Eve masih mengerjakan pekerjaannya sesuai perintah dari Samuel, untung saja dia telah membuat alasan pada keluarganya dengan alasan tugas kuliah. Walau kakak sepupunya mencurigai nya, namun Eve dapat mengatasi semuanya dengan sangat mudah.
Jam menunjukkan delapan malam, dan Eve masih melakukan tugasnya seperti mengelap beberapa perabotan sesuai perintah dari ketua pelayan.
"Jangan diam saja, cepat selesaikan pekerjaanmu!" titah Madam Yi dengan tatapan sinis.
"Aku sangat lelah, dan ingin beristirahat sebentar saja." Rengek Eve dengan tatapan nanar penuh harap pada wanita paruh baya itu.
"Baiklah, aku memberimu waktu sepuluh menit untuk beristirahat."
"Terima kasih," imbuh Eve yang tersenyum cerah.
"Hem." Madam Yi segera pergi meninggalkan tempat itu, usianya yang setengah abad membuat persendiannya sakit jika dipaksa untuk berdiri lama.
Eve menatap kepergian dari wanita paruh baya itu, tatapan mata bersimpati. "Kenapa Madam Yi memaksakan diri demi mengawasiku? Pria itu sangat keterlaluan, membiarkan seorang wanita paruh baya berdiri. Sepertinya apartemen ini mempunyai rahasia besar, terlihat dari sikap penghuni disini." Monolognya yang tampak berpikir.
Eve tak ingin berpikir terlalu keras, membaringkan tubuhnya di sofa empuk seraya memijat tangan dan juga kaki. Apartemen yang sangat luas, di bersihkan seorang diri membuat tubuhnya menjadi remuk.
Sepuluh menit kemudian, Madam Yi menghampiri Eve dengan raut wajah yang dingin. "Waktunya istirahat sudah berakhir, selesaikan pekerjaanmu!"
Eve merasa enggan, malas untuk berdiri dan melakukan pekerjaannya. "Lima menit lagi," bujuknya dengan jurus puppy eyes andalannya, berharap Madam Yi mengabulkan perkataannya.
"Berhentilah membujukku, sepuluh menit sudah cukup untuk kau beristirahat." Tolak Madam Yi dengan tegas, menatap Eve dingin.
"Hah, ini tidak sebanding dengan ponselnya yang terjatuh. Aku benar-benar tersiksa," racau Eve yang berdiri dengan malas, kembali melanjutkan tugasnya sebelum Samuel pulang. Walau merasa enggan, Eve terpaksa menyetujuinya dan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Mengingat kasur empuk di kamarnya menjadi penyemangat saat ini. "Demi kebebasanku, aku harus melakukan ini. Semua akibat anjing itu!" bantinnya kesal.
Tak berapa lama kemudian, dia tersenyum cerah, melihat ruangan itu menjadi bersih, tentu saja dengan bantuan dan kesabaran dari kepala pelayan.
"Hah, akhirnya pekerjaanku hampir selesai." Eve berdiri dan meluruskan pinggangnya yang terasa pegal, mengelap keringat di dahinya mengucur deras dengan menggunakan tangannya. Ketua pelayan masih mengawasi Eve, dia merasa kasihan dengan gadis muda yang berada tak jauh darinya. Tapi perasaan itu buyar saat melihat pintu yang terbuka dengan lebar, menarik perhatiannya.
Eve sangat terkejut, melihat kedatangan Majikan dadakak nya yang menggandeng dua orang wanita cantik dan juga seksi. Jalanan yang sempoyongan akibat terlalu banyak minum beralkohol. Madam Yi sangat khawatir, menghampiri Samuel, membantu pria itu untuk duduk di sofa.
"Sudah cukup! Aku bisa sendiri," ucap Samuel yang memberikan isyarat pada ketua pelayannya.
"Baiklah." Sahut Madam Yi yang membungkuk dengan patuh.
"Madam boleh pergi, biarkan dua wanita cantik ini menemaniku." Samuel menatap satu persatu wanita seksi di sisi kiri dan juga kanan, mencolek dagu seraya menggodanya.
"Ya sudah, aku tinggal dulu." Madam Yi membungkukkan badan dan berlalu pergi dari tempat itu, tak ingin membuat majikannya marah.
Eve yang telah menyelesaikan semua pekerjaannya, berniat untuk pamit pulang. Apalagi melihat tingkah majikan dadakan nya yang tak tahu malu berciuman, membuatnya bergidik ngeri. "Pria itu seperti tak tahu malu, aku tahu ini apartemennya. Terserah apa yang ingin dia lakukan, hanya saja aku masih di sini. Mereka menodai mata ku!" batinnya seraya menghela nafas dalam.
