Keesokan harinya, Seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya, meregangkan kedua tangan nya dan sesekali menguap. Segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
Eve melepas kacamata tebal, rambut yang di kepang, dan behelnya saat ingin berangkat ke kampus. "Maafkan aku kek, aku hanya menunjukkan kepada semua orang jika aku bukanlah orang yang mudah ditindas." Monolognya yang menatap penampilannya seratus delapan puluh derajat berubah sangat cantik.
Menuruni tangga menuju keluar Mansion dan masuk ke dalam mobil. "Jalankan mobilnya, Paman."
"Baiklah," sahut sang supir sembari menjalankan mobil dengan kecepatan sedang.
Di sepanjang perjalanan, Eve melihat cermin kecil melihat wajahnya yang sangat cantik. "Bagus, semoga saja mereka tidak mengerjaiku lagi." Gumamnya.
Kali ini Eve meminta supir untuk mengantarkannya hingga ke kampus. Semua orang yang berada di sekitar menjadi tercengang, mereka sangat kaget dan terkejut saat melihat seorang wanita cantik yang turun dari mobil, terkesima dan kagum dengan kecantikan alami Eve.
"Wanita itu sangat cantik sekali, apa dia anak baru? Aku tidak pernah melihatnya." Bisik salah satu mahasiswi.
"Aku juga tidak mengenalnya, mungkin saja dia baru di kampus ini." Balas teman di sebelah mahasiswi itu.
Eve hanya mendengar sayup percakapan itu, dia tersenyum tipis tanpa menoleh. Melangkahkan kakinya menuju masuk ke kelasnya, dan mendudukkan dirinya. Beberapa orang menghampirinya, mengerubungi Eve karena rasa penasaran. "Apa kau anak baru?" ucap salah satu teman sekelasnya.
"Apa kalian tidak mengenali ku?"
"Menyingkirlah, tempat duduk itu biasa diduduki oleh Eve. Sebaiknya kau menyingkir dari sana!" ketus Anita yang tidak menyukai wanita cantik itu.
"Aku Eve." Tukasnya yang mengatakan kepada semua orang.
"Kau jangan berbohong, Eve itu wanita yang berpenampilan cupu." Cetus Anita yang menatapnya dengan sinis.
Eve menghela nafas, mengambil kacamata tebalnya, gigi behel dan ikat rambut untuk mengepangnya. Semua orang memperhatikan tindakannya, penasaran dengan pembuktiannya. Seketika Liam ikut bergabung, melihat Eve yang kembali melepaskan kacamata tebal, rambut yang di kepang, dan gigi kawat di lepas. Dia sangat kagum dengan sosok Eve yang sangat cantik.
"Itu Eve? Astaga…dia ternyata sangat cantik," puji Liam yang terpesona, pikiran untuk membully menjadi sirna dan berhenti menjadi begitu peduli. "Ini baru yang dinamakan kecantikan tersembunyi," gumamnya.
"Eve? Kau?" ucap Anita yang membelalakkan kedua matanya, melihat penampilan temannya yang sangat berbeda. Dengan cepat Eve menganggukkan kepala, tersenyum dan segera berdiri dari duduknya untuk memeluk temannya.
"Ini aku, kau bahkan tidak mengenalku!" ujar Eve yang memajukan bibirnya beberapa sentimeter.
"Mana aku tahu, jika ini kau! Penampilanmu sangat berbeda dan bahkan aku hampir tertipu," ucap Anita yang melepaskan pelukannya, melihat penampilan modis Eve membuat pandangan orang lain berbeda.
Sementara di sisi lain ada Freya dan kedua temannya, sangat kesal melihat Eve yang disukai semua orang. "Sepertinya posisi primadona di kampus akan berubah," sindir Vira yang melirik gadis di sebelahnya.
"Diam kau, atau aku akan menghukum kalian berdua!" ancam Freya dan beranjak pergi dari tempat itu, sangat takut dan kesal jika si cupu akan menggeser posisinya.
Satu persatu pergi dari kerumunan itu, meninggalkan Eve dan Anita. Mereka saling bersenda gurau, namun seseorang ikut bergabung. "Hai, aku Liam. Pria yang kau hajar waktu itu," sapa Liam yang mengedipkan sebelah matanya ke arah Eve.
"Hah, aku sudah tahu namamu. Bahkan namamu sudah aku tandai dalam daftar hitam," cetus Eve jengah.
