Bab 3 - Kecantikan tersembunyi

Eve menjadi pusat perhatian semua orang, beberapa orang yang pernah membullynya menelan saliva dengan susah payah. Ketakutan saat melihat Eve, sorot mata yang sangat tajam.

"Oh ya tuhan…aku dulu pernah membullynya sekali. Mulai saat ini aku tidak akan pernah mengusik wanita itu." Bisik salah satu pria dengan raut wajah plongo.

"Benar, aku bahkan pernah menempelkan rambut jeleknya itu dengan permen karet." Sahut seorang gadis di sebelahnya.

"Dia terlihat seperti Eve yang sangat berbeda, seakan mempunyai kepribadian ganda."

"Huss, diamlah atau dia akan mendengarkan ucapanmu itu. Apa kau ingin bernasib sama dengan Liam?" ucap Gadis itu mengingatkan teman prianya.

"Kau benar."

"Kalian boleh menjauhiku, tapi aku tidak akan tinggal diam lagi. Sudah cukup kalian membullyku, jika itu terjadi? Maka kalian akan bernasib sama dengan pria yang terkapar itu!" ucap Eve lantang, bersikap tegas terhadap orang yang membullynya." Eve pergi meninggalkan tempat itu, ekspresi tajam akibat amarahnya dengan semua orang yang bersikap semena-mena kepadanya. Sudah muak dengan ketidakadilan dan sekarang dia tidak ingin ditindas lagi.

Eve kembali ke kelasnya, tidak ada raut wajah ceria seperti biasanya. Kedua tangan yang menopang dagunya, tatapan lurus ke depan. "Maafkan aku kek, seharusnya aku tidak memperlihatkan kelebihanku di hadapan semua orang. Semoga saja kakek tidak mengetahuinya atau aku akan terkena masalah besar." Batinnya yang sedikit takut karena sudah ingkar janji.

Entah berapa lama Eve melamun, hingga tak menyadari kelas telah dimulai. Seseorang di sebelah menepuk bahunya dengan pelan. "Dosennya sudah datang," ucap gadis itu.

"Eh, terima kasih telah memberitahukan aku."

"Sama-sama, maafkan aku yang selalu menjauhimu. Itu karena Freya dan teman-temannya, mereka berkuasa di kampus ini." ucap Anita menyesal.

"Tidak masalah."

"Sejak pertama kali kita belum berkenalan, namaku Anita dan kau?" Anita mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan wanita di sebelahnya.

"Kau benar, aku Eve." Mereka saling berjabat tangan dan tersenyum cerah. Terutama Eve yang baru mendapatkan teman untuk pertama kalinya di kampus.

"Ehem," dehem seseorang yang tak lain adalah dosen. "Apa kalian ingin keluar dari kelasku?" ancam dosen berkepala plontos. Keduanya tertunduk diam dan fokus dengan materi yang diberikan dosennya.

Setelah selesai, Anita dan Eve keluar dari kelas. "Sepertinya aku harus pulang!" ucap Anita yang menatap wajah teman cupunya.

"Kenapa terburu-buru?"

"Ada urusan penting dan tidak bisa berlama-lama, maafkan aku." Jawab Anita yang memelas.

"Hai, kenapa kau minta maaf? Pergilah, apa sekarang kita teman?" ujar Eve yang meyakinkan dirinya.

"Tentu saja!" Anita tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu, sedangkan Eve menghela nafas seraya menatap punggung temannya yang semakin menjauh.

"Anita sepertinya gadis yang tulus, semoga pertemanan kami awet. Selama ini tidak ada yang ingin berteman denganku, mereka hanya melihat kasta dan juga penampilan seseorang. Ck, sangat menjijikkan!" gumam Eve yang kembali mengingat orang-orang mengejeknya miskin dan berpenampilan cupu. Karena dia tidak pernah memperlihatkan kekayaannya kepada semua orang.

Eve pergi meninggalkan tempat itu, berjalan ke tempat biasa dia menunggu jemputan. Melihat jam tangan yang melingkar di tangan, menunggu jemputan dari supir atau kakaknya Niko. "Kemana semua orang? Apa mereka lupa untuk menjemputku," keluhnya. Mengeluarkan ponsel dan mencari nomor kontak untuk menghubunginya.

"Halo!"

"Halo nona, mobilnya mogok di tengah jalan. Paman akan menjemput sedikit terlambat, nona tunggulah di sana."

"Tidak perlu, paman. Aku akan mencoba menghubungi kak Niko, perbaiki saja mobilnya."

"Baik, nona."

