Setuju

..."Cintaku padamu adalah sebuah perjalanan; Dimulai dari selamanya, dan tidak pernah berakhir."...

Perlahan Arthur membawa Tiara kedalam ruangan yang memang sudah di persiapkan Bima atas perintah Arthur. Arthur pun meletakkan tubuh Tiara diatas kasur rumah sakit itu setelah beberapa saat ia hanya mematung melihat Tiara dan kemudian berlalu keluar dari ruangan tersebut disusul oleh Bima dibelakangnya.

'ya Tuhan apalagi yang terjadi oleh majikan hamba ini'

"Bima berhenti memikirkan hal yang tidak berguna"

'glek'

'aku mulai curiga tuan Arthur dapat membaca pikiran huh'

"tu..tuan, kalau boleh saya bertanya apakah anda mengenal gadis itu?"

"tidak"

"terus kenapa anda menolongnya"

" bukan urusanmu"

"baiklah tuan"

setelah itu mereka berjalan dalam keheningan hingga akhirnya mereka sampai didepan pintu ruangan yang nampak mewah padahal mereka masih berada di rumah sakit. ukiran pintu itu sangat indah dan juga dilantai tersebut hanya ada satu ruangan itu.

'krek'

"kau akhirnya datang, kupikir kau lupa bahwa kau masih punya seorang ayah yang harus kau jenguk huh"

"hmm"

hanya itu yang keluar dari mulut Arthur

"apakah kau sangat rugi jika berucap sedikit lebih panjang Arthur"

"sedikit lebih panjang"

kalimat itu keluar dari bibirnya membuat Bima yang memerah menahan tawa sedangkan pria tua yang merupakan ayahnya hanya dapat membuka lebar mulutnya.

"pffft"

"jika kau tertawa Bima kupotong lidahmu"

mendengar hal itu Bima langsung merubah ekspresi mukanya.

" maafkan saya tuan"

tidak ada jawaban dari Arthur ia hanya melirik kesal sambil melipat kedua tangannya.

keheningan mulai melanda ruangan itu tidak ada yang mulai pembicaraan. sebenarnya Bima dan juga pria tua itu adalah orang yang humoris akan tetapi ketika ada Arthur disana maka tempat itu akan berubah menjadi tempat sidang, entah apa yang terjadi tapi aura kekuasaan yang dimiliki Arthur sungguh sangat besar.

"apa yang ingin anda minta ayah dariku?"

suara Arthur memecah keheningan itu.

"kau tau Art aku sudah mulai tua dan juga mudah sakit sakitan tidakkah kau berfikir untuk segera menikah"

"tidak"

"ayolah Art selama ini ayah tidak pernah meminta sesuatu darimu kan? sekarang ayah hanya menginginkan hal itu"

"aku juga tidak pernah meminta sesuatu dari anda"

" Arthur ayah tau bahwa hal yang dulu itu tidak mungkin mengubah segalanya, kau tau kan semua itu hanya kesalah pahaman dan ayah juga tersiksa"

air mata mulai membasahi pelupuk mata pria tua itu

Arthur menghembuskan nafasnya pelan walaupun ia merupakan pria berhati batu bukan berarti ia ingin menjadi anak durhaka bukan? memikirkannya saja Arthur sudah malas.

"baiklah aku turuti keinginan anda"

"benarkah yang kau ucapkan itu? kau tidak menipu ayah bukan?"

"hmm"

"ayah benar benar senang"

Arthur melirik kearah Bima sebentar sedangkan Bima yang dilirik malah salah tingkah

" Bima kapan jadwalku kosong"

"saya cek dulu tuan hmm..anda kosong lusa tuan"

mendengar itu Arthur membalik tubuhnya menghadap sang ayah.

"anda dengar itu saya kosong lusa, jadi sesuai permintaan anda lusa saya akan MENIKAH"

"HAH"

"a..apa tuan"

"kau tidak dengar lusa aku menikah jadi persiapkan semuanya"

"baik tuan, tapi pengantin wanitanya siapa ? kan kalau mau mengurusnya harus ada pengantin wanitanya tuan apa yang harus saya tulis di undangannya tuan dan juga bagaimana pendaftaran pernikahan anda dan pemilihan baju, dan lain lain tuan dan ju.."

" kau ini berisik.. terserah mau siapa yang kau tulis, tanyakan padanya"

Arthur menunjuk pria itu dengan matanya.

setelah mengatakan hal itu Arthur pun keluar dari ruangan tersebut dengan bima yang sengaja ia tinggal agar asistennya itu bisa mengurus pernikahannya setelah bertanya ke ayahnya siapa wanita yang mau dinikahkan dengannya.

perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menelusuri lorong rumah sakit itu akan tetapi kakinya membawanya kesebuah ruangan sederhana dimana ia meletakkan gadis itu tadi.

perlahan ia mulai ingin membuka pintu itu akan tetapi egonya mengalahkan keinginan hatinya sehingga dengan cepat ia berjalan menjauhi ruangan tersebut.

sedangkan didalam ruangan itu Tiara sedang bermimpi buruk,ia terus menggumamkan sesuatu.

