Sesak di Hati

...'aku akan tetap mencintaimu sampai akhir karena aku adalah titikmu' -Tiara Sabila...

'Aku harus bisa ngelupain dia..ayo Ra kamu harus bisa move on dari dia....'

"Ra kamu ngapain sih melamun terus dari tadi? kamu punya masalah? cerita aja sini aku pasti mau dengerin kok"

"nggak kok Rat aku cuman lagi mikir sinetron tadi malam"

"cuman gara gara itu kamu galau? astaga Ra...."

Ratna memijit kepalanya yang tidak sakit mendengar penuturan dari temannya itu. lalu, ia mendudukkan bokongnya di sebelah Tiara.

"hehehe Rat btw kok kamu cepat ya kerjanya bukannya kamu bagian lantai tempat bos?"

"bos nggak masuk Ra,jadi aku nggak perlu terlalu bersihkan seperti biasa hehehe."

Tiara yang mendengar penuturan dari Ratna mengerutkan keningnya.

"emangnya kenapa nggak masuk Rat ?"

Ratna tampak berfikir sejenak lalu mulai melirik ke kanan dan ke kiri seperti melihat apakah ada orang yang memperhatikan mereka. setelah merasa aman Ratna lalu memberi kode kepada Tiara agar mendekatkan telinganya.

"aku dengar sih katanya bokapnya bos sakit"

"ha kok bisa sakit apa Rat?"

"ntahlh menurut rumor yang beredar sih katanya Bos besar itu mau agar Bos muda segera menikah tapi ya gitu..bos muda kayak nggak tertarik sama perempuan, apa jangan jangan bos muda impoten lagi dan...."

"diamlah..bos muda nggak impoten atau lainnya dia normal 100 persen"

"kamu tau dari mana Ra?"

Tiara sadar akan apa yang dikatakannya mendadak membelalakkan matanya.

'mampus kamu Ra'

"Ng_ nggak kok aku hanya asal nebak aja .. mmi ... itukan bos muda tampan kaya nggak mungkinlah impoten."

Ratna masih melihat Tiara dengan pandangan tidak percaya.

"I-itu aku kemarin lihat bos makan dengan wanita cantik di cafe"

"HA !! BENARKAH!!"

secepat kilat Tiara menutup mulut Ratna dengan kain lap yang dipegangnya.

"Diamlah...."

"Hmm hmmm"

"Diamlah Rat!"

Dengan sekuat tenaga Ratna menghempaskan tangan Tiara.

"Cuih ... cuin hoek ...."

"kamu kenapa Rat?"

"kamu gila ya? nyumpal mulut aku pakai lap kotor ... astaga bau terasi hoek ...."

"Hahaha maaf Rat aku lupa tadi ni lap aku pakai untuk ngelap meja karyawan yang habis makan sambal terasi"

Ratna membulatkan matanya mendengar tingkah sahabatnya itu.

"Puas kamu? udah aku mau ke kamar mandi hoek."

"Hahaha sumpah aku minta maaf ya."

Ratna hanya melihat ke arah Tiara sambil menunjukkan jari tengahnya.

Selepas kepergian Ratna perlahan Tiara mulai menundukkan kepalanya.

"Huh ... rasanya sesak kenapa ini sangat sakit."

Tiara meremas dadanya yang terasa sakit seakan akan ada luka yang mendalam.

"kamu terlalu mencintainya Tiara hingga kamu sangat terluka"

perlahan buliran hangat mulai mengalir dari pelupuk matanya.

"hiks, hiks, hiks huh."

"Ra kamu kenapa?"

Ratna yang melihat seperti kesusahan bernafas berlalu menghampirinya.

"Ra jangan panik ayo bernafas perlahan."

"Rat sakit ..Rat huh hiks hiks ...."

"ayo kita ke rumah sakit ya Ra? sepertinya asma kamu kambuh."

Tiara hanya menganggukkan kepalanya perlahan ia sudah tak sanggup hanya untuk menggerakkan bibirnya, toh kalau ke rumah sakit kan biayanya ditanggung dengan perusahaan.

Setelah sekian lama akhirnya mereka sampai di rumah sakit dan dokter langsung melakukan penanganan terhadap Tiara. perlahan namun pasti Tiara sudah dapat merasakan bernafas dengan normal rasanya paru parunya mulai terisi dengan udara.

"Bagaimana dok dengan kondisi teman saya?"

"Ayo mbak ikut saya keruangan saya."

Perlahan Ratna mengikuti langkah dokter itu menuju ruangannya.

Dokter itu mempersilahkan agar Ratna segera duduk

"Mbak pada kasus teman Anda ini telah mengalami serangan asma parah. Serangan asma umumnya terjadi secara ringan. Namun dalam kasus yang parah, serangan asma bisa menyumbat saluran pernapasan dan menghalangi udara yang masuk ke alveoli, yakni sel yang berperan dalam pertukaran udara di paru-paru. Ketika sumbatan yang terjadi cukup parah, pengidap asma semakin kesulitan bernapas. Jika tidak ditangani segera, serangan ini bisa menyebabkan kekurangan oksigen (hipoksia) yang berujung pada kematian. Tapi untunglah anda segera membawanya ke sini."

