Hari libur, Samuel memutuskan untuk berada di apartemen seraya mengawasi Eve yang bekerja. Senyuman tipis di wajahnya, menandakan dia mempunyai rencana untuk membuat pekerjaan dari gadis itu semakin berantakan. "Hari ini kau akan menyesal karena telah mengerjaiku," gumamnya sambil menatap pelayan dadakan nya yang tengah bersih-bersih.
Samuel menghampiri Eve dan memilih untuk berbaring diatas sofa, mengambil remot kontrol dan mulai menyalakan televisi. Pandangan fokus ke hadapan, mengambil toples yang berisi kuaci. Memakan kuaci dan membuangnya kulitnya sembarangan ke lantai, Eve yang kebetulan sudah membersihkan tempat itu merasa geram dengan pria tampan yang bersantai. "Apa kau tidak lihat, kalau aku sudah membersihkan ruangan ini? Dan kau membuang kulit kuaci sembarangan arah." Ucapnya yang menatap majikannya seraya bertolak pinggang, kedua mata yang melotot.
"Ck, minggirlah! Kau menghalangi pandanganku menonton televisi saja," jawab Samuel yang fokus dengan benda pipih yang ada di hadapannya, mendelik kesal sambil menyingkirkan tubuh Eve menggunakan kakinya.
"Sialan, apa kau sengaja melakukan ini?" pekik Eve dengan hidung yang kembang-kempis, menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak.
"Apa? Kerjakan saja pekerjaanmu, dan jangan banyak protes." Ucap Samuel dengan santai semakin membuat Eve tersulut emosi.
"Pria ini benar-benar membuat kesabaranku habis, sepertinya dia sengaja melakukan ini untuk membuat aku semakin kesulitan." Batin Eve yang menatap pria menyebalkan yang sedang menonton Moto GP. "Baiklah, tapi bisakan sampah kulit kuaci itu tidak dibuang sembarangan ke lantai?" pintanya dengan kesal.
"Memangnya kenapa? Akulah pemilik apartemen ini dan terserah padaku saja."
"Kau bertanya kenapa?" pekik Eve yang benar-benar sangat marah. "Oh ya tuhan…kenapa aku dipertemukan dengan pria menyebalkan seperti dia!" gumamnya dengan kesal.
Sebuah bantal kecil melayang tepat mengenai wajah Eve, dan pelakunya menyeringai puas dengan aksinya tepat sasaran. "Auh…kau benar-benar pria yang sangat menyebalkan." Gerutunya sebal.
"Kau sangat berisik, persis seperti radio rusak." Cetus Samuel dengan santai.
Kesabaran Eve kian menipis dalam menghadapi majikan nya yang mengerjainya, mengepalkan kedua tangan dengan tatapan permusuhan.
"Jangan menatapku begitu, aku tahu jika aku ini sangat tampan dan kau bukanlah tipe ku," seloroh Samuel dengan penuh percaya diri.
"Dan jika aku cantik, kau bukanlah tipeku!" Eve membalas ucapan dari majikan nya dengan ketus. Seketika terdengar suara gelak tawa memenuhi apartemen, Samuel tertawa dengan sangat keras dan memegangi perutnya.
"Kau menjadi cantik? Itu sangat mustahil, dan jika pun kau didandani pasti mirip dengan boneka mampang," ejek Samuel yang semakin menyulut emosi Eve. Menghitung detik-detik kesabaran tersisa, dalam hitungan mundur.
Eve melemparkan kain lap meja yang sangat kotor tepat mengenai wajah pria tampan itu. "Rasakan itu!" ucapnya yang langsung memasang seribu langkah untuk menghindari amukan sang majikan.
"Kemari kau, dasar boneka santet!" pekik Samuel yang menggema di seluruh ruangan.
"Ayo kejar aku, dasar lemah!" pekik Eve dari ke jauhan.
"Akan aku tunjukkan kekuatanku yang sebenarnya," Samuel yang sangat kesal dikatakan lemah membuatnya membuka baju, memperlihatkan bentuk tubuh seksi dengan roti sobek yang menggugah iman.
Eve segera berlari masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu, berteriak karena Samuel memperlihatkan bentuk tubuhnya. "Dasar pria sinting, lihat pembalasanku!" gumamnya yang terlintas ide di benaknya.
Samuel tertawa kemenangan, berhasil membuat gadis itu kocar-kacir akibat dirinya bertelanjang dada. "Dasar gadis aneh, semua wanita mengantri untuk melihat bentuk tubuh seksiku, tapi dia malah sebaliknya." Gumamnya berbalik dan memungut baju yang tergeletak di lantai.