"Hehe…biarlah masa lalu menjadi masa lalu, aku minta maaf atas sikapku yang sangat keterlaluan padamu." Ucap Liam yang berusaha untuk mendapatkan maaf dari gadis cantik yang membuatnya jatuh hati.
"Aku memaafkanmu, dan sekarang kau pergilah!" usir Eve malas.
"Baiklah, aku akan pergi. Apa sekarang kita teman?" ucap Liam yang menjulurkan tangan.
"Teman," balas Eve yang menjabat tangan pria itu. Tak mau melewatkan kesempatan, Liam ingin mencium tangan Eve.
Untung saja refleks Eve sangat bagus, menepis tangannya. "Ck, tidak perlu mencium tanganku, dasar modus!" keluhnya kesal.
Liam tersenyum jenaka, mengedipkan sebelah matanya dan berlari menuju kursinya sebelum di amuk oleh gadis cupu yang berubah menjadi cantik.
Eve dan Anita menggelengkan kepala melihat tingkah pria itu. "Sepertinya dia menyukaimu," celetuk Anita.
"Biarkan saja!" jawab Eve yang tidak tertarik dengan Liam.
Sepulang kampus, Eve selalu pergi ke Cafe Floress, mengecek pembukuan dan beberapa menu baru yang disajikan. "Selamat datang, Nona!" ucap sang manajer menundukkan kepala.
"Hem, aku datang kesini untuk mengecek Cafe. Bagaimana hari ini?" tanya Eve antusias dalam mengelola Cafe milik keluarganya.
"Sangat bagus, Nona. Para pengunjung menyukai pelayanan dan juga menu baru yang Nona berikan." Lapor sang manager.
"Itu bagus, lanjutkan pekerjaanmu."
"Apa Nona butuh sesuatu?"
"Aku sangat haus, berikan aku jus jeruk seperti biasanya." Ucap Eve yang berjalan menuju kursi kosong. Menyusuri pandangannya melihat sekeliling, tak sengaja melihat seorang pria yang sedang mabuk asmara. Tidak ada yang salah dengan itu, tapi setelah kepergian sang wanita, Eve melihat wanita lainnya berkencan dengan pria yang sama. "Pria itu sangat menjijikkan, persis seperti kak Niko." Gumamnya dengan pandangan tak suka.
Cukup lama Eve duduk sembari meminum jus jeruk, bahkan pria itu masih di sana dengan wanita yang berbeda untuk ketiga kalinya. "Apa pria tak puas hanya dengan satu wanita saja? Sangat memalukan!' sindirnya yang terdengar di telinga pria itu.
"Gadis yang sangat cantik," gumam pria itu sembari tersenyum, memandang Eve dengan tatapan kagum.
Beberapa saat kemudian, pria itu menghampiri Eve yang menurutnya sangat menarik. Ingin menebarkan jala agar semua wanita terpikat dengan pesonanya. "Hai, apa aku boleh duduk di sini?" ucapnya sopan.
"Hem," balas Eve singkat, sebenarnya dia tak menyukai kehadiran pria itu. Namun memaksakan untuk tersenyum.
Pria itu menarik kursi dan duduk di hadapan Eve. "Perkenalkam, namaku Samuel dan siapa namamu?" ucapnya yang mengulurkan tangan.
Eve hanya terdiam, melirik tangan pria itu dan mengacuhkannya, tidak tertarik dengan pria yang berkencan dengan beberapa wanita. Sedangkan Samuel tersenyum, menarik kembali tangannya. "Jujur saja, kau sangat cantik. Bahkan melebihi wanita-wanita tadi." Puji Samuel jujur.
"Terima kasih, tapi kita hanya orang asing. Bertingkahlah layaknya dua orang asing!" tekan Eve yang tak menyukai pria playboy di hadapannya.
"Apa kau tidak tertarik padaku?" tawar Samuel yang merentangkan jala pesonanya.
"Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik!" tolak Eve yang beranjak dari tempat itu, mengacuhkan pria yang sok dekat dan sok kenal. "Dasar pria aneh," gumamnya tanpa menoleh.
"Gadis yang sangat menarik, aku pastikan kau akan bertekuk lutut di hadapanku." Samuel menatap kepergian Eve yang membuatnya menarik, karena selama ini tidak ada yang pernah menolaknya mentah-mentah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
wow kereeeenn eve
2022-08-23
0
Asih Ningsih
iya kmu yg akan mengejar2 eve duluan samuel
2022-07-30
0
Aska
mimpi kamu Samuel,, kata kata akan berbalik denganmu,, dirimu la yang akan bertekuk lutut pada eve
2022-04-12
2