Bab 11 - Karena aku majikanmu

Samuel menatap tajam gadis berkacamata tebal, mengepang rambut dan gigi yang di pagar membuatnya terasa geli. "Kenapa kau menatapku begitu?" tanya Eve sinis. 

"Karena penampilanmu yang terlihat sangat jelek," ejek Samuel sembari menyeringai. 

"Kau boleh mengejekku sekarang, tunggu saja tanggal mainnya!" seloroh Eve yang sangat kesal, ingin rasanya mencakar-cakar wajah tampan dari majikan dadakannya.

"Wah, sepertinya kau tersinggung. Tapi, itu bagus! Aku ingin lihat, bagaimana Boneka santet memperjuangkan dan membuktikan."

"Lihat saja nanti dan berhentilah memanggilku dengan boneka santet! Nama ku Eve, E-V-E." Ucapnya seraya mengeja nama.

"Aku lebih nyaman memanggilmu boneka santet," ujar Samuel acuh tak acuh.

"Sangat menyebalkan!"

"Karena kemarin kau kabur dan juga menendang tongkat sakti ku, maka kau akan dihukum," ucap Samuel dengan tajam. 

"Ck, siapa kau yang berani mengaturku?" 

Samuel berjalan menghampiri gadis kecil itu, menyentil kening Eve membuat empunya meringis. "Auh…kau kasar sekali," cetus Eve yang mengusap keningnya yang terasa panas. 

"Itu hukuman karena kau membuat aku kesal!" sahut Samuel dengan santai. 

"Apa setiap kali kau kesal akan menyentil keningku?" cetus Eve yang tak terima dengan perlakuan pria itu. 

"Ya, bisa saja dikatakan begitu. Karena kemarin kau pergi terburu-buru, hari ini kau harus bekerja lembur." Ucap Samuel yang membuat Eve sangat kesal. 

"Mana bisa begitu!" protesnya disertai tatapan tajam. 

"Bisa, karena aku adalah majikanmu. Apa kau mengerti?" tekan Samuel yang memarahi gadis itu. 

Eve menghela nafas dengan berat, dengan terpaksa dia mengangguk setuju membuat sang majikan tersenyum puas. "Baiklah."

Samuel berlalu pergi menuju kantor, sedangkan Eve mulai mengerjakan tugasnya sebagai pelayan. "Pria itu benar-benar membuat kesabaranku habis, pertama kak Niko, kedua Liam, dan sekarang Samuel. Lengkap sudah penderitaanku, ingin rasanya aku membuat ketiga pria menyebalkan itu menghilang dari muka bumi ini." Monolognya seraya bersih-bersih. 

"Jangan menggerutu, selesaikan pekerjaanmu sebelum tuan Samuel pulang dari kantor." Ucap ketua pelayan yang masih memantau Eve, dia masih kesal dengan gadis kecil itu karena mengerjainya saat ingin kabur dari apartemen. 

"Baiklah," jawab Eve yang merasa bersalah pada ketua pelayan itu. Kembali melakukan berbenah, mulai menyusun pakaian dan membersihkan lantai. 

Karena tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah membuat Eve banyak melakukan kesalahan, vas mahal milik Samuel pecah akibat tak sengaja tersenggol. "Vasnya pecah?" lirih Eve yang melongo, menoleh ke belakang dengan menyengir kuda. "Maaf, aku tidak sengaja."

"Hah, aku bahkan sudah mengajarimu. Kau wanita yang sangat ceroboh, itu vas tuan Samuel yang paling mahal!" cetus ketua pelayan membersihkan pecahan vas. 

"Sungguh, aku tak sengaja. Begini saja, ada begitu banyak vas di sini. Tolong jangan katakan pada pria itu, aku mohon!" rengek Eve yang menyatukan kedua tangannya, memasang raut wajah memelas. 

Ketua pelayan hanya menatap dingin, tanpa bersuara membuat Eve mengerti jika wanita paruh baya itu tidak akan membantunya. "Masalah ini akan semakin rumit saja, sebaiknya aku menggunakan kartu milikku saja." Batinnya yang tersenyum smirk. "Bibi tenang saja, aku akan mengganti vas itu." Yakinnya dengan tersenyum jenaka, dapat menyelesaikan masalahnya. Berpikir akan mengangsur hutangnya kepada Samuel agar tidak ketahuan oleh keluarganya. 

