Artha VS Kevin

"Pak Kevin Cakra? Silahkan masuk," seorang suster menghampiri Kevin dan Wana.

"Lo jangan kabur ya Non," desis Kevin.

"Hih, kuatir amat sih! Nih lo pegang hape gue buat jaminan! Gue tunggu di sini!" sahut Wana.

"Sini," Kevin mengambil ponsel Wana, lalu mencebik, "Ini hape lo bar-bar banget sih! Layarnya retak parah sampe iconnya nggak jelas bentukannya!"

"Udah lo ambil aja dulu kenapa siiih, hape gue cuma satu-satunya dan penuh kenangan ituuu! Bawel ah!"

"Cewek tuh kebanyakan nggak bisa ngerawat elektronik! Bilang aja nggak mau ganti hape gara-gara males mindahin memori kan?! Pasti udah banyak aneh-anehnya nih hape!"

"Kenapa lo ribet banget sih? udahlah gue masuk aja ke dalam!"

"Jangan, nanti gue makin stress," sahut Kevin sambil mengikuti suster masuk ke dalam IGD.

"Halah pake ngomong stress-stressan! Bilang aja nggak mau ketahuan nangis!" gerutu Wana setelah Kevin menghilang di balik pintu.

Tapi gila juga, gue ketemu berondong beneran. Asli dan profesional.

Bening banget lagi, serasa pingin jadi muda lagi gue.

Tapi kenapa tingkahnya lenje begitu yak kalo sama gue. Perasaan pas sama tante yang tadi penuh kemesraan (janganlah cepat berlalu) dan perhatian tingkat tinggi.

Wana pun meraih pouchnya, membuka case bedaknya dan berkaca.

"Cowok aja bisa seganteng itu, apa gue operasi hidung juga? Bentukan punya gue kurang lurus nih ada jendolannya di tengah," gumam Wana.

Sementara itu,

Mari kita beralih ke Om Silver berambut gondrong tajir mentereng.

Dengan berkacak pinggang, Arthasewu Connor melayangkan pandangan dari mata sayunya ke seluruh ruangan di lantai 3.

Keberadaan Wana, Nihil.

Artha berniat menelponnya tapi ia takut mengganggu Wana. Siapa tahu gadis itu sedang bersama targetnya.

Tapi, ini sudah tengah malam.

Jangan-jangan... Berlanjut ke hotel?! Pikir Artha kuatir.

Ah, tidak! Tidak! Si Mak Lampir pernah bilang kalau ia berusaha keras menjaga keperawanannya. Jadi dia tak mungkin mau diajak ke kamar hotel.

Jadi seharusnya, tempat yang paling pas untuk mengobrol selain di lantai 3 adalah ruangan VIP.

"Hei, ada cewek putih, kurus, dada besar, masuk ke ruang VIP?" tanya Artha ke resepsionis bagian ruang VIP.

"Ada Pak, saat masuk dia bersama dengan laki-laki yang berjas putih. Tapi mbaknya sudah keluar lagi buru-buru sama cowok,"

"Sama cowok?"

"Iya, masih muda Pak, ganteng banget pula. Eh, maaf Pak, keceplosan," si resepsionis menutup mulutnya sambil tersipu.

Itu sebenarnya bukan urusan Artha. Tapi kenapa dia merasa emosi? Cowok muda dan ganteng bukan target Wana. Jadi siapa?

Yang jelas, sudah pasti Artha akan menelpon Wana.

Tuuuut (dering pertama)

Tuuuut (ceritanya dering kedua)

Tuuu... "Halo?"

Artha tertegun.

Yang menyapanya suara laki-laki.

"Ini hapenya Wana kan?" tanya Artha sambil mengernyit.

"Betul, Wana lagi di luar Om, hape dititipkan ke saya,"

"Posisi Anda dimana ini?"

"Di RS XX, di IGD,"

"Di IGD?!" nada suara Artha langsung panik.

"Errr... Iya?"

"Saya kesana sekarang, jangan kemana-mana!"

Dan Artha langsung menutup teleponnya, lalu dengan setengah berlari ia menuju 'banteng' kesayangannya untuk menuju RS XX.

Sementara Kevin memicingkan mata sambil menatap layar ponsel retak Wana.

"Gue angkat teleponnya bakalan jadi masalah nggak sih tadi?" gumam Kevin ragu.

Lalu dia menghapus air matanya.

Ternyata dari tadi dia nahan sakit, bisa gawat kalau ketahuan nangis di depan cewek pula.

Kayaknya aktingnya harus dianugerahi grammy award.

"Jahit dulu sebentar yah mas," kata dokter jaga sambil menyeringai.

"Ohiya Mas Dok. Usahakan jangan terlalu banyak jahitan," Kevin meringis takut-takut.

"Yaaa seperlunya..." desis Mas Dok.

4 jahitan.

Untung saja dianestesi.

"Nanti pain killernya diminum ya pak, yaaa clekit-clekit sedikit paling. Jahitan tak perlu dibuka sudah akan jadi daging," kata Mas Dok.

