Eve menarik nafas dalam, menatap pria yang dulunya selalu membully di kampus. "Apa kau tidak mengerti berbahasa? Menjauhlah dariku," ucapnya yang sangat kesal dengan keberadaan pria itu.
"Kenapa kau merubah penampilanmu? Padahal kau sangatlah cantik dan terlihat natural," ucap Liam yang sangat penasaran.
Eve menoleh ke samping, menatap pria yang menurutnya sangat menyebalkan. "Apa mulutmu tidak bisa diam? Dan terserah ku berpenampilan seperti apa." Cetusnya jengkel.
Liam terkekeh geli melihat raut wajah wanita yang membuatnya jatuh hati, mencolek dagu Eve dan menggodanya. "Kau terlihat sangat cantik jika seperti itu."
"Berhentilah menggodaku, sebaiknya kau pergi ke kursimu!" usir Eve.
"Mulai sekarang aku akan duduk di sampingmu, 'bukankah itu sangat menarik?" ucap Liam dengan penuh semangat.
"Apa masalahmu sebenarnya? Dulu kau selalu menjahiliku, apa kau ingin dihajar lagi?" sahut Eve yang memelas seraya memperlihatkan kepalan tangannya.
Liam menelan saliva, masih mengingat bagaimana Eve menghajarnya di hadapan semua orang. Dengan cepat dia menyingkirkan kepalan tangan gadis itu menggunakan jari telunjuk, dan tak lupa memperlihatkan senyum jenaka. "Lupakan itu, yang lalu biarlah berlalu. Jangan salahkan aku karena penampilanmu sangatlah aneh, ternyata kau menutupi wajah cantik itu. Hah, aku sungguh menyesal!" ucapnya dengan tersenyum tulus.
"Apa kau akan terus menatapku begitu?" Eve menautkan kedua alisnya menatap pria tampan itu.
"Aku sedang menatap bidadari yang sangat cantik!" gombal Liam yang tersenyum jenaka.
"Terserah kau saja!" ketus Eve yang tak ingin merusak harinya.
"Bukankah kau duduk paling belakang?" celetuk Anita yang menatap Liam dengan tanda tanya.
"Mulai sekarang kursi ini akan menjadi milikku," sahut Liam tanpa menoleh, karena perhatiannya masih tertuju pada Eve.
Anita menatap keduanya dengan heran, menggelengkan kepala dan memilih duduk di belakang Eve. Mencolek bahu temannya untuk menarik perhatian. "Ada apa?" tanya Eve yang menoleh ke belakang.
"Apa pria di sebelahmu itu kerasukan jin tomang?" bisik Anita yang melirik Liam.
Eve mengangkat bahu acuh tak acuh. "Entahlah, tapi aku rasa begitu. Ya sudah, lupakan saja pria sinting itu!" ujarnya.
"Hah, kau benar."
Liam terus menatap Eve, jatuh cinta pada gadis itu saat melihat wajah asli Eve yang sangat cantik. "Sepertinya aku jatuh cinta pada si cupu yang berubah menjadi cantik itu, rasanya seperti berbunga-bunga." Batinnya. Sementara Eve menyadari jika pria di sebelahnya menatapnya terang-terangan.
"Aku sangat menyesal telah berpenampilan normal," batin Eve yang mengumpat kesal, menyesal saat mengambil keputusan. Keuntungannya hanya satu, dia tidak dibully lagi walaupun sekarang penampilannya kembali cupu. Menyesal akan semua orang yang mulai memuji kecantikannya, membuatnya merasa tidak nyaman.
Mata kuliah telah selesai, Eve segera berpamitan dengan Anita yang kebetulan juga mempunyai kesibukan lain. Dia berjalan menuju keluar kampus dan menunggu supir untuk menjemputnya.
"Hai, cantik! Apa kau butuh tumpangan?" tawar Liam yang menggunakan motor sport berwarna hijau.
"Tidak, terima kasih." Tolak Eve yang memaksa tersenyum.
"Hah, sayang sekali. Ayolah, jangan menolak niat baikku ini. Aku ingin tahu di mana kau tinggal, itu saja!" seloroh Liam sembari mengedipkan sebelah matanya ke arah Eve.
"Tidak, sebaiknya kau pergi dan jangan ganggu aku." Ketus Eve yang sangat kesal.
"Apa kau yakin? Disini tidak ada angkutan umum," Liam celingukan melihat jalanan yang sunyi akan kendaraan umum.
"Tidak perlu mengkhawatirkan aku, pergilah!" Eve menyatukan kedua tangannya, memberi isyarat agar pria itu meninggalkannya sendiri.
