Kabar yang Mengejutkan

..."Kamu telah mengganti mimpi buruk ku dengan mimpi indah, kekhawatiran ku dengan kebahagiaan, dan ketakutan ku dengan cinta."...

seminggu berlalu semenjak pertemuan Arthur dan Tiara yang hanya sebentar itu. saat ini, Tiara telah memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan kisah cintanya itu, sekarang ia hanya fokus untuk mencari uang bagi keluarga kecilnya.

"kakak sudah pulang kak, apakah kakak lelah mau Riko pijitin"

"Rendi juga kak, kakak ada yang sakit nggak badannya atau Rendi bawain air ya kak, tunggu bentar disini"

Tiara hanya mampu tersenyum lebar melihat tingkah adiknya yang sangat menyayanginya. Sungguh bagi Tiara mereka adalah hadiah dan juga harta terbesar yang Tuhan berikan kepadanya walau sebagai gantinya sang ibu yang harus kehilangan nyawa saat melahirkan dua malaikat itu. Beda dengan kisah lain dimana pada saat sang ibu meninggal karena melahirkan anak dan anaknya akan dianggap malapetaka oleh ayah ataupun saudara mereka. tetapi tidak dengan ayah dan Tiara bagi mereka kedua anak itu merupakan Rahmat yang menjadi pengobat dalam kesedihan mereka.

"kak .. kakak ngapain ngelamun lagi mikirin apa hayo?"

"nggak kok kakak nggak mikirin apa apa"

"Riko nggak percaya tuh"

"nggak percaya apa ko"

tanya Randi dengan gelas yang berisi minuman ditangannya.

" itu kakak ren udah tau bohong dia dengan kita"

"eh kakak jujur ya.."

"hmmm jelas ini kakak lagi bohong Rendi tau betul gimana ekspresi kakak kalau kakak lagi bohong"

"baiklah kakak hanya berpikir tentang adik adik kakak yang tampan ini hehehe"

mendengar perkataan Tiara membuat dua orang anak laki laki itu memerah karena malu.

"ya ampun lihat muka kalian berdua merah hahaha"

"sudahlah kak jangan menggoda kami lagi"

Rendi memegang kedua pipinya dengan malu malu.

"oh ayolah tadi kalian mau kakak jujur kan? adik adik kakak ini kan emang paling tampan kayak artis hmm siapa ya namanya"

"siapa kak?"

Riko dengan wajah penasarannya menatap Tiara

"Rhoma irama kalau nggak salah sih"

Tiara memegang dagunya seolah olah sedang berfikir

"IIII KAKAK"

ucap dua anak laki laki itu bersamaan.

"makanya kalian berdua ja.."

belum sempat Tiara berbicara kepada adik adiknya terdengar ketukan pintu dari luar.

'tok,tok ,tok'

"ya..tunggu sebentar"

dengan bergegas Tiara berjalan kearah pintu.

betapa terkejutnya Tiara saat melihat dua orang polisi berada di depan rumahnya.

'kenapa mereka kesini'

"apakah benar ini rumah pak Ahmad Wijaya?"

"ya pak saya anaknya, ada apa ya pak?"

"kami hanya ingin memberikan informasi bahwa saat ini pak Ahmad sedang berada di rumah sakit xxx, beliau terkena luka tusuk diperutnya mbak"

mendengar hal itu Tiara hanya mematung, seingatnya tadi ayahnya hanya bilang akan jalan jalan sebentar tapi kenapa malah hal buruk yang menimpa ayahnya itu.

"ma-maaf pak saya tidak salah dengar kan kalau ayah saya ditikam orang, tolong pak ayah saya itu orang baik dia tidak punya musuh"

"kami juga sedang mengejar pelaku mbak dan akan segera mencari apa sebenarnya motif dari pelaku tersebut"

setelah itu Tiara langsung ke rumah sakit setelah menitipkan kedua adiknya kepada Ratna.

"ayah hiks,hiks kumohon ayah harus tetap hidup"

Tiara memegang kuat kedua ujung bajunya dan hanya bisa menyaksikan sang ayah yang terbaring lemah melalui sebuah kaca.

tak lama setelah itu dokter yang menangani ayahnya keluar dari ruangan tersebut.

"bagaimana keadaan ayah saya dok?"

"keadaan ayah anda sudah sangat memburuk saya tidak bisa menjamin apakah beliau dapat diselamatkan atau tidak, saya sudah berusaha semampu saya hanya keajaiban sajalah yang bisa menyelamatkan ayah anda"

Tiara langsung menutup mulutnya saat mendengar pernyataan dari dokter tersebut. saat ini ia sedang menahan dirinya untuk tidak berteriak. rasanya kedua kakinya kehilangan tenaga sehingga membuatnya terduduk dilantai air matanya terus mengalir akan tetapi tak ada kata atau suara yang keluar dari mulutnya. perlahan ia mulai terlihat seperti raga tanpa jiwa hanya tatapan kosong yang terpancar dari matanya. kabut kesedihan seakan akan mengelilinginya dan membuatnya tenggelam.

di lorong rumah sakit itu hanya ia sendiri, hingga terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat kearah Tiara yang sudah diam bagaikan boneka.

"tuan, jadwal meeting kita sudah diatur, tuan dapat meeting nanti malam dan sekarang tuan hanya perlu fokus menjenguk bos besar saja"

"hmm"

hanya itu yang dikatakan Arthur sebagai jawaban dari Bima yang sudah susah payah mengatur bahasa berbicara dengan tuannya itu.

tak lama langkah pria tampan itu terhenti saat melihat seorang wanita dengan rambut yang acak acakan dan juga sorot matanya yang penuh dengan kekosongan dan juga kepedihan sedang duduk diatas lantai rumah sakit itu.

entah apa yang dipikirkan pria tampan itu terus mendekati wanita itu kemudian.

'brak'

berkas yang digenggam oleh Bima langsung jatuh kebawah saat melihat tuannya yang tiba tiba memeluk wanita yang seperti boneka itu.

'apa yang terjadi padanya apakah ia kerasukan atau gimana'

Arthur memeluk Tiara dengan erat, sesungguhnya iapun tak tau kenapa ia melakukan hal itu, yang ia tau bahwa tubuhnya seakan bergerak sendiri.

"menangis lah dan berteriaklah keluarkan semua jangan di tahan"

bisik Arthur pelan ditelinga Tiara

mendengar suara Arthur seakan akan membuat jiwa Tiara kembali pada raganya perlahan air matanya jatuh dan tangisanpun pecah.

"hiks hiks Hua huaaaaaa hiks....."

lama Tiara menangis dipelukan Arthur karena kelelahan akhirnya mata yang menangis itu mulai tertutup dan begitulah Tiara tertidur didalam dekapan Arthur. sedangkan Bima jangan ditanya ekspresi terkejutnya melihat tuannya itu. Jika yang ia lihat tadi diceritakan oleh orang lain maka ia tidak akan percaya mungkin ia lebih percaya ayam beranak bebek dari pada cerita itu namun sekarang permasalahannya ia telah melihat langsung kejadian itu sehingga membuatnya harus percaya seratus persen.

'sungguh kejadian yang langka'

sedangkan di tempat lain saat ini ada seorang pria dengan jubah hitamnya sedang memegang pisau yang berlumuran darah.

"wow aku benar benar ingin tau bagaimana reaksinya saat ini hahaha, pasti sekarang ia telah menangis sejadi jadinya. kau tidak akan pernah kubiarkan bahagia sampai kapanpun hahaha"

setelah mengatakan itu pria itu lalu membersihkan pisau yang penuh darah itu dengan tangannya dan menjilat bekas darah yang berada di pisau tersebut. Tidak ada raut jijik diwajahnya yang ada hanya raut kepuasan dan juga kesenangan yang meliputi pria tersebut. Setelah melakukan itu pria berjubah itu lalu melemparkan pisau itu tepat mengenai target didepannya kemudian senyuman puas terukir dibibirnya.

hingga sebuah suara terdengar dari balik kegelapan.

"tuan ada hal yang perlu saya katakan mengenai informasi kelinci kita tuan"

"hmm, katakan!"

setelah mendengar informasi dari anak buahnya membuat pria itu marah, rahangnya mengeras dan kedua tangannya terkepal kuat.

"SIALAN!!"

