Chika menengok ke kanan dan kiri suasana yang sudah semakin sepi, tak ada lalu lalang kendaraan bahkan warga yang melintas.
Angin yang semakin kencang, membuat Chika merasakan takut, tempat yang dia buat berteduh takut ambruk tertiup angin.
Sudah hampir 1 jam hujan tak kunjung reda, tubuh Chika semakin menggigil kedinginan. Dan tanpa Chika sadari sebuah mobil berhenti tepat di depan nya.
Pria tinggi tegap dengan membawa payung berdiri di depan nya.
" Mau pulang sekarang?"
Chika mendongak ke atas saat melihat seseorang yang datang padanya sambil tersenyum dan berpayung warna hitam.
Mata Chika berkaca - kaca saat melihat sosok yang ada di depan nya, begitu pun pria yang ada di depan nya tampak bahagia dengan mata yang berkaca - kaca.
Hiks... hiks... hiks...
Entah rasa apa yang di rasakan Chika, hanti nya senang atau sedih rasa itu bercampur jadi satu.
Hiks.. hiks.. hiks. ..
" Hey... kenapa menangis." Ucap Rio yang langsung mengusap air mata Chika.
" Kamu kangen ya sama Om? " Ledek Rio dengan senyumannya.
Chika pun langsung memeluk tubuh Rio, di bawah payung yang Rio bawa. Tangis Chika hampir tak terdengar dengan suara air hujan yang turun.
" Kenapa kita baru sekarang bertemu, kamu tahu Om kangen sama kamu. Apakah kamu juga kangen sama Om?"
Chika hanya diam, dan terus memeluk tubuh Rio, dan Rio pun membalas pelukan Chika.
" Gadis kecil yang dulu kejar - kejar Om sekarang sudah besar, sekarang malah sedang peluk tubuh Om." Ucap Rio tersenyum.
******
Tubuh Chika menggigil saat sudah berada di dalam mobil, Rio memakai kan jaket milik nya. Dan Chika tak henti - hentinya menangis.
" Sudah dong jangan nangis terus, masa 10 tahun baru ketemu sama Om malah nangis - nangis." Ucap Rio.
" Om tahu dari mana kalau yang tadi duduk itu Chika? " Tanya Chika.
" Om tahu kamu saat teman kamu video call pacarnya dan sengaja saat itu video nya di arahkan ke arah kamu. Saat itu Om seperti tahu sama wajah itu, dan perlahan mengingat nya ternyata itu kamu. Dari situ Om coba minta penjelasan Akbar, ternyata kamu Chika gadis kecil yang dulu mengejar - kejar Om. Apa sekarang juga kamu masih sama? "
Chika menundukkan kepala nya, dan mengeratkan jaket yang menutupi tubuhnya.
" Om apa kabar? " Tanya pertama Chika berucap.
" Kabar Om baik, kamu sendiri? " Jawab Rio kembali bertanya.
" Chika Alhamdulillah baik Om, dan Om lihat sekarang Chika kan apa masih sama atau tidak."
" Om senang bisa lihat kamu lagi, kamu sekarang sudah dewasa."
Chika melirik ke tangan kanan Rio yang sedang memegang setir mobil, terlihat cincin di jari manisnya.
" Om mau kemana aslinya? "
" Om sekarang ini? "
Chika menganggukkan kepalanya, dan terus menatap cincin di jari manis Rio.
" Akbar tadi telepon minta untuk mencari kamu, dan Sarah Sahabat kamu sangat khawatir sama kamu."
" Pasti dia akan khawatir sama saya."
" Sekarang kita pulang, kasihan Sahabat kamu. menunggu."
******
" Terima kasih Om, maaf merepotkan kan." Ucap Sarah.
" Nggak apa - apa, kalau begitu kami pamit." Ucap Rio dan mengajak Akbar untuk pergi.
" Kalau begitu saya juga pamit." Ucap Akbar.
" Assalamu'alaikum." Ucap Rio dan Akbar.
" Walaikumsalam." Balas Chika dan Sarah.
" Kamu kenapa minta Om Rio jemput, kamu sengaja? " Tanya Chika.
" Saya khawatir sama kamu, tadinya mau suruh Bang Akbar cari kamu eh Bang Akbar nggak bawa jas hujan. Jadi mau tidak mau Om Rio jalan satu - satunya. " Jawab Sarah.
