Gagal menu utama...

Tia mengikuti arahan pengaturan strategi untuk penyambutan kedatangan pejabat penting dari luar negeri. Begitu banyak yang di rancang sehingga membuat dirinya fokus pada pekerjaannya.

"Lo jadi berangkat besok?" bisik Uli.

"Nggak, gue ikut yang di pusat," jelas Tia.

Uli mengangguk mengerti, melanjutkan arahan Komandan Juan dan beberapa Letkol lainnya. Kopasus harus turun pukul 04.00 dini hari menjaga salah satu tempat di pusat kota Jakarta.

"Kita berangkat bareng yah?" pinta Tia.

Uli mengangguk, menata semua titik untuk di awasi bagi para sniper handal termasuk Tia.

Tia adalah penembak jitu di kesatuan mereka. Sesekali gadis itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan. Ada perasaan bersalah, menyia nyiakan waktu selama ini, demi karier. Kini hanya fokus pada karier walau batal mengikuti pendidikan Letkol di tahun ini.

"Sepertinya harus minta maaf sama suami agar bisa melanjutkan karier jadi lebih baik," batin Tia terkekeh sesekali melihat foto foto di layar handphone.

"Mutia," panggil Juan.

"Siap Ndan," hormat Tia seketika berdiri tegap.

"Silahkan atur strategi dimana kamu akan berada bersama Uli satu lagi jangan lengah, karena akan ada tentara asing berada di sana," jelas Juan tegas.

"Siap Ndan,"

Tia menelan salivanya, melirik geram ke arah Uli.

"Kenapa mesti malam ini?" Tia menggerutu.

Pukul 00.00 Komandan Juan menutup rapat kesatuan, kembali ke rumah. Tia sedikit lelah, perlahan dia mengambil handphone mengabari Tio.

"Aa dimana? neng udah selesai," ucap Tia pelan.

"Aa di parkiran," jelas Tio.

Tia bergegas menuju parkiran, terlihat wajah lelah Tio menunggu sejak tadi di dalam mobil. Masih ada perasaan bersalah di hati Tia, telah membuat suami lama menunggu.

"Udah?" tanya Tio.

Tia tersenyum tipis, menatap ke arah Tio.

"Udah," jawab Tia singkat.

Mereka menyusuri jalanan berkilauan dengan lampu kota menghiasi tiap sudut yang tidak pernah mati selama 24 jam. Selalu ramai di titik titik tertentu oleh pengunjung luar kota yang ingin menghabiskan malam disana.

Tio memberanikan diri menggenggam erat jemari Tia saat akan tiba di kediaman mereka.

"Neng mau beli makan dulu?" tanya Tio.

"Nggak aaagh, langsung pulang aja," jawab Tia menikmati kehangatan tangan sang suami.

Tibalah mereka di kediaman Evi, rumah sederhana sangat sejuk jika malam. Tio bergegas membukakan pintu, menatap wajah lelah sang istri.

"Neng mau Aa gendong?" ucap Tio membuat bulu kuduk Tia meremang.

"Nggak, neng bisa sendiri," kekeh Tia menjauhkan tubuh Tio sedikit membungkuk ke arahnya.

Gimana mau di gendong, Tia pakai rok. Pasti akan mudah bagi pria dewasa ini melakukan kegiatan hot itu, hahaha....

Tibalah mereka di kamar tidak begitu luas selalu bersih dan wangi, Tia membersihkan diri memasukkan pakaiannya ke keranjang pakaian kotor.

Perlahan Tia mencari keberadaan Tio yang tidak tampak puncak hidungnya. Perlahan Tia membuka pintu kamar, terlihat Tio tengah berbicara melalui telefon. Mata keduanya saling menatap,

"Siapa?" tanya Tia pelan.

"Ambu," ucap Tio.

Tia hanya membulatkan bibir mungilnya, berlalu ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Dia juga mengambil beberapa cemilan melanjutkan penyusunan strategi yang harus dia persiapkan untuk ke pusat.

Tia masih fokus menganalisa semua perkejaannya, perlahan Tio masuk ke kamar menemukan Tia tengah menelungkup di ranjang yang tidak seluas lautan itu. Selembar kertas kuarto berukuran besar, berada di atas ranjang mereka.

"Masih lama?" tanya Tio perlahan mendekati tubuh indah yang hanya berbalutkan piyama tidur bercorak hello kitty sedikit pendek.

Sheeeer,

Tia tertegun, jantungnya berpacu dengan cepat. menggigit bibir bawah sedikit kaku.

