" Bagaimana nanti kamu akan mencarinya?" Tanya Dokter Monica.
" Saya sudah mengetahuinya dia dimana Dok, dia ada di wilayah Timur tepatnya di kota P, dan saya tahu dari Sahabat saya Sarah yang tahu cerita saya tentang Om Rio. Dan setiap pacarnya tugas untuk cari tahu yang namanya Rio Dewantara, ternyata di tugas nya yang sekarang malah ketemu. Dan ada rencana kesana, saya akan ikut mendaftar Guru bantu kontrak di daerah terpencil, dan kemungkinan tempat dimana di tugas kan di daerah itu yang sudah - sudah, kalau pun saya tidak lulus saya akan tetap kesana hanya ingin mengatakan saja bahwa saya masih suka sama dia."Ucap Chika.
" Baru kali ini saya dengar cerita seperti ini, bahkan ada perempuan yang masih menyimpan rasa dan ingin bertemu dengan nya. Apa karena penyakit kamu atau memang kamu masih berharap dia akan datang kembali?"
" Walau saya tidak sakit, saya akan tetap ingin tahu dia dimana, dan tetap mengatakan kalau perasaan ini masih sama, walau nanti ada jawaban yang membuat saya sakit. karena saya hanya ingin mengungkapkan sekali lagi saja. kalau pun di tolak saya terima."
" Kamu mengejar cinta yang belum tentu bersambut, jujur saya jadi kamu capek."
" Saya akan menceritakan kembali ceritanya, karena Bu Dokter sudah tahu saya kembali bercerita."
" Cerita lagi, saya masih ingin tahu banyak, dan maaf kalau saya lancang." ucap Dokter Monic.
" Tidak apa - apa Bu Dokter, saya senang bisa berbagi cerita."
Flashback On
Door
Door
Booooom
Dini hari disaat semua warga tertidur pulas, perang antar warga terjadi kembali. Penyerangan terjadi di kala dari desa sebelah menyerang dengan latar belakang dendam yang masih belum terbalas.
Bunyi suara kentongan pun terdengar membuat malam menjadi mencekam, Nenek Utami, Kang Bagyo dan Chika dengan segera berjaga dan mengunci pintu dan jendela rapat - rapat.
" Nek ini malam seram banget, terdengar suara tembakan dan orang - orang berteriak. " Ucap Chika.
" Bagyo, kamu sudah siap kan tongkat nya?" Tanya Nenek Utami.
" Sudah Nek." Jawab Bagyo.
" Tongkat buat apa Nek?" Tanya Chika.
" Takutnya ada serangan mereka masuk kampung kita." Jawab Nenek Utami.
" Bagaimana bisa masuk, di pintu masuk desa kita penjagaan ketat, jadi jangan takut."
" Barangkali ada yang jalan belakang."
" Sama di jaga Nek."
Suara tembakan makin terdengar, dan suara teriakan serangan pun terdengar. Jantung Chika terasa berdegup kencang, hingga dirinya memeluk tubuh sang nenek.
" Provokator nya belum ketangkap ya Nek, kalau sudah sih pasti nggak perang lagi." Ucap Chika.
" Masalah sepele jadi besar, dan tidak hanya desa kita desa lainnya juga sama karena satu orang provikator rugi nya kesemua orang.
Dreeet dreeet..
Terdengar bunyi panggilan telepon, lalu Chika mengangkatnya, dan saat tahu siapa yang meneleponnya langsung Chika angkat.
" Hallo Assalamualaikum Sarah." Sapa Chika.
" Walaikumsalam." Balas Sarah.
" Chika sama sama Ibu keluar kota, kami mengungsi berangkat tadi sore dengan di kawal oleh Tentara dan Polisi, sedang kan Ayah ada di rumah karen bertanggung jawab atas warganya." Ucap Sarah.
" Hati - hati." Ucap Annisa.
" Chika ada kabar buruk?"
" Kabar buruk apa?"
" Saya dapat kabar dari Ayah, Om Rio kena panah sekarang ada di Puskesmas ." Ucap Sarah.
" Astaghfirullah, semoga dia baik - baik saja ." Ucap Chika kaget. "
Chika berjakan menunju ke arah Nenk Utami dan Kang Bagyo.
Hiks.. Hiks..
" Kenapa Chika?" Tanya Nenek Utami.
