Bab 4 - Pertemuan pertama

Keesokan harinya, Seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya, meregangkan kedua tangan nya dan sesekali menguap. Segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, bersiap-siap untuk pergi ke kampus. 

Eve melepas kacamata tebal, rambut yang di kepang, dan behelnya saat ingin berangkat ke kampus. "Maafkan aku kek, aku hanya menunjukkan kepada semua orang jika aku bukanlah orang yang mudah ditindas." Monolognya yang menatap penampilannya seratus delapan puluh derajat berubah sangat cantik. 

Menuruni tangga menuju keluar Mansion dan masuk ke dalam mobil. "Jalankan mobilnya, Paman."

"Baiklah," sahut sang supir sembari menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. 

Di sepanjang perjalanan, Eve melihat cermin kecil melihat wajahnya yang sangat cantik. "Bagus, semoga saja mereka tidak mengerjaiku lagi." Gumamnya. 

Kali ini Eve meminta supir untuk mengantarkannya hingga ke kampus. Semua  orang yang berada di sekitar menjadi tercengang, mereka sangat kaget dan terkejut saat melihat seorang wanita cantik yang turun dari mobil, terkesima dan kagum dengan kecantikan alami Eve. 

"Wanita itu sangat cantik sekali, apa dia anak baru? Aku tidak pernah melihatnya." Bisik salah satu mahasiswi. 

"Aku juga tidak mengenalnya, mungkin saja dia baru di kampus ini." Balas teman di sebelah mahasiswi itu. 

Eve hanya mendengar sayup percakapan itu, dia tersenyum tipis tanpa menoleh. Melangkahkan kakinya menuju masuk ke kelasnya, dan mendudukkan dirinya. Beberapa orang menghampirinya, mengerubungi Eve karena rasa penasaran. "Apa kau anak baru?" ucap salah satu teman sekelasnya. 

"Apa kalian tidak mengenali ku?" 

"Menyingkirlah, tempat duduk itu biasa diduduki oleh Eve. Sebaiknya kau menyingkir dari sana!" ketus Anita yang tidak menyukai wanita cantik itu. 

"Aku Eve." Tukasnya yang mengatakan kepada semua orang. 

"Kau jangan berbohong, Eve itu wanita yang berpenampilan cupu." Cetus Anita yang menatapnya dengan sinis. 

Eve menghela nafas, mengambil kacamata tebalnya, gigi behel dan ikat rambut untuk mengepangnya. Semua orang memperhatikan tindakannya, penasaran dengan pembuktiannya. Seketika Liam ikut bergabung, melihat Eve yang kembali melepaskan kacamata tebal, rambut yang di kepang, dan gigi kawat di lepas. Dia sangat kagum dengan sosok Eve yang sangat cantik. 

"Itu Eve? Astaga…dia ternyata sangat cantik," puji Liam yang terpesona, pikiran untuk membully menjadi sirna dan berhenti menjadi begitu peduli. "Ini baru yang dinamakan kecantikan tersembunyi," gumamnya. 

"Eve? Kau?" ucap Anita yang membelalakkan kedua matanya, melihat penampilan temannya yang sangat berbeda. Dengan cepat Eve menganggukkan kepala, tersenyum dan segera berdiri dari duduknya untuk memeluk temannya. 

"Ini aku, kau bahkan tidak mengenalku!" ujar Eve yang memajukan bibirnya beberapa sentimeter. 

"Mana aku tahu, jika ini kau! Penampilanmu sangat berbeda dan bahkan aku hampir tertipu," ucap Anita yang melepaskan pelukannya, melihat penampilan modis Eve membuat pandangan orang lain berbeda. 

Sementara di sisi lain ada Freya dan kedua temannya, sangat kesal melihat Eve yang disukai semua orang. "Sepertinya posisi primadona di kampus akan berubah," sindir Vira yang melirik gadis di sebelahnya. 