"Hmmm tinggal dikit lagi," jawab Tia berusaha mengatur nafasnya.

Rasa ada yang menyekat di tenggorokan, terasa sangat kering bahkan seperti akan tersedak.

"Mau Aa bantuin nggak?"

Peluk Tio dari arah belakang tubuh yang masih tengkurap.

Tia bergegegas melipat lembar tiap lembar kemudian mengirim file ke email Uli dan Juan.

Jujur keduanya masih merasa asing, walau mereka sering bersama. Kali ini pikiran Tio sedikit nakal di banding sebelumnya.

"Besok berangkat jam berapa?" tanya Tio memperbaiki posisi tidurnya.

"Hmmm, jam empat dini hari," ucap Tia mendekat tidur di samping Tio.

Tio membuka tangannya lebar untuk mendekap tubuh langsing istrinya, ternyata memang ramping dan padat.

Tia semakin tersipu malu melihat tubuh kekar yang akan terasa nyaman jika berada di pelukan itu.

"Sini, Aa peluk. Tadi katanya minta peluk," kekeh Tio.

Tia mendekati perlahan, masuk ke pelukan laki laki yang sudah berstatus suaminya itu. Tio mengusap lembut kepala Tia sesekali mencium puncak kepala itu dengan sepenuh hati.

Jujur Tia dapat mendengar degupan jantung Tio tidak biasa. Mereka tidak mampu memulai, masih ada perasaan canggung bahkan untuk menarik nafas saja keduanya tidak sanggup. Tia menggeser kan kepalanya agar terlepas dari dekapan Tio, tapi seketika...

Tio menahan tubuh Tia yang akan menjauhinya,

"Mau kemana? tadi minta nunggu, berarti udah siap dong?" goda Tio.

Deg,

Tia tak mampu berucap, gadis itu menutup wajahnya ketakutan. Membayangkan cerita Uli beberapa waktu lalu tentang malam pertamanya.

"Sakit sangat sakit, bahkan kulit ini terasa di iris tipis seperti di kulitin dan di beri jeruk nipis," tegas Uli.

Kalimat itu yang terngiang di telinga Tia.

"Jangan sekarang Aa," mohon Tia.

Tapi sayang di sayang, Tio lebih dulu mencuri start mencium bibir gadis itu dengan lembut, perlahan penuh perasaan. Bahkan lebih dalam, hingga membuat keduanya sulit bernafas.

Tia awalnya menahan, mencoba menikmati setiap belaian yang di berikan Tio. Sangat berbeda dari yang di bicarakan Uli padanya, ini sangat indah bahkan mampu membawanya terbang ke awan.

Tio memberanikan diri menatap wajah cantik Mayor itu, menatap penuh harap.

"Aa mohon, jangan halangi lagi," bisik Tio di telinga Tia.

Tia menatap penuh rasa takut dan cemas. Mencoba menikmati seperti apa yang dikatakan sahabatnya selama di kantor.

"Hmmmfgh," hanya suara itu yang keluar dari bibir Tia saat Tio berani menyentuh benda kenyal dengan lembut. Tia tak bisa menahan tangan Tio.

Entah perasaan apa yang ada di kepala Tia, pikirannya menerawang traveling menuju angkasa. Seperti ada yang membuat dia melayang layang lebih tinggi, bahkan sangat sulit di ungkapkan dengan kata-kata.

Tio sudah ingin mencicipi menu utama, tanpa ingin bermain main lebih lama.

"Mainnya nanti saja, sebelum gadis ini berubah pikiran," batin Tio.

Perlahan tapi pasti Tio menerawang masuk ke dalam sana menembus angkasa luar menggunakan jet tempur, seketika...

Plaaak

Tamparan Tia melayang tepat di pipi Tio membuat jet tempur gagal terbang menembus awan.

Bhuuug,

Tubuh Tio seketika terpelanting kesamping Tia,

"Auuugh, neng! aaaaugh sakit tau," ringis Tio.

"Aa, sory. Maaf pisan, ini sakit banget Aa, neng nggak kuat, perih!" isaknya.

Tio masih mengusap pipi yang memerah karena tamparan Tia.

"Gagal deh malam pertama," rungut Tio memasang kembali pakaiannya.

Tia menutup tubuhnya dengan selimut agar tidak terlihat oleh Tio.

"Maaf Aa," rengek Tia memeluk tubuh Tio yang masih duduk di pinggir ranjang.