" Apa kamu sudah tahu tentang Om Rio?" Tanya Chika.
Sarah menganggukkan kepalanya, dan Sarah mengusap pelan bahu Chika.
" Lalu kamu akan pulang besok, setelah tahu dan bertemu dengan dia?"
" Apa salah saya ingin menghabiskan sisa waktu saya bersama suami orang?"
" Kamu ingin melakukan apa lagi Chika, jangan bilang kamu ingin merebut suami orang.Saya dan Akbar sengaja berpikir tadi mungkin sekali saja di pertemukan karena kamu sudah jauh - jauh datang kemari. Walau tadi kami berdebat, akhirnya kami memutuskan untuk menghubungi Om Rio dan mencari kamu. Dan kamu tahu respon dia langsung mencari kamu."
*****
Didalam kamar Chika menyisir rambut nya, dirinya menangis kembali saat melihat rambut nya rontok. Mencoba menyisir kembali, di dalam sisir terdapat banyak rambut milik nya yang terbawa.
Hiks.. hiks.. hiks...
" Apakah umur saya tidak panjang lagi, hiks.. hiks.. hiks.. apakah suatu saat nanti saya tidak bisa menggerakkan tubuh ini secara sempurna. Hiks...hiks... hiks... "
Chika menatap dirinya dalam cermin, dan memegang kepalanya, dan menarik rambutnya terasa mudah untuk mencabut rambutnya.
*******
" Pagi."
Chika membuka pintu rumah tepat bersamaan Rio ada di depannya, dan tersenyum ke arahnya.
" Om sudah ada disini? "
" Om hanya ingin menyapa kamu di hari minggu yang lainnya kemana?" Ucap Rio bertanya.
" Semua ada kegiatan bersih - bersih di sekolah." Ucap Chika.
" Mau ikut Om nggak, Om ingin kamu melukis lagi wajah Om."
*****
Rio membawa Chika di hamparan padang savana, Chika tersenyum saat melihat pemandangan yang sangat luas.
" Om ingin kamu lukis ya disini." Ucap Rio yang duduk di hamparan luas padang savana.
Chika pun memulai melukis Rio, pandangan mata yang buram membuat Chika dengan perlahan membuat sketsa tubuh Rio. Namun Chika tak dapat melakukan nya dengan benar, hingga hampir 1 jam gambar Chika tak berbentuk sempurna.
" Apakah sudah Chika?"
" Om, maaf saya tidak bisa melukis lagi."
Rio mendekati Chika dan mengambil lukisannya, dan menaikan satu alisnya.
" Ini apa Chika? "
" Maaf Om, Chika sekarang tidak bisa melukis lagi."
" Kamu sudah hilang ya bakat kamu?"
Chika menganggukkan kepalanya, dan menundukkan kepalanya.
" Ya sudah, kita berphoto saja ya." Rio pun mengarahkan kamera ponsel nya dan beberapa photo bersama Chika dia ambil.
" Om."
" Iya. " Ucap Rio sambil menatap photo - photo dirinya bersama Chika.
" Om tahu perasaan Chika, apa Om ingat berapa kali Chika menyatakan cinta sama Om?"
Rio tersenyum sambil memandang wajah Chika dan kembali menatap photo di layar ponsel nya.
" Mungkin ini terakhir Chika katakan, dan tak akan pernah Chika katakan lagi." Ucap Chika menarik nafasnya menahan tangis hingga membuat dadanya sesak.
" Sebelum tubuh Chika tak bisa lagi bergerak, sebelum tubuh Chika ini terbalut kain kafan, sebelum pertemuan ini yang terakhir dan sebelum Om tak pernah lagi lihat Chika. Saat ini, hari ini Chika hanya ingin mengatakan hal yang sama, kalau Chika masih tetap sama mencintai Om Rio. Chika sengaja datang jauh - jauh hanya untuk ini, perasaan ini masih tetap sama. Tapi Chika merasakan lega saat ini, kalau Chika bisa menyatakan perasaan ini kembali, maaf kan Chika Om, maaf kan Chika."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Rahel Ria
😭😭😭😭kok jadi ikut netes air mata ini baca nya
2022-07-05
1
keong' racun 88
ini mah mewek br' jamaah ...😭😭😭😭😭
2022-06-22
1
Fitri Yuliandini
sedih banget cerita y 😩😩😩😩
2022-06-14
1