Bab 8 - Tugas pertama

Eve sangat terkejut, menjadi pelayan  selama dua bulan di apartemen dari pria itu. Dia sudah protes tapi pria itu mengancamnya akan dimasukkan ke dalam penjara, menatap seluruh ruangan itu dengan menghela nafas. "Apa tidak ada keringanan untukku?" ucapnya yang tersenyum kaku. 

"Tidak, apa kau ingin masuk penjara?" ancam Samuel membuat Eve menatapnya dengan jengah. 

"Hah, percuma saja aku punya keluarga kaya tapi tidak bisa membantuku." Batin Eve. 

Samuel melihat Eve yang tampak berpikir, dengan cepat melemparkan pakaian kotor mengenai wajah gadis malang itu. "Jangan melamun saja, cepat selesaikan pekerjaanmu!" 

"Ya…ya, tidak perlu melempari baju kotormu mengenai wajahku," gerutu Eve yang cemberut. 

"Ck, jelas-jelas kaulah yang bersalah. Tapi kau malah membuat dirimu korban, berhentilah berakting dan mulailah membersihkan seluruh ruangan ini."

"Jujur saja, sebenarnya aku tidak pernah melakukan pekerjaan rumah," ungkap Eve yang tersenyum simpul. 

"Lihatlah wajahku!" ucap Samuel membuat Eve menghampirinya seraya meneliti wajah tampannya. 

"Lalu?" tanya Eve yang tak mengerti. 

"Apa kau melihat raut wajahku yang tidak peduli? Aku tahu kau hanya mencari alasan agar terbebas dari hukuman ini."

"Aku mengatakan sejujurnya, tapi kau malah tidak mempercayaiku."

"Berhentilah mengoceh seperti beo, sebaiknya mulailah membersihkan seluruh ruangan ini hingga mengkilap. Dan kau awasi gadis kecil ini, jelaskan daftar pekerjaannya," titah Samuel yang menatap ketua pelayan beberapa detik dan kembali melangkahkan kakinya menuju kamar. Sementara Eve hanya melihat punggung pria itu dengan kesa. "Pria itu membuat aku sangat kesal, kak Niko dan Samuel? Dua orang yang sama-sama menyebalkan," gumam Eve yang mendelik kesal. 

"Baik, Tuan." Sahut ketua pelayan yang membungkukkan badannya.

Eve mulai membersihkan barang-barang dan juga sampah, menyapu lantai dengan penuh hati-hati sesuai petunjuk ketua pelayan yang terus mengawasinya. "Hah, ternyata cukup melelahkan juga menjadi seorang pelayan." Gumamnya yang memutuskan untuk istirahat sejenak, mengelap keringat yang membasahi seluruh tubuhnya menggunakan handuk kecil di leher. "Ternyata inilah yang dirasakan oleh pelayan di Mansion, mereka bekerja hampir seharian penuh dan aku tidak pernah melihat mereka mengeluh. Aku akan meminta dad Abian untuk menaikkan gaji para pelayan," monolognya merasa simpati dengan pekerjaan para pelayan di Mansion Wijaya. 

"Jangan berbicara sendiri Nona, lakukan pekerjaan dengan benar!" ucap ketua pelayan yang memperingatkan Eve.

"Baiklah."

Eve kembali berdiri dari kursi dan kembali melanjutkan pekerjaannya, berlarian kesana kemari hanya ingin melihat pel lantai yang tidak ditemukan. "Apa di apartemen ini tidak ada pel lantai? Lalu, aku mengepel menggunakan apa?" lirihnya sembari menggaruk kepala yang tidak gatal. 

Sementara di tempat lain, Samuel memantau pekerjaan dari Eve lewat rekaman Cctv yang terhubung di ponselnya, tersenyum saat berhasil mengerjai gadis malang itu. "Sepertinya kegiatan baruku ini sangatlah menyenangkan, melihat raut wajah bodohnya membuat aku terkekeh geli." Gumamnya sembari menggigit apel yang ada di genggamannya. Dia sangat senang dengan mainan baru, bagai melepaskan kepenatan setelah bekerja. Ponselnya yang jatuh tidak ada apa-apanya, karena Samuel memiliki banyak ponsel berbagai merk terkenal. 

Eve terpaksa mengepel dengan sehelai kain, dia sangat kelelahan dengan pekerjaan itu, pinggang dan kakinya terasa pegal saat dipaksa jongkok. Dia sangat bangga dengan dirinya sendiri, mengepel lantai untuk pertama kalinya. "Walaupun tubuhku terasa remuk, tetap saja ini suatu kebanggaan tersendiri."  Batinnya.

"Sepertinya kau tampak bahagia," celetuk seseorang yang tak lain adalah Samuel. 

"Tentu saja!" jawab Eve dengan ketus. 

Samuel tersenyum smirk, berjalan menghampiri gadis itu. Baru beberapa langkah, tiba-tiba Samuel tergelincir hingga terjungkal ke belakang. "Sial," umpatnya kesal. 

"Kau kenapa?" tanya Eve dengan polos. 

"Ck, lantainya dipenuhi genangan air."

"Lalu?"

"Apa kau ini bodoh? Kau membuat semua lantai ini basah." Bentak Samuel yang hendak berdiri, tapi karena lantai yang licin kembali membuatnya terjungkal. 

"Sepertinya kau harus membersihkan apartemen ini dari kutukan!" ujar Eve di sela-sela tawanya. 

"Dasar wanita bodoh, kaulah yang terkena kutukan. Apa kau mengepel lantai menggunakan air yang banyak?" umpat Samuel yang berdiri. 

"Sudah aku katakan 'bukan? Jika ini kali pertama aku membersihkan rumah."

"Kau ini gadis miskin yang sangat manja, begitu saja kau tidak bisa!" cibir Samuel. 

"Ya…ya, terserah kau saja. Aku sangat lelah dan ingin beristirahat," cetus Eve kesal. 

"Kau tidak boleh istirahat sebelum membereskan kekacauan ini," tolak Samuel yang memberi perintah. 

"Kau pria yang tak berperikemanusiaan!" Eve tidak menghiraukan ucapan dari majikan dadakannya, memilih untuk pergi dari tempat itu. 

"Hai, boneka santet! Kau harus membereskan semua ini," tegas Samuel yang menunjuk lantai penuh dengan genangan air. 

Eve menghentikan langkahnya, mengepalkan kedua tangan karena kesabaran yang semakin menipis. Dengan cepat dia menoleh ke belakang, melemparkan kain bekas pel lantai tepat mengenai wajah tampan Samuel. "Kau terlalu banyak bicara," ujar Eve dan beristirahat di sofa empuk. 

Nafas Samuel seperti sesak menerima perlakuan wanita untuk pertama kalinya, seakan harga dirinya jatuh akibat gadis kecil itu. "Selama ini tidak ada yang berani memperlakukanku seperti gadis kecil itu, aku akan memberinya hukuman!" gumamnya kesal, menghampiri Eve yang sedang membaringkan tubuhnya di atas sofa. 

Menatap gadis itu dengan dalam, bertolak pinggang dengan sorot mata tajamnya. Samuel tersenyum smirk saat menemukan sebuah cara untuk balas dendam, mengambil ember yang berisi air pel dan mengguyur tubuh lelah tanpa perasaan. 

Sontak Eve sangat terkejut, seluruh tubuhnya basah kuyup. Sorot mata tajamnya menatap pria yang masih memegang ember di tangan. "Kau sudah melewati batas!" ucapnya dingin. 

"Apa? Kau kesini untuk menjadi seorang pelayan, jangan bersikap kau ratu di apartemenku ini!" 

Perlahan Eve membuka kepalan tangannya, mengontrol emosi supaya tidak keluar dan dapat mencelakai pria itu, menarik nafas dalam dan terdiam sejenak. "Aku harus mengontrol emosiku, aku tidak ingin orang lain mengincarku demi kepentingan pribadi mereka." Batinnya yang bertekad. 

Eve kembali melanjutkan pekerjaan, Samuel mengerutkan kening melihat sikap gadis itu berubah dengan cepat. Memutuskan untuk pergi dan kembali melanjutkan pekerjaan tertunda. 

Tak lama, suara dering ponsel Eve berbunyi. Dengan cepat dia mengangkatnya, dan melihat siapa yang menghubunginya adalah Niki. 

"Halo kak!"

"Hem, bagaimana kabarmu?" 

"Aku baik, tumben kakak meneleponku!"

"Ada kabar baik untukmu."

"Apa itu?"

"Aku sedang berkemas, dan akan pulang ke Indonesia."

"Benarkah? Apa kakak serius?"

"Tentu saja, tolong sambut aku di bandara!"

"Akhirnya kakak pulang, aku sangat merindukanmu."

"Hem, aku juga. Jangan lupa untuk menyambut kedatanganmu, hanya kau saja."

"Dengan senang hati." 

Sambungan terputus membuat Eve dangat senang, dengan begitu dia mempunyai tempat curhat. Dari beberapa kakak sepupunya, hanya Niki lah yang paling mengerti dirinya. 

 

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

nyesel loh samuel

2022-08-23

1

Asih Ningsih

Asih Ningsih

knpa hanya twin N aja triple A kemana ya

2022-07-30

0

Nur Amalina Azmi

Nur Amalina Azmi

bila cerita tentang triple A keluar Alex, Alexa,alexi

2022-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!