" Bu Dokter." Sapa Chika.
" Apa kabar Chika, bagaimana kondisi nya?" Ucap Dokter Monica.
" Seperti ini Dok, dan saya sudah merasakan efeknya." Ucap Chika.
" Dari hasil kemarin Dokter Lusi juga mengirim kan kamu jangan putus kemo, kamu harus rutin."
" Iya Dok, saya pasrah saja Dok, kalau Allah mengijinkan saya sembuh Alhamdulillah, kalau Allah berkehendak lain saya ikhlas." Ucap Chika.
" Lalu bagaimana dengan cinta pertama kamu?" Tanya Dokter Monica.
" Dia sudah bahagia Dok dengan pendamping hidup nya, saya cukup lega sudah mengatakan nya." Jawab Chika.
" Dia kasih jawaban apa?"
" Dia, sebenarnya sama memiliki perasaan itu sejak dulu, tapi dia pendam karena belum saat nya, yah.. mungkin belum jodoh yang penting kita sudah tahu isi hati kita. Sekarang saya sudah ikhlas menerima apapun tentang dia, dan sekarang saya hanya ingin fokus pada kesehatan saya."
" Kita lakukan kemo tapi kita cek tubuh kamu dulu dan HB kamu."
*****
" Saya buru - buru."
" Kamu sudah tahu sesuatu tentang Chika?" Tanya Nugroho.
" Chika, memangnya tentang apa? "
" Kita bicara di ruangan saya."
Rio pun berjalan mengikuti langkah Nugroho memasuki ruangan nya.
" Perasaan kamu ke Chika bagaimana? " Tanya Nugroho.
" Jujur saya mencintai Chika, sampai sekarang rasa itu masih ada. " Jawab Rio.
" Lantas kamu menikahi Monica, hanya pelarian ingin melupakan Chika? "
Rio menggelengkan kepalanya, dan menatap ke arah Nugroho.
" Pertama saya bertemu Monica , entah kami merasa cocok saja dan rasa itu tiba - tiba muncul, dan Chika seolah saya lupa. Tapi setelah rumah tangga, Chika teringat kembali karena mungkin rumah tangga yang tidak saya harapkan. Kamu tahu saya bukan orang yang seenaknya di atur, bahkan menghina orang tua saya, kamu kan tahu asal usul saya.Seorang suami apakah harus diam saja, di kala sang istri menyuruh untuk menyetujui apa yang di ingin kan orang tua nya, apa saya harus diam saja dikala saya harus meninggalkan Ibu saya yang sudah tua karena dia mantan wanita malam dan jadi istri simpanan. Saya kira dia akan menerima kekurangan saya, ternyata dia terpaksa menerima segala kekurangan."
" Monica masih mencintai kamu."
" Kalau dia mencintai saya, dia harusnya menuruti dan membela suaminya. Saya nggak suka rumah tangga selalu di campuri oleh mertua." Ucap Rio.
" Kamu tahu, sekarang Chika kembali dan status kamu suami Monica, kamu bagaimana sekarang?"
" Chika sudah pergi melupakan saya."
" Maksudnya?"
" Dia pergi dan tak akan ganggu hidup saya lagi. Dia berkata rasanya lega bisa mengungkapkan nya lagi, dan dia tahu perasaan saya juga. Dan dia bilang terima kasih untuk pertemuan kembali dan terakhir."
" Dia berkata begitu, kamu yakin tak tahu apa - apa?"
" Nggak tahu apa - apa, memangnya ada apa?"
Nugroho menarik nafasnya dalam - dalam, dan menatap kedua mata Rio.
" Rio, Chika sakit."
" Sakit, dia sakit apa? "
" Kanker otak stadium 3."
Rio merasakan sangat kaget, dan seketika tubuhnya menjadi lemas.
" Chika itu pasien nya Monica, saya tahu dari Lusi karena Lusi yang menangani Chika saat berada di sini atas rujukan dari Monica. Dan kamu tahu, Chika menahan sakit, dia berusaha tetap kuat di depan Dokter bahkan orang - orang yang melihat."
" Dia berkata seperti itu, seolah dirinya akan meninggal dunia."
" Kamu tahu kenapa Chika ada disini, dia hanya ingin bertemu dengan kamu, di saat tubuhnya masih bisa bergerak."
" Chika, Ya Allah." Rio menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan nya.
Mata Rio memerah menahan tangis, dan merasakan apa yang di rasakan Chika saat ini.
