Enggan berucap... 21+

Sementara di dalam kamar keduanya menjadi terdiam. Gairah yang bergelora seketika menghilang. Ada perasaan malu, entah setan apa yang berkecamuk hingga Tia lupa mengunci pintu kamarnya, sehingga Bapak seenaknya menerobos masuk.

"Kebiasaan, nggak tau apa anaknya sudah menikah," rungut Tia dalam hati masih melirik Tio malu.

"Neng," Tio memberanikan diri menyapa istrinya sedang menutupi bagian dada yang tadi terbuka.

"Ya Aa, mau minum obat sekarang?" tanya Tia bergegas mengambil kotak obat di lemari kamar.

"Bukan, maaf yah," ucap Tio sedikit sungkan.

Tia tersenyum, kembali mendekati Tio.

"Geser dong!" goda Tia.

"Udah genit yah," kekeh Tio.

"Sedikit, di ajarin Mba Uli," kekehnya.

"Hmmmm," Tio memberanikan diri mendekati Tia, dengan tidur di paha mulus istrinya yang terbuka.

"Neng kenapa nggak bilang lengannya terluka? Aa justru tahu dari Bapak," ucap Tio.

"Hmmmm neng nggak mau Aa khawatir, besok besok jangan mau diajakin lagi sama dokter Rudi," jelas Tia.

"Ya, tapi dia kenapa siiih? naksir yah sama istri Aa ini? secara dia dokter lhoo," goda Tio.

"Neng dari dulu nggak pernah pacaran Aa, pacar pertama Dony, di putusin Aa Abdi," kekehnya mengusap lembut rambut suaminya.

"Ooogh trus kenapa dia begitu? sepertinya dia sakit deh,"

Keduanya tertawa mengingat wajah Rudi yang kini masih di tahan oleh pihak inteligen.

Tia mengusap kening Tio lembut merasakan suhu badan sedikit turun,

"Aa mau minum, neng ambilin air?" tanya Tia.

"Ya, Aa malu buat keluar. Padahal kita belum ngapa ngapain," kekehnya.

Tia beranjak dari ranjang menuju keluar kamar, beradu tatap dengan Aditya dan Nancy. Mereka berpura pura tengah mengobrol berdua, padahal mereka menunggu kabar putrinya dengan rasa penasaran.

Saat ingin kembali ke kamar dengan nampan di tangan, Nancy mencegat langkah putrinya.

"Neng, gimana?" bisik Nancy pelan.

Kening Tia mengkerut, "gimana apanya?" tanya Tia.

"Ya, itu," kekeh Nancy masih berbisik.

"Iiiighs belum, Bapak main serobot aja. Jadi aja batal," rengeknya berlalu.

Aditya dan Nancy sedikit sedih, karena harapan ingin memiliki cucu pupus seketika.

"Malam nanti pasti berhasil itu Bu," kekeh Aditya.

"Iiighs makanya jangan di gangguin, ntar gagal lagi,"

Nancy memilih berlalu meninggalkan Aditya menuju kamar, untuk beristirahat. Dari pada harus menemani Aditya bekerja di ruang keluarga sambil menonton televisi, batin istri Jendral itu.

🔥🔥🔥🔥

Tia sebenarnya gugup jika berdua di rumah Aditya, karena kedua orang tuanya selalu bertanya tentang kebersamaan anaknya dan Tio.

"Ck bapak sama ibu buat kesel aja," batin Tia.

Saat tiba di kamar, Tia meletakkan nampan yang dia bawa, mendekati Tio yang tengah menatap ke arah luar jendela.

"Aa kenapa?" tanya Tia.

"Hmmmm lagi nikmati kelap kelip cahaya lampu," kekehnya memberanikan diri memeluk istrinya.

Gadis itu gugup seketika, ada perasaan nyaman dia rasakan.

"Kita bulan madu yook," ucap Tio sedikit berbisik.

Sheeeer,

"Aa, neng nggak bisa meninggalkan kesatuan sekarang, justru kemaren Komandan Juan menawarkan untuk tinggal di sana. Gimana?"

Tia menarik nafas dalam merasakan kehangatan pelukan suaminya.

"Di rumah Aa aja yah? jangan pindah pindah," jawab Tio.

"Iya, kalau Aa nggak mau nggak apa apa. Emang mau bulan madu kemana?" tanya Tia penasaran.

"Ke rumah Aa, biar nggak ada yang ganggu,"

Tawa mereka pecah saling menggoda.

"Jangan gitu, ini kan rumah neng juga. Tenang, pintu udah neng kunci," rengeknya manja.

"Hmmmm," goda Tio di puncak hidung Tia.