Ratna sempat terkejut hampir saja ia kehilangan sahabatnya itu.

"Dan untuk saat ini saya sarankan agar teman anda dapat dirawat beberapa hari disini."

Ratna hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu menuju tempat Tiara berada.

Sedangkan saat ini Tiara memejamkan matanya merasa lelah dengan keadaannya hingga suara pintu terbuka membuatnya membuka mata indahnya.

Tiara hanya dapat tersenyum tanpa berucap satu katapun karena pada saat ini ia sedang menggunakan alat bantu pernafasan.

"Ra kamu hampir aja lewat kalau kita terlambat sedikit aja, kamu tu harus jaga kesehatan kamu jangan kecapean dan juga jangan stres. Dan juga kata dokter kamu harus di rawat inap di rumah sakit untuk beberapa hari ...jangan membantah masalah adik dengan ayah kamu biar aku yang urus"

Mendengar pernyataan tentang orang orang yang dicintainya membuat Tiara merasa lega. setidaknya ada yang mengurus keluarganya itu.

Tiara menggerakkan bibirnya mengucap terimakasih kepada Ratna. walaupun tidak ada suara akan tetapi Ratna dapat mengerti apa yang dikatakan sahabatnya itu.

"Sama sama Ra ...."

Dua hari kemudian

Perlahan-lahan matahari mulai menyinari tempat dimana Tiara sedang berbaring.

"Huh ... akhirnya alat pernafasan itu udah dilepas juga."

"Dok apa saya boleh keluar sebentar untuk menghirup udara luar ? saya benar benar merasa bosan berada dikamar terus ...."

"Baiklah anda boleh keluar asal jangan melakukan kegiatan yang membuat anda lelah . jika anda lelah maka, segera kembali kesini atau hubungi perawat untuk mengantar anda kembali."

"Baik dok."

Sesampainya di taman Tiara hanya berjalan pelan sambil memperhatikan sekelilingnya. mulai dari anak anak dan juga ada orang tua.

Ketika merasa lelah akhirnya ia duduk diatas kursi ditaman itu dan kembali memperhatikan sekelilingnya.

"Disini banyak sekali orang yang berusaha untuk sembuh agar bisa melanjutkan hidup sedangkan diluar sana banyak sekali orang yang ingin mengakhiri hidupnya."

"Yang kamu katakan itu benar sekali nak."

Tiara terkejut kemudian melihat seorang lelaki tua yang menggunakan pakaian yang sama dengannya.

"Bapak mau duduk?"

Tiara dengan cepat mempersilahkan pria tua itu untuk duduk

"Terima kasih nak."

"Kalau saya boleh tau bapak sakit apa ya hehehe?"

"Maklumlah nak penyakit tua, kamu tau sendiri komplikasi dimana mana. huh mana keluarga saya sibuk semua jadi nggak ada yang bisa saya ajak ngobrol."

"Tenang aja pak saya mau kok jadi teman mengobrol bapak, lagi pula saya juga sendiri jadi ya sepi gitu."

"Terima kasih nak."

Semenjak itu mereka jadi sering mengobrol dan juga bercerita hingga akhirnya Tiara sudah diizinkan untuk pulang.

"Pak Tiara udah boleh pulang jadi bapak juga harus cepat sembuh biar kita bisa ngobrol lagi ya."

"Sayang sekali padahal saya ingin lebih mengenal kamu dan pasti nanti saya tidak mempunyai teman mengobrol."

Orang tua itu tampak mengerutkan keningnya.

"Hehehe makanya bapak cepat sembuh."

Ketika ingin berbicara lagi seorang dokter datang.

"Pak husen ini sudah saatnya anda kembali keruangan anda"

Tampak Husen menatap tajam dokter itu menyadari hal itu Tiara dengan cepat menenangkannya.

"Ayok pak katanya mau cepat sembuh jadi harus mematuhi dokter kalau nggak Tiara nggak bakal mau jenguk bapak di rumah sakit ini."

Mendengar penuturan Tiara Husen pun mematuhi perintah dokter setelah berpamitan dengan Tiara.

"Mari kita keluar dari tempat ini dan kembali bekerja."

Terpopuler

Comments

ALBEDO

ALBEDO

,

2024-06-21

3

ALBEDO

ALBEDO

.