"Diam kau, atau aku akan menghukum kalian berdua!" ancam Freya dan beranjak pergi dari tempat itu, sangat takut dan kesal jika si cupu akan menggeser posisinya. 

Satu persatu pergi dari kerumunan itu, meninggalkan Eve dan Anita. Mereka saling bersenda gurau, namun seseorang ikut bergabung. "Hai, aku Liam. Pria yang kau hajar waktu itu," sapa Liam yang mengedipkan sebelah matanya ke arah Eve. 

"Hah, aku sudah tahu namamu. Bahkan namamu sudah aku tandai dalam daftar hitam," cetus Eve jengah. 

"Hehe…biarlah masa lalu menjadi masa lalu, aku minta maaf atas sikapku yang sangat keterlaluan padamu." Ucap Liam yang berusaha untuk mendapatkan maaf dari gadis cantik yang membuatnya jatuh hati. 

"Aku memaafkanmu, dan sekarang kau pergilah!" usir Eve malas. 

"Baiklah, aku akan pergi. Apa sekarang kita teman?" ucap Liam yang menjulurkan tangan. 

"Teman," balas Eve yang menjabat tangan pria itu. Tak mau melewatkan kesempatan, Liam ingin mencium tangan Eve. 

Untung saja refleks Eve sangat bagus, menepis tangannya. "Ck, tidak perlu mencium tanganku, dasar modus!" keluhnya kesal. 

Liam tersenyum jenaka, mengedipkan sebelah matanya dan berlari menuju kursinya sebelum di amuk oleh gadis cupu yang berubah menjadi cantik. 

Eve dan Anita menggelengkan kepala melihat tingkah pria itu. "Sepertinya dia menyukaimu," celetuk Anita. 

"Biarkan saja!" jawab Eve yang tidak tertarik dengan Liam. 

Sepulang kampus, Eve selalu pergi ke Cafe Floress, mengecek pembukuan dan beberapa menu baru yang disajikan. "Selamat datang, Nona!" ucap sang manajer menundukkan kepala. 

"Hem, aku datang kesini untuk mengecek Cafe. Bagaimana hari ini?" tanya Eve antusias dalam mengelola Cafe milik keluarganya. 

"Sangat bagus, Nona. Para pengunjung menyukai pelayanan dan juga menu baru yang Nona berikan." Lapor sang manager. 

"Itu bagus, lanjutkan pekerjaanmu."

"Apa Nona butuh sesuatu?" 

"Aku sangat haus, berikan aku jus jeruk seperti biasanya." Ucap Eve yang berjalan menuju kursi kosong. Menyusuri pandangannya melihat sekeliling, tak sengaja melihat seorang pria yang sedang mabuk asmara. Tidak ada yang salah dengan itu, tapi setelah kepergian sang wanita, Eve melihat wanita lainnya berkencan dengan pria yang sama. "Pria itu sangat menjijikkan, persis seperti kak Niko." Gumamnya dengan pandangan tak suka. 

Cukup lama Eve duduk sembari meminum jus jeruk, bahkan pria itu masih di sana dengan wanita yang berbeda untuk ketiga kalinya. "Apa pria tak puas hanya dengan satu wanita saja? Sangat memalukan!' sindirnya yang terdengar di telinga pria itu. 

"Gadis yang sangat cantik," gumam pria itu sembari tersenyum, memandang Eve dengan tatapan kagum. 

Beberapa saat kemudian, pria itu menghampiri Eve yang menurutnya sangat menarik. Ingin menebarkan jala agar semua wanita terpikat dengan pesonanya. "Hai, apa aku boleh duduk di sini?" ucapnya sopan. 

"Hem," balas Eve singkat, sebenarnya dia tak menyukai kehadiran pria itu. Namun memaksakan untuk tersenyum. 

Pria itu menarik kursi dan duduk di hadapan Eve. "Perkenalkam, namaku Samuel dan siapa namamu?" ucapnya yang mengulurkan tangan. 