"Clekit-clekitnya seberapa parah? Skala 1 sampai 5?" Kevin menatapnya dengan kuatir.

Astaga, cakep-cakep kok cengeng bet dah! Gue kerjain aja lah. Pikir Mas Dok.

"4 lah Pak Kevin,"

"Anjrit tuh cewek, sialnya dobel! Mudah-mudahan ini terakhir kalinya gue ketemu dia!" keluh Kevin sambil mengusap kasa di dahinya.

*

*

"Wana!" Artha mendapati Wana sedang duduk di ruang tunggu sambil melamun menonton tayangan chanel Turki dari tv yang digantung di dinding.

Wana pun menoleh ke arah Artha, sambil berlinang air mata, karena ada adegan si tokoh utama ditinggalkan si suami karena pelakornya datang. Wana saat itu sedang teringat Nirmala, kakaknya.

Tapi Artha melihatnya dengan cara berbeda.

Ia pun langsung menarik Wana ke dalam pelukannya.

eh, cieee.

"Kamu nggak papa? Mana yang sakit?" Artha salah paham.

"Eh? Kok Om di sini?" tanya Wana.

"Kita pindah rumah sakit aja yah, saya pastikan perawatan terbaik untuk kamu!" Artha menggiring tubuh Wana ke arah pintu keluar dengan terburu-buru.

"Eit, bentar!" seseorang menahan gerak Wana dengan cengkeraman di lengan. Langkah gadis itu berhenti, membuat Artha juga reflek menoleh ke arah belakang.

"Mau kemana?" tanya Kevin sambil memicingkan mata ke arah Wana.

"Eh? Tadi ini..." Wana dengan jengah menunjuk Artha.

"Kamu siapa?" tanya Artha ke Kevin.

"Om ini siapa?"

"Saya tanya duluan,"

"Dia gak bisa pergi begitu saja," sahut Kevin. (Soalnya biaya penanganan belum dibayar).

"Ini bukan urusan kamu," sahut Artha.

"Ini urusan kami, justru anda tidak ada hubungannya," (soalnya hape Wana masih dia tahan) desis Kevin sambil menarik tangan Wana ke arahnya.

"Om Artha, saya mau selesaikan urusan dengan Kevin dulu yaaa," sahut Wana. (Urusan administrasi, maksudnya).

"Tapi,"

"Om pulang saja duluan, takut merepotkan. Saya nggak apa-apa, kok!" kata Wana sambil tersenyum. (Maksudnya, jangan sampai Om Artha yang jadinya malah nimbrung, karena kejadian di ruangan VIP tadi beneran malu-maluin!)

"Yuk," gumam Kevin sambil menarik pinggang Wana ke arah lorong di samping kanan.

"Wana," panggil Om Artha.

"Sampai ketemu lagi ya Om!" sahut Wana dengan pandangan sendu mengikuti Kevin yang masih memeluk pinggangnya dengan posesif (dia beneran nggak mau Wana kabur). Tatapan Kevin ke arah Artha sangat sinis (soalnya pengaruh anestesi mulai habis).

Dan mereka berdua pun menghilang di balik koridor, meninggalkan Artha yang termangu.

"Bokap lo ngapain sih nyusul ke sini? Bikin malu aja deh!" Omel Kevin.

"Bukan bokap gue cong!"

"Jadi itu daddy lo?"

"Bukan juga sih. Dia terlalu judes buat jadi daddy gue,"

"Terus kenapa tadi peluk-pelukan?"

"Gue juga kaget, hehehehe,"

"Lah kenapa tampang lo jadi pelangi gitu?!"

"Gue nggak tahu harus seneng, sedih ato malu, bego! Udah ah! Ayo bayar biaya jahit lo!"

"Beuh! Cinta bersemi di rumah sakit! Mobilnya Lambo pula," gumam Kevin.

"Mau gue tambahin jahitannya?"

"Nggak kakak, maaf kaaaak," desis Kevin langsung hormat.

Dan di depan IGD, Artha dengan penuh dendam menelpon anak buahnya.

"Tadi saya sudah tanya ke Dokter Jaga IGD, namanya Kevin Cakra. Selidiki siapa dia dan ada hubungan apa dengan Wana. Kalau masih saudara biarkan saja. Tapi kalau bukan, habisi saja,"

"Siap, Pak," terdengar suara asistennya dari seberang telepon.

Nah lo!

Terpopuler

Comments

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

habisi saja 😀😀😀😀😀

2024-01-02

0

Miss Rumm

Miss Rumm

nyambung banger yah🥲

2023-11-16

0

YK

YK

kok udah jeles duluan..

