Pulang...

Rumah tua clasic dengan luas 1000 meter persegi itu sangat indah di kelilingi pepohonan hijau menyejukkan pori pori halus kulit kedua insan yang tengah duduk memandang keindahan kota Bandung. Setelah menikmati keindahan malam, Tia mengajak suaminya kembali ke kediaman mereka.

"Aa, pulang sekarang?" ajak Tia.

Tio mengangguk, menghampiri Bapak dan ibu tengah asik menonton televisi. Keduanya menyalami orang tua dan mertua. Sekaligus Tio juga memohon pamit telah mengajak putri mereka untuk tinggal bersama.

"Jaga Tia yah," tepuk Aditya di bahu Tio.

"Iya Pak," ucap Tio sedikit menunduk.

Tia memeluk erat tubuh Nancy, memohon doa restu agar di berikan keyakinan untuk melanjutkan pernikahannya. Begitu banyak uneg uneg yang sempat Tia ceritakan pada Ibunya.

"Ingat, jangan banyak ngeluh," bisik Nancy.

Mereka memasuki mobil, meninggalkan kediaman Aditya. Membelah keindahan malam berdua seperti layaknya pasangan kekasih yang tengah jatuh cinta.

Apakah mereka sudah saling jatuh cinta? tentu tidak, mereka hanya merasa nyaman dan belum merasakan perasaan yang berbeda.

Sesekali Tio menggoda Tia tengah menikmati jagung bakar manis yang mereka beli saat akan turun menuju Setiabudi kediaman Tio.

"Makan aja sendiri, nggak usah pedulikan Aa," ucap Tio tanpa mengalihkan pandangannya.

Tia tersenyum, melirik ke arah suaminya terkekeh geli.

"Mau?" tanya Tia mengusap lembut bibirnya.

"Iiiigh malah nanya, ya mau atuh! kadiekken," pinta Tio.

Tia menyendokkan jagung yang sudah di serut ke mulut Tio. Perlahan keduanya menikmati jagung bakar manis sepanjang perjalanan.

"Tolong tisyu dong Neng," tunjuk Tio di bawah dasboard.

Tia bergegas mengambilnya memberi pada Tio.

"Bantuin, lagi nyetir!" goda Tio.

"Hmmm," Tia mengusap pelan bibir merah alami Tio tanpa ada perasaan aneh. Dia hanya menolong bukan memiliki perasaan, karena Tia tidak mengerti apa itu cinta.

Seumur hidup hanya Dony mantan satu satunya paling buruk menghantui perasaan cinta pertamanya. Sangat tragis.

Saat tiba di kediaman mereka, Tio membuka garasi memasuki mobil. Sementara Tia hanya menunggu di dalam mobil, karena tidak ada perintah untuk turun.

"Neng mau tidur di mobil?" kekeh Tio.

Tia mendengus kesal, menatap malas ke arah suaminya.

"Iiiighs suruh turun dong kasep. Kunaon anteng wee," geram Tia membuka pintu mobil berlalu menuju kamar melalui pintu samping.

"Dasar cewek aneh, nggak peka!" batin Tio.

Tio mengunci garasi memasuki rumah membawa belanjaan mereka. Dia menyimpan semua kebutuhan di dalam kulkas dengan sangat rapi.

Setelah beberes dapur Tio menuju kamar, sebelum memasuki kamar, dia mengetuk terlebih dahulu. Agar tidak terulang kejadian tadi pagi.

Tok tok tok,

Tio menempelkan telinganya di daun pintu, tapi tidak mendengar suara siapapun.

Cekreeek,

Perlahan Tio melambaikan tangannya, sebelum memasuki kamar.

"Neng, Aa masuk yah?" tanya Tio.

Tio semakin penasaran karena tidak mendengar suara dari dalam kamar. Pelan Tio membuka pintu sedikit lebar, melihat Tia sudah tertidur pulas dengan sempi berada di dekatnya.

"Dasar gadis arogan. Pasti dia pikir aku akan memperkosanya," batin Tio.

Pria muda itu membersihkan diri, kemudian melakukan sholat isya. Perlahan dia mengambil sempi di samping tubuh Tia, meletakkan di laci nakas.

"Ngapain mesti di tarok di situ Neng, Aa nggak akan nyentuh kok sebelum di izinin. Aa juga nggak mau Neng jadi nggak nyaman," gumam Tio menatap wajah cantik tampak lelah.

Perlahan Tio hanya menatap wajah gadis di samping, tanpa berani menyentuh. Deguban jantung agak sedikit cepat karena ini kali pertama dia tidur berdua dengan seorang wanita. Walau sudah resmi menjadi suami istri, masih ada perasaan aneh.

Tio masuk ke dunia mimpinya, hanya menghembuskan nafas dalam berharap besok lebih baik dari hari ini.

Keindahan Kota Bandung menjadi saksi hubungan mereka menjadi lebih baik. Begitu banyak kejadian aneh kejanggalan yang terjadi saat mereka dinyatakan sah menjadi pasangan menikah. Teman teman Tia sedikit menjauh, mereka lebih sering menghabiskan waktu berdua.

Kini sudah dua bulan mereka menjalani biduk rumah tangga, hanya melakukan hal biasa seperti teman. Tio bertanggung jawab pada Tia selaku kewajiban sebagai suami.

Saat ini mereka tengah melakukan cek kesehatan di rumah sakit tempat Tio bekerja. Tia sesekali melirik ke arah suaminya sambil tersenyum tipis.

"Kita nikah tapi belum terdaftar di kesatuan," kekeh Tia.

Tio hanya berpangku tangan, tidak menghiraukan ucapan istrinya.

"Mutia," panggil seorang petugas.

Tia mendekat, mengikuti langkah perawat di temani Tio. Mereka menikmati suasana ruangan sedikit sejuk karena AC terarah pada tubuh keduanya.

"Hachiiiim," Tia bersin, menutup wajahnya.

"Kamu demam?" ucap seorang pria tengah berdiri dihadapan Tia.

"Hmmm," Mata Tia tertuju pada sepatu pantofel mengkilap berwarna hitam, dibalut celana bahan, menuju baju kemeja putih di balut jas putih berlambangkan IDI.

Perlahan Tia mendongakkan kepalanya, menatap lