" Kamu mau kemana?" Tanya Sarah.
" Saya mau ke kota, ada keperluan." Jawab Chika.
" Kamu ngapain kesana, kamu belum tahu daerah sini." Ucap Sarah.
" Iya Chika, ke kota hampir 3 jam loh dari sini." Ucap Susi.
" Iya saya tahu tapi saya ada perlu, kalau begitu saya pamit dulu, Assalamu'alaikum." Ucap Chika.
" Walaikumsalam." Balas Sarah dan Susi.
Chika pun berjalan kaki menuju ke arah jalan raya, hampir 10 menit dirinya berjalan kaki. Hingga nafas nya pun sudah tersenggal.
" Ya Allah padahal saya dulu paling suka olah raga dan nggak gampang capek, dan ini malah capek sekali. "
Chika pun duduk di sebuah Halte menunggu angkutan umum, terlihat jarang sekali angkutan lewat hanya motor yang berlalu lalang, dan truk Tentara.
Sudah hampir 30 menit menunggu, Angkutan umum belum juga lewat.
" Ya Allah kalau kayak gini bisa mati berjemur." Ucap Chika.
Saat sedang duduk berhenti lah sebuah mobil jeep Tentara, dan turunlah seorang pria tinggi tegap.
" Chika. " Sapa nya.
Chika pun menatap pria berkaca mata hitam, dan saat membuka kacamata pria itu tersenyum ke arah Chika.
" Apa kabar, masih ingat Abang? " Sapa nya.
Chika pun mencoba mengingat nya, dan saat melihat nama di seragamnya bernama Nugroho.
" Om Nugroho!!! " Sapa Chika.
" Abang Chika, Om nggak mau mendengar kamu panggil Om seperti kamu panggil Rio."
Chika tersenyum ke arah Nugroho, dan mereka pun bersalaman.
" Kamu sedang apa duduk di halte? "
" Saya ingin ke kota ada keperluan, dan sudah hampir 30 menit nggak ada angkutan umum yang lewat."
Nugroho melihat jam nya menunjukkan pukul 9 siang.
" Kalau jam segini nggak ada, jadwalnya jam 5 pagi, jam 12 siang sama Jam 6 sore."
" Yah, saya harus jam 12 siang, pulang - pulang bisa tengah malam." Ucap Chika.
" Kalau mau Abang antar kamu, kamu mau kemana? " Tanya Nugroho.
" Nggak usah Bang, Chika besok lagi saja." Jawab Chika.
" Nggak apa - apa, kamu mau kemana? "
" Sebenarnya saya ingin bertemu dengan seseorang, sudah janjian."
" Kamu disini ngapain?" Tanya Nugroho.
" Kalau boleh jujur saya ingin bertemu Om Rio, bisa Bang saya bertemu Om Rio?"
" Dia sedang pergi ke kota, kamu ngapain masih ngejar Rio, sudah lah lupakan Rio kamu datang jauh - jauh hanya ingin bertemu dengan Rio. "
" Bang Nugroho kan tahu saya suka sama Om Rio, saya ingin sekali saja Bang bertemu sama dia Dan kalau dia sudah menikah saya akan pergi jauh dan tak akan mengingat nya lagi. Kalau pun belum saya ingin tahu perasaan dia terhadap saya bagaimana." Ucap Chika.
" Jujur Abang kaget saat tahu kamu sahabat pacarnya Akbar, dan ternyata itu kamu 10 tahun yang lalu kita bertemu. Saya kemari ini sengaja ingin bertemu sama kamu, sebelum kamu bertemu dengan Rio."
" Memangnya ada apa Bang? "
" Rio itu bukan Rio yang dulu kamu seenaknya kejar, dan semua nya sudah berubah dan siapa Rio itu. Sebelum perasaan kamu itu lebih jauh lagi, lupakan Rio jangan kamu kejar dia."
" Apa dia sudah menikah Bang?"
" Rio sudah menikah, biarlah dia bahagia bersama istri nya. Jangan jadi duri diantara mereka."
Chika terdiam menundukkan kepalanya, matanya kini berkaca - kaca, lalu berusaha menahan untuk tidak menangis.
" Tapi Bang, saya ingin bertemu dengan dia sekali saja dan setelah itu saya akan pergi dan tak akan pernah memperlihatkan wajah saya lagi di depannya."
" Saya mohon, lupakan Rio jangan sampai dia berpaling dari istri nya." Ucap Nugroho.
" Kalau Om Rio sangat mencintai istri nya dia tidak akan berpaling Bang, dan pasti akan biasa saja."
" Abang mohon, pulang lah percuma kamu katakan perasaan kamu dari dulu Rio tak pernah membalas, kalau pun kamu bertemu mungkin akan jawaban yang sama."