"Art, Art kumohon buka matamu hiks hiks"

perlahan air mata mulai mengalir dari matanya yang sudah membengkak itu.

"gw mimpi itu lagi"

setelah merenung beberapa saat Tiara baru sadar bahwa ia sudah berada di ruangan yang berbeda dari ketika ia mengetahui keadaan ayahnya.

"tadi itu seperti nyata seakan akan pelukan itu darinya tapi itu tidak mungkin kan? berhenti memikirkan hal itu Tiara sekarang yang terpenting adalah kondisi ayah"

perlahan ia bangkit dan segera ke ruangan dimana sang ayah di rawat.

"aku mohon berikan keajaiban ya Allah"

setelah melihat ayahnya sebentar Tiara langsung memutuskan untuk sholat ke mesjid. ia sadar bahwa tidak ada gunanya menangis yang ia butuhkan bukan air mata akan tetapi bantuan dari sang maha pencipta.

sedangkan di kamar rawat inap yang mewah itu tampak dua orang laki laki sedang berdiskusi serius.

"jadi tuan Husein siapa pengantin wanitanya"

tuan Husein tampak berpikir sejenak lalu senyum mekar di bibirnya.

" ya Bima aku tau siapa orang yang cocok untuk anak es batu itu"

"saya masih tidak habis pikir tuan mana ada yang cocok dengan tuan muda"

"ada Bima aku yakin kalau dengan wanita ini Arthur akan berubah menjadi sosok yang penyayang dan juga esnya mencair hehehe"

"jika itu yang tuan pikirkan mari kita bertaruh apakah tuan Arthur akan mencair atau perempuan itu yang akan menangis"

tuan Husein tersenyum lebar mendengar perkataan dari Bima itu.

" baiklah tapi tentunya harus ada hadiah untuk pemenang bukan?"

"ya tuan tentunya hal itu yang nomor satu"

"ok kalau saya kalah kamu akan saya beri cuti selama satu tahun bagaimana?"

Bima melebarkan senyumnya saat mendengar hadiah tersebut namun sekejap ia mulai mengubah ekspresi wajahnya karena ia tau jika menang hadiahnya luar biasa seperti ini dapat dipastikan bahwa jika ia kalah maka ia harus menerima hukuman yang setimpal bukan?"

"kenapa ekspresi mu berubah Bim"

"saya tau bahwa jika saya kalah pasti anda akan memberikan saya hukuman yang berat juga bukan"

"hahaha kau ternyata sangat pintar Bima, baiklah jika kau kalah maka kau harus mau kunikahkan sama halnya dengan Arthur"

"apa tuan itu sangat tidak adil"

"kenapa pula itu tidak adil bukannya itu sebanding dengan hadiah kemenangannya"

mendengar hal itu Bima tampak berpikir sejenak.

'apa aku terima saja toh tidak mungkin orang seperti bos akan mencair itu adalah hal yang mustahil hehehe aku jamin aku pasti akan menang'

"bagaimana pendapatmu Bima apa kau setuju?"

" ya tuan saya setuju"

mereka lalu berjabat tangan menandakan bahwa adanya perjanjian diantara mereka dan menimbulkan keterikatan.

"oh ya tuan siapa nama pengantin wanitanya?"

"oh ya hampir aku lupa"

"namanya....."

.

Terpopuler

Comments

Sumiasih

Sumiasih

Sebanarnya ada hubungan apa Tiara dengan Arthur? Sepertinya Tiara mengenal wajah tampan Arthur tapi kok Arthur kayak kagak kenal sama Tiara ..bikin penasaran bangeet

