Tia masih di sibukkan dengan beberapa pekerjaan di kantor. Sesekali Juan sang Komandan jomblo akud menyambangi ruangan Tia. Wajah Tia sangat serius, menatap berkas pendidikan yang kembali ke meja kerjanya.
"Hmm, Bapak nggak ngizinin aku pendidikan tahun ini," batinnya mendengus kesal.
"Padahal aku pengen banget ikut pendidikan agar mencapai Letkol seperti Uli," tambahnya membatin.
Tia memijat pelan pelipisnya, menatap jam di dinding ruangan menunjukkan pukul 12.20.
"Hmm tadi ada yang mau nganterin makanan, tapi nggak datang juga," batinnya lagi.
Tok tok tok...
"Neng Tia, ada yang nyariin," jelas Juan.
Mata Tia menatap Juan penuh rasa penasaran.
"Kenapa komandan gue yang manggil? yang lain pada kemana?" bisik Tia beranjak melihat siapa yang mencarinya.
"Siap Ndan!" jawab Tia tegas.
"Cowok cewek?" tanya Tia berbisik pada Juan.
Juan malah menautkan alisnya.
"lihat saja sendiri, dia bilang suami kamu. Emang kamu udah nikah?" tanya Juan penasaran.
Tia menarik nafas dalam, menatap wajah Juan penuh rasa kesal dalam hati.
"Hmmm,"
Tia berlalu melihat sisi luar ruangan.
Benar saja, Tio berdiri di teras membawa paperbag untuk Tia.
"Nih, makan siang. Jangan telat," Tio memberi bingkisan, kemudian berlalu.
Tia menahan lengan Tio.
"Bentar, lo udah makan? kok malah pergi? kenapa nggak makan bareng sama gue?" tanya Tia menahan Tio.
Tio menarik nafas dalam, menelan salivanya.
"Makan sendiri dulu, gue masih ada kerjaan. Nanti sore Beny ngajak kita ngedate. Pulang kantor aku jemput, kita ngedate," jelas Tio tanpa menatap wajah sang istri.
Tia mengangguk.
"Ya udah. Makasih yah, hati hati," ucap Tia mengambil tangan Tio, mencium punggung tangan suaminya.
Deeeeg,
Tio kembali menelan salivanya, ada perasaan senang melihat perubahan Tia saat ini.
"Kamu nggak sholat?" tanya Tio.
Tia menggeleng, "lagi empang!" kekehnya berbisik.
Tio kembali menautkan alisnya.
"Bukannya pagi tadi kamu hmm! udah aaagh!"
Tio menepis pikirannya sedikit jorok.
Tia tersenyum, "masih ada flek, kan belum boleh sholat. Gue tau pikiran lo, iighs mes*um," tepuk Tia pada lengan Tio.
Tio tersenyum tipis, kemudian berlalu. Ada sedikit perasaan nyaman, tapi tidak mampu berharap.
"Dia Mayor, tak sama dengan ku. Aku hanya perawat, hmmm. Kenapa aku mesti menikahi anak Jendral?" batin Tio sepanjang perjalanan.
Tia kembali ke ruangan, melihat Uli dan Deny yang sudah siap memberikan manufer bulyan ala mereka.
"Ciiieee, katanya nggak ada perasaan, tapi cium tangan," kekeh Uli menggoda Tia, meremas wajah mulus itu dengan gemas.
"Ck kewajiban," rungut Tia.
"Kewajiban apa butuh," bisik Deny.
Tia menatap kedua sahabat yang sangat menyebalkan hari ini.
"Apaan siih? kewajiban ama butuh beda tipis kali! dua duanyalah," kekeh Tia.
"Nanti kita ngedate yah?" ajak Uli pada Tia.
Tia hanya mendehem, ada perasaan tidak suka dengan semua ini. Baginya berteman dulu deh. Apalagi Tia memang sulit untuk dekat dengan lawan jenis.
"Ooogh ya Allah! semoga bisa klik seperti yang di harapkan Tio tadi pagi. Tapi gue nggak bisa ya Allah. Mendingan gue pergi perang daripada berhadapan dengan perasaan seperti ini," batin Tia membuka paperbag makan siangnya.
Tia menatap sumringah.
"Hmmm tau aja gue suka nasi pecel," batin Tia mencium aroma kuah kacang beraroma kencur sangat menggugah seleranya.
Uli dan Deny saling tatap.
"Enak yah. Nikah sama perawat. Makanan higenis, perhatian melebihi bala bala ama cireng," goda Uli melirik wajah Tia yang masa bodoh.
"Gue laper, terserah deh lo mau ngomong apa!" kekeh Tia melahap makanan yang ada di hadapannya.
Setelah habis, Tia membungkus kembali memasukkan ke dalam tempat sampah. Menyimpan bekas paper bagnya untuk di jadikan tempat baju seragamnya nanti. Seperti biasa, jika pulang kantor, terkadang Tia berolah raga dulu atau bahkan hangout bareng Uli dan Deny.
Tia melihat jam di dinding ruangan menujukkan pukul 16.30.
"Bentar lagi pasti di jemput," batin Tia, mengambil sweater untuk menutup bajunya dinasnya.
Tia membasuh wajah mulusnya, memoles sedikit wajah cantik itu, tiba tiba....
Braaak...
Aditya hadir di meja Tia menggebrak meja kerja sang putri.
Tia terlonjak kaget.
"Bapak kenapa? kaget tau," bisik Tia.
