Bab 16 - Di rumah sakit

Niko menatap Eve dengan penuh rasa sesal, karena tak memberikan apa yang seharusnya didapatkan oleh gadis itu. Membiarkan adik sepupunya meluapkan segalanya, setelah merasa tenang, barulah dia membuka suara. 

"Apa kau sudah mengeluarkan kekesalan mu? Atau masih ada yang ingin kau sampaikan?" tanya Niko dengan tatapan sendu. 

"Sudah!" ketus Eve yang memalingkan wajah, tak ingin menatap wajah sang kakak yang hanya semakin menyulut emosinya. 

Niko menghela nafas dan membelai rambut adiknya dengan sangat lembut, senyum di wajahnya terlihat sangat jelas, berusaha untuk memberikan pengertian kepada Eve. "Kau bisa memarahi aku sepuasnya, tapi bagaimana dengan kakek? Kita tak punya banyak waktu. Jika kau sudah siap, kita berangkat ke rumah sakit sekarang juga."

Cairan bening mengalir di kedua pipi Eve, rasa kekecewaan terhadap keluarga yang tak menganggapnya ada. Dengan cepat dia menghapus air mata itu, tetap memalingkan wajahnya. 

Tak mendapatkan respon, Niko memutuskan untuk menyalakan mobilnya dan bergegas menuju rumah sakit keluarga. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, mengingat dia membawa sang adik sepupu. 

Di sepanjang perjalanan, tidak ada obrolan di antara keduanya yang diam membisu. 

Sesampainya di rumah sakit, keduanya turun dari mobil menuju masuk ke dalam gedung besar itu. Eve berjalan lebih dulu, tak ingin berdampingan dengan kakak sepupunya yang sangat menyebalkan. Masuk ke dalam ruang VVIP dan terlihat seorang pria tua yang tengah terbaring lemah menggunakan alat bantu pernapasan. 

Eve membalas senyuman pria tua itu dan segera menghampirinya. "Kek, aku merindukanmu." Ucapnya pelan seraya memeluk sang kakek beberapa detik dan melepaskannya.

"Aku juga, bagaimana kabar mu, Sayang?" lirih kakek Nathan yang memegang tangan cucunya dengan raut wajah tampak tenang. 

"Aku baik, apa Kakek tidak bosan terbaring di atas brankar ini?"

"Apa kau lupa siapa Kakek? Walaupun tubuh ini sudah renta, tapi kekuatan dari Kakek mu ini masih sama." 

"Hem, aku percaya itu. Cepatlah sembuh, aku sangat kesepian di Mansion itu."

"Pasti! Mendekatlah, ada yang ingin Kakek katakan padamu." Lirih kakek Nathan dengan nafas tersenggal-senggal. 

Semua orang berada di sana dengan raut wajah yang sedih, kesehatan kakek Nathan yang menurun membuat mereka berusaha keras dalam penyembuhan. 

Eve membungkukkan badan, mendekatkan telinganya agar mendengar bisikan sang kakek yang tidak ingin terdengar oleh orang lain. "Jangan pernah menunjukkan jati dirimu pada semua orang, karena keahlianmu yang bisa memecahkan sebuah kode rahasia membuat para penjahat mengincar dirimu, dan tetaplah berpenampilan seperti ini, Kakek sudah berusaha melindungi datamu dan tidak akan ada yang bisa meretasnya, tapi berbeda cerita saat kemampuan musuh melebihi ku. Banyak musuh yang sedang melacak mu saat ini, dan jangan mempercayai orang lain dengan mudah. Aku selalu mengatakannya agar kau mengingat pesan dari pria tua renta ini!"

Eve terdiam bagai patung, dia tak tahu kenapa dunia ini sangatlah kejam. Mengingat keluarganya merupakan orang terpandang dan juga pemilik aliansi Mafia nomor satu, seakan menjadi momok menakutkan. Tidak ada yang menyadari raut wajah Eve, mereka bersedih hingga melupakan hal yang sangat penting. 

"Dan ya, jangan katakan apapun perkataanku tadi kepada orang lain termasuk keluarga ini. Jika kau sampai mengatakan kepada mereka? Maka nyawa orang itu dalam bahaya. Bukan aku meragukan kemampuan mereka, hanya saja keselamatanmu lebih penting untuk saat ini. Musuh kali ini sangatlah berbahaya, bahkan kemampuannya melebihiku." Sambung kakek Nathan. 

