Hujan

..."senyumanku untukmu merupakan tekad ku untuk terus mencintaimu art..." Tiara sabila...

Tiara masih saja dengan wajah bingungnya berdiri di depan pintu kamar mandi.

'akkh kalau begini aku tidak akan bisa mandi aaaaaaa....'

Tiara mencoba memijit kepalanya memikirkan apa yang harus ia lakukan.

"astaga.. cuci muka sajalah kalau begitu huh..tapi aku belum mandi dari kemarin"

"kenapa kau berdiri di situ?"

suara bariton itu membuat Tiara menoleh mencari sumber suara tersebut yang ia yakini tepat di belakangnya. Saat ini pria itu telah berdiri dengan gagahnya menggunakan kemeja hitam beserta dengan celana hitam pula menambah kesan misterius padanya.

Melihat Arthur yang ada lumayan dekat dengannya membuat jantung Tiara kembali berdetak kencang.

'tenangkan dirimu tiara'

"hmm i...itu aku tidak tau cara mandi disini"

jawabnya pelan sambil menundukkan kepalanya akibat malu

pria tampan itu menaikkan satu alisnya kemudian menghela nafas pelan.

Tiara yang menundukkan kepalanya akibat malu perlahan mulai menatap pria itu berharap mungkin pria didepannya akan menolongnya. Tapi, apa yang diharapkannya ternyata tidak terjadi.

"bukan urusanku!!"

setelah itu pria itu berjalan keluar dari kamar tersebut meninggalkan Tiara sendiri di dalam kamar.

"huh..aku terlalu berharap...ayo Tiara kau pasti bisa sendiri ini bukanlah hal susah, kau tidak boleh manja bukan"

akhirnya setelah melihat internet selama beberapa saat akhirnya ia mulai memahami bagaimana caranya mandi di kamar mandi tersebut.

Tiara mencoba untuk melakukannya secepat mungkin karena ia akan pergi ke kantor yang sama dengan suaminya bedanya ia adalah office girl sedangkan suaminya bos besar.

"masih ada 30 menit sebelum jam masuk kerja"

ucapnya sambil berjalan ke arah pintu utama dapat dilihatnya Arthur yang selesai sarapan dan akan pergi ke kantor.

"art.."

ia memanggil pelan Arthur dan mencoba memegang tangan Arthur karena ia ingin menyalaminya sebelum pergi ke kantor akan tetapi dengan cepat Arthur menepis tangan wanita tersebut.

"aku pergi dulu ya..."

dengan senyuman ia menatap ke arah Arthur lalu mulai pergi kerja dengan berjalan kaki.

"tuan bukan kah anda searah dengan nyonya kenapa tidak sekalian kita antar sepertinya pagi ini cuaca agak mendung"

ucap Bima melihat kearah Tiara yang sudah mulai melangkah jauh mendekati gerbang rumah. Walaupun ia memiliki taruhan dengan Husein, jujur saja ia tetap merasa kasihan dengan nyonya barunya itu.

"aku tidak perduli!!"

setelah mengatakan hal itu pria dingin itu langsung berjalan kearah mobil mewahnya disusul dengan Bima di belakangnya.

Bima mulai melajukan mobilnya sesaat ia melirik kearah Tiara yang menundukkan kepalanya sambil berjalan sedangkan Arthur ia sama sekali tidak perduli.

merasa ada mobil yang lewat Tiara langsung mengangkat kepalanya dan melambaikan tangannya dengan senyuman di wajahnya.

"hati hati di jalan"

Bima yang melihat itu merasa tersentuh melihat bagaimana kesabaran dari seorang Tiara.

'wanita yang tangguh'

sedangkan Arthur wajah datarnya sama sekali tidak berubah.

setelah itu Tiara kembali menundukkan kepalanya bohong jika ia berkata bahwa ia baik baik saja pada saat ini ia merasa sangat sedih bukan karena ia harus berjalan kaki tapi mengetahui bahwa Arthur sama sekali tidak perduli padanya.

tanpa suara air mata itu jatuh begitu saja bersamaan dengan air dari langit yang ikut turun seakan akan mencoba menutupi kesedihannya.

wanita itu menyadari adanya hujan akan tetapi ia sama sekali tidak memperdulikannya yang ia tau bahwa akhir akhir ini ia sepertinya sangat suka dengan hujan seakan akan hujan membawa segala kesedihannya.

sesampainya di kantor

"haduh Tiara kamu kok malah hujan hujanan nanti kalau sakit gimana?"

"aku nggak apa apa lagi pula kan ada baju ganti di kantor"

"serah lu aja capek aku nasehatin kamu ya"

"hehehe jangan ngambek dong"

"btw Ra kamu tau nggak ternyata bos kita kemaren nikah kamu.."

Tiara membulatkan matanya.

"kamu nggak tau ya Ra? kudet amat sih kamu"

'apakah dia tau kalau art nikahnya dengan aku'

"si..siapa mempelai wanitanya ?"