Byurr
Sebuah siraman seember air, membasahi tubuh Samuel dan membuatnya tersentak kaget, menoleh ke belakang dan ternyata pelayan dadakan nya. "Ups…sorry, tanganku sedikit licin dan membuatmu basah," ujar Eve yang tersenyum dengan raut wajah tanpa dosa.
"Dasar gadis kurang ajar!" Samuel hendak mengejar Eve, tapi terhenti saat bel apartemen berbunyi. Dengan cepat dia mengganti celana basahnya di hadapan gadis muda yang masih ada di hadapannya, untung saja Eve telah sigap menutupi kedua matanya ternodai akibat sang majikan sinting. "Gantilah pakaianmu di dalam kamar, kau menodai mataku."
"Ini apartemenku dan terserah padaku!" tukas Samuel yang tak menghiraukan perkataan Eve.
"Dasar pria tak tahu malu!" umpat Eve mendelik kesal.
"Daripada kau menggerutu, sebaiknya bukakan pintu!" titah Samuel yang telah mengganti pakaian basah dengan pakaian kering.
Tanpa menjawab apapun, Eve berjalan dengan langkah malas untuk membukakan pintu. Terlihat beberapa orang pria dengan pakaian casual mengunjungi Samuel. "Sepertinya mereka teman-taman pria sinting itu!" batinnya yang menatap mereka.
Sedangkan keempat pria itu menatap penampilan Eve dari ujung rambut hingga di ujung kaki, tersenyum mengejek dan tatapan merendahkan.
"Ayo, masuklah!" ajak Eve yang tersenyum ramah.
Keempat pria itu mengangguk dan masuk ke dalam, melihat seorang pria tampan dan gagah sedang duduk di sofa menunggu kedatangan mereka, saling berpelukan melepas rindu.
"Bagaimana keadaan kalian?"
"Kami sangat baik, kau terlihat sangat sibuk belakangan ini?" tanya salah satu teman Samuel.
"Kesibukan di kantor membuat waktu untuk ke Bar berkurang." Jawab Samuel yang sedikit menyesal dengan itu.
"Kesibukan di kantor atau kesibukan dengan wanita kuno itu?" goda salah satu teman lainnya.
Eve menghela nafas jengah dengan situasinya saat ini, mengingat dia masih saja dihina dan di tatap sebelah mata saat melihat penampilannya yang tidak menarik. Semua mata kembali tertuju padanya, tatapan merendahkan membuat Eve pergi dari sana menuju dapur. "Sebaiknya aku pergi saja, sebelum emosiku keluar," gumamnya.
Setelah kepergian Eve, keempat pria itu menyorot Samuel dengan beberapa pertanyaan di benaknya. "Siapa gadis itu? Jangan katakan jika dia adalah kekasihmu!" ucap salah satu temannya yang tertawa.
"Kalian pasti tahu bagaimana tipeku, dia hanyalah pelayanku saja dan tidak lebih."
"Kami pikir kau merubah frekuensi dan standar mu dalam memilih wanita."
"Itu tidak akan terjadi, melihat penampilannya yang sangat jelek membuatku seribu kali berpikir untuk menjadikan dia kekasihku," sombong Samuel.
"Jangan sombong, bisa saja kau menjilati ludahmu sendiri." Sahut salah satu teman yang bertos ria dengan lainnya.
"Itu tidak akan terjadi."
"Bagaimana jika itu terjadi?"
"Aku akan memberikan kalian mobil kesayanganku."
"Dapat!"
"Kenapa?" tanya Samuel yang menatap temannya.
"Perkataan mu, ini berguna saat kau berpura-pura lupa dengan persetujuan ini." Sahut pria yang selesai perekam perkataan mutlak dari Samuel.
"Tapi bagaimana kau bertemu dengannya?" tanya salah seorang dari mereka yang sangat penasaran.
Samuel menceritakan segalanya kepada keempat temannya, dia sangat antusias dalam bercerita. Bagaimana dia berhasil menjadikan Eve sebagai mainan baru yang membuatnya terhibur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
sombong nya sam
2022-08-24
1
Asih Ningsih
jgn anggap remeh eve samuel kmu akan menjilat ludahmu sendiri nantinya
2022-07-30
0
Pooh
lihat saja tanggal mainnya samuel pasti kamuenjilat ludahmu sendiri lagi🤣🤣🤣🤣
2022-05-17
1