"Hmmm," Tio hanya mendehem, tanpa menjawab.

"Gini amat arogannya," batin Tio masih kesal.

Wajahnya semakin kusut bahkan jika di setrika pun tidak akan licin. Dia hanya ingin haknya, tapi entah kapan wanita itu siap.

"Hmmmm sabar yah Tio..." hehehe....

To be co n ti nue...

Mohon dukungan Like dan Vote pada karya ku, jangan lupa comment yah...🙏

Setidaknya kalian penyemangatku!

Khamsiah.... Hatur nuhun....🤗🔥

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta hadif

2022-06-13

0

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

😂😂😂😂 nasiiiib mu naaak

2022-03-14

2

lihat semua
Episodes
1 Kenalan dulu.
2 Statusnya sudah menikah.
3 Aurel Atta.
4 Mengenang.
5 Militer yang arogan.
6 T E R S E R A H
7 Nggak cinta.
8 Ngedate...
9 Ngedate 2
10 Pertemuan...
11 Pulang...
12 Berharap tapi...
13 Gagal menu utama...
14 Perjalanan dinas..
15 Kerinduan berbeda..
16 Tak ingin pulang
17 Pulang lebih cepat
18 Sakit rindu..
19 Enggan berucap... 21+
20 Rengekan manja..
21 Kemesraan tak biasa...
22 Menyesakkan... 21+
23 Undangan mendadak....
24 Mayor Cantik
25 Menuju sakral..
26 Cuti ditolak, peluru bersarang..
27 Aku disini...
28 Bahagia sederhana...
29 Cinta lama bersemi kembali..
30 Reward kehamilan...
31 Merindukan mu...
32 Tidak terduga...
33 Bermain api..
34 Siapa dia?
35 Kekhawatiran saat dinas..
36 My wife is a military..
37 Perjodohan..
38 Gunakan feeling..
39 Back to feeling..
40 Genit Sang Jenderal...
41 Sesi ketiga..
42 Sesi ketiga 2...
43 Baik baik yah...
44 Memelukmu...
45 Jaga kesehatan..
46 Melepaskan...
47 Karier...
48 Do'a...
49 Pasrah..
50 Pencarian...
51 Saya hamil ?
52 Kembali ceria..
53 Akan kehilangan...
54 Keputusan militer dinegaranya,
55 Aku mencintaimu...
56 Aku menyukainya..
57 Sebelum kedatangan.
58 Cinta keduaku.
59 Terimakasih.
60 Salah menilai.
61 Aku harus jujur.
62 Why?
63 Melepas kerinduan.
64 Kebenaran yang menyakitkan.
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Kenalan dulu.
2
Statusnya sudah menikah.
3
Aurel Atta.
4
Mengenang.
5
Militer yang arogan.
6
T E R S E R A H
7
Nggak cinta.
8
Ngedate...
9
Ngedate 2
10
Pertemuan...
11
Pulang...
12
Berharap tapi...
13
Gagal menu utama...
14
Perjalanan dinas..
15
Kerinduan berbeda..
16
Tak ingin pulang
17
Pulang lebih cepat
18
Sakit rindu..
19
Enggan berucap... 21+
20
Rengekan manja..
21
Kemesraan tak biasa...
22
Menyesakkan... 21+
23
Undangan mendadak....
24
Mayor Cantik
25
Menuju sakral..
26
Cuti ditolak, peluru bersarang..
27
Aku disini...
28
Bahagia sederhana...
29
Cinta lama bersemi kembali..
30
Reward kehamilan...
31
Merindukan mu...
32
Tidak terduga...
33
Bermain api..
34
Siapa dia?
35
Kekhawatiran saat dinas..
36
My wife is a military..
37
Perjodohan..
38
Gunakan feeling..
39
Back to feeling..
40
Genit Sang Jenderal...
41
Sesi ketiga..
42
Sesi ketiga 2...
43
Baik baik yah...
44
Memelukmu...
45
Jaga kesehatan..
46
Melepaskan...
47
Karier...
48
Do'a...
49
Pasrah..
50
Pencarian...
51
Saya hamil ?
52
Kembali ceria..
53
Akan kehilangan...
54
Keputusan militer dinegaranya,
55
Aku mencintaimu...
56
Aku menyukainya..
57
Sebelum kedatangan.
58
Cinta keduaku.
59
Terimakasih.
60
Salah menilai.
61
Aku harus jujur.
62
Why?
63
Melepas kerinduan.
64
Kebenaran yang menyakitkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!