan, tanpa Nirmala tahu kalau uang sebesar itu akan digunakan untuk sesuatu yang nyeleneh.
*
*
Wana tersenyum melihat resi ATMnya. 150juta ada di rekeningnya.
Sambil berjalan ke ruangan dosen, ia merencanakan akan mencari referensi dokter bedah plastik untuk memperbaiki hidungnya agar lebih tipis dan proporsional.
Apa aku harus ke luar negeri untuk dapat dokter yang berpengalaman?
Sakit tidak ya operasi itu?
Berapa lama pemulihannya?
Berapa biayanya?
Hal-hal itu berputar di otak Wana.
Sampai ia tiba di ruangan dosen Manajemen Keuangan dan mengetuk pintunya.
*
*
"Itu apa bu?" tanya Wana saat melihat sebuah undangan di atas meja Bu Catur, Dosen Manajemen Keuangan. Mereka berdua sedang berdiskusi masalah silabus dan apa saja yang harus Wana ajarkan kepada mahasiswa yang mengikuti asistensi Manajemen Keuangan, dimana Wana adalah salah satu pengajarnya.
"Oh itu, undangan peluncuran saham baru dari PT. Opal Persada. Suami saya salah satu investor," jawab Bu Catur.
"Hem, apa aja yang dilakukan saat acara itu bu? Jual beli saham?"
"Bukan sih, lebih ke penjelasan kenapa saham itu layak kami beli. Juga bagaimana prospek ke depannya dengan proyek-proyek yang sedang mereka tangani," Bu Catur sedang fokus ke layar komputer sambil menjelaskannya ke Wana. "Tapi sayang sekali, saya dan suami berhalangan hadir. Kami sudah beli beberapa puluh slot sih dari kemarin, jadi sepertinya tidak masalah kalau kami tidak datang,"
Acaranya para investor, acara pengusaha.
Pasti yang datang adalah... Para konglomerat. Bisa jadi ada sugar daddy yang kecantol kan?!
"Apa acaranya bisa saya wakilkan untuk datang bu? Sekalian belajar saham untuk masa depan," tanya Wana kemudian dengan tersenyum licik.
Tips 1 : Hadiri acara dimana para pengusaha berkumpul.
Trik :
Cari acara terbuka yang memungkinkan khalayak umum bisa datang,
Belajar dan cari info mengenai hal-hal yang berhubungan dengan acara itu dari internet, hapalkan diluar kepala.
Jangan salah kostum!
Berlagak seakan kamu tidak mencari mangsa, kalau tidak dapat target, setidaknya kamu bisa menikmati snack yang dihidangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
Oalah wana,mbok matun tandur ae karuan bayarane🤣🤣🤣🤣
2024-07-04
0
maya ummu ihsan
sawan
2024-01-19
0
Ray Aza
mbok yem udah srg sakit2an neh... buruan ditengokin.. heheheee
2023-09-07
1