Terpopuler

Comments

Sasa Snack

Sasa Snack

spontanitas yg berakhir ke pelaminan ya thor, semoga aja😁

2024-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 Rinduku
2 Sesak di Hati
3 Bertemu Denganmu
4 Kabar yang Mengejutkan
5 Setuju
6 Delapan Pilar
7 Batasku
8 Menikah
9 kebahagiaan atau kesedihan
10 Hujan
11 ini perintah..
12 Sadar
13 Keluar dari rumah sakit
14 Kopi
15 Sarapan
16 Berkunjung ke Rumah
17 Kejutan
18 Jebakan
19 Dia ?
20 Kesal
21 Permintaan
22 Perawat centil
23 Memberi Pelajaran
24 Menemui Ratna
25 Pelayan dan Tuan
26 Mimpi
27 Bentakkan
28 Kelinci
29 Kak Kevin
30 Menunggu
31 Makan di luar
32 Tidak Bisa Tidur
33 Kissbye
34 Belanja ke pasar
35 Diburu
36 Menyelamatkan diri sendiri ?
37 Mau pulang
38 Mari Bercerai
39 Akhirnya lepas
40 Mengoleskan obat
41 Menguping Bersama
42 Di dapur
43 Perkelahian
44 Pusing
45 Di bawa Husein
46 Penyesalan Husein
47 Awal pertemuan
48 Masa Lalu 2
49 Semua akan baik-baik saja
50 Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51 Gugatan dari Tiara
52 Hantu ?
53 Obsesi ?
54 Lari Tiara
55 Sifat dingin Tiara
56 Musuh Tiara
57 Misi Icecream
58 Tiara hilang lagi
59 Di ikuti
60 Anak Kita
61 Maaf dan Terimakasih
62 Ingin pulang dan hantu ?
63 Terkejut dan khawatir
64 Sudah lama kenal
65 Privasi
66 Serangan dan jebakan
67 Ancaman
68 Selalu bersama
69 Kenyataan Untuk Arthur
70 Ayo cari Tiara !
71 Arthur semangat !
72 Arthur menjadi jadi
73 chapter 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 chapter 77
78 Bertanya
79 Kedatangan Husein
80 Pertama Kalinya
81 Bima yang malang
82 Kamar Baru
83 Saingan Arthur
84 Rencana
85 Acara
86 Perayaan
87 Garam ?
88 Penenang
89 Bima menunggu
90 Gisella
91 Orang tua ?
92 Piknik
93 Bukan Teman
94 Kedatangan Reno
95 Kecelakaan ? kapan ?
96 Cinta yang sesungguhnya
97 Rencana Makan Malam Bersama
98 Makan malam
99 Ratna syok
100 Kekhawatiran Tiara
101 Angel
102 Menemui Husein
103 Kenapa masih hidup
104 Ra ?
105 Perubahan Arthur
106 Datang ke kantor
107 Percakapan Arthur dan Bima
108 Terungkap
109 Tiara di culik ?
110 Di mana ?
111 Bukan cinta
112 Perkelahian
113 TAMAT
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rinduku
2
Sesak di Hati
3
Bertemu Denganmu
4
Kabar yang Mengejutkan
5
Setuju
6
Delapan Pilar
7
Batasku
8
Menikah
9
kebahagiaan atau kesedihan
10
Hujan
11
ini perintah..
12
Sadar
13
Keluar dari rumah sakit
14
Kopi
15
Sarapan
16
Berkunjung ke Rumah
17
Kejutan
18
Jebakan
19
Dia ?
20
Kesal
21
Permintaan
22
Perawat centil
23
Memberi Pelajaran
24
Menemui Ratna
25
Pelayan dan Tuan
26
Mimpi
27
Bentakkan
28
Kelinci
29
Kak Kevin
30
Menunggu
31
Makan di luar
32
Tidak Bisa Tidur
33
Kissbye
34
Belanja ke pasar
35
Diburu
36
Menyelamatkan diri sendiri ?
37
Mau pulang
38
Mari Bercerai
39
Akhirnya lepas
40
Mengoleskan obat
41
Menguping Bersama
42
Di dapur
43
Perkelahian
44
Pusing
45
Di bawa Husein
46
Penyesalan Husein
47
Awal pertemuan
48
Masa Lalu 2
49
Semua akan baik-baik saja
50
Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51
Gugatan dari Tiara
52
Hantu ?
53
Obsesi ?
54
Lari Tiara
55
Sifat dingin Tiara
56
Musuh Tiara
57
Misi Icecream
58
Tiara hilang lagi
59
Di ikuti
60
Anak Kita
61
Maaf dan Terimakasih
62
Ingin pulang dan hantu ?
63
Terkejut dan khawatir
64
Sudah lama kenal
65
Privasi
66
Serangan dan jebakan
67
Ancaman
68
Selalu bersama
69
Kenyataan Untuk Arthur
70
Ayo cari Tiara !
71
Arthur semangat !
72
Arthur menjadi jadi
73
chapter 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
chapter 77
78
Bertanya
79
Kedatangan Husein
80
Pertama Kalinya
81
Bima yang malang
82
Kamar Baru
83
Saingan Arthur
84
Rencana
85
Acara
86
Perayaan
87
Garam ?
88
Penenang
89
Bima menunggu
90
Gisella
91
Orang tua ?
92
Piknik
93
Bukan Teman
94
Kedatangan Reno
95
Kecelakaan ? kapan ?
96
Cinta yang sesungguhnya
97
Rencana Makan Malam Bersama
98
Makan malam
99
Ratna syok
100
Kekhawatiran Tiara
101
Angel
102
Menemui Husein
103
Kenapa masih hidup
104
Ra ?
105
Perubahan Arthur
106
Datang ke kantor
107
Percakapan Arthur dan Bima
108
Terungkap
109
Tiara di culik ?
110
Di mana ?
111
Bukan cinta
112
Perkelahian
113
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!