Jebakan

''Iya, tadi mereka marah padaku terus aku dimarahi dan mereka menyuruhku untuk membawa Ratna menemui mereka.'' Jelas pria tersebut.

''Sudahlah Ra jangan berpikir lagi, doakan saja keluarganya dapat menerimaku dengan sepenuh hati.''

''Tidak...'' membuat kedua orang tersebut menatap kearahnya.

''Maksudku, kalian boleh pergi tapi aku harus ikut.''

###############

Pria tersebut tampak terdiam sejenak hingga akhirnya menyetujui dengan tawaran dari Tiara.

''Baik kau bisa ikut lagi pula Ratna kan butuh teman.'' Ujar pria tersebut.

''Tapi tunggu sebentar aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu.'' Setelah mengatakan hal tersebut pia itu langsung berlalu meninggalkan sepasang kekasih itu.

Setelah bersiap-siap Tiara segar menuju keluar matanya terus menatap ke arah pria tersebut.

''Ayo pergi..'' Ajak pria itu dengan menggandeng lengan milik Ratna.

''Tapi apakah tidak besok saja perginya lagipula ini terlalu malam untuk menemui orang tuamu.'' Ujar Tiara pada pria tersebut.

''Oh ayolah Tiara kau masih saja cerewet, sudah kubilang kan mereka sudah menungguku saat ini.'' Ujar pria tersebut yang tampak mulai kesal.

''Setidaknya ini kan tengah malam, tidak baik untuk kita keluar malam-malam.''

''Jika kau masih banyak bicara silahkan untuk tinggal saja dan jangan ikut.''

''Aku tidak...''

''Sudahlah Ra kita pergi saja mungkin orang tua Riski sekarang sedang menunggu dengan cemas.'' Ujar Ratna yang memotong ucapan milik Tiara.

''Baiklah jika itu mau mu Rat.'' Ujar Tiara dengan pasrah.

Di perjalanan ia duduk di belakang sedangkan Ratna dan juga Riski duduk di depan. Sepanjang jalan gadis itu hanya terus melirik keluar jendela sedangkan temannya tersebut sedang asik berbicara dengan kekasihnya itu.

Hingga cukup lama mereka di perjalan tapi tidak ada tanda-tanda jika mereka akan tiba. Hingga akhirnya Tiara terus melihat kearah jalan yang tampak sepi yan mereka lewati.

''Sial.'' Gumamnya saat menyadari satu hal yang aneh.

''Rat apa rumah Riski masih jauh ?'' Tanya Tiara pada sahabatnya itu.

''Aku tidak tau Ra aku belum pernah ke sana soalnya.'' Ujar Ratna yang duduk di kursi depan.

''Ini sebentar lagi akan sampai.'' Ujar pria tersebut yang tiba-tiba saja ikut berbicara.

''Apakah rumahmu memang harus lewat hutan begini ?'' tanya Tiara dengan tatapan tajamnya dari belakang.

''Iya memang lewat sini.'' Ujar pria tersebut meyakinkan.

Mendengar jawaban dari pria tersebut membuat Tiara menghela nafas berat.

Hingga akhirnya mobil tersebut berhenti di sebuah rumah tua di tengah hutan tersebut. Bahkan rumah tersebut sama sekali tidak berpenghuni.

''Ke-kenapa kita berhenti di sini sayang ?'' Ujar Ratna terdengar jelas jika gadis itu tampaknya sangat takut.

''Turun !!.'' Bentaknya.

''KAU JUGA TIARA TURUN DARI MOBIL ATAU AKU AKAN BERBUAT KASAR.'' Ujar pria tersebut sedikit berteriak.

Tiara hanya terdiam sedangkan Ratna sudah menangis ketakutan. Tidak ada pergerakkan dari Tiara sedangkan Ratna tangannya saat ini telah di tarik oleh pria tersebut.

''Kalian bawa gadis yang berada di bangku belakang !.'' Pintanya pada 4 orang pria yang sudah menunggu di sana.

''Baik tuan.''

''CEKLEK.'' Pintu mobil dibuka dengan kuat oleh salah satu pria tersebut.

''Jangan sentuh aku ! aku bisa jalan sendiri.'' Ujar Tiara dengan nada dinginnya. Sebenarnya ia juga takut tapi dalam situasi seperti ini ia tidak boleh hanya menangis karena itu semua percuma.

Hingga akhirnya saat inilah mereka berada, di sebuah ruangan yang gelap dengan penerang yang minim dari bola lampu yang berwarna kuning diatas kepalanya.

''Hiks,hiks, hiks...'' Tangis Ratna.

''Jangan menangis Rat, tenang aku jamin kita akan keluar dari sini.'''Ujar Tiara membujuk gadis tersebut.