Tia tersenyum tipis, kini berdiri tepat di hadapan Tio. Tidak ada kata penolakan dari keduanya, tatapan mereka saling bicara walau di dalam hati jantung sedang berpacu seperti akan mengejar bola di lapangan luas.

Perlahan Tio memberanikan diri mencium bibir Tia kembali, kali ini mereka saling membelai lembut, tanpa rasa canggung.

Tio kembali mengarahkan tubuh istrinya ke ranjang, tanpa sungkan. Mencoba lebih berani dari sebelumnya.

"Kali ini harus berhasil," batin Tio semakin mendekap tubuh langsing itu.

Saat berada di ranjang perlahan Tio membuka kancing baju satu persatu. Tio ingin melihat tubuh indah yang sudah halal baginya.

"Neng," na f asnya sudah menderu, bahkan tangan tak mampu menahan untuk segara menyentuh gunung sinabung yang sebentar lagi akan ada di hadapannya.

Mata Tia yang terpejam, menikmati ciuman dan li a rnya tangan Tio sudah menjalar ke puncak gunung sinabung, memberikan rasa yang berbeda bagi istrinya.

"Hmmmfgh," suara lembut itu perlahan keluar tanpa Tia sadari.

Tio bermain di dua gunung yang sudah sangat membiusnya.

"Ini indah banget," batin Tio.

Tangannya mencoba me re m as lembut bagian indah itu.

"Aa," rengek Tia terdengar manja.

Tio ingin segera mencapai finish karena perasaan penasaran selama ini. Sahabatnya selalu membicarakan malam pertama mereka membuat rasa penasaran semakin berkecamuk di kepala.

Perlahan Tio kembali ke wajah Tia, menatap penuh harap tanpa ada gamparan yang sangat menyakitkan.

"Aa nggak akan berhenti yah?" bisik Tio membuka pelan celana yang melekat menutupi bagian ehem itu.

Tia benar benar malu menutupi bagian da*da dan ehemnya dengan kedua tangannya yang sudah ada dihadapan Tio.

"Kenapa malu hmmmm, Aa udah pernah lihat," goda Tio mengecup kembali bibir Tia dengan lembut.

Perlahan Tio membuka bagian yang akan di santap terlihat anggun dan sangat terawat. Tio menelan salivanya, mengarahkan keris ke sarangnya secara perlahan.

"Auuugh," ringis Tia sedikit menahan perut Tio kembali gagal.

Tio berusaha mengarahkan kembali menggenggam tangan istrinya, agar mau menahan rasa sakit itu, kembali mengarahkan kerisnya perlahan.

Saat akan memasuki lebih dalam Tia benar benar menjerit sehingga menggigit bahu Tio, tak pelak pria itu menahan rasa sakit gigitan sang istri, dia menekan lebih dalam hingga merobek bagian kulit terdalam milik Tia.

"Sa sa sakit Aa," isaknya.

Tio menarik nafas dalam merasakan kenyamanan yang berbeda saat berada di empunya syurga dunia.

"Masih sakit nggak? ini nggak enak banget di dalam kalau nggak di gerakin," ucap Tio memohon.

Tia masih terisak, "sakit Aa," ucapnya memeluk tubuh Tio dengan sangat erat.

"Nikmatin yah, Aa gerakin pelan,"

Tio menatap wajah istrinya, mengusap wajah mulus itu.

Tia mengangguk mencoba menikmati gerakan Tio perlahan semakin lama semakin cepat. Suara de sa ha n keduanya terdengar merdu menggema di kamar indah Keluarga Aditya.

"Aa, neng pengen pipis," bisik Tia masih menikmati gerakan Tio.

"Hmmmm,"

Keduanya me neg ang tanpa mereka sadari mencapai pelepasan secara bersamaan. Mereka men de s a h bersama, dengan nafas me nd eru.

"Terimakasih telah menjaga ini untuk Aa, I love you Cut Mutia Atmaja," bisik Tio enggan melepas keris dari sarangnya.

Tia tertegun, wajahnya memerah malu, merasakan sensasi berbeda dan sangat nyaman berpelukan dengan tubuh Tio.

"Makasih buat apa Aa?" tanya Tia.

"Hmmmm makasih untuk semua, neng sangat indah sehingga hanya Aa yang bisa membongkar pertahanan neng walau di gigit," ucap Tio melepas keris dari sarungnya.

"Nakal iiigh, jahat seeh," rengeknya.

Tia meringkuk di tubuh Tio, merasakan kenyamanan luar biasa.

"I love you neng," ucap Tio berharap balasan dari Tia.

"Tidur Aa, besok dinas," jawab Tia.