Mau tak mau Eve menghampiri majikannya, berpamitan agar tak dihukum untuk lembur kedua kalinya. "Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, aku kesini sekaligus berpamitan pulang." Ucapnya dengan raut wajah yang dingin.
Samuel tersenyum smirk, menemukan sebuah ide yang terlintas di pikirannya. "Apa kau benar-benar menyelesaikan semuanya?" tekannya menatap dengan penuh penyelidik.
"Kau boleh melihatnya, dan juga bisa menanyakan ini pada Madam Yi." Terang Eve serius.
"Baiklah aku percaya, hanya saja kau tak boleh pulang sebelum melayani kedua wanita seksi ini."
Eve mendongakkan kepala, menatap majikannya dengan penuh rasa kesal. "Aku tak ingin melakukannya, kerja tambahan? Di perjanjian hanya membersihkan apartemen ini." tegasnya yang protes yang sedikit meninggikan suaranya.
"Tapi kau harus melakukannya." Paksa Samuel tanpa rasa simpati dan kasihan.
"Ayolah, apa kau tidak mengasihani ku?" rengek Eve yang menyatukan kedua tangannya, mengingat seluruh tubuh yang sangat pegal dan tak sanggup dengan pekerjaan tambahan.
Samuel tak peduli dengan nasib wanita berkacamata tebal, menatapnya dengan tajam karena tak ingin perkataannya di bantah. "Jangan banyak protes, layani kedua tamu-tamuku dengan sangat baik."
"Baiklah," pasrah Eve yang terlihat kecewa, tubuhnya seakan tak sanggup menampung kerja tambahan.
Samuel tersenyum puas, melirik salah satu wanita cantik di sebelahnya. "Apa kau lapar, Baby?"
"Tentu saja, aku sangat lapar." Sahut wanita itu dengan manja, menggoda Samuel di hadapan gadis berusia 19 tahun.
"Hem, kau dengarkan? Cepat, buatkan makanan." Tegas Samuel.
"Minta pelayan lain saja yang buatkan, karena aku tak bisa memasak." Jujur Eve yang tersenyum paksa.
"Astaga…kau wanita yang sangat di manja, hingga pekerjaan sepele saja tak bisa kau selesaikan." Samuel menepuk keningnya dengan pelan, dia tak menduga jika wanita cupu nan miskin tak pernah melakukan pekerjaan rumah layaknya seorang wanita. "Lalu, apa yang kau lakukan selama ini?" tanyanya yang tak habis pikir.
"Aku fokus dalam pembelajaran saja," sahut Eve yang membuat Samuel menggeleng-gelengkan kepala.
"Begini saja, bagaimana jika kau minta saja pelayan lainnya memasak," ide Eve dengan puh semangat.
"Madam Yi!" panggil Samuel.
"Iya, Tuan."
"Bawa wanita ini ke dapur dan ajari dia memasak," titah Samuel yang menghela nafas dengan berat.
"Baik, Tuan."
Eve tidak bisa menghindar lagi, mengikuti wanita paruh baya dan menuju dapur. Madam Yi membantu Eve dengan menjelaskan beberapa masakan, keduanya fokus memasak.
Tak lama, masakan itu selesai dibuat. "Terima kasih sudah menolongku, Madam."
"Hem."
Eve melihat kepergian Madam Yi yang menghilang dari balik pintu, tersenyum saat melakukan serangan balik. "Pria sombong itu akan mendapatkan balasannya," gumamnya seraya mencampurkan obat pencuci perut dan juga menaruh bubuk cabe level sepuluh.
Mengambil piring yang berisi makanan dan menyusunnya di atas meja makan, susunan rapi dengan beberapa hiasan di atas makanan yang membuatnya terlihat sangat menarik untuk di makan.
"Aku sangat lapar, apa kau sudah selesai memasak?" pekik Samuel memegangi perut yang terasa sangat lapar.
"Apa kau tidak takut, jika pita suara mu hilang akibat berteriak?" celetuk Eve yang menghampiri majikannya. "Aku sudah selesai, makanlah."
Segera ketiganya duduk di kursi, namun baru saja mereka menyuapi makanan buatan Eve, tiba-tiba kedua wanita cantik itu kepanasan akiba campuran makanan dengan cabe level sepuluh. Begitupun dengan Samuel yang mengeluarkan kentut dan bergegas menuju toilet. Memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur dari apartemen milik Samuel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
good joob eve
2022-08-23
0
Pooh
samuel kapok🤣🤣💙
2022-05-17
1
Aska
syukurin emang enak malam ini toilet adalah teman kencan mu Samuel 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-04-13
1