Eve hanya terdiam, melirik tangan pria itu dan mengacuhkannya, tidak tertarik dengan pria yang berkencan dengan beberapa wanita. Sedangkan Samuel tersenyum, menarik kembali tangannya. "Jujur saja, kau sangat cantik. Bahkan melebihi wanita-wanita tadi." Puji Samuel jujur. 

"Terima kasih, tapi kita hanya orang asing. Bertingkahlah layaknya dua orang asing!" tekan Eve yang tak menyukai pria playboy di hadapannya. 

"Apa kau tidak tertarik padaku?" tawar Samuel yang merentangkan jala pesonanya. 

"Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik!" tolak Eve yang beranjak dari tempat itu, mengacuhkan pria yang sok dekat dan sok kenal. "Dasar pria aneh," gumamnya tanpa menoleh. 

"Gadis yang sangat menarik, aku pastikan kau akan bertekuk lutut di hadapanku." Samuel menatap kepergian Eve yang membuatnya menarik, karena selama ini tidak ada yang pernah menolaknya mentah-mentah. 

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

wow kereeeenn eve

2022-08-23

0

Asih Ningsih

Asih Ningsih

iya kmu yg akan mengejar2 eve duluan samuel

2022-07-30

0

Arga

Arga

mimpi kamu Samuel,, kata kata akan berbalik denganmu,, dirimu la yang akan bertekuk lutut pada eve

