Chika berhenti di salah satu rumah sakit daerah, dimana tempat Doker Lusi praktek. Chika berjalan menuju ruang Dokter Lusi, dan langsung masuk karena sebelumnya sudah membuat janji.
" Silahkan duduk Chika." Ucap Dokter Lusi.
" Bu Dokter, saya kemari hanya mau bilang terima kasih dan saya mau pulang." Ucap Chika.
" Kamu Pulang, apa sudah bertemu dengan cinta pertama kamu? " Tanya Dokter Lusi.
" Sudah, sekarang saya ingin pulang, dan berkumpul dengan keluarga saya." Jawab Chika.
" Chika, kamu semangat ya berjuang untuk bisa sembuh dari penyakit kamu." Ucap Dokter Lusi.
" Terima kasih Bu Dokter, kalau begitu saya pamit dulu." Ucap Chika.
Lusi pun bersalaman dengan Chika, dan saat Chika akan membuka pintu, terlihat sosok yang dirinya kenal.
" Chika!!! "
" Bang Nugroho!! "
" Kalian kenal? " Tanya Dokter Lusi.
" Dia sedang apa disini Lusi? " Tanya Nugroho.
" Dia pasien saya." Jawab Lusi.
" Pasien? "
" Bang saya pamit dulu." Ucap Chika langsung pergi dari ruangan Lusi.
" Chi - chika. " Panggil Nugroho namun panggilannya tak di hiraukan.
" Abang kenal? " Tanya Lusi.
" Abang kenal dia sebelum Abang kenal sama kamu." Jawab Nugroho.
" Jadi yang dia cari Rio Dewantara itu, astaga Rio suami Monica!!! "
" Memangnya apa hubungannya? "
" Bang, dia pasien Monica. Dia kena kanker otak stadium 3." Ucap Lusi.
" Apa kanker otak!! "
" Iya Bang, dia kemari hanya ingin memenuhi keinginan terakhir nya bertemu cinta pertama nya. Dan Abang tahu, dia sudah menemui Bang Rio, dia pun tahu Sudah menikah, dia itu pulang dan bilang akan melupakan Rio."
" Apakah Rio sudah tahu penyakit nya?"
" Saya rasa belum Bang."
Nugroho memijat kedua pelipisnya, dan mengingat pertemuan pertama dengan Chika, dan melarang Chika bertemu dengan Rio.
" Kenapa Bang? "
" Saya kemarin saat bertemu dengan Chika melarang dia untuk bertemu dengan Rio, dan sebelum dia kemari saya sudah melarang dia lewat kekasih sahabat nya. Ternyata dia lakukan ini, karena dia sakit dan dia yakin kalau dirinya tidak akan sembuh." Ucap Nugroho.
" Iya, itu keinginan nya. Abang tahu karena sakitnya, ada yang mengenai salah satu saraf nya yaitu mata, matanya tak bisa melihat dengan sempurna. " Ucap Lusi.
" ya Allah Chika, maaf kan Abang yang kemarin sempat bilang kamu racun, ternyata kamu ingin bertemu di sisa hidup kamu."
" Apa rio sudah cerita sama Abang?" Tanya Dokter Lusi.
" Abang belum bertemu sama Rio." Jawab Nugroho.
******
" Om ini titipan dari Chika, dan maaf Chika nya sudah pulang." Ucap Sarah saat Rio datang.
" Pergi jam berapa? "
" Sudah 2 jam dan sekarang mungkin sedang di Bandara." Ucap Sarah.
" Dia pesan apa sama kamu?"
" Terima kasih untuk pertemuan kemarin, pertemuan kembali dan terakhir. Dan di sudut gambar itu seperti nya pesan buat Om Rio."
Rio pun segara membuka gulungan kertas, terlihat sebuah lukisan dirinya saat berada di padang savana namun sedikit tak mirip dan warna yang keluar dari garis.
" Om, Chika bilang dia tak bisa lagi melukis seperti dulu, dan mungkin itu lukisan terakhir dia. "
Rio membaca kata - kata yang Chika tulis di sudut kanan paling bawah.
Teruntuk cinta tak pernah tergapai
Tarian tangan ini tak lagi selincah dahulu, percantiknya pun tak serapih dahulu. Tarian tangan ku ini, mungkin ini yang terakhir.
