Bab 2 - Musnahnya kesabaran

Eve menghela nafas berat, melihat kondisinya yang cukup memprihatinkan. "Tidak mungkin aku memakai pakaian ini, sangat bau amis. Freya sangat keterlaluan." Gumamnya yang masih menahan rasa kesal. Cukup lama dia berada di toilet, melangkahkan kakinya menuju keluar dari tempat itu dan memutuskan untuk membeli pakaian baru, mengingat pakaiannya yang sangat bau. 

Baru saja dia keluar, seseorang menarik tangan Eve dengan kasar membuat sang empunya terkejut. "Apa yang kau lakukan?" cetus Eve yang menatap orang itu yang tak lain adalah Freya. 

"Diamlah, apa kau ingin merusak gendang telingaku?" ketus Freya. 

"Apa kau masih belum puas mengerjaiku?" ujar Eve yang berusaha untuk tetap tenang. 

"Tentu saja, karena di kampus ini penampilanmu yang paling aneh. Persis seperti boneka Annabelle," sahut Freya di sela-sela tawanya. Terus menarik tangan Eve tanpa menghiraukan perkataan dari gadis malang itu, hingga langkah mereka berhenti saat melihat pintu di depannya. Freya melirik kedua sahabatnya, tersenyum saat ketiganya yang akan merencanakan sesuatu. 

Vira membuka pintu dengan lebar, dengan cepat Freya mendorong tubuh gadis malang itu dan menguncinya dari luar. Eve terjerembab saat tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, menoleh ke belakang saat mendengar suara pintu yang tertutup dan ruangan menjadi gelap. Berlari ke arah pintu dan mengetuknya dengan keras. "Buka pintunya, keluarkan aku dari sini!" teriak Eve. 

"Baiklah, permintaan dikabulkan!" sahut suara dari luar ruangan. Eve sangat senang mendengarnya, namun pintu hanya terbuka sepersekian detik serta guyuran air seember membasahi seluruh tubuhnya. "Ups…sepertinya aku berubah pikiran, tetaplah di sana!" ujar Freya yang sengaja melakukannya. Ketiga gadis itu berlalu pergi meninggalkan Eve yang mulai kedinginan. 

Eve mengetuk pintu dengan sekuat tenaga, dia tidak bisa berlama-lama di dalam gudang dengan pakaian basah. Rasa dingin seakan menusuk tulangnya, terus mengetuk pintu dan berteriak minta tolong, tidak ada seorangpun yang menolongnya. Setengah beberapa lama membuatnya sangat lelah berteriak, tapi tidak menyerah dengan keadaannya. Terlukis senyuman indah di wajahnya, saat terlintas ide untuk pergi dari gudang itu. 

"Untung saja aku selalu memakainya!" gumamnya sembari mengambil penjepit rambut dan membentuk sedemikian rupa. Sedikit sulit, namun usahanya berjalan dengan  sempurna saat pintu terbuka. Berjalan keluar dari gudang, perasaannya sangat kesal karena tak bisa menahan amarah yang terselip di hati. 

"Jika bukan karena kakek, aku pasti menghajar ketiga wanita itu." Batin Eve yang mengepalkan kedua tangannya.

Sesampainya di Mansion, Eve hanya terdiam membuat sepasang mata menatapnya dengan penuh penyelidikan. "Kau pulang terlambat, aku tau jika hari ini hanya ada satu mata kuliah saja." Ucap Niko. 

"Astaga…kenapa kakak menatapku begitu? Aku hanya terlambat sebentar saja."

"Sepuluh menit, kau terlambat sepuluh menit." Niko menghampiri adik sepupunya dan mencium aroma yang tidak sedak. "Kau sangat bau," ucapnya seraya menutup hidung. Eve tersenyum dan memperlihatkan deretan giginya yang putih nan rapi.

"Cepat bersihkan dirimu, bulu hidungku seakan rontok mencium bau yang sangat menyengat."

"Baiklah." Sahut Eve santai. 

"Kenapa kau terlambat?" 

"Ayolah, Kak. Aku hanya terlambat sepuluh menit saja, terlambat bukan sembarangan terlambat, karena ada tugas di kampus yang harus aku selesaikan." 

"Hem, aku harap begitu!"

"Aku sarankan Kakak agar bekerja, dan berhentilah mengencani para wanita bodoh itu!" protes Eve yang membalas tatapan tajam dari kakak sepupunya. 

Pletak

"Auh…Kakak hanya bisa menjitak ku saja!" Eve mengusap kepalanya yang terasa panas, memanyunkan bibir beberapa sentimeter. 