" Om Tentara kena panah Nek hiks.. Hiks.."
" Astagfirulah semoga dia bak baik saja." Ucap nenek Utami.
" Sekarang bagaimana kondisi nya?" Tanya Kang Bagyo.
" Kata Sarah ada di Puskesmas nggak tahu kondisi nya, Sarah juga tahu dari Ayahnya." Jawab Chika.
******
Pagi - pagi Chika pergi ke Puskesmas, terlihat Puskesmas di jaga ketat. Chika pun berjalan memasuki Puskesmas, Chika terlihat Rio di suatu ruang rawat sedang tertidur dan hanya bertelanjang dada karena bagian dadanya yang terkena panah.
Chika mendekati terlihat wajah tampan tampak pucat tertidur pulas dengan jarum infus yang menancap di tangannya.
Saat tangan Chika akan menyentuh wajah Rio, mata Rio membuka dan melihat Chika sudah berada di sampingnya.
" Chika. " Ucap Rio dengan suara serak khas orang bangun tidur.
" Om saya dapat kabar Om kena panah jadi saya kemari." Ucap Chika.
" Dapat kabar dari siapa?"
" Dari Sarah anaknya Pak Kades."
" Om baik - baik saja, ini sudah biasa tubuh kena luka kayak gini."
" Tapi tetap saja kan sakit."
" Iya sakit, lebih sakit lagi orang patah hati."
" Om Rio masih saja bercanda sudah tahu lagi sakit."
" Makasih pagi - pagi Ade sudah nengokin Om." Ucap Rio sambil tersenyum.
" Sama - sama Om." Ucap Chika.
" Chika, Om minta tolong mau minum, buat ambil sesuatu masih sakit, dan bangun juga sakit."
" Chika ambilin ya Om."
Chika pun mengambil air mineral botol yang sudah ada tersedia sebuah sedotan, Chika pun membantu Rio meminum.
" Makasih Dek."
" Kembali kasih om."
Flashback Off
Chika meminum air mineral botol yang di sediakan oleh Dokter Monica, menegaknya sampai habis.
" Jujur saya jadi ingin terus mendengar cerita selanjutnya, saya bangga sama kamu, sifat kamu memang tak pantang menyerah." Ucap Dokter Monica.
" Yah itulah saya Dokter, hanya itu saja ingin memastikan dia itu memiliki rasa yang sama nggak, dan hanya itu saja saya ingin mengungkapkan rasa itu sama dia." Ucap Chika.
" Apa kamu pernah nggak di otak kamu, mikir gini kok saya kayak gini banget mencari sosok seseorang yang entah dimana dan apa dia juga punya rasa yang sama sedangkan saya memamg suka sama dia, tapi kenyataan nya kamu akan sakit juga. pernah nggak berpikir kesana?"
" Pernah Dok, jujur saya seperti ini tak bisa melupakan cinta pertama Saya, dan yang hanya dia bilang sekolah saja yang rajin, kalau kita jodoh pasti di pertemukan. kalau pun cara bertemu kita terlambat, saya juga harus menerima, hanya ingin itu saja untuk yang terakhir kali saya ingin mengatakan masih suka sama dia, dan setelah itu saya akan pergi, dan belajar membuka hati kalau pun umur saya masih panjang, hanya ini keinginan saya yang terakhir bertemu sama dia dan mengungkapkan isi hati saya."
" Semoga jalan mu lancar Chika bisa bertemu cinta pertama kamu."
" Saya akan coba ikut tes guru bantu untuk disana dan sebagai alasan saja, kalau pun tidak lulus saya akan tetap kesana mungkin."
" Apa dia masih ingat sama kamu?"
" Entah lah yang jelas saya akan tunjukkan photo saya sama dia saat akan dirinya pindah tugas."
" Alasan kamu tidak menjalankan kemo karena ingin tetap tampil cantik ya?"
Chika tersenyum pada Dokter Monica, dan meraba rambutnya.
" Saya nggak mau botak saat dia melihat saya dengan kulit terbarkar."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Desyi Alawiyah
😭😭😭
2023-05-07
1
Marsha Andini Sasmita
💪💪💪💪💪💪😭😭😭👍👍👍👍
2022-11-18
1
Marsha Andini Sasmita
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭👍👍
2022-11-18
1