" Apa dia benar - benar akan melupakan saya?"
" Chika sudah ikhlas menerima kabar tentang Om, dia sudah berjanji kalau Om sudah menikah dia akan pergi meninggalkan Om Rio. Dia tidak akan pernah lagi bertemu atau ingin tahu tentang Om, dan yang terpenting Chika sudah memenuhi keinginan nya bertemu dengan Om."
" Dia belum pamit sama saya Sarah, saya harus susul dia di bandara. " Ucap Rio yang langsung pergi.
" Om tunggu. " Teriak Sarah.
******
" Bagaimana kabar pasien saya? " Tanya Dokter Monica lewat panggilan ponsel nya.
" Dia sudah kembali pulang." Jawab Dokter Lusi dari seberang.
" Pulang, secepat itu? "
" Ehm.. Monica, apakah kamu belum tahu pria yang di maksud oleh Pasien kamu sendiri?"
" Tidak, hanya mendengar cerita nya saja dan yang saya ingat pria nya bernama Rio."
" Dia mencari Rio suami kamu, Chika itu menyukai suami kamu, yang dimaksud cinta pertama nya itu adalah Rio. "
Monica terdiam saat mendengar berita dari Lusi, mulut nya seakan terkunci dan hatinya bagai tertusuk tombak.
" Apakah mereka bertemu disana?"
" Mereka bertemu, Chika pulang karena tahu Rio sudah menikah. Saya rasa Rio belum tahu penyakit nya Chika." Ucap Dokter Lusi.
******
Rio pun sampai di Bandara, Rio berlari mencari Chika. Arah matanya terus menyapu setiap lalu lalang orang bahkan di kursi penunggu.
" Chika, Om mohon kamu jangan dulu pergi." Ucap pelan Rio.
Dengan berlari kecil, Rio terus mencari Chika namun diri nya tak menemukan Chika. Dan saat melihat di jadwal penerbangan, ternyata pesawat yang membawa Chika sudah take off 30 menit yang lalu.
Rio pun sangat frustasi, dan mengusap wajahnya dengan kasar.
" Ya Allah apa saya tidak bisa di beri kesempatan sebentar lagi saja untuk bersama dia. " Ucap pelan Rio.
******
Chika memejamkan matanya, saat dirinya sudah berada di dalam pesawat, rasa sakit nya pun sangat terasa, Namun Chika tahan.
" Chika." Mata Chika membuka saat merasakan suara Rio memanggilnya.
" Om." Ucap Chika pelan namun tak ada Rio di sekeliling nya.
******
Rio pun duduk di kursi tunggu penumpang, dirinya menatap photo saat bersama dengan Chika.
" Kini benar - benar kita berpisah lagi, kamu benar - benar pergi Chika. Kamu benar - benar melupakan saya. " Ucap Rio yang masih menatap photo di ponsel nya.
*****
Rio berjalan gontai memasuki ruangan nya, dirinya duduk sambil memejamkan matanya. Saat ini Rio masih mengingat memori dirinya bersama dengan Chika.
Rio pun membuka matanya, dan berlari ke arah luar ruangan hingga menabrak Nugroho.
Buuugghh
" Maaf saya buru - buru. " Ucap Rio sambil berlari.
" Hey.. Rio...!!! " Teriak Nugroho saat melihat Rio berlari.
" Padahal saya ingin mengatakan ini, tapi kamu nya malah pergi." Ucap Nugroho pelan.
******
" Berikan nomer ponsel Chika, saya ingin menghubungi nya." Ucap Rio pada Sarah.
" Apakah Om saat kemarin bertemu dengan Chika tidak minta nomer ponsel nya? "
" Saya lupa untuk menanyakan itu, tolong kasih tahu nomer ponsel dia berapa. Saya ingin sekali lagi saya mendengar suara nya, dan kami belum mengucapkan kata - kata perpisahan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Lili Yuliana
mungkin kalau ada award, novel ini dah dpt byk award. novel dgn nominasi terfavorit, terbaper, termewek pokoknya Ter..... the best
2022-03-25
3
Nurmila Karyadi
kebiasaan Rio lupa mntA no ponsel
2022-03-17
2
Kesia Amelia Girsang
lanjut
2022-03-15
2