''Hiks aku minta maaf Ra andaikan aku mengikuti saran mu tadi hiks.'' Ujar gadis tersebut yang benar-benar merasa bersalah dan bodoh dengan apa yang terjadi.

''Tidak apa-apa Rat aku tidak marah padamu kok, yang perlu disalahkan atas hal ini adalah Riski sialan itu.'' Ujar Tiara.

Tak lama kemudian pintu di ruangan tersebut terbuka dan menampilkan sosok Riski yang diikuti dengan beberapa pria tersebut.

''Riski kenapa kamu tega melakukan ini sama kami apa mau mu hiks ?'' tanya Ratna.

''Kau tanya apa mauku ? tentu saja untuk menghabisi bayi yang ada di perutmu itu.'' Jawabannya dengan senyuman sinisnya.

''Aku mohon jangan....jangan bunuh anakku hiks, aku tidak akan meminta tanggung jawab lagi kepadamu.''Mohon gadis tersebut.

''Sayangnya aku tidak mau, oh ya tenang saja kau tetap akan bersama dengan anak itu kok, dengan kata lain aku juga akan membunuhmu dan berita baiknya bukan hanya kalian berdua saja tapi juga sahabatmu akan kukirim bersama kalian.'' Ujarnya dengan menatap ke arah Tiara di akhir kalimatnya.

''Hiks dasar kauu pria bajingan !! aku benar- benar membencimu !.'' Teriak Ratna.

''HAHAHA memang aku bajingan kau mau apa ?''

Mendengar hal tersebut Ratna hanya bisa terdiam, betul apa yang di katakan pria tersebut ia tidak bisa berbuat apa-apa.

''Oh iya dan kau Tiara, gadis angkuh yang merasa dirinya paling baik apa kau punya pertanyaan di akhirnya hayatmu ini ?'' Tanya pria tersebut yang kali ini berada tepat di hadapan Tiara.

''Hmm jam berapa sekarang ?'' Tanya gadis itu yang membuat tawa dari pria tersebut pecah.

''HAHAHA kau sangat lucu ya Tiara, tau begini aku akan mendekatimu dari pada teman bodohmu itu.''

''Jawab saja jam berapa sekarang.''

Pria tersebut melihat jam tangannya sejenak lalu kembali menatap ke arah gadis tersebut.

''Sekarang jam 3 dini hari, apa kau sudah puas ?''

''Iya itu sudah cukup.''

'Setidaknya saat ini pasti Bik Mina telah menemui polisi kan ?' Pikirnya.

FLASHBACK ON

Pada saat pergi bersiap- siap gadis tersebut sengaja untuk menemui Mina yang saat ini sedang berada di kamarnya.

''Bik, aku mau pergi keluar tapi boleh aku minta tolong ?'' tanya gadis tersebut.

''Tentu saja non,''

''Bik jika nanti hingga jam 2 aku tidak ada menghubungi bibi tolong untuk lapor ke polisi ya, karena jujur saja aku cukup curiga dengan pacar temanku itu bik.''

''Jika begitu non jangan ikut saja.'' Usul wanita itu.

''Tidak bisa bik, aku tidak bisa meninggalkan temanku begitu saja.'' Jelas gadis itu.

''Jika tidak, kita bujuk saja agar teman non tidak mau pergi.''

''Aku sudah melakukannya bik, tapi kali ini dia cukup keras kepala.''

''Ya sudah nona, nanti jika anda tidak mengabari saya sampai jam 2 maka saya akan langsung menghubungi polisi, dan saya harap hal buruk yang nona perkirakan tidak akan terjadi nona.''

''Semoga saja begitu.'' Ujar gadis tersebut.

FLASHBACK OFF

"Baiklah sekarang mari kita lakukan agar kalian tidak akan menunggu lama lagi." Ujar pria tersebut.