"Mana sempi kamu?" tanya Aditya menengadahkan tangan kekar itu.
Tia berdiri dari duduknya,
"Pak, buat apa?" tanya Tia merengek.
"Bapak simpan, dari pada kamu nakut nakutin Nak Tio!" tegas Aditya.
Tia menunduk lesu.
"Aku nggak sengaja Pak! Karena dia masuk ke kamar tanpa menggedor dulu. Aku baru selesai mandi. Reflek Pak, kalau bapak ambil tentu aku nggak ada pegangan. Aku mau latihan besok pagi," jelas Tia pada Aditya membela diri.
Aditya menarik nafas dalam.
"Jangan durhaka sama suami sendiri. Dia itu suami kamu. Pengganti Bapak!" tegas Aditya.
"Tapi aku nggak cinta Pak!" jujur Tia menatap lekat mata Aditya.
"Tau apa kamu dengan cinta? udah, jalani kewajiban kamu sebagai istri. 2 bulan lagi kita adakan resepsi pernikahan kalian," tegas Aditya tidak ingin di bantah kemudian berlalu.
Tia terduduk lemas.
"Gimana bisa cinta? huuuufgh perasaan aja nggak ada. Kata orang di jodohin nanti ada perasaan jika terus bersama. Mana perasaannya? jangankan perasaan, nyaman aja nggak ada. Beda sama Doni, hasa kumaha kitu hati teh," kekeh Tia membayangkan wajah sang mantan yang terpaksa di putuskan oleh abang kandung Tia, Abdi.
Tia mencari Uli dan Deny keluar dari ruangan menuju teras luar, seketika...
Bhuug..
"Auuugh," kedua insan itu jatuh ke tanah setelah tubuh mereka bertabrakan.
"Tia?" Tio bergegas membantu istrinya yang masih terduduk di tanah sibuk memperbaiki rok span yang tersingkap.
"Iiiigh lo lihat lihat dong kalau jalan. Nggak tabrakan gini. Sakit tau," rengeknya membersihkan seragamnya.
"Maaf," ucap Tio turut membersihkan rok istrinya yang kotor.
"Kamu nggak bawa ganti?" tanya Tio.
"Hmm ada di loker. Malas ganti udah kotor juga," jelas Tia masih belum menyadari tangan Tio masih menyentuh perut tipis milik Tia.
"Aku temanin ganti baju? pake baju bebas aja," ucap Tio tanpa sungkan.
"Ya udah deh," Tia menuruti permintaan Tio, menuju ruang kerjanya.
Tia meminta Tio duduk di sofa, sementara Tia mengganti seragamnya dengan pakaian lebih santai.
Tia kesulitan memasang resleting membuat punggungnya masih ternganga mempertontokan tali be*ha berwarna hitam.
"Iiighs," batinnya menggerutu kesal.
"Aa', Aa' Tio," panggil Tia dari dalam kamar mandi.
Tio mendengar suara Tia bergegas menghampiri Tia ke kamar mandi.
"Apaan?" jawab Tia dari balik pintu.
"Tolongin Aa'," ucap Tia membuka pintu kamar mandi ruangannya.
"Ini, tolong tarikin," ucap Tia memberi punggung yang masih terbuka di hadapan Tio.
Deg,
Tio menelan salivanya, perlahan dia menahan baju Tia, menaikkan resleting tanpa berkedip menatap bahu mulus yang di tumbuhi bulu halus.
"Hmmmmfgh," perlahan Tio mencium aroma wangi tubuh Tia merasakan sesuatu yang beda bagi Tio.
"Udah Aa?" tanya Tia merasakan hembusan nafas Tio dari belakang tubuhnya.
"Hmmm udah!" jawab Tio pelan tersadar dari lamunannya.
"Berdosa ngga yah? kalau aku berharap?" batin Tio berlalu menuju sofa.
Tia bergegas merapikan baju memasukkan ke paperbag, menenteng tas tangan kecil miliknya, merapikan rambutnya dengan jari.
"Neng udah cakep belum Aa?" tanya Tia dengan wajah polosnya.
Tio hanya mendehem.
"Cantik bahkan," batin Tio membawa paperbag menuju kendaraan mereka yang telah terparkir di bawah pohon.
"Mba Uli mana?" tanya Tio menekan alarm agar Tia masuk ke dalam mobil.
"Nggak tau. Tunggu aja kabarnya. Palingan bentar lagi nelfon," ucap Tia merebahkan tubuhnya ke jok penumpang.
"Kamu capek?" bisik Tio mendekatkan wajahnya setelah menyalakan mobil dan AC.
"Sedikit, Bapak bilang mau adain resepsi dua bulan lagi. Aku jadi nggak bisa pendidikan tahun ini,"
Tia menutup wajah cantik itu dengan kedua tangan mulusnya.
"Kan bisa tahun depan atau kapan gitu," jelas Tio tenang memberikan minuman kaleng pada Tia.
Tia menerima, tapi kepalanya masih berfikir keras.
"Hmmm Aa ngerti nggak? kenapa kita di jodohkan? kok aku seperti di jual ke keluarga Aa yah?" pikiran Tia mulai horor membuat Tio ikut memikirkan hal yang sama.
To be co n ti nue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
JandaQueen
jawab tio.. bukan tia... typo, thor..
2022-10-02
1
Ig : @smiling_srn27 🎀
Mampir thorrr semangat
2022-03-07
2
Pemenang YAWW 9 😴🤕
iiiigh... kok aku jadi ikutan horor...🤭
2022-03-06
3