"Hari ini kau boleh menolakku, tapi tidak di lain waktu. Jaga dirimu baik-baik, Sayang!" tukas Liam yang mencium udara membuat Eve bergidik ngeri.
"Dasar pria sinting, berani sekali dia memanggilku dengan kata Sayang." Gerutu Eve sembari berlalu pergi dari tempat itu.
Hampir setengah jam Eve menunggu tempat biasa, melirik jam di ponselnya dengan jengkel. Baru saja dia mendapat telepon dari sang supir jika tak bisa menjemputnya, dan mencoba untuk menghubungi Niko.
"Halo, kak. Jemput aku!"
"Minta supir untuk menjemputmu, aku sedang bertemu dengan klien penting."
"Supir tidak bisa menjemputku, itu sebabnya aku menelepon kakak."
"Ck, kau anak kecil selalu saja menyusahkan aku. Tunggulah setengah jam lagi, aku akan menjemputmu."
"Aku tidak bisa menunggu selama itu!"
Sambungan telepon terputus membuat Eve sangat kesal dengan kakak sepupunya. "dasar kakak lucknut! Menelantarkan aku seperti sebatang kara," umpatnya kesal, lagi dan lagi Niko memintanya untuk menunggu setengah jam.
Eve memutuskan untuk memesan taksi online, tapi nasibnya sangat sial saat teleponnya kehabisan daya dan mati. Memutuskan untuk berjalan kaki dan menerima nasib malangnya.
Seketika Eve terbelalak kaget saat melihat seekor anjing yang menatapnya, berusaha untuk mengusir anjing itu. "Huss…huss pergilah! Jangan ganggu aku!" ucapnya pelan. Tapi anjing itu semakin dekat membuat nyalinya kian memudar, memutuskan untuk berlari secepat kilat untuk menghindari anjing galak yang tertarik mengejarnya.
Eve sangat ketakutan, dikejar anjing kembali mengingatkan traumanya yang dulu pernah dikejar anjing hingga masuk ke rumah sakit. "Tolong selamatkan aku!" pekiknya yang terus berlari, menoleh kebelakang dan melihat anjing itu terus mengejarnya disertai gonggongan.
Seketika harapan Eve muncul saat melihat seorang pria dengan setelan jas berdiri tak jauh di depannya, menghampiri pria itu dan bersembunyi di belakangnya.
"Apa yang kau lakukan?" ucap kesal pria itu.
"Kumohon…tolong selamatkan aku dari anjing galak itu," lirih Eve yang sangat ketakutan, memeluk pria itu dari belakang membuatnya merasa sangat aman.
"Anjing?" ulang pria itu, dengan cepat Eve menganggukkan kepala. Pria itu menyipitkan kedua matanya, melihat seekor anjing yang berlari ke arahnya. Dengan begitu mudahnya pria itu menjinakkan anjing galak yang sekarang sudah pergi menjauh, sedangkan Eve menutup kedua matanya.
"Aku sudah mengusirnya, lepaskan aku!" ketus pria itu.
Eve membuka perlahan kedua matanya, melihat sekeliling dan mencari keberadaan anjing yang mengejarnya. "Apa kau yakin jika anjing itu sudah pergi?"
"Jika kau tidak percaya, lihat saja sendiri. Sangat menyusahkanku!" ujar pria itu kesal.
Eve tersenyum kaku sembari melepaskan pelukannya, memeriksa sekeliling dan tidak menemukan anjing yang mengejarnya tadi. Menghela nafas lega, mendongakkan kepala untuk mengucapkan terima kasih pada pria yang menyelamatkannya. "Terima kasih telah menyelamatkan aku!"
Senyumnya memudar saat mengetahui siapa penyelamatnya yang tak lain adalah si pria mesum. Eve sangat terkejut, kedua matanya melotot hampir keluar dari tempatnya. "Si pria mesum!" gumamnya pelan.
"Kenapa gadis cupu ini menatapku begitu?" batin Samuel yang heran, karena dia merasa tidak pernah bertemu dengan gadis yang ada di hadapannya.
"Kau?" ucap Eve.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" ucap Samuel yang mengerutkan kening.
"Huff…syukurlah jika dia tidak mengenali ku dengan penampilan cupu." Batin Eve. "Mungkin aku salah orang," sahutnya asal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Saripah Ipah
lanjut
2023-05-11
0
Eman Sulaeman
😅😅😅
2022-08-23
0
Areum
next kak 💪😘
2022-03-16
1