Saat ini tidak ada yang menghalangi bagaimana pria tersebut yang dengan lihainya menghabisi pria-pria tersebut yang sudah memohon ampun padanya.
Sedangkan para pilar yang ada disana hanya menahan mual dengan ulah dari tuannya itu.
"Tuan, saya izin pergi dulu." Ujar Bima menemui pria tersebut dan begitu pula semua orang menatapnya karena Bima berani sekali menghentikan permainan dari tuannya.
Arthur tidak berkata apapun ia justru menatap tajam pada pria tersebut.
...****************...
Bima sebenarnya sedikit takut tapi mau bagaimana lagi ia tidak dapat membiarkan gadis kecil yang berstatus nyonya itu berada dalam bahaya.
"Saya baru saja mendapat kabar jika nyonya sedang dalam bahaya saat ini tuan...dan dari kabar yang saya dengar kemungkinan nyonya di culik" Ujarnya dan tentu saja seluruh orang di ruangan tersebut dapat mendengarnya dengan sangat jelas.
Mata pria yang ada di depannya itu tampak sedikit bereaksi namun yang lebih membuat Bima dan seluruh orang di ruangan tersebut ketika pria itu kembali bersuara.
"Sialan...siapa yang berani !" Ujarnya lalu melepaskan sarung tangannya.
"Siapkan pasukan Bima sekarang!!" Perintah pria tersebut yang membuat seisi ruangan tersebut mendadak menjadi mencekam lebih dari sebelumnya.
Setelah itu dengan cepat Arthur dan juga anak buahnya yang sekitar empat mobil itu pergi dari sana.
FLASHBACK OFF
"DOR"
"DOR"
"DOR"
Suara peluru yang terdengar sangat memekakan telinga membuat suasana yang semakin ricuh.
"Akhhhh" Teriak Ratna saat melihat bagaimana darah yang tiba-tiba mengenai dirinya sedangkan Tiara hanya diam tapi tatapannya juga menunjukkan ketakutan.
Lantai yang awalnya kotor akibat debu kini sudah berubah menjadi genangan darah bahkan Tiara dapat dengan sadar merasakan kakinya yang basah terkena genangan darah tersebut.
'Jika begini kami akan mati di tangan pria ini, bukan di tangan si Riski ini.' Pikir gadis itu.
Riski sangat terkejut saat mendapati orang-orang yang mulai berjalan ke arahnya bahkan saat ini anak buahnya sudah di bunuh begitu saja.
"SIAPA KAU HA !" Teriak pria tersebut yang saat ini kedua tangannya telah di pegang dan ia di paksa untuk berdiri di atas lututnya.
"Aku sama sekali tidak ada urusan denganmu !."
Arthur berjalan mendekati pria tersebut lalu mulai mensejajarkan dirinya dengan pria tersebut.
"Kau tau wanita yang disana itu istriku." Ujarnya tepat di telinga pria tersebut membuat Riski terdiam sejenak.
'Siapa'
'Apa jangan-jangan...' Sepertinya pikirannya telah menemukan siapa yang di maksud istri oleh pria yang baru saja datang itu.
Sedangkan dua orang wanita tersebut hanya terdiam tali dalam keadaan berbeda. Jika Ratna diam karena pingsan karena melihat bagaimana anak buah Riski yang mati begitu saja saat peluru yang memasuki kepala mereka sedangkan Tiara terdiam karena ia terkejut dengan orang-orang yang di bunuh tapi ia lebih terkejut lagi bahwa yang melakukan hal itu adalah suaminya sendiri.
Arthur berjalan dengan perlahan mendekat ke arah Tiara yang hanya menunduk menatap genangan darah yang ada di kakinya.
"Tak,tak,tak." Tubuh gadis itu sedikit bergetar saat mendengar langkah kaki yang ia tau betul siapa pemiliknya.
Dia memang sudah mengenal pria tersebut dari dulu saat mereka masih remaja tapi Arthur yang ia tau memang sedikit nakal tapi pria itu tidak pernah membunuh orang.
