Bab 14 - Ramalan Samuel

Eve tidak terlalu menyukai kalimat pujian mengenai kecantikannya, menatap sahabatnya dengan jengah. "Sudahlah, jangan memujiku terus!" 

"Memangnya kenapa? Apa yang aku katakan itulah kebenarannya," seru Anita. 

"Tapi, tetap saja aku tidak terlalu menyukai pujian." Seloroh Eve. 

"Hem, baiklah. Setelah ini kita mau kemana?" tanya Anita yang bersemangat, ingin menghabiskan waktu bersama sahabatnya. 

"Bagaimana kalau ke Cafe?" 

"Itu ide yang sangat bagus, ayo!" sahut Anita yang berdiri dari duduknya. 

Keduanya beranjak dari tempat itu setelah membayar tagihannya, masuk ke dalam taksi online yang telah dipesan oleh Eve. "Pak, antar kami ke Cafe Floress!" ucapnya yang tersenyum cerah. 

"A-apa? Bukankah itu Cafe orang-orang kaya?" sontak Anita terkejut mendengar perkataan sahabatnya, mengira jika Eve membawanya ke Cafe biasa. 

"Memangnya kenapa? Apa orang seperti kita tidak boleh kesana?" sahut Eve dengan enteng. 

"Bagaimana jika uang kita tidak cukup untuk membayarnya? Apa kau ingin mencuci piring di sana?" Anita mencoba memperingatkan gadis di sebelahnya, apalagi keuangan nya semakin berkurang setelah melakukan perawatan ke salon. 

Eve menatap sahabatnya dan tersenyum, Anita tidak tahu mengenai identitasnya yang masih di sembunyikan. "Kau tenang saja, di sana ada diskon yang cukup besar." Ucapnya yang menenangkan Anita. 

"Apa kau yakin? Tapi dari mana kau tahu?" tanya Anita dengan penuh selidik. 

"Karena pamanku bekerja di sana," jawab Eve berbohong. 

"Wah, pamanmu cukup beruntung. Pamanmu bekerja sebagai apa?"

"Hanya melayani tamu saja, jangan banyak bertanya. Aku dengar di tempat itu sedang promo sebesar tujuh puluh lima persen, bagaimana? Apa kau tertarik?" bujuk Eve. 

"Benarkah?" seloroh Anita yang melongo, sudah lama dia ingin mencoba makan di sana. Hanya saja harga makanan itu untuk kalangan atas. 

"Tentu saja."

"Baiklah."

Diam-diam Eve mengirimkan pesan singkat pada pihak manager, mengatakan mengenai diskon untuk dia dan sahabatnya. "Semoga saja Anita tidak mencurigaiku, jika akulah pemilik Cafe itu." Batinnya. 

Tak lama, taksi berhenti di sebuah Cafe yang sangat ramai akan pengunjung dari kalangan atas. Anita sedikit minder, mengingat dirinya hanyalah kalangan biasa. Eve terus memaksa sahabatnya untuk masuk ke dalam, beberapa sambutan dari karyawan dengan sewajarnya karena tak ingin di curigai oleh Anita. 

Kedua wanita itu mencari kursi kosong yang disediakan oleh sang manajer, keduanya bersenda gurau dengan beberapa lelucon yang membuat Anita dan Eve tertawa. 

"Aku pikir kau hanya wanita pendiam, tapi ternyata dugaan ku itu salah," celetuk Anita yang tertawa. 

"Aku hanya menunjukkan watak ku sebenarnya pada orang yang aku kenal saja." Ungkap Eve dengan jujur. 

"Baiklah, aku percaya Itu!" 

Eve mengangkat tangan kanannya, dan tak lama datanglah seorang pelayan Cafe untuk memberikan menu makan. Setelah memilih makanan, mereka menunggu sambil mendengar candaan dari Anita. Tanpa di sadari, ada sepasang mata yang terus menatap ke Eve. 

Tak lama, beberapa piring makanan dengan menu spesial di tempat itu di sajikan dan di susun di atas meja dengan sangat rapi. Anita menatap semua makanan itu, hampir saja air liurnya menetes melihat makanan yang tampak lezat juga menggugah selera, Eve tersenyum jahil menatap sahabatnya. "Air liur mu menetes."

"Benarkah?" dengan cepat Anita mengusap bibirnya. "Kau mengerjai ku, dasar jahil!" umpatnya kesal, sedangkan Eve tertawa lepas melihat ekspresi lucu dari sahabatnya. 

"Maafkan aku, kau terlihat sangat lucu jika sedang cemberut."

"Jadi kau menyukai aku yang sedang cemberut?" 

