Terdengar sayup alunan music gambus dari ruang keluarga. Tio menikmati beberapa tusuk sate kelinci terlezat di Lembang, yang di pesan langsung oleh keluarga Aditya. Menikmati pemandangan kota Bandung dari ketinggian.
Nancy keluar dari kamar putri satu satunya mendekati Tio dan Aditya tentu di dampingi Evi disebelah menantunya itu.
"Nak Tio," sapa Nancy pada Tio agar menoleh kearah mereka.
Deg, sheeer.....
Wajah Tio yang tengah tersenyum bahkan sedang menikmati hidangan yang disediakan tiba tiba berubah kaku seketika saat melihat gadis dingin yang mengancam Tio saat dinas beberapa bulan lalu kini berdiri anggun dihadapannya. Tio ternganga menatap hezel mata coklat membulat indah, bibir tipis diolesi lipstik berwarna nude, wajah dipoles tipis dengan blas on senada dengan kulit yang sawo matang.
"Lo?" Tio mundur selangkah menatap mata Aditya, Nancy dan Evi.
Hal yang sama dilakukan Tia, dia melepas tangan Nancy dan Evi dari lengannya.
"Ngapain lo disini?" bentak Tia pada Tio dihadapan Aditya, Nancy dan Evi.
"Mutia!" bentak Aditya pada putrinya.
"Pak, kenapa mesti nikahkan aku sama dia? aku nggak kenal sama dia Pak!" tegas Tia ingin berlalu tapi cepat Aditya menahan lengan putrinya.
"Ini suami kamu. Bambang Sulistio bin Bambang Santoso," sarkas Aditya meremas lengan putrinya.
Dada Tia terasa sesak, air matanya tak terbendung. Tak menyangka perjodohan ini seperti mimpi buruk baginya. Begitu juga dengan Tio, dia menatap sinis pada Evi ibu kandungnya.
"Kenapa mesti dia Ambu? aku nggak suka! aku pernah diancam. Dia ini tawanan. Dia bukan wanita baik baik Ambu," jelas Tio dihadapan Evi, Aditya dan Nancy.
Aditya mencoba menenangkan keduanya.
"Siapa yang menjadi tawanan? dia putri saya!" jelas Aditya pada Tio dan Evi.
"Yah dia, putri anda yang mengancam saya di rumah sakit saat genknya mengalami luka tembak," jelas Tio.
"Genk? siapa yang punya genk? putri saya ini Kowad di Pasukan Elite AD. Dia Mayor Nak Tio," jelas Aditya sangat tegas tapi lembut.
Ada penekanan disana menyebutkan putrinya Mayor.
Deg,
"Bangkeee! kenapa gue mesti dikasih jodoh dia Ya Allah! salah apa gue sama Abah dan Ambu? hingga menghadapi cobaan ini," batinnya masih menatap Tia yang masih menangis.
"Maaf Pak. Bisa ulangi siapa dia?" tanya Tio tegas menatap sinis Aditya dan Nancy.
Aditya tersenyum, "duduklah!" ucap jendral di hadapannya.
Dengan perasaan kesal Tio duduk sesuai perintah Aditya, begitu juga Tia. Mereka duduk berdampingan tapi enggan berdekatan.
Evi tersenyum menatap putra tampannya, juga sang menantu yang sangat anggun dimatanya.
"Nak Tio, Tia ini seorang Kowad nak, dia baru pulang bertugas beberapa bulan lalu di daerah konflik. Mungkin disana kalian bertemu,"jelas Aditya pelan.
Tio manarik nafas dalam, menelan salivanya.
"Bagaimana mungkin aku menikahi seorang militer yang arogan. Bisa bisa mati terancam aku setiap harinya," batin Tio membayangkan hal terburuk yang akan terjadi menghadapi rumah tangganya.
"Maaf Pak, jujur saya sangat shook, saya tidak bisa membawa putri bapak saat ini. Saya akan berfikir sebaik baiknya sebelum semua terlanjur menjadi lebih buruk. Saya permisi,"
Tio meletakkan cincin pemberian Evi tadi sore diatas meja yang berada dihadapan mereka.
Tia justru menatap malas kearah Tio.
"Gimana mau jadi suami, wajah aja cakep pasaran," kesal Tia mendongkol dalam hati menyeka wajah mulusnya.
Tio benar benar berlalu meninggalkan keluarga itu.
"Kenapa gue mesti dijodohkan sama Kowad?ck nggak kebayang. Pengennya punya istri tu yang lembut, guru, atau bahkan wanita sinden. Bukan arogan,"
Tio merutuki diri sendiri sepanjang perjalanan pulang kerumah.
"Semoga semua ini hanya mimpi. Gue benar benar kesal sama Abah dan Ambu," tambahnya dalam hati masih merungut.
Tio pulang menggunakan taksi. Tidak perduli mau dia anak Jendral atau anak pewaris tahta atau anak siapalah. Jumpa pertama aja nggak baik, gimana mau jatuh cinta. Deket dia aja nggak ada perasaan, dongkol yang ada, kesel Tio.
Tio membaringkan tubuhnya diatas ranjang, masuk kedunia mimpinya. Dari tadi dia memijat pelan pelipis hingga kepuncak hidung yang mancung. Tio masih membayangkan wajah sang istri yang sangat menyebalkan saat pertama bertemu.
