..."Bagian menyedihkan dari kenyataan ini adalah bahwa bahkan ketika aku mencoba meluangkan waktu hanya untukmu, kamu melupakanku."...
Pagi yang cerah bagi semua orang, perlahan sang mentari mulai menyebarkan cahayanya. Tampak di sebuah kamar di rumah sakit seorang wanita sedang menatap pria tua yang masih betah menutup matanya itu.
"ayah kapan ayah akan bangun? ayah jangan pergi ninggalin Tiara, dan juga Rendi dengan Riko"
tampak keadaan gadis itu masih acak acakan dengan muka pucatnya. siapapun akan tau jika ia sangat kelelahan.
'klek'
suara pintu terbuka menandakan bahwa ada seseorang yang telah memasuki ruangan itu. terlihat seorang dokter paru baya mulai mendekati pak Ahmad agar dapat melihat keadaannya saat ini.
selang beberapa lama dokter itu telah menyelesaikan pemeriksaannya.
"bagaimana keadaan ayah saya dok?"
tanya Tiara dengan perasaan cemas
" untuk saat ini ayah anda baik baik saja akan tetapi beliau sedang berada di masa kritis, belum ada tanda tanda bahwa beliau akan melalui masa kritisnya yang bisa kita lakukan untuk saat ini hanyalah berdoa"
"terima kasih dokter"
Tiara kemudian menatap ayahnya yang masih betah untuk menutup matanya.
'ayah ayo buka mata ayah Tiara mohon'
setelah itu ia lalu meninggalkan ruangan itu dan segera menuju ke bagian administrasi.
sedangkan di tempat lain tepatnya di sebuah perusahaan besar Arthur tampak sibuk dengan layar monitor didepannya. sedangkan Bima ia hanya berdiri diam menatap tuannya dari samping. walaupun Bima merupakan seorang asisten dari Arthur tapi Arthur tidak pernah memberikan pekerjaan yang terlalu banyak padanya sehingga Bima paling hanya akan disuruh mengatur jadwal dan juga menggantikan Arthur saat ia sedang sibuk ataupun berhalangan. Selebihnya ia hanya perlu menjadi pengawal bagi tuannya itu.
"Bima"
"ya tuan"
"kapan jadwalku berikutnya?"
Bima langsung melihat berkas di tangannya kemudian melihat jam mahal di tangannya.
" 54 menit 20 detik lagi tuan"
"hmm..jika begitu aku akan istirahat sebentar"
"baik tuan, akan saya siapkan"
segera setelah itu Arthur keluar dari perusahaannya dengan Bima dibelakangnya. mereka berdua mengendarai mobil hingga akhirnya mobil itu sampai pada sebuah rumah besar. di dalam rumah itu terlihat banyak sekali bodyguard dengan senjata di tangan mereka.
"selamat datang tuan"
seorang pelayan pria memberikan salam kepada Arthur. Sedangkan yang diberikan salam hanya melirik sebentar dengan tidak ada niatan untuk membalas sapaan dari pria tua itu. Arthur terus berjalan hingga akhirnya ia sampai didalam aula besar di rumah itu. terlihat disana seperti ruang persidangan sebuah kerajaan dengan singgasana di tempat tertinggi. dengan gagahnya Arthur melangkahkan kakinya menuju kearah singgasana tersebut setelah itu ia mulai memangku kepalanya dengan lengannya menunggu agar orang orang yang disana mulai mengeluarkan pendapatnya.
"maaf yang mulia sepertinya kelompok itu benar benar ingin mengambil wilayah timur kita"
seorang pria dengan rambut panjang diikat menyampaikan pendapatnya.
"iya yang mulia saya juga merasa kan hal yang sama jadi apa yang harus kami lakukan yang mulia"
"habisi"
hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya kemudian ia mulai
melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu dengan kewibawaannya tentunya serta diikuti oleh Bima dibelakangnya.
"ia memang benar benar pria yang tidak tersentuh"
ucap pria rambut panjang diikat itu.
" kau benar Jay yang mulia memang benar benar seperti malaikat maut kau lihat tadi auranya bahkan akupun jika berpidato didepan presiden tidak akan senerfes itu. tapi, kalau dengannya kakiku pun ikut gemetaran huh"
"hahaha Anton kau juga merasakan hal yang sama ya padahal kan kita sudah lama bekerja dengannya"
"aku juga manusia, huh"
pria berkulit putih dengan mata sipit itu hanya dapat menghembuskan nafasnya kesal
"sudahlah Jay, Anton kita sebagai delapan pilar harus menyelesaikan tugas kita masing masing dan juga habisi para tikus di wilayah timur seperti perintah"
"ok Martin mari kita berangkat lets go"
akhirnya delapan pria tampan itu pergi untuk menyelesaikan urusan mereka masing masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments