Bab 5 - Berpenampilan cupu

Eve sangat kesal dengan pria yang sok dekat dengannya, memutuskan untuk pergi dari sana dan ingin pulang ke Mansion. "Pria yang sangat menyebalkan, sebaiknya aku pulang ke Mansion sebelum kak Niko mengomentariku lagi." Umpatan kesal. 

Sesampainya di kediaman Wijaya, baru beberapa langkah masuk ke dalam, ada beberapa pasangan mata yang menyorotnya dengan penuh penyelidikan. Menatap kedua orang tuanya dengan tersenyum, memperlihatkan deretan gigi yang putih nan rapi. "Mommy…Daddy? Kapan kalian kembali? Kenapa tidak memberiku kabar?" Eve sangat terkejut dengan kedatangan kedua orang tuanya. 

"Kenapa kau sangat cantik, hah?" protes Abian yang melihat penampilan putrinya yang sangat cantik, dia takut jika para pria hidung belang memanfaatkan putri semata wayangnya. 

"Se-sebenarnya aku__" Eve sangat gugup, apalagi tatapan sang ayah membuatnya menundukkan kepala karena tak berani. 

"Oh ayolah Paman, kenapa kau mempermasalahkan penampilannya? Eve terlihat sangat cantik jika seperti itu, jangan berusaha untuk merombaknya seperti boneka hantu." Celetuk Niko yang baru saja pulang dari kantor. 

Abian sangat kesal dengan keponakannya itu, melepaskan sepatu dan melemparkan tepat mengenai kepalanya Niko. "Dasar anak nakal, kau mengajari putriku pengajaran yang sangat buruk." Keluhnya. 

"Auh…Paman sangat kasar sekali, aku heran kenapa bibiku menikah dengan pria seperti Paman." Keluh Niki. 

"Heh, itu karena bibimu mencintaiku. Sepertinya kau tidak menjaga putriku dengan baik, apa kau masih berkencan dengan wanita-wanita bodoh itu?" ucap Abian protes. 

"Itu adalah seni, Paman. Hah, sudahlah! Aku pulang hanya ingin mengambil berkas saja," ujar Niki yang berlalu pergi meninggalkan tempat itu sembari bersiul. 

"Ck, ingin rasanya aku menggantungnya." Gumam Abian. 

"Apa kau yakin ingin menggantungnya? Dia bahkan lebih tinggi darimu," sela Lea yang tersenyum geli, di ikuti oleh Eve. 

Mereka saling berpelukan melepaskan rindu, Eve tersenyum simpul. "Maaf Dad, aku berpenampilan seperti ini," ucapnya dengan penuh penyesalan. 

"Tidak masalah, Dad tak ingin melihat penampilan cantik ini. Berpenampilan seperti biasa saja, jangan tonjolkan penampilan dan juga keahlianmu. Kau tahu sendiri, jika kita mempunyai banyak musuh di luar sana." Jelas Abian yang menatap putrinya nanar, pekerjaan masa muda nya sebagai pembunuh bayaran membuat Abian tak bisa hidup tenang. 

"Aku tidak akan mengulanginya lagi, aku berjanji." Tutur Eve tulus. 

"Tidak masalah, Sayang. Oh ya, kami akan pergi lagi dan kau tetaplah di Mansion bersama Niko." Celetuk Lea yang membelai rambut putrinya dengan penuh cinta. 

"Jadi kalian hanya singgah sebentar saja? Oh ayolah, Dad dan Mom baru saja tiba dan kalian ingin pergi lagi?" keluh Eve yang merasa terabaikan. 

"Kondisi kakek Nathan memburuk, dan kami harus segera kesana. Ditambah lagi dengan kakek Bara, dia begitu sedih dengan kondisi kakek Nathan yang sekarang sakit-sakitan." Jelas Lea yang berusaha memberikan pengertian kepada putrinya. 

"Baiklah, jika itu demi kakek kalian boleh pergi. Titipkan salamku padanya," lirih Eve. 

"Kami pergi dulu, kau jaga diri baik-baik." 

Eve mengantarkan kedua orang yang sangat dia cintai ke pintu utama, melambaikan tangan dengan wajah murung. Kembali menatap Mansion yang sangat besar, tapi tidak ada penghuni. "Mansion ini besar tapi aku merasa asing di tempat ini," lirihnya pelan. 

Sementara Niko tak sengaja mendengar ucapan Eve, hatinya melembut dan segera menghampiri adik sepupunya. "Doakan saja agar kesehatan kakek Nathan membaik, dan kita akan berkumpul seperti dulu lagi." 

"Hem, Kakak benar." Lirih Eve yang sangat merindukan keramaian Mansion itu, ada begitu banyak cinta dan kasih sayang keluarga. Tapi, semenjak kesehatan sang kakek membuatnya merasa asing di tempat itu. Suasana sunyi, dan sepi, apalagi Niko sering menghabiskan waktu bersama dengan teman kencannya. 

Niko melepaskan pelukannya, menatap manik mata adik sepupunya dan tersenyum. "Kau sangat jelek jika menangis," ejeknya seraya menjitak kepala Eve, berlari dengan cepat sebelum terkena amukan dari adik sepupunya. 

"Aku membencimu, Kak!" pekik Eve yang sangat kesal dengan kakak sepupunya, mengira jika Niko benar-benar berubah. 

Niko menghentikan langkah kakinya, menoleh kebelakang dan tersenyum. "Tapi aku mencintaimu, Eve." Balasnya seraya masuk ke dalam mobil. 

Eve menghentakkan kakinya dengan kesal, kedua mata yang menunjukkan kemarahan. "Aku benci pria itu, kapan kak Niki kembali?" gerutunya. 

****

Keesokan harinya, seorang wanita cantik menggeliatkan tubuhnya, dan sesekali menguap. Menatap ke sekeliling kamar, dan turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. 

Setelah bersiap-siap, Eve kembali mengepang rambut panjangnya, memasang behel dan berkacamata tebal, tersenyum melihat cermin yang memantulkan bayangannya sendiri. "Dad memang benar, penampilan ini tidaklah buruk. Aku merasa sangat nyaman seperti ini," monolognya, mengambil tas di atas ranjang dan berlari keluar dari kamar. 

"Selamat pagi, Kak!" sapa Eve dengan riang gembira. 

"Pagi," sahut Niko yang menyemburkan air dari mulutnya, terkejut dengan perubahan penampilan Eve yang kembali seperti semula. "Kau itu sangat cocok berpenampilan cantik, dan apa ini? Kau malah terlihat seperti boneka hantu," komentar nya dengan penuh penghayatan. 

"Sesuai perkataan Dad padaku, dan penampilan ini tidak buruk." Ujar Eve dengan santai. 

"Lupakan itu, sebaiknya kau sarapan. Oh ya, aku akan pulang agak terlambat, ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan." Tutur Niko seraya menyuapi mulutnya dengan sandwich. 

"Ck, katakan saja jika kakak berkencan dengan para wanita bodoh itu."

"Wah, sepertinya kau mulai memahami aku. Hari ini aku akan berkencan dengan Liana, wanita cantik dengan body seperti gitar Spanyol. Hah, kenapa aku malah curhat padamu. Aku pergi dulu, dan kau berangkatlah bersama supir!" Niko melangkahkan kakinya pergi dari ruang makan, meninggalkan Eve seorang diri. 

Setelah selesai sarapan, Eve bergegas menuju masuk ke dalam mobil, membawanya hingga ke tempat biasa dijanjikan sebelumnya. Berjalan dengan santai masuk ke Universitas tempatnya menggali ilmu dan pengetahuan lanjut. Semua orang menatap perubahan Eve yang kembali cupu, sementara yang di tatap hanya acuh tak acuh. 

"Hai!" sapa seseorang dari arah belakang, Eve menoleh dan menatap pemilik suara. 

"Hai," sahutnya tak bersemangat dengan kedatangan Liam. 

"Kau itu sangat cantik, kenapa kembali berpenampilan seperti boneka Annabelle?" tanya Liam yang mengerutkan kening. 

"Karena aku lebih nyaman dengan penampilanku yang sekarang," cetus Eve yang kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. 

Liam terus mengikutinya layaknya seorang bodyguard, hal itu membuat Eve menjadi risih. "Bisakah kau tidak mengikutiku?" ketusnya yang menatap Liam dengan tajam. 

"Apa salahnya aku mengikuti teman?" sahut Liam santai. 

"Kau benar-benar membuat aku kesal, sebaiknya kau jaga jarak, dan jangan terlalu dekat denganku!" tekan Eve yang memperingati pria tampan itu. 

"Memangnya kenapa? Aku tidak melihat ada larangan yang tertulis di sini!" Liam celingukan tanpa menghiraukan peringatan itu. 

Eve menarik nafas dalam dan mengeluarkan secara perlahan, tak ingin berdebat membuatnya terus berjalan menuju kelas, dan sialnya pria itu terus saja mengekorinya. 

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

betul itu sembunyikan kecsntikan mu

2022-08-23

1

Asih Ningsih

Asih Ningsih

iya kmu sih gak mau brsabar buka identitasmu skrg jgn salahkan kku ada laki2 yg ngikutin kmu

2022-07-30

0

HoiLim Yee Lee

HoiLim Yee Lee

nice

2022-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!