"Tidak juga, hentikan ini! Aku sangat lapar dan tidak punya tenaga untuk berdebat lagi." Eve memegangi perut dengan raut wajah memelas. 

"Kau benar." Keduanya menikmati makanan lezat di atas piring Masing-masing, menikmatinya dengan lahap. Tidak ada obrolan saat sedang melahap makanan, hanya terdengar dentingan sendok dan juga garpu. 

Anita sangat bahagia, keinginannya yang ingin makan di tempat itu akhirnya terwujud. Sedangkan Eve bahagia saat melihat sahabatnya bahagia. Beberapa menit kemudian, mereka telah selesai makan. Perut kenyang membuat keduanya sangat puas dengan makanan lezat yang tersaji di atas meja.

Pandangan Anita tak sengaja menyorot seseorang yang sedang menatap sahabatnya, berpikir jika orang itu berniat jahat. "Eve!" panggilnya yang masih menatap orang itu. 

"Iya, kenapa kau memanggilku?" tanya Eve yang mengerutkan kening. 

"Ada seseorang yang menatapmu dari tadi, aku sangat yakin jika orang itu mempunyai tujuan tertentu."

"Menatapku? Mungkin saja dia menatap orang lain."

"Aku sangat yakin!" 

Eve mengikuti arah pandang Anita, membelalakkan kedua matanya saat melihat orang yang mengawasinya sedari tadi. "Samuel?" lirihnya sangat pelan, hingga sahabatnya tak mendengar. 

Samuel terus menatap Eve yang berdandan sangat cantik, dia sangat kagum juga tertarik. Kecantikan yang tidak dimiliki oleh semua kekasihnya. "Ternyata dugaanku sangat tepat, wanita cantik itu akan pergi ke Cafe ini. Apa dia jodohku? Ya tuhan…jadikan wanita cantik itu sebagai jodohku, dan jika dia jodoh orang lain, maka jadikan aku sebagai orang itu." Batinnya penuh harap. 

Eve sangat terkejut dengan kehadiran majikan dadakan nya yang juga berada di tempat yang sama. Segera dia menutupi wajahnya agar tak menarik perhatian pria itu, dia sedikit gelisah dengan keberadaan Samuel, berharap jika pria itu tak menghampiri nya. Sedangkan Anita menatap sahabatnya dengan menautkan kedua alisnya dengan penasaran sekaligus bingung. 

"Ada apa denganmu?" 

"Tolong sembunyikan aku!" bisiknya. 

"Sembunyi dari pria tampan itu?" seru Anita. 

"Jangan banyak bertanya, lakukan saja! Aku tak ingin menemuinya." Bisik Eve, tapi terlambat saat mendengar seseorang berdehem yang tak lain Samuel. 

"Hai, apa aku boleh bergabung?" ucap Samuel sambil menyunggingkan senyuman khas miliknya. 

"Sial, kenapa dia harus kesini. Ingin rasanya aku mencekik pria itu!" gerutu Eve di dalam hati. 

Samuel duduk di sebelah Eve dan melihat wajah cantik di sebelahnya. " Seharusnya kau memperlihatkan wajah cantikmu padaku!" ucapnya dengan penuh keyakinan. 

"Aku tidak tertarik."

"Kenapa? Kau dan aku sepertinya berjodoh, aku ramal jika kau akan menjadi istriku." Samuel sangat yakin dengan ucapannya, mengingat perkataan ramalan yang jarang meleset, hanya mengandalkan insting saja. 

Anita menahan tawa yang seakan mau meledak, melihat tingkah Eve yang sedang kesal dengan pria tampan itu. 

"Jangan terlalu percaya diri, jodoh tidak ada yang tahu." Balas Eve. 

"Ya, itu memang benar. Tapi aku sangat yakin, apa kau tahu? Jika ramalanku jarang meleset, instingku sangatlah tajam." Bangga Samuel seraya tersenyum. "Mendengar suaramu sepertinya tidak asing bagiku!" 

"Apa maksudmu?" tanya Eve yang tak ingin menatap wajah majikan dadakan nya. 

"Mungkin ini hanya kebetulan saja," Samuel tidak yakin dengan perkataannya, apalagi perbandingan dari keduanya sangatlah berbeda jauh, bagai langit dan juga bumi. 

 

Terpopuler

Comments

Lyn

Lyn

rupa emng beda dan kau bsa nda kenal Eve, tapi suara harus peka dong Sam, itu suara si boneka santet lho. wkwk

2023-03-24

1

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

kamu salah sam

2022-08-23

0

Asih Ningsih

Asih Ningsih

klu kmu tau yg kmu juliki boneka setan itu gadis cantik yg kau puji itu akan syok.

2022-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!