2024-06-21

1

kang mager

kang mager

🤣🤣

2024-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Rinduku
2 Sesak di Hati
3 Bertemu Denganmu
4 Kabar yang Mengejutkan
5 Setuju
6 Delapan Pilar
7 Batasku
8 Menikah
9 kebahagiaan atau kesedihan
10 Hujan
11 ini perintah..
12 Sadar
13 Keluar dari rumah sakit
14 Kopi
15 Sarapan
16 Berkunjung ke Rumah
17 Kejutan
18 Jebakan
19 Dia ?
20 Kesal
21 Permintaan
22 Perawat centil
23 Memberi Pelajaran
24 Menemui Ratna
25 Pelayan dan Tuan
26 Mimpi
27 Bentakkan
28 Kelinci
29 Kak Kevin
30 Menunggu
31 Makan di luar
32 Tidak Bisa Tidur
33 Kissbye
34 Belanja ke pasar
35 Diburu
36 Menyelamatkan diri sendiri ?
37 Mau pulang
38 Mari Bercerai
39 Akhirnya lepas
40 Mengoleskan obat
41 Menguping Bersama
42 Di dapur
43 Perkelahian
44 Pusing
45 Di bawa Husein
46 Penyesalan Husein
47 Awal pertemuan
48 Masa Lalu 2
49 Semua akan baik-baik saja
50 Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51 Gugatan dari Tiara
52 Hantu ?
53 Obsesi ?
54 Lari Tiara
55 Sifat dingin Tiara
56 Musuh Tiara
57 Misi Icecream
58 Tiara hilang lagi
59 Di ikuti
60 Anak Kita
61 Maaf dan Terimakasih
62 Ingin pulang dan hantu ?
63 Terkejut dan khawatir
64 Sudah lama kenal
65 Privasi
66 Serangan dan jebakan
67 Ancaman
68 Selalu bersama
69 Kenyataan Untuk Arthur
70 Ayo cari Tiara !
71 Arthur semangat !
72 Arthur menjadi jadi
73 chapter 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 chapter 77
78 Bertanya
79 Kedatangan Husein
80 Pertama Kalinya
81 Bima yang malang
82 Kamar Baru
83 Saingan Arthur
84 Rencana
85 Acara
86 Perayaan
87 Garam ?
88 Penenang
89 Bima menunggu
90 Gisella
91 Orang tua ?
92 Piknik
93 Bukan Teman
94 Kedatangan Reno
95 Kecelakaan ? kapan ?
96 Cinta yang sesungguhnya
97 Rencana Makan Malam Bersama
98 Makan malam
99 Ratna syok
100 Kekhawatiran Tiara
101 Angel
102 Menemui Husein
103 Kenapa masih hidup
104 Ra ?
105 Perubahan Arthur
106 Datang ke kantor
107 Percakapan Arthur dan Bima
108 Terungkap
109 Tiara di culik ?
110 Di mana ?
111 Bukan cinta
112 Perkelahian
113 TAMAT
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rinduku
2
Sesak di Hati
3
Bertemu Denganmu
4
Kabar yang Mengejutkan
5
Setuju
6
Delapan Pilar
7
Batasku
8
Menikah
9
kebahagiaan atau kesedihan
10
Hujan
11
ini perintah..
12
Sadar
13
Keluar dari rumah sakit
14
Kopi
15
Sarapan
16
Berkunjung ke Rumah
17
Kejutan
18
Jebakan
19
Dia ?
20
Kesal
21
Permintaan
22
Perawat centil
23
Memberi Pelajaran
24
Menemui Ratna
25
Pelayan dan Tuan
26
Mimpi
27
Bentakkan
28
Kelinci
29
Kak Kevin
30
Menunggu
31
Makan di luar
32
Tidak Bisa Tidur
33
Kissbye
34
Belanja ke pasar
35
Diburu
36
Menyelamatkan diri sendiri ?
37
Mau pulang
38
Mari Bercerai
39
Akhirnya lepas
40
Mengoleskan obat
41
Menguping Bersama
42
Di dapur
43
Perkelahian
44
Pusing
45
Di bawa Husein
46
Penyesalan Husein
47
Awal pertemuan
48
Masa Lalu 2
49
Semua akan baik-baik saja
50
Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51
Gugatan dari Tiara
52
Hantu ?
53
Obsesi ?
54
Lari Tiara
55
Sifat dingin Tiara
56
Musuh Tiara
57
Misi Icecream
58
Tiara hilang lagi
59
Di ikuti
60
Anak Kita
61
Maaf dan Terimakasih
62
Ingin pulang dan hantu ?
63
Terkejut dan khawatir
64
Sudah lama kenal
65
Privasi
66
Serangan dan jebakan
67
Ancaman
68
Selalu bersama
69
Kenyataan Untuk Arthur
70
Ayo cari Tiara !
71
Arthur semangat !
72
Arthur menjadi jadi
73
chapter 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
chapter 77
78
Bertanya
79
Kedatangan Husein
80
Pertama Kalinya
81
Bima yang malang
82
Kamar Baru
83
Saingan Arthur
84
Rencana
85
Acara
86
Perayaan
87
Garam ?
88
Penenang
89
Bima menunggu
90
Gisella
91
Orang tua ?
92
Piknik
93
Bukan Teman
94
Kedatangan Reno
95
Kecelakaan ? kapan ?
96
Cinta yang sesungguhnya
97
Rencana Makan Malam Bersama
98
Makan malam
99
Ratna syok
100
Kekhawatiran Tiara
101
Angel
102
Menemui Husein
103
Kenapa masih hidup
104
Ra ?
105
Perubahan Arthur
106
Datang ke kantor
107
Percakapan Arthur dan Bima
108
Terungkap
109
Tiara di culik ?
110
Di mana ?
111
Bukan cinta
112
Perkelahian
113
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!