Episodes
1 Rinduku
2 Sesak di Hati
3 Bertemu Denganmu
4 Kabar yang Mengejutkan
5 Setuju
6 Delapan Pilar
7 Batasku
8 Menikah
9 kebahagiaan atau kesedihan
10 Hujan
11 ini perintah..
12 Sadar
13 Keluar dari rumah sakit
14 Kopi
15 Sarapan
16 Berkunjung ke Rumah
17 Kejutan
18 Jebakan
19 Dia ?
20 Kesal
21 Permintaan
22 Perawat centil
23 Memberi Pelajaran
24 Menemui Ratna
25 Pelayan dan Tuan
26 Mimpi
27 Bentakkan
28 Kelinci
29 Kak Kevin
30 Menunggu
31 Makan di luar
32 Tidak Bisa Tidur
33 Kissbye
34 Belanja ke pasar
35 Diburu
36 Menyelamatkan diri sendiri ?
37 Mau pulang
38 Mari Bercerai
39 Akhirnya lepas
40 Mengoleskan obat
41 Menguping Bersama
42 Di dapur
43 Perkelahian
44 Pusing
45 Di bawa Husein
46 Penyesalan Husein
47 Awal pertemuan
48 Masa Lalu 2
49 Semua akan baik-baik saja
50 Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51 Gugatan dari Tiara
52 Hantu ?
53 Obsesi ?
54 Lari Tiara
55 Sifat dingin Tiara
56 Musuh Tiara
57 Misi Icecream
58 Tiara hilang lagi
59 Di ikuti
60 Anak Kita
61 Maaf dan Terimakasih
62 Ingin pulang dan hantu ?
63 Terkejut dan khawatir
64 Sudah lama kenal
65 Privasi
66 Serangan dan jebakan
67 Ancaman
68 Selalu bersama
69 Kenyataan Untuk Arthur
70 Ayo cari Tiara !
71 Arthur semangat !
72 Arthur menjadi jadi
73 chapter 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 chapter 77
78 Bertanya
79 Kedatangan Husein
80 Pertama Kalinya
81 Bima yang malang
82 Kamar Baru
83 Saingan Arthur
84 Rencana
85 Acara
86 Perayaan
87 Garam ?
88 Penenang
89 Bima menunggu
90 Gisella
91 Orang tua ?
92 Piknik
93 Bukan Teman
94 Kedatangan Reno
95 Kecelakaan ? kapan ?
96 Cinta yang sesungguhnya
97 Rencana Makan Malam Bersama
98 Makan malam
99 Ratna syok
100 Kekhawatiran Tiara
101 Angel
102 Menemui Husein
103 Kenapa masih hidup
104 Ra ?
105 Perubahan Arthur
106 Datang ke kantor
107 Percakapan Arthur dan Bima
108 Terungkap
109 Tiara di culik ?
110 Di mana ?
111 Bukan cinta
112 Perkelahian
113 TAMAT
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rinduku
2
Sesak di Hati
3
Bertemu Denganmu
4
Kabar yang Mengejutkan
5
Setuju
6
Delapan Pilar
7
Batasku
8
Menikah
9
kebahagiaan atau kesedihan
10
Hujan
11
ini perintah..
12
Sadar
13
Keluar dari rumah sakit
14
Kopi
15
Sarapan
16
Berkunjung ke Rumah
17
Kejutan
18
Jebakan
19
Dia ?
20
Kesal
21
Permintaan
22
Perawat centil
23
Memberi Pelajaran
24
Menemui Ratna
25
Pelayan dan Tuan
26
Mimpi
27
Bentakkan
28
Kelinci
29
Kak Kevin
30
Menunggu
31
Makan di luar
32
Tidak Bisa Tidur
33
Kissbye
34
Belanja ke pasar
35
Diburu
36
Menyelamatkan diri sendiri ?
37
Mau pulang
38
Mari Bercerai
39
Akhirnya lepas
40
Mengoleskan obat
41
Menguping Bersama
42
Di dapur
43
Perkelahian
44
Pusing
45
Di bawa Husein
46
Penyesalan Husein
47
Awal pertemuan
48
Masa Lalu 2
49
Semua akan baik-baik saja
50
Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51
Gugatan dari Tiara
52
Hantu ?
53
Obsesi ?
54
Lari Tiara
55
Sifat dingin Tiara
56
Musuh Tiara
57
Misi Icecream
58
Tiara hilang lagi
59
Di ikuti
60
Anak Kita
61
Maaf dan Terimakasih
62
Ingin pulang dan hantu ?
63
Terkejut dan khawatir
64
Sudah lama kenal
65
Privasi
66
Serangan dan jebakan
67
Ancaman
68
Selalu bersama
69
Kenyataan Untuk Arthur
70
Ayo cari Tiara !
71
Arthur semangat !
72
Arthur menjadi jadi
73
chapter 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
chapter 77
78
Bertanya
79
Kedatangan Husein
80
Pertama Kalinya
81
Bima yang malang
82
Kamar Baru
83
Saingan Arthur
84
Rencana
85
Acara
86
Perayaan
87
Garam ?
88
Penenang
89
Bima menunggu
90
Gisella
91
Orang tua ?
92
Piknik
93
Bukan Teman
94
Kedatangan Reno
95
Kecelakaan ? kapan ?
96
Cinta yang sesungguhnya
97
Rencana Makan Malam Bersama
98
Makan malam
99
Ratna syok
100
Kekhawatiran Tiara
101
Angel
102
Menemui Husein
103
Kenapa masih hidup
104
Ra ?
105
Perubahan Arthur
106
Datang ke kantor
107
Percakapan Arthur dan Bima
108
Terungkap
109
Tiara di culik ?
110
Di mana ?
111
Bukan cinta
112
Perkelahian
113
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!