2023-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 Trik 1
2 Tidak Semudah Itu
3 Awal Mula
4 Orang Ketiga
5 Om Silver
6 Wana yang Berprinsip
7 Si Perayu
8 Untung Saja
9 Om Judes Ke Kampus
10 Pesta Lain
11 Heboh
12 Cowok Ganteng
13 Artha VS Kevin
14 Sadar
15 Begitulah...
16 Perjuangan Masih Panjang
17 Rencana Ngedate
18 Ngemall Gaes
19 Indahnya Jatuh Cinta
20 Balada Cewek Polos
21 Mulai Nyicil Hutang
22 First Job
23 Office Girl VVIP
24 Kerja Kerja Kerja
25 Behind The Scene
26 Rencana Lain
27 Izin Wana
28 Kantin VVIP
29 Akhirnya
30 Ngambek Teroooossss
31 Ibu Ratu
32 Stela Si Angkuh Yang Mulai Jinak
33 Pameran Wedding
34 Sekali-kali Adegan Tegang
35 Ribut Tak Jelas
36 Ternyata ?
37 Si Wanita Tangguh
38 Rencana Licik Artha
39 Wana Si Pemikat
40 Indahnya Cinta
41 Pukulan Telak Untuk Stela
42 Kebenaran
43 Penyerangan
44 Napas Sebentar
45 Taruhan Bawa Sial
46 Hari Suram Bagi Chandra
47 Hari Cerah Bagi Stela
48 Intermezzo
49 Author Lagi Bingung Mau Nulis Apa
50 Aku dan Gaunku
51 Wana Sedang Belajar
52 Ibunya Artha
53 Chandra Si Ayah
54 Janji Pernikahan
55 Teaser After Married
56 S2 : Romansa Pemuda 1
57 RP 2
58 RP 3
59 RP 4
60 RP 5
61 RP 6
62 RP 7
63 RP 8
64 RP 9
65 RP 10
66 RP 11
67 RP 12
68 RP 13
69 RP 14
70 RP 15
71 RP 16
72 RP 17
73 RP 18
74 RP 19
75 RP 20
76 RP 21
77 RP 22
78 RP 23
79 RP 24
80 RP 25
81 RP 26
82 RP 27
83 RP 28
84 RP 29
85 RP 30
86 RP 31
87 RP 32
88 RP 33
89 RP 34
90 RP 35
91 RP 36
92 RP 37
93 RP 38
94 RP 39
95 RP 40
96 RP 41
97 RP 42
98 RP 43
99 RP 44
100 RP 45
101 RP 46
102 RP 47
103 RP 48
104 RP 49
105 RP 50
106 RP 51
107 RP 52
108 RP 53
109 RP 54
110 RP 55
111 RP 56
112 RP 57
113 RP 58
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Trik 1
2
Tidak Semudah Itu
3
Awal Mula
4
Orang Ketiga
5
Om Silver
6
Wana yang Berprinsip
7
Si Perayu
8
Untung Saja
9
Om Judes Ke Kampus
10
Pesta Lain
11
Heboh
12
Cowok Ganteng
13
Artha VS Kevin
14
Sadar
15
Begitulah...
16
Perjuangan Masih Panjang
17
Rencana Ngedate
18
Ngemall Gaes
19
Indahnya Jatuh Cinta
20
Balada Cewek Polos
21
Mulai Nyicil Hutang
22
First Job
23
Office Girl VVIP
24
Kerja Kerja Kerja
25
Behind The Scene
26
Rencana Lain
27
Izin Wana
28
Kantin VVIP
29
Akhirnya
30
Ngambek Teroooossss
31
Ibu Ratu
32
Stela Si Angkuh Yang Mulai Jinak
33
Pameran Wedding
34
Sekali-kali Adegan Tegang
35
Ribut Tak Jelas
36
Ternyata ?
37
Si Wanita Tangguh
38
Rencana Licik Artha
39
Wana Si Pemikat
40
Indahnya Cinta
41
Pukulan Telak Untuk Stela
42
Kebenaran
43
Penyerangan
44
Napas Sebentar
45
Taruhan Bawa Sial
46
Hari Suram Bagi Chandra
47
Hari Cerah Bagi Stela
48
Intermezzo
49
Author Lagi Bingung Mau Nulis Apa
50
Aku dan Gaunku
51
Wana Sedang Belajar
52
Ibunya Artha
53
Chandra Si Ayah
54
Janji Pernikahan
55
Teaser After Married
56
S2 : Romansa Pemuda 1
57
RP 2
58
RP 3
59
RP 4
60
RP 5
61
RP 6
62
RP 7
63
RP 8
64
RP 9
65
RP 10
66
RP 11
67
RP 12
68
RP 13
69
RP 14
70
RP 15
71
RP 16
72
RP 17
73
RP 18
74
RP 19
75
RP 20
76
RP 21
77
RP 22
78
RP 23
79
RP 24
80
RP 25
81
RP 26
82
RP 27
83
RP 28
84
RP 29
85
RP 30
86
RP 31
87
RP 32
88
RP 33
89
RP 34
90
RP 35
91
RP 36
92
RP 37
93
RP 38
94
RP 39
95
RP 40
96
RP 41
97
RP 42
98
RP 43
99
RP 44
100
RP 45
101
RP 46
102
RP 47
103
RP 48
104
RP 49
105
RP 50
106
RP 51
107
RP 52
108
RP 53
109
RP 54
110
RP 55
111
RP 56
112
RP 57
113
RP 58

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!