Dikediaman Jendral Aditya, justru Tia berdebat sengit dengan ang ayah.
"Aku nggak mau ikut sama Ibu itu? aku nggak kenal mereka Pak! kenapa Bapak terlalu mengatur hidup aku? aku udah dewasa! aku nggak mau menikah dengan dia," teriak Tia terdengar sangat menyakitkan bagi Aditya untuk Evi.
Aditya menggeram.
"Kamu harus ikut dia atau Bapak nggak akan tanda tangani pengajuan kamu mengikuti pendidikan. Bapak tau, kamu mengajukan itu sama Letkol Uli dan di acc oleh Komandan Juan. Kamu mau menghindari ini kan Mutia? Bapak tegaskan kamu tidak akan ikut pendidikan beberapa tahun ini jika tidak menuruti perintah Bapak!" tegas Aditya menatap sinis putrinya berlalu meninggalkan sang putri.
Mata Nancy menahan suaminya, agar tidak terlalu keras pada putri kesayangan mereka.
"Kamu urus dia atau besok pagi aku pindahkan dia ke Loksemawe," tegas Aditya meninggalkan Nancy dan Evi.
"Buat malu keluarga!" tambah Aditya sedikit berbisik pada Nancy.
Nancy serba salah, hanya mengusap lembut bahu sang putri.
"Neng, kamu ikut kata Bapak yah? dia pria baik, sopan, rajin beribadah. Kamu pasti akan bahagia," pujuk Nancy pada sang putri.
"Tapi aku nggak kenal sama dia Bu. Aku mau dikirim Bapak kemana saja, asal jangan nikahkan aku sama pria sekaku dia dan jangan halangi karier aku. Ibu tau sendiri aku merintisnya bukan karena Bapak. Aku juga berjuang Bu," isaknya pada Nancy.
Evi tersenyum menatap Nancy.
"Neng ikut Ambu pulang dulu. Kita kenalan dirumah. Biar Bapak tenang. Untuk sementara waktu Neng Tia dirumah Ambu aja," usap Evi pada kepala Tia.
"Ibuuuu, neng nggak mau!" tangisnya semakin pecah.
Dikepala Tia adalah, setelah menikah akan ada kewajiban suami dan istri. Pasti akan ada malam pertama yang menjijikkan dipikirannya. Mengurus sarapan suami, bajunya, semua. Hingga dia akan melupakan karier dan pendidikannya untuk mencapai Letkol di usia muda.
"Dengerin ibu yah, kalau kamu masih disini, kamu akan dicecar Bapak habis habisan. Untuk sementara waktu, kamu ikut Ambu dulu pulang kerumahnya di Setiabudi, agar kamu aman. Besok kamu obrolin tuh sama Tio, apa apa saja yang mesti kamu lakukan untuk dia. Kamu bisa nerusin pendidikan dan kamu bisa jadi istri yang baik. Tanpa berdebat sama Bapak neng," pujuk Nancy mengusap lembut rambut putrinya.
"Pernikahan itu mesti ada cinta ibu, bukan begini!" racau Tia kesal.
"Udah, urusan cinta nanti dulu. Ikutin dulu omongan Bapak, dari pada kamu dikirim ke Loksemawe. Bisa sedih hati Ibu. Walau dinas, tapi nggak ada tempat yang baik buat kamu disana," senyum Nancy menakut nakuti putrinya.
Tia mengangguk setuju.
"Tapi jangan sentuh sentuh aku yah Ambu," tegas Tia sama Evi agar memgingatkan Tio sang putra.
Evi tentu tersenyum mengangkat kedua alisnya menatap Nancy.
"Kenalan dulu. Tak kenal maka tak sayang," jelas Evi mengusap lembut punggung menantu barunya.
"Yuukz, bawa nih cincin dari Tio. Nanti Bapak malah semakin emosi jika lihat ini,"
Nancy memberikan pada Tia cincin pemberian Tio.
Tia mengikuti Evi pulang kekediaman mereka. Tepat pukul 23.30 waktu Bandung, Tia tiba dikediaman Evi. Dengan hati senang Evi membawa Tia masuk ke kamar sang putra yang sudah terlelap.
"Tarok aja tas kamu disana," bisik Evi.
Tia menaikkan alisnya.
"Saya tidur di luar aja Ambu. Nggak nyaman saya satu kamar sama orang asing," jelas Tia.
Evi menaikkan bahunya, memilih meninggalkan Tia.
"Sepertinya ini akan sulit bagi mereka! Sama sama keras," batin Evi berlalu menuju kamarnya.
Tia melihat ruang tamu yang tak begitu mewah, kamar Tio yang tak begitu sesuai harapan.
"Bagaimana ini? dimana aku akan tidur?" bisik Tia meringkuk di sofa kamar Tio dengan pakaian lengkap.
Kira kira beginilah visualnya...🤭
🪖🪖🪖🪖🪖🪖🪖🪖🪖🪖
Mohon dukungan Like dan Vote pada karya ku, jangan lupa comment yah...🙏
Setidaknya kalian penyemangatku!
Khamsiah.... Hatur nuhun....🤗🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Eny Agustina
Lah gimana sih? ibunya ditinggalin? katanya sayang sm ibunya....kok gini???
2022-09-20
1
Kaa Yeoja
Semangat up thor, baru ku baca dari awal... 😃
2022-04-12
2
DEBU KAKI
kesian kesian kesian
2022-03-03
2