Bab 9 - Ketahuan Samuel

Setelah selesai menelepon, Eve kembali menyimpan ponselnya. Melirik ketua pelayan yang masih mengawasinya, tapi dia cukup mudah mengecohnya. Tak lama terdengar suara notifikasi di ponselnya, kembali mengeluarkan ponselnya dan mengecek ada pesan masuk dari Niki. 

"Jemput aku sekarang juga, karena sebentar lagi aku akan sampai ke bandara." isi pesan teks membuatnya melompat kegirangan, sedangkan ketua pelayan menganggap jika gadis kecil itu sedikit tidak waras. 

Terlintas ide jahil di benak Eve yang ingin kabur dari apartemen itu, dia sangat yakin jika Samuel tidak akan mengizinkannya untuk pergi dari tempat itu. "Aku ingin buang air, bisakah bibi menunjukkan dimana toiletnya?" ucapnya disertai senyuman manis. 

"Mari ikuti saya!"

Eve tersenyum karena berhasil menjalankan langkah pertama untuk kabur, mengikuti wanita paruh baya itu menuju toilet. Saat sampai di toilet, dengan cepat Eve sedikit mendorong tubuh ketua pelayan dan menguncinya dari luar. "Maafkan atas sikapku, Bi!" ucapnya dari luar toilet, memanfaatkan situasi itu untuk kabur dengan cara menyelinap keluar dari apartemen. 

"Bagus, sepertinya situasi aman terkendali." Gumamnya yang celingukan, berharap tidak ada pelayan melihat aksinya. Tapi Eve tidak tahu, jika seseorang terus mengawasinya, memantau lewat Cctv. "Heh, ternyata dia cukup cerdik mengelabui ketua pelayan, tapi tidak denganku." Monolog Samuel yang tersenyum simpul, terus mengawasi pelayan dadakannya lewat monitor. 

Eve berhasil menuju pintu dan berusaha untuk membukanya, dia mengetahui jika sangat sulit membuka pintu dengan kode password. Namun, rintangan itu tak membuat niatnya dan semangatnya memudar, menggunakan kecerdasannya dalam memecahkan kode password. 

Usaha gak menghianati hasil saat berhasil memecahkan kode password, Eve sangat senang dan segera melangkah keluar apartemen itu. Tapi langkahnya tercekal saat merasakan sebuah sebuah tangan kekar yang mengangkat kerah leher bagian belakang layaknya seekor anak kucing yang digendong induk kucing. 

"Wah, ternyata kau cukup pintar mengecoh ketua pelayan dan juga memecahkan password keamanan apartemen ku. Aku cukup terkesan," celetuk Samuel yang terus mengangkat kerah leher bagian belakang dari gadis kecil itu, dia sangat kesal dengan tingkah Eve yang menyelinap keluar. "Apa kau ingin aku gantung?" ancamnya yang melihat tubuh mungil Eve. 

"Sial, aku tertangkap." Umpat Eve yang terdengar di telinga Samuel. 

Pletak

"Auh…kenapa kau menjitak kepala ku?" protes Eve yang mengerucutkan bibirnya, dan mengusap keningnya terasa panas. 

"Heh, itu karena kau sangat bodoh. Jangan mengira aku tak mengetahui niatmu untuk kabur dari sini dengan memanfaatkan tubuh mungil mu." 

"Memangnya apa kesalahanku? Kau tidak bisa mengurungku di sini." Pekik Eve tak terima, dia ingin menghajar pria itu tapi dengan santainya Samuel menghindar. 

"Wah, apa ini? Boneka santet mencoba untuk melawanku, kau lihatlah tubuhmu itu. Sangat kurus dan juga kecil, bahkan ukuran tubuhku berkali-kali lipat darimu." Ejek Samuel yang tersenyum menyeringai. 

"Ck, karena kau belum mengetahui kekuatan  dari orang bertubuh mungil sepertiku. Lepaskan aku! Apa kau pikir aku ini anak kucing?" pekik Eve yang sangat kesal. 

"Ya…ya, terserah kau saja. Memohonlah padaku, maka kau akan aku lepaskan." 

"Hai, mana bisa begitu." Protes Eve yang mendelik kesal. 

"Cepat katakan atau kau akan tetap seperti ini," ancam Samuel yang sangat menyukai mainan barunya. 

"Kau pria sinting yang sangat menyebalkan, cepat lepaskan aku!" ketus Eve yang masih menahan kesabaran. 

Pletak

Lagi dan lagi Samuel menjitak kepala gadi kecil itu, dia sangat geram dengan kesombongan Eve. "Sial, kau kembali menjitak kepalaku!" gerutu Eve yang meringis. 

"Itu hadiah, karena kau membuat aku kesal." Jawab Samuel dengan santai. 

"Apa kau ini semacam dewa atau tuhan?"

"Apa maksudmu mengatakan itu?" tanya Samuel yang mengerutkan kening. 

"Aku hanya menjatuhkan ponsel itu, dan aku sangat yakin jika kau mempunyai banyak ponsel cadangan." Ungkap Eve yang menyadari hal itu. "Apa niatmu sebenarnya?" 

Seketika Samuel terdiam, karena apa yang dikatakan Eve memang benar. "Ternyata wanita ini memahami niatku," batinnya. 

Tak mendengar jawaban, membuat Eve mendelik kesal, mencari celah saat bagian utama ditemukan. Eve sedikit menendang barang berharga milik Samuel membuat pria itu langsung melepaskan cengkramannya, dan memilih mengamankan tongkat sakti. "Dasar wanita gila, kau menendang masa depanku!" bentak Samuel yang menahan rasa sakit. 

"Aku sudah memintamu untuk melepaskan aku, tapi kau tidak mendengarkan ucapanku dan berkokok seperti ayam. Jadi, nikmatilah!" ucap Eve santai. 

"Aku akan membuat perhitungan padamu, boneka santet sialan! Kemari kau," teriak Samuel yang melihat punggung gadis itu mulai menjauh. 

Telinganya semakin panas mendengar ucapan makian dari pria sombong itu, Eve kembali menghampiri Samuel dengan menatapnya tajam. "Aku tidak akan kabur, kau boleh memegang kartu Identitasku." Eve menyerahkan kartu identitas, pantang untuknya untuk lari dari tanggung jawab. 

Samuel mengambil kartu identitas milih pelayan dadakannya, menatap dengan tajam dan menyimpannya tanpa berniat untuk melihatnya. 

"Pantang bagiku untuk lari dari tanggung jawab," kata Eve dengan tekanan, membalikkan badan dan pergi dari apartemen itu. Sementara beberapa pelayan yang melihat kejadian itu menahan tawa. 

Dengan cepat Eve mencegat taksi, berniat untuk menuju ke bandara agar segera sampai. Dia baru menyadari, jika pakaiannya sangatlah kotor dan memutuskan untuk ke butik. "Antarkan aku ke butik dulu, Paman." Pintanya. 

"Baik, Nona." Sahut sang supir. 

Di sepanjang perjalanan menuju butik, dia sebenarnya tidak sabar dengan kedatangan sang kakak sepupunya bernama Niki. Mobil berhenti tak jauh dari butik terkenal bernama L'Boutique yang dikelola oleh kakak sepupu perempuannya, Lexa. 

Eve turun dari mobil dan masuk ke dalam butik, para karyawan mengenal Eve dengan sangat baik, menyambut kedatangannya. 

"Hai, kak!" sapa Eve yang masuk ke dalam ruang kerja Lexa. 

"Eve? Tumben kau datang kesini." Lexa menghentikan desainnya dan segera memeluk adik sepupunya. 

"Aku ingin baju dengan desain simple untuk menyambut kepulangan kak Niki."

"Eh, kenapa Niki tidak mengatakannya padaku?"

"Aku juga tidak tahu, berikan aku pelayanan terbaikmu, Kak."

"Baiklah, aku akan mendandani mu."

****

Eve kini berubah menjadi sangat cantik setelah didandani oleh kakak sepupunya bernama Lexa, kembaran dari Lexi, dan Alex. Saat ini, dia menunggu di bandara, celingukan mencari keberadaan Niki. 

"Apa kau sedang menunggu kedatangan pria tampan ini?" goda Niki yang sedari tadi memperhatikan Eve. 

"Kakak, kau?" ucap Eve yang sangat terkejut dengan kejutan Niki, memeluknya dengan sangat erat. 

"Tentu saja, sebenarnya jadwal penerbanganku di majukan."

"Hah, Kakak mengerjaiku lagi." Gerutu Eve yang melepaskan pelukannya. 

"Maafkan aku, kau terlihat sangat cantik." Puji Niki tersenyum menggoda. 

"Tentu saja, kak Lexa yang mendandaniku." 

"Itu bagus, adikku ini sangatlah cantik. Entah kenapa paman Abian mendandanimu seperti boneka Annabelle." gumam Niki. 

 

Terpopuler

Comments

Lyn

Lyn

suka banget sama karakter Eve.

2023-03-24

1

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

seruuu juga author

2022-08-23

0

Arga

Arga

👍👍👍 Bagus banget cerita nya Thor

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!