" Terima kasih Bang sudah memberitahu tengang Om Rio." Ucap Chika.
" Sama - sama, sekarang Abang antar kamu ke kota."
***
" Kamu benar sampai sini saja, Abang bisa nunggu kamu sampai kembali ke rumah. Kalau nggak pulang sama Abang kamu nanti akan kemalaman." Ucap Nugroho.
" Nggak Bang, terima kasih soalnya banyak yang harus saya datangi. " Ucap Annisa.
" Baiklah, kalau begitu hati - hati kalau ada apa - apa bisa hubungi nomer Abang." Ucap Nugroho sambil memberikan kartu nama nya.
" Terima kasih Bang."
Chika pun melanjutkan lagi menggunakan angkutan umum menuju rumah sakit yang di rekomendasi kan oleh Dokter Monica.
Setelah menempuh perjalanan 15 menit menuju rumah sakit tersebut, Chika menuju ruang pendaftaran untuk menemui Dokter Saraf.
" Mba, saya ingin ke poli sarat Dokter Lusi , saya sudah membuat janji atas nama Dokter Monica dari rumah sakit Husna Medika." Ucap Chika.
" Sebentar saya hubungi beliau, kalau sudah buat janji tidak usah menunggu." Ucap nya.
" Terima kasih."
Setelah menghubungi Dokter Lusi, Chika menuju ke ruangan nya, dan Chika pun langsung menuju ke ruangan Dokter Lusi.
" Permisi." Ucap Chika.
" Masuk." Balas nya.
Chika pun bertemu Dokter Lusi, Dokter yang seumuran dengan Dokter Monica yang sama - sama Cantik.
" Chika ya? " Ucap Dokter Lusi.
" Benar Bu Dokter, saya Chika." Ucap Chika.
" Dokter Monica sudah menceritakan banyak tentang kamu, sampai kamu jauh - jauh datang kemari. "
" Dokter Monica pasti ceritanya nggak ada yang terlewat." Ucap Annisa.
" Benar, tak ada satupun." Ucap Dokter Lusi.
" Hari ini jadwal kemo kamu, dan Dokter Monica mengirim kan hasil nya terakhir kamu chek up sama dia. Sekarang bagaimana kondisi kamu, apa yang kamu rasakan?"
" Sakit kepala, dan pandangan buram."
" Memang penyakit kamu sudah hampir menyebar, dan kamu termaksuk kuat menahan ini semua."
" Saya hanya ingin bertemu seseorang, dan saya selalu berdoa agar di beri kekuatan untuk bisa bertemu dengan nya."
" Apakah kamu sudah bertemu?" Tanya Dokter Lusi.
" Belum Dok, saya belum bertemu dan tadi saya bertemu dengan temannya dia sudah menikah."
Dokter Lusi memandang sedih ke arah Chika dan mengusap punggung tangan Chika.
" Yang sabar ya, itu resiko setelah berpisah 10 tahun."
" Tidak apa - apa Bu Dokter, saya sudah siap dengan kabar apapun. Tapi sebelum saya pergi lagi , saya ingin sekali saja bertemu dengannya tapi kami walau satu tempat belum sempat bertemu."
" Kalau boleh tahu kamu tinggal dimana sekarang, soalnya suami saya juga seorang Tentara sama seperti suami Dokter Monica."
" Benarkah Bu Dokter? "
" Barang kali saya bisa bantu, tapi hanya bantu mempertemukan saja, dan tidak bermaksud merusak rumah tangga orang lain disini. Saya seperti ini karena saya kasihan jauh - jauh kamu kemari tapi tidak bisa menemui nya."
" Bukan tidak bisa, tapi Sahabatnya melarang saya untuk menemuinya."
" Dengan alasan?"
" Saya akan jadi duri."
" Saya akan bantu kamu, ini keinginan kamu kan?"
Chika menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Dokter Lusi.
" Tinggal dimana?"
" Di Desa P, kami memang satu wilayah. Saya bingung mau bertemu juga katanya sudah berubah."
" Itu tempat suami saya Tugas, siapa nama Tentara yang kamu cari."
" Rio Dewantara."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Linda Anggel
si chika ni ngejar2 trus kaya ga malu dia kan cewe
2022-12-07
1
Araafta
jangan Thor.... Langan sampai Lusi istrinya Rio.....😔😔😔😔😥🥺
2022-03-16
3
Adila Nisa Ardani
ya Allah kasian banget Chika..ternyata dia udh menikah...Chika benar ap yg di katakan nogroho klau dari dulu Rio nga pernah balas perasaanmu ..
2022-03-13
3