Eve mematikan sambungan telepon, dan mencoba untuk menghubungi kakak sepupunya.

"Halo kak!"

"Ada apa?"

"Bisakah kakek menjemputku?"

"Aku sudah meminta supir untuk menjemputmu."

"Mobilnya mogok, jemput aku di tempat biasa."

"Aku sedang berada di kantor dan sebentar lagi rapat, aku akan menjemputmu setengah jam lagi."

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

"Hanya setengah jam saja, nanti aku telepon lagi."

Sambungan diputus secara sepihak membuat Eve mendengus kesal. "Oh ya ampun…nasibku sangat sial. Sebaiknya aku naik taksi saja," gumamnya yang berjalan mencari taksi, karena di tempat sekarang tidak ada taksi.

Di sepanjang perjalanannya, Eve terus mengumpati kakaknya dan juga nasib sialnya sekarang. "Hah, aku seperti gadis yatim piatu saja. Tidak ada yang peduli padaku, bahkan kak Niko lebih mementingkan urusannya." Racau Eve yang menghentikan langkahnya, berusaha mencegat taksi lewat.

Beberapa orang wanita menghampiri Eve, berniat untuk mengguyur tubuhnya dengan seember air. Namun usaha ketiga wanita itu sia-sia saat Eve refleks menghindar, melihat sang pelaku yang tak lain Freya dan teman-temannya. "Wow, sepertinya usaha kalian gagal total." Cibirnya dengan ketiga wanita itu yang sangat kesal dengan usahanya untuk mengerjai si cupu gagal total.

"Ck, jika saja kau tidak menghindar, mungkin rencanaku tidak akan gagal." Ketus Freya.

"Sayang sekali, aku turut simpati dengan kalian bertiga."

"Aku tidak memerlukan simpati dari wanita cupu dan miskin sepertimu!" sombong Vira dan di anggukkan kepala oleh Mira mengiyakan perkataan dari temannya.

"Hem, aku tidak peduli." Eve ingin beranjak pergi dari tempat itu, tapi Freya menghalangi jalannya.

"Kau tidak akan bisa pergi dari sini, cupu. Ups…maksudku boneka Annabelle, itu baru julukan yang pas." Kata Freya yang tersenyum puas.

"Berhentilah menyebutku dengan nama itu!" tekan Eve yang bersikap tegas.

"Tidak, itu sesuai dengan penampilan konyolmu. Memakai behel, kacamata tebal, dan rambut di kepang dua. Jadi aku tidak salah memberikan julukan itu," ujar Freya.

"Yang dikatakan Freya, benar! Kau dan temanku sangat jauh berbeda, bagai langit dan bumi." Sindir Mira.

"Tentu saja, aku ini primadona di kampus." Sombong Freya.

"Apa aku terlihat peduli?" celetuk Eve dengan jengah, tidak tertarik mengenai pembahasan ketiga wanita itu.

"Katakan saja jika kau ingin menghindar, apa kau tidak punya cermin di rumah? Aku sarankan untuk kau melihat bayanganmu sendiri di dalam cermin." Tukas Vira.

"Heh, kecantikan itu hanya relatif." Soloroh Eve jengah.

"Itu karena kau sangat jelek, sangat menjijikkan!" cetus Freya yang menatap Eve seperti kotoran.

"Dasar wanita jelek!" sambung Mira.

"Juga wanita miskin tak punya etika," tambah Vira.

Eve mengepalkan kedua tangannya dengan sempurna, menatap ketiga wanita yang terus saja memanasinya. Muak dengan ucapan mereka, membuatnya tidak tahan mendengar satu kata pun lagi.

"Sepertinya si cupu terlihat kesal," ejek Mira.

"Kau benar," sahut Vira.

"Kalian begitu memuji dan menyanjung Freya 'bukan? Inilah saatnya aku memperlihatkannya kepada kalian."

"Heh, aku sangat yakin, jika kau hanya membual saja." Tukas Freya.

Eve tersenyum tipis, melepaskan kacamata, tebal, behel, dan rambut yang di kepang dua. Menyisir rambutnya menggunakan jari-jarinya, dan tersenyum indah menatap ketiga wanita yang melongo.

"Dia sangat cantik!"

"Benar, bahkan kecantikannya melebihi Freya." Ucap Mira yang sang takjub dengan kecantikan tersembunyi dari si cupu, sementara Freya melongo dan iri dengan kecantikan Eve.

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

puas loh

2022-08-23

0

Asih Ningsih

Asih Ningsih

mudaaar semua

2022-07-30

0

Pooh

Pooh

mampus freya

2022-05-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!