"hmm nggak ada orang yang tau sih karena mempelai wanitanya katanya sih sakit pas itu jadi ya nggak nampak deh , yang pasti sih kalau bentukkan kayak pak Arthur ya..istrinya sekelas bidadari tu ra"

"nggak kok istrinya cuman office girl"

gumam Tiara pelan.

"apa Ra? kamu ngomong kok kecil banget sih"

"nggak ada apa apa"

"aneh kamu"

"sudah lah ayok kita kerja aja"

setelah mengatakan itu Tiara langsung berlalu meninggalkan Ratna sendirian.

hari mulai semakin siang dan segera sore hingga waktunya bagi para pekerja untuk pulang ke rumah termasuk Tiara akan tetapi hujan sama sekali tidak ada tanda tanda berhenti malah suara gemuruh di langit menggelegar.

"Ra pulang yok"

"kamu nggak lihat rat ini lagi hujan mana petir lagi, gimana coba caranya aku mau pulang huh.."

" ya pesan taksi online dong"

"iya rat kamu aja duluan pulang aku mah disini aja nunggu reda, kalau mau mesan taksi online aku nggak ada uang"

ucap Tiara sambil terus memandang kearah hujan yang masih tidak ada tanda tanda akan berhenti tersebut.

"nggak Ra aku nunggu aja disini Ama kamu...nggak tega aku ninggalin kamu hehehe"

"aku nggak apa apa Rat..kamu bisa pergi duluan lagian kan si mbok sendirian di rumah sekarang"

"nggak Ra aku tetap disini"

ucap Ratna tidak mau di bantah

"makasih rat.."

ucap Tiara pelan sambil melirik teman satu satunya itu yang juga sedang menatap Tiara.

"sama sama ra"

senyuman terbit di kedua wajah wanita cantik itu.

lama mereka berdua menunggu hujan reda hingga akhirnya perlahan hujan mulai berhenti dengan rintikan kecil.

"udah reda rat yok kita pulang.."

"oke.."

'tring...tring..'

"hp lu bunyi rat cepetan angkat mungkin penting"

setelah mengangkat panggilan tersebut Ratna langsung pamit kepada tiara karena yang menelpon adalah si mbok yang meminta Ratna untuk segera pulang.

"Ra aku minta maaf ya harus pulang duluan si mbok katanya lagi sakit kepala"

"iya rat aku nggak apa apa kok cepat sana pulang nanti mbok kenapa kenapa lagi"

"iya..Ra aku minta maaf ya"

"iya..rat bye"

dengan senyuman Tiara melambaikan tangannya kearah Ratna yang mulai menaiki ojek karena saat ini hujan hanya tinggal gerimis.

tak lama setelah Ratna pergi keluarlah sosok pria tampan dari dalam kantor dengan asistennya yang memegang payung untuk bosnya itu.

saat berpapasan dengan Tiara ia hanya melirik sekilas sedangkan asistennya menundukkan sedikit badannya memberi hormat lalu berlalu pergi.

"hati hati di jalan bye.."

lagi lagi wanita itu melambaikan tangannya dengan senyuman di wajahnya. tapi setelah mengatakan hal itu ia sudah tidak sanggup lagi perlahan kakinya mulai melemas nafasnya terasa berat pandangannya mulai kabur air mata mulai jatuh ke pipinya. perlahan ia mulai terduduk dengan nafas tercekat.

'apa aku akan mati seperti ini? tapi aku bahagia setidaknya aku telah melihatmu'

perlahan lahan pandangannya mulai kabur dan yang bisa ia lihat hanya punggung lelaki itu.

"kumohon jangan pergi.."

dengan suara pelan dan seluruh tenaganya ia mengatakan hal itu sebelum benar benar menutup matanya. Berharap bahwa mungkin pria itu akan melihat kebelakang.

Terpopuler

Comments

kang mager

kang mager

kak, nanti otor bilang ke Arthur ya 😭🤣

2024-03-10

0

Sasa Snack

Sasa Snack

😭😭😭😭
bombay banget sich thor..

2024-03-10

1

Sasa Snack

Sasa Snack

😭😭😭😭
bombay banget sich thor..