Sesampainya di depan gadis itu pria itu memasukkan tangannya ke dalam saku celananya lalu melirik ke bawah di mana gadis itu yang ikut menunduk.
"Apakah seru ?" Tanya pria tersebut dengan nada dinginnya membuat semua orang di ruangan itu hanya diam membisu tanpa mau membuka mulut sedikit pun.
Sedangkan Tiara hanya diam, oh ayolah dia kali ini benar-benar takut bahkan ini lebih menakutkan dari pada tadi dia di siksa oleh si bajingan Riski itu.
"Apakah kau menjadi bisu ?" Tanya pria itu lagi.
"A-aku...."
"Cepat jawab !! jangan bertele-tele ! itu memuakkan." Ujar pria tersebut dengan sedikit menaikan nadanya.
Tiara takut tapi ia juga sangat kesal, apa- apaan pria ini saat ini tubuhnya sudah sangat sakit tapi pria ini malah memojokkannya.
"Aku ha-hanya mau menolong kawanku."Cicit gadis itu.
"Menolong ?" Tanyanya dengan menaikkan satu alisnya. Pria itu terdiam sejenak lalu menunduk dan mengangkat wajah gadis itu hingga mau menatapnya. Arthur dapat melihat terdapat luka di bagian wajah gadis itu. Sedangkan mata gadis itu menatapnya dengan tatapan takut.
"Hanya orang bodoh yang berniat menolong tapi justru terluka seperti ini." Ujar pria itu dengan pelan tapi menusuk ke hati Tiara.
Gadis itu diam hingga bulir air mata turun begitu saja dari matanya.
"Hiks huaaa hiks jahat...kau manusia jahat hiks huaaa." Tangis gadis itu dengan menatap wajah Arthur yang sangat dekat dengan wajahnya.
Sedangkan Arthur dia justru merasa lucu dengan ekspresi dari gadis itu, dari matanya yang sembab, hidungnya yang memerah dan bibirnya yang mengerucut.
"Apa salahku ?" Tanya pria tersebut dengan mata tajam yang terus menatap ke arah gadis itu.
"A-aku su-dah usaha tapi kau malah mengataiku bodoh huaaa...hiks kau tau sialan...tu-buhku bahkan sangat sakit tapi kau...." Gadis itu berhenti berbicara untuk menghisap ingusnya.
"Tapi kau malah memarahi ku seperti orang bodoh hikss....KAU ITU YANG BODOH BUKAN AKU." teriak gadis itu membuat anak buah Arthur termasuk Bima menarik nafas dalam.
'Tiara, apa kau mencari mati sekarang.'Pikir Bima dengan menatap kasian pada gadis itu.
Sedangkan Arthur hanya diam mendengar teriakan gadis itu padanya.
"Kau baru saja mengataiku bodoh?" Tanya pria tersebut.
"Iya kau mau apa ha ! kau ingin menembak kepalaku ? tembak saja ! kau menyebalkan, bahkan kau tidak berniat untuk melepaskan tali sialan ini !." Ya memang saat ini tubuh gadis itu masih terikat dan masalah lebih besar lagi bahwa tapi ini cukup menyakiti dirinya.
Mendengar hal tersebut pria itu langsung melepaskan tangannya dari dagu gadis itu lalu menundukkan tubuhnya untuk membuka ikatan gadis itu.
Setelah melepaskan tali gadis itu dengan tanpa dosa pria itu berjalan meninggalkannya.
"Isshh" Gumam gadis tersebut saat melihat tubuh Arthur yang semakin jauh darinya. Tapi saat ia tegak, gadis itu tiba-tiba saja merasa bumi ini berputar.
"BRUAK."
"Nyonya."
"Kau."
Hanya itu yang di dengarnya sebelum akhirnya menutup mata.
'Yang benar saja...'Pikir gadis tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sasa Snack
akhirnya keluar kata istri dr babang artur..
😁
2024-03-10
1