" Apakah maksud kata - kata di lukisan dia itu karena sakitnya." Ucap Rio yang akhirnya meneteskan air mata.
******
Dreeet... dreeet..
Chika dengan lemas karena muntah efek kemo meraih ponsel yang ada di atas nakas, terlihat nomer asing yang memanggil. Chika pun mengangkat panggilan tersebut.
" Hallo..!! " Sapa Chika dengan suara lemas.
Sedangkan di seberang sana, menahan tangis saat mendengar suara Chika.
" Hallo ini siapa? " Ucap Chika pelan.
Tak ada jawaban apapun hanya hening tak ada kata - kata yang terucap.
" Saya akan tutup telepon nya, kalau anda hanya iseng."
" Tunggu..!! " Ucap nya dari seberang.
" Ijinkan Om dengar suara kamu malam ini, ijinkan Om sebelum tidur mendengar suara kamu." Ucap Rio dari seberang.
" Om..!! "
" Kamu jahat Chika, kamu jahat sudah meninggal kan duka. Kenapa kamu bilang kalau kita tak akan bisa bertemu lagi, kenapa kamu bilang pertemuan kemarin adalah yang terakhir. Itu tidak akan terjadi, kita akan bertemu lagi."
" Om tahu apa, Chika yang merasakan nya. Cukup melihat sekali saja, Chika sudah bahagia apalagi Om bahagia bersama pendamping hidup Om. Chika pun senang bisa dengar suara Om, tapi suara kita akan saling merindukan."
" Om sayang kamu Chika, Om mencintai kamu."
" Maaf kan Chika Om, kita tidak bisa bersama. Dan Chika juga tidak ingin menjadi duri, dan kita kan sudah berikrar kalau kita sahabatan."
" Apakah bisa untuk setiap malam kita teleponan, disaat akan tidur kita melakukan itu, untuk di dalam mimpi kita bisa bertemu."
" Boleh, tapi bila suatu saat nanti tak pernah dengar suara Chika lagi jangan kecewa."
" Om akan selalu mendengar suara kamu, sampai kapanpun Om akan selalu dengar suara kamu."
******
Dokter Monica menyisir rambut Chika, rambut pun berjatuhan hingga banyak, dan terlihat sangat semakin tipis hingga sudah terlihat botak kecil.
Dengan menatap cermin, Chika tersenyum sambil menatap wajah yang kini semakin tirus.
" Chika, apa tidak di botak saja rambut nya?"
Chika tersenyum kecut saat melihat rambut nya rontok banyak terlihat di telapak tangan Dokter Monica.
" Biar saja Dok, biar habis dengan sendirinya."
" Chika."
" Iya Dok."
" Bila kamu bertemu dengan istri dari Om Tentara kamu bagaimana? "
" Saya senyum kan saja Dok, lagian saya tidak ingin merusak hubungan orang yang saya sayangi."
" Apakah kamu masih ada rasa saat tahu dia sudah menikah?"
" Mungkin tak bisa hilang sekaligus, sedikit - dikit."
" Seandainya Om Tentara kamu itu ingin menjalin hubungan dengan kamu bagaimana, saat tahu kamu sakit?"
" Saya akan tahu mana rasa kasihan dan mana yang tulus, tapi saya tidak ingin merusak rumah tangga orang."
" Seandainya kamu sembuh, dia masih mengejar kamu bagaimana?"
" Saya katakan semua sudah terlambat."
" Apa kamu sedih saat dia sudah menikah?"
" Rasa sedih itu ada, tapi untuk apa berlarut karena percuma cinta nya sekarang untuk istri nya."
" Apakah kamu ingin tahu tentang istri nya?"
" Tidak, saya tidak ingin tahu. Yang terpenting saya sudah melihat nya sebelum nafas ini berhenti."
" Saya tidak yakin untuk hal ini, seandainya Rio tahu Chika pasien saya, pasti dia akan datang kemari kalau dia benar - benar sayang sama Chika."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Maru Lita
mengandung bawang ceritanya...
2023-08-29
1
Miki Miki
chika si anak baik semoga sembuh ya n dpt yg lbh baik dari om tentara...
2022-12-06
1
Ida Blado
karma buat kmu rio yg udah gk setia dn udah ngasih harapan ke chika,makanya kmu gk bahagia dgn monica.sungguh gue gk rela kalau akhirnya sama rio
2022-07-04
2