2024-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 Rinduku
2 Sesak di Hati
3 Bertemu Denganmu
4 Kabar yang Mengejutkan
5 Setuju
6 Delapan Pilar
7 Batasku
8 Menikah
9 kebahagiaan atau kesedihan
10 Hujan
11 ini perintah..
12 Sadar
13 Keluar dari rumah sakit
14 Kopi
15 Sarapan
16 Berkunjung ke Rumah
17 Kejutan
18 Jebakan
19 Dia ?
20 Kesal
21 Permintaan
22 Perawat centil
23 Memberi Pelajaran
24 Menemui Ratna
25 Pelayan dan Tuan
26 Mimpi
27 Bentakkan
28 Kelinci
29 Kak Kevin
30 Menunggu
31 Makan di luar
32 Tidak Bisa Tidur
33 Kissbye
34 Belanja ke pasar
35 Diburu
36 Menyelamatkan diri sendiri ?
37 Mau pulang
38 Mari Bercerai
39 Akhirnya lepas
40 Mengoleskan obat
41 Menguping Bersama
42 Di dapur
43 Perkelahian
44 Pusing
45 Di bawa Husein
46 Penyesalan Husein
47 Awal pertemuan
48 Masa Lalu 2
49 Semua akan baik-baik saja
50 Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51 Gugatan dari Tiara
52 Hantu ?
53 Obsesi ?
54 Lari Tiara
55 Sifat dingin Tiara
56 Musuh Tiara
57 Misi Icecream
58 Tiara hilang lagi
59 Di ikuti
60 Anak Kita
61 Maaf dan Terimakasih
62 Ingin pulang dan hantu ?
63 Terkejut dan khawatir
64 Sudah lama kenal
65 Privasi
66 Serangan dan jebakan
67 Ancaman
68 Selalu bersama
69 Kenyataan Untuk Arthur
70 Ayo cari Tiara !
71 Arthur semangat !
72 Arthur menjadi jadi
73 chapter 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76
77 chapter 77
78 Bertanya
79 Kedatangan Husein
80 Pertama Kalinya
81 Bima yang malang
82 Kamar Baru
83 Saingan Arthur
84 Rencana
85 Acara
86 Perayaan
87 Garam ?
88 Penenang
89 Bima menunggu
90 Gisella
91 Orang tua ?
92 Piknik
93 Bukan Teman
94 Kedatangan Reno
95 Kecelakaan ? kapan ?
96 Cinta yang sesungguhnya
97 Rencana Makan Malam Bersama
98 Makan malam
99 Ratna syok
100 Kekhawatiran Tiara
101 Angel
102 Menemui Husein
103 Kenapa masih hidup
104 Ra ?
105 Perubahan Arthur
106 Datang ke kantor
107 Percakapan Arthur dan Bima
108 Terungkap
109 Tiara di culik ?
110 Di mana ?
111 Bukan cinta
112 Perkelahian
113 TAMAT
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Rinduku
2
Sesak di Hati
3
Bertemu Denganmu
4
Kabar yang Mengejutkan
5
Setuju
6
Delapan Pilar
7
Batasku
8
Menikah
9
kebahagiaan atau kesedihan
10
Hujan
11
ini perintah..
12
Sadar
13
Keluar dari rumah sakit
14
Kopi
15
Sarapan
16
Berkunjung ke Rumah
17
Kejutan
18
Jebakan
19
Dia ?
20
Kesal
21
Permintaan
22
Perawat centil
23
Memberi Pelajaran
24
Menemui Ratna
25
Pelayan dan Tuan
26
Mimpi
27
Bentakkan
28
Kelinci
29
Kak Kevin
30
Menunggu
31
Makan di luar
32
Tidak Bisa Tidur
33
Kissbye
34
Belanja ke pasar
35
Diburu
36
Menyelamatkan diri sendiri ?
37
Mau pulang
38
Mari Bercerai
39
Akhirnya lepas
40
Mengoleskan obat
41
Menguping Bersama
42
Di dapur
43
Perkelahian
44
Pusing
45
Di bawa Husein
46
Penyesalan Husein
47
Awal pertemuan
48
Masa Lalu 2
49
Semua akan baik-baik saja
50
Vidio ? ( ini ada lanjutannya ya )
51
Gugatan dari Tiara
52
Hantu ?
53
Obsesi ?
54
Lari Tiara
55
Sifat dingin Tiara
56
Musuh Tiara
57
Misi Icecream
58
Tiara hilang lagi
59
Di ikuti
60
Anak Kita
61
Maaf dan Terimakasih
62
Ingin pulang dan hantu ?
63
Terkejut dan khawatir
64
Sudah lama kenal
65
Privasi
66
Serangan dan jebakan
67
Ancaman
68
Selalu bersama
69
Kenyataan Untuk Arthur
70
Ayo cari Tiara !
71
Arthur semangat !
72
Arthur menjadi jadi
73
chapter 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76
77
chapter 77
78
Bertanya
79
Kedatangan Husein
80
Pertama Kalinya
81
Bima yang malang
82
Kamar Baru
83
Saingan Arthur
84
Rencana
85
Acara
86
Perayaan
87
Garam ?
88
Penenang
89
Bima menunggu
90
Gisella
91
Orang tua ?
92
Piknik
93
Bukan Teman
94
Kedatangan Reno
95
Kecelakaan ? kapan ?
96
Cinta yang sesungguhnya
97
Rencana Makan Malam Bersama
98
Makan malam
99
Ratna syok
100
Kekhawatiran Tiara
101
Angel
102
Menemui Husein
103
Kenapa masih hidup
104
Ra ?
105
Perubahan Arthur
106
Datang ke kantor
107
Percakapan Arthur dan Bima
108
Terungkap
109
Tiara di culik ?
110
Di mana ?
111
Bukan cinta
112
Perkelahian
113
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!