"Kau selalu saja membuat aku kesal dan itu hukuman untukmu, jangan menceramahiku mengenai kebiasaan mengencani para wanita cantik. Entah kenapa paman Abian membuatmu seperti boneka hantu yang sering di tonton Niki," jelas Niko yang melirik penampilan Eve dari atas hingga bawah. 

"Ini bentuk dari kasih sayang daddy," ujar Eve dengan bangga. 

"Hah, untung saja selera ku sangat tinggi. Mempunyai beberapa kekasih yang seperti model, tidak sepertimu!" Niko tersenyum mengejek, membuat Eve mendengus kesal. 

Berlalu pergi meninggalkan pria itu, menaiki anak tangga dan menoleh beberapa saat. "Aku mengutukmu, Kak! Kelak, kakak mendapatkan seorang wanita seperti diriku." Ucapnya dengan lantang dan kembali menaiki tangga, sementara Niko hanya tertawa geli karena meyakini dirinya. 

"Sumpah itu tidak akan berlaku padaku!" yakin Niko di sela-sela tawanya. 

Eve sangat kesal, menyusuri pandangan ke sekeliling kamar. Dengan langkah gontai, pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. 

****

Hari berikutnya di kampus, Eve berjalan seorang diri karena tak ada yang ingin berteman dengannya karena mempunyai penampilan yang sangat cupu. Mereka sebenarnya takut berteman dengan Eve, karena setiap orang yang dekat pasti akan diancam oleh Freya dan teman-temannya. Eve tak menghiraukan orang-orang yang menjauhinya, dan fokus untuk menyelesaikan kuliah dengan nilai yang memuaskan. 

Tiba-tiba seseorang menyenggolnya dengan keras, membuat kacamata terjatuh dan ingin mengambilnya. Tapi terlambat, saat seseorang menginjak kacamatanya hingga pecah. Eve mendongakkan kepada, melihat sang pelaku. 

"Kau!" geram Eve yang kesal. 

"Kenapa? Sayang sekali, kau tidak mempunyai teman karena penampilanmu seperti boneka Annabelle. Gelar yang diberikan Freya sangat cocok kepadamu." Ejek pria itu bernama Liam. Pria yang selalu mengganggunya dan tidak membiarkan Eve hidup tenang. 

"Ganti kacamataku sekarang juga!" sahut Eve datar. 

"Tidak!" tolaknya enteng. Beberapa orang di sana, hanya melihat tanpa berniat menolong Eve yang mulai ditindas oleh Liam. Mereka tak berani dengan Liam dan Freya yang berkuasa di kampus. 

"Apa ini? Rambut dikepang dua, gigi di pagar, dan menggunakan kacamata kuda. Apa kau ingin menakuti semua orang, bisa-bisa anak kecil akan sawan melihat penampilanmu, boneka Annabelle!" Ucap Liam menertawakan Eve, memegang rambut gadis malang itu dan menyentak dengan kasar. Eve berteriak kesakitan, kesabarannya mulai pudar saat menghadapi pria di hadapannya. 

"Selama ini aku cukup bersabar dengan sikapmu yang terus membullyku, tapi kesabaran itu sirna, saat kau melampaui batas."

"Apa? Kau mengatakan sesuatu?" Liam sengaja tidak mendengar perkataan Eve, mendekatkan wajahnya dan memegang daun telinga. Eve menarik nafas dalam, melayangkan pukulan yang berhasil mendarat di wajah pria tampan itu. Liam terkejut dengan serangan mendadak, membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Wanita sialan, kau memukul wajahku." Karena tak terima, membuat pria itu membalas. Kejadian itu membuat para mahasiswa dan mahasiswi berdatangan, mereka sangat terkejut dengan kemampuan Eve yang luar biasa. 

"Aku sudah muak denganmu, bahkan aku tidak mempunyai kesalahan apapun kepadamu, tapi kau terus membullyku. Jadi, nikmati lah!" balas Eve yang menangkis pukulan pria itu, membalas dengan memukul perut. Gerakan memutar menendang punggung Liam, hingga terjerembab ke lantai tak berdaya. Semua orang terkejut dengan aksi itu, Eve mengalahkan Liam merupakan suatu keajaiban yang sangat nyata. Dia mendengar sayup orang yang berbisik-bisik membicarakan nya. 

Terpopuler

Comments

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

ayo Evelyn berubah

2023-02-06

1

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

kerenn eve tunjukan ke mampuan mu

2022-08-23

0

Asih Ningsih

Asih Ningsih

semangat eve hajar ampek babak belur laki2 kyk gitu perlu di beri pelajaran biar gak kurang ajar.

2022-07-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!