2022-04-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Julukan Baru
2 Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3 Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4 Bab 4 - Pertemuan pertama
5 Bab 5 - Berpenampilan cupu
6 Bab 6 - Kembali bertemu
7 Bab 7 - Pelayan dadakan
8 Bab 8 - Tugas pertama
9 Bab 9 - Ketahuan Samuel
10 Bab 10 - Mall
11 Bab 11 - Karena aku majikanmu
12 Bab 12 - Lembur
13 Bab 13 - Ke salon
14 Bab 14 - Ramalan Samuel
15 Bab 15 - Usaha Samuel
16 Bab 16 - Di rumah sakit
17 Bab 17 - Eve menyelinap
18 Bab 18 - Eve vs Samuel
19 Bab 19 - Bertaruh
20 Bab 20 - Dia kekasihku
21 Bab 21 - L'Boutique
22 Bab 22 - Seperti kencan
23 Bab 23 - Niko mulai bertindak
24 Bab 24 - Ancaman
25 Bab 25 - Ambisi
26 Bab 26 - Jadilah istriku
27 Bab 27 - Rasa
28 Bab 28 - Mimpi buruk
29 Bab 29 - Informasi asisten Li
30 Bab 30 - Musuh yang mengintai
31 Bab 31 - Satu kelas
32 Bab 32 - Di kantin
33 Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34 Bab 34 - Di apartemen
35 Bab 35 - Kelicikan Samuel
36 Bab 36 - Pergerakan musuh
37 Bab 37 - Pria bertopeng
38 Bab 38 - Karakter Eve
39 Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40 Bab 40 - Cacing kepanasan
41 Bab 41 ~ Jangan pergi
42 Bab 42 - Berduel
43 Bab 43 - Terungkap
44 Bab 44 - Kondisi Eve
45 Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46 Bab 46 - Kau kekasihku!
47 Bab 47 - Dua saudara tiri
48 Bab 48 - Dave
49 Bab 49 - Keluh Samuel
50 Bab 50 - Kencan ala Eve
51 Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52 Bab 52 - Calon menantu
53 Bab 53 - Melupakan dendam
54 Bab 54 ~ Ciuman
55 Bab 55 - Kehancuran
56 Bab 56 - Kemenangan
57 Bab 57 - Tatapan semua orang
58 Bab 58 - Semangat Samuel
59 Bab 59 - Pamitan Liam
60 Bab 60 - Lamaran
61 Bab 61 - Penyakit turunan
62 Bab 62 - Kesialan Samuel
63 Bab 63 - Menikah karena ancaman
64 Bab 64 - Persiapan
65 Bab 65 - Kresek hitam
66 Bab 66 - Pertarungan jebakan
67 Bab 67 - Pertarungan usai
68 Bab 68 - Kepergian Sam
69 Bab 69 - Hukuman Nathan
70 Bab 70 - Berpura-pura
71 Bab 71 - Memanfaat keadaan
72 Bab 72 - Sebelum hari H
73 Bab 73 - Samuel beraksi
74 Bab 74 - Pernikahan
75 Bab 75 - Akhir bahagia
76 Promosi novel baru author
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 - Julukan Baru
2
Bab 2 - Musnahnya kesabaran
3
Bab 3 - Kecantikan tersembunyi
4
Bab 4 - Pertemuan pertama
5
Bab 5 - Berpenampilan cupu
6
Bab 6 - Kembali bertemu
7
Bab 7 - Pelayan dadakan
8
Bab 8 - Tugas pertama
9
Bab 9 - Ketahuan Samuel
10
Bab 10 - Mall
11
Bab 11 - Karena aku majikanmu
12
Bab 12 - Lembur
13
Bab 13 - Ke salon
14
Bab 14 - Ramalan Samuel
15
Bab 15 - Usaha Samuel
16
Bab 16 - Di rumah sakit
17
Bab 17 - Eve menyelinap
18
Bab 18 - Eve vs Samuel
19
Bab 19 - Bertaruh
20
Bab 20 - Dia kekasihku
21
Bab 21 - L'Boutique
22
Bab 22 - Seperti kencan
23
Bab 23 - Niko mulai bertindak
24
Bab 24 - Ancaman
25
Bab 25 - Ambisi
26
Bab 26 - Jadilah istriku
27
Bab 27 - Rasa
28
Bab 28 - Mimpi buruk
29
Bab 29 - Informasi asisten Li
30
Bab 30 - Musuh yang mengintai
31
Bab 31 - Satu kelas
32
Bab 32 - Di kantin
33
Bab 33 - Para pria yang menyebalkan
34
Bab 34 - Di apartemen
35
Bab 35 - Kelicikan Samuel
36
Bab 36 - Pergerakan musuh
37
Bab 37 - Pria bertopeng
38
Bab 38 - Karakter Eve
39
Bab 39 - Masa lalu sang psikopat
40
Bab 40 - Cacing kepanasan
41
Bab 41 ~ Jangan pergi
42
Bab 42 - Berduel
43
Bab 43 - Terungkap
44
Bab 44 - Kondisi Eve
45
Bab 45 - Anehnya keluarga Wijaya
46
Bab 46 - Kau kekasihku!
47
Bab 47 - Dua saudara tiri
48
Bab 48 - Dave
49
Bab 49 - Keluh Samuel
50
Bab 50 - Kencan ala Eve
51
Bab 51 - Sembuhnya Ibu Samuel
52
Bab 52 - Calon menantu
53
Bab 53 - Melupakan dendam
54
Bab 54 ~ Ciuman
55
Bab 55 - Kehancuran
56
Bab 56 - Kemenangan
57
Bab 57 - Tatapan semua orang
58
Bab 58 - Semangat Samuel
59
Bab 59 - Pamitan Liam
60
Bab 60 - Lamaran
61
Bab 61 - Penyakit turunan
62
Bab 62 - Kesialan Samuel
63
Bab 63 - Menikah karena ancaman
64
Bab 64 - Persiapan
65
Bab 65 - Kresek hitam
66
Bab 66 - Pertarungan jebakan
67
Bab 67 - Pertarungan usai
68
Bab 68 - Kepergian Sam
69
Bab 69 - Hukuman Nathan
70
Bab 70 - Berpura-pura
71
Bab 71 - Memanfaat keadaan
72
Bab 72 - Sebelum hari H
73
Bab 73 - Samuel beraksi
74
Bab 74 - Pernikahan
75
Bab 75 - Akhir bahagia
76
Promosi novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!