"I love you too Bambang Sulistio," batin Tia enggan terucap.

Tio hanya tersenyum, "setidaknya aku sudah memiliki mu seutuhnya," batin Tio mengecup puncak kepala istrinya.

Empat bulan menikah baru berhasil....😂

Ayak ayak waee...😏

To be co n ti nue...

Mohon dukungan Like dan Vote pada karya ku, jangan lupa comment yah...🙏

Khamsiah.... Hatur nuhun....🤗🔥

Terpopuler

Comments

JandaQueen

JandaQueen

ngungsi aja neng...biar ga diganggu... 😆

2022-10-02

1

Senajudifa

Senajudifa

i lovecu too🤣🤣🙏🙏lama baru mampir lg tya

2022-07-16

0

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

sedih banget Aa Tio, d hadang senjata, di gigit, di gampar, akhirnya berhasil di celupin....😂😂😂😂

2022-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Kenalan dulu.
2 Statusnya sudah menikah.
3 Aurel Atta.
4 Mengenang.
5 Militer yang arogan.
6 T E R S E R A H
7 Nggak cinta.
8 Ngedate...
9 Ngedate 2
10 Pertemuan...
11 Pulang...
12 Berharap tapi...
13 Gagal menu utama...
14 Perjalanan dinas..
15 Kerinduan berbeda..
16 Tak ingin pulang
17 Pulang lebih cepat
18 Sakit rindu..
19 Enggan berucap... 21+
20 Rengekan manja..
21 Kemesraan tak biasa...
22 Menyesakkan... 21+
23 Undangan mendadak....
24 Mayor Cantik
25 Menuju sakral..
26 Cuti ditolak, peluru bersarang..
27 Aku disini...
28 Bahagia sederhana...
29 Cinta lama bersemi kembali..
30 Reward kehamilan...
31 Merindukan mu...
32 Tidak terduga...
33 Bermain api..
34 Siapa dia?
35 Kekhawatiran saat dinas..
36 My wife is a military..
37 Perjodohan..
38 Gunakan feeling..
39 Back to feeling..
40 Genit Sang Jenderal...
41 Sesi ketiga..
42 Sesi ketiga 2...
43 Baik baik yah...
44 Memelukmu...
45 Jaga kesehatan..
46 Melepaskan...
47 Karier...
48 Do'a...
49 Pasrah..
50 Pencarian...
51 Saya hamil ?
52 Kembali ceria..
53 Akan kehilangan...
54 Keputusan militer dinegaranya,
55 Aku mencintaimu...
56 Aku menyukainya..
57 Sebelum kedatangan.
58 Cinta keduaku.
59 Terimakasih.
60 Salah menilai.
61 Aku harus jujur.
62 Why?
63 Melepas kerinduan.
64 Kebenaran yang menyakitkan.
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Kenalan dulu.
2
Statusnya sudah menikah.
3
Aurel Atta.
4
Mengenang.
5
Militer yang arogan.
6
T E R S E R A H
7
Nggak cinta.
8
Ngedate...
9
Ngedate 2
10
Pertemuan...
11
Pulang...
12
Berharap tapi...
13
Gagal menu utama...
14
Perjalanan dinas..
15
Kerinduan berbeda..
16
Tak ingin pulang
17
Pulang lebih cepat
18
Sakit rindu..
19
Enggan berucap... 21+
20
Rengekan manja..
21
Kemesraan tak biasa...
22
Menyesakkan... 21+
23
Undangan mendadak....
24
Mayor Cantik
25
Menuju sakral..
26
Cuti ditolak, peluru bersarang..
27
Aku disini...
28
Bahagia sederhana...
29
Cinta lama bersemi kembali..
30
Reward kehamilan...
31
Merindukan mu...
32
Tidak terduga...
33
Bermain api..
34
Siapa dia?
35
Kekhawatiran saat dinas..
36
My wife is a military..
37
Perjodohan..
38
Gunakan feeling..
39
Back to feeling..
40
Genit Sang Jenderal...
41
Sesi ketiga..
42
Sesi ketiga 2...
43
Baik baik yah...
44
Memelukmu...
45
Jaga kesehatan..
46
Melepaskan...
47
Karier...
48
Do'a...
49
Pasrah..
50
Pencarian...
51
Saya hamil ?
52
Kembali ceria..
53
Akan kehilangan...
54
Keputusan militer dinegaranya,
55
Aku mencintaimu...
56
Aku menyukainya..
57
Sebelum kedatangan.
58
Cinta keduaku.
59
Terimakasih.
60
Salah menilai.
61
Aku harus jujur.
62
Why?
63
Melepas kerinduan.
64
Kebenaran yang menyakitkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!