2022-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Rinduku
2 Sesak di Hati
3 Bertemu Denganmu
4 Kabar yang Mengejutkan
5 Setuju
6 Delapan Pilar
7 Batasku
8 Menikah
9 kebahagiaan atau kesedihan
10 Hujan
11 ini perintah..
12 Sadar
13 Keluar dari rumah sakit
14 Kopi
15 Sarapan
16 Berkunjung ke Rumah
17 Kejutan
18 Jebakan
19 Dia ?
20 Kesal
21 Permintaan
22 Perawat centil
23 Memberi Pelajaran
24 Menemui Ratna
25 Pelayan dan Tuan
26 Mimpi
27 Bentakkan
28 Kelinci
29 Kak Kevin
30 Menunggu
31 Makan di luar
32 Tidak Bisa Tidur
33 Kissbye
34 Belanja ke pasar
35 Diburu
36 Menyelamatkan diri sendiri ?
37 Mau pulang
38 Mari Bercerai
39 Akhirnya lepas
40 Mengoleskan obat
41 Menguping Bersama
42 Di dapur
43 Perkelahian
44 Pusing
45 Di bawa Husein
46 Penyesalan Husein
47 Awal pertemuan
48 Masa Lalu 2
49 Semua akan baik-baik saja
50 Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51 Gugatan dari Tiara
52 Hantu ?
53 Obsesi ?
54 Lari Tiara
55 Sifat dingin Tiara
56 Musuh Tiara
57 Misi Icecream
58 Tiara hilang lagi
59 Di ikuti
60 Anak Kita
61 Maaf dan Terimakasih
62 Ingin pulang dan hantu ?
63 Terkejut dan khawatir
64 Sudah lama kenal
65 Privasi
66 Serangan dan jebakan
67 Ancaman
68 Selalu bersama
69 Kenyataan Untuk Arthur
70 Ayo cari Tiara !
71 Arthur semangat !
72 Arthur menjadi jadi
73 chapter 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 chapter 77
78 Bertanya
79 Kedatangan Husein
80 Pertama Kalinya
81 Bima yang malang
82 Kamar Baru
83 Saingan Arthur
84 Rencana
85 Acara
86 Perayaan
87 Garam ?
88 Penenang
89 Bima menunggu
90 Gisella
91 Orang tua ?
92 Piknik
93 Bukan Teman
94 Kedatangan Reno
95 Kecelakaan ? kapan ?
96 Cinta yang sesungguhnya
97 Rencana Makan Malam Bersama
98 Makan malam
99 Ratna syok
100 Kekhawatiran Tiara
101 Angel
102 Menemui Husein
103 Kenapa masih hidup
104 Ra ?
105 Perubahan Arthur
106 Datang ke kantor
107 Percakapan Arthur dan Bima
108 Terungkap
109 Tiara di culik ?
110 Di mana ?
111 Bukan cinta
112 Perkelahian
113 TAMAT
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rinduku
2
Sesak di Hati
3
Bertemu Denganmu
4
Kabar yang Mengejutkan
5
Setuju
6
Delapan Pilar
7
Batasku
8
Menikah
9
kebahagiaan atau kesedihan
10
Hujan
11
ini perintah..
12
Sadar
13
Keluar dari rumah sakit
14
Kopi
15
Sarapan
16
Berkunjung ke Rumah
17
Kejutan
18
Jebakan
19
Dia ?
20
Kesal
21
Permintaan
22
Perawat centil
23
Memberi Pelajaran
24
Menemui Ratna
25
Pelayan dan Tuan
26
Mimpi
27
Bentakkan
28
Kelinci
29
Kak Kevin
30
Menunggu
31
Makan di luar
32
Tidak Bisa Tidur
33
Kissbye
34
Belanja ke pasar
35
Diburu
36
Menyelamatkan diri sendiri ?
37
Mau pulang
38
Mari Bercerai
39
Akhirnya lepas
40
Mengoleskan obat
41
Menguping Bersama
42
Di dapur
43
Perkelahian
44
Pusing
45
Di bawa Husein
46
Penyesalan Husein
47
Awal pertemuan
48
Masa Lalu 2
49
Semua akan baik-baik saja
50
Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51
Gugatan dari Tiara
52
Hantu ?
53
Obsesi ?
54
Lari Tiara
55
Sifat dingin Tiara
56
Musuh Tiara
57
Misi Icecream
58
Tiara hilang lagi
59
Di ikuti
60
Anak Kita
61
Maaf dan Terimakasih
62
Ingin pulang dan hantu ?
63
Terkejut dan khawatir
64
Sudah lama kenal
65
Privasi
66
Serangan dan jebakan
67
Ancaman
68
Selalu bersama
69
Kenyataan Untuk Arthur
70
Ayo cari Tiara !
71
Arthur semangat !
72
Arthur menjadi jadi
73
chapter 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
chapter 77
78
Bertanya
79
Kedatangan Husein
80
Pertama Kalinya
81
Bima yang malang
82
Kamar Baru
83
Saingan Arthur
84
Rencana
85
Acara
86
Perayaan
87
Garam ?
88
Penenang
89
Bima menunggu
90
Gisella
91
Orang tua ?
92
Piknik
93
Bukan Teman
94
Kedatangan Reno
95
Kecelakaan ? kapan ?
96
Cinta yang sesungguhnya
97
Rencana Makan Malam Bersama
98
Makan malam
99
Ratna syok
100
Kekhawatiran Tiara
101
Angel
102
Menemui Husein
103
Kenapa masih hidup
104
Ra ?
105
Perubahan Arthur
106
Datang ke kantor
107
Percakapan Arthur dan Bima
108
Terungkap
109
Tiara di culik ?
110
Di mana ?
111
Bukan cinta
112
Perkelahian
113
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!