"Mu-musuh? Bahkan aku tidak pernah menyakiti siapapun." Eve membalas bisikan itu, seakan tak percaya dengan semua ini. Apalagi kekuatan dari kakak-kakak sepupunya sangatlah luar biasa, bisa menghancurkan sesuatu dengan sangat mudah. 

"Apa kau percaya, di setiap kelebihan pasti ada kekurangan? Itulah yang aku sampaikan, 

Eve memundurkan beberapa langkah. "Aku seperti bom, bisa meledakkan siapa saja. Apa musuhku berbahaya? Tapi siapa dia?" batinnya yang tampak berpikir. 

Diam-diam Alex memperhatikan segalanya, dia sangat penasaran mengenai apa sebenarnya terjadi. "Seperti ada sesuatu yang disembunyikan, aku harus mencari tahu segalanya." Batin pria tampan itu yang tak jauh dari tempat itu. 

Mom Lea dan dad Abian juga berada di sana, memeluk putri semata wayangnya karena merasakan rindu yang sangat dalam. "Eve, bagaimana keadaanmu? Apa Niko menjagamu dengan baik?" tanya dad Abian yang menatap putrinya dengan penuh rasa bersalah. 

"Aku baik," sahut Eve singkat, hatinya merasa jengkel kepada semua orang. 

"Kau sedikit berbeda, ceritalah pada Mom," tawar mom Lea yang membelai rambut anaknya. 

"Tapi aku tidak merasa begitu, aku permisi!" Eve memutuskan untuk segera keluar dari ruangan itu menuju taman rumah sakit. 

Eve duduk di kursi taman, tanaman yang memanjakan mata bagi semua orang. Menarik nafas dalam, dan mengeluarkannya secara perlahan. "Apa aku harus bersembunyi? Tapi sampai kapan?" monolognya seraya mengusap wajah dengan kasar. 

Seseorang menepuk bahunya dengan pelan membuat Eve mendongakkan kepala, melihat seorang pria tampan yang tengah tersenyum padanya. "Sepertinya kau salah orang!" ucapnya dan mengalihkan pandangannya ke arah bunga yang bermekaran. 

"Tidak, apa aku boleh bergabung?" ucap pria itu yang tersenyum cerah, memperlihatkan lesung di kedua pipinya. 

"Hem, terserah kau saja." Eve tidak tertarik dengan pria itu, kembali meratapi nasibnya yang menjadi incaran para penjahat. 

"Namaku Julian, dan kau?" pria itu tersenyum, menjulurkan tangan untuk berkenalan dengan seorang gadis cupu. 

"Eve." Sahutnya yang menjabat tangan pria di sebelahnya. 

"Kau terlihat sedih, siapa yang sakit?"

"Kakek ku, dan kau?" tanya Eve berbasa-basi. 

"Aku pasien di rumah sakit ini."

"Memangnya kau sakit apa?"

"Aku kecelakaan yang menyebabkan perutku terluka."

"Hem, semoga lekas sembuh. Aku harus masuk ke dalam!" pamit Eve yang bergegas pergi meninggalkan pria malang itu. 

Julian menatap punggung Eve yang mulai menjauh, tersenyum melihat gadis cantik walau tertutupi oleh penampilannya yang sangat cupu. "Aku sangat yakin, jika kita akan bertemu lagi." Gumamnya seraya menatap taman yang indah dengan bunga warna-warni di hadapannya. 

Dad Abian menarik tangan putri semata wayangnya tatapan dengan penuh penyelidikan. "Apa dia kekasihmu? Dad lihat kalian cukup dekat!" 

"Ayolah Dad! Aku bahkan baru saja mengenal pria itu, jangan cemaskan aku." Ucap Eve berusaha meyakinkan ayahnya. 

"Apa kau yakin?" tanya dad Abian. 

"Aku tidak berbohong, pria itu pasien di rumah sakit ini. Sudahlah, Dad tak perlu mencemaskan apapun." Eve pergi meninggalkan ayahnya menuju ke ruangan tempat kakek Nathan di rawat. 

Abian menyipitkan kedua matanya, memperhatikan pria yang berani berkenalan di hadapannya. "Aku tidak mempercayai pria itu, walaupun dia terlihat sangat lugu. Tapi, tampilan depan tak bisa menjamin semuanya." Gumamnya yang juga meninggalkan tempat itu. 

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

jadi penasaran

2022-08-23

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

siapa saja musuh eva

2022-06-21

0

Arga

Arga

sepertinya pria itu salah satu musuh eve 🤨

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!