Di sisi lain, seorang pria yang lengkap dengan setelan jas, duduk seraya menyandarkan punggung di kursi kebanggaannya. Pekerjaan kantor membuatnya sangat lelah dan berpikir untuk melihat rekaman Cctv di apartemennya lewat ponsel. "Aku ingin melihat bagaimana pekerjaan boneka santet itu," gumamnya sembari fokus pada layar pipih di hadapannya. "Ya tuhan, dia wanita seperti apa? Tidak ada satu pekerjaan yang diselesaikan dengan baik." Samuel memijat pangkal hidungnya yang tidak gatal, kepalanya terasa sangat sakit melihat pekerjaan Eve yang menghancurkan vas mahalnya akibat kecerobohan gadis itu. 

Seorang pria yang sedari tadi menatap tuannya yang fokus pada layar pipih, dia sangat penasaran apa yang terjadi pada Samuel. "Apa anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Li yang menautkan kedua alisnya.

"Hem, aku baik." Samuel meletakkan ponselnya dengan kesal, bukannya bertambah bersih malah apartemennya semakin berantakan. 

Ketua pelayan mendekati Eve, kembali mengajari gadis kecil itu untuk melakukan pekerjaan berbenah. "Apa kau sudah paham?" tanyanya yang baru saja menjelaskan cara mengerjakan pekerjaan rumah dengan oenuh kesabaran. 

"Baik, akan aku coba. Sepertinya terlihat sangat mudah." Eve kembali bersemangat dan merasa pekerjaannya tidaklah sulit. 

Setelah menyelesaikan satu pekerjaan  yang menghabiskan waktu berjam-jam lamanya, Eve memutuskan untuk beristirahat. Sebelum dia berangkat ke apartemen milik Samuel, Eve mengecoh bodyguard yang diberikan oleh ayahnya. Dia tak ingin jika sang ayah mengetahui masalahnya, bisa berakibat kebebasannya yang dipertaruhkan. 

Tiba-tiba terdengar suara ponselnya yang berdering, melihat siapa meneleponnya yang tak lain adalah Niki. "Sial, kak Niki menghubungiku dengan video call." Umpatnya yang gelagapan. Dia menatap ketua pelayan yang masih mengawasinya. 

"Apa aku boleh mengangkat telepon?" tanya Eve berbasa-basi. Ketua pelayan menganggukkan kepala dengan pelan dan berlalu pergi, tak ingin mengganggu Eve. 

Masalah Eve semakin sulit antara mengangkat video call atau tidak. "Jika aku tidak mengangkatnya, pasti kak Niki mencari keberadaanku yang sangat mudah baginya. Hah, ini sangat sulit." Batinnya yang sangat bimbang, dengan terpaksa menjawab video call. 

"Halo kak."

"Apa butuh waktu lama untuk mengangkat teleponku?" 

"Maafkan aku, tadi aku berada di toilet."

Niki melihat sekeliling ruangan lewat ponselnya, merasa sangat asing, memastikan dengan menyipitkan kedua matanya. 

"Apa kau tidak di kampus?" 

"Tidak, aku ada di rumah teman."

"Teman yang mana?" 

"Temanku yang bernama Anita."

Niki menatap adik sepupunya lewat ponsel dengan menyelidik, karena dia tidak percaya ucapan Eve yang terlihat sedikit gugup. 

"Apa kau tidak membohongi kakak mu ini?"

"Tentu saja tidak, aku gadis yang paling jujur."

"Baiklah, jika kau berbohong sekali saja padaku? Jangan salahkan aku untuk menindaklanjutinya."

"Apa yang kakak bicarakan, masih banyak tugas kuliah harus kukerjakan. Apa masih ada pertanyaan lagi? Karena aku sangat sibuk."

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik."

Setelah video call selesai, Eve menghela nafas lega. Sebenarnya dia sangat takut dengan ucapan Niki yang mengancamnya, karena itu bisa berakibat fatal. "Apa yang harus aku lakukan sekarang? Sepertinya kak Niki mulai mencurigaiku." Gumamnya yang mondar-mandir layaknya setrikaan. 

"Ehem," ketua pelayan berdehem menghentikan aktivitas Eve. "Lanjutkan pekerjaan mu!" titahnya dengan raut wajah dingin. 

"Baiklah, sesuai perintah Bibi." Sahut Eve dengan pasrah. 

"Aku bukan bibi mu," cetus ketua pelayan dengan sinis. 

"Lalu aku harus memanggilmu apa?" seloroh Eve yang menggaruk pelipisnya, karena wanita paruh baya itu terlihat galak. 

"Panggil aku Madam Yi."

"Baiklah," sahut Eve pasrah.

 

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

lanjuuy autho

2022-08-23

0

Muawanah

Muawanah

next Thor 😉

2022-03-18

1

Dewi Sumarni

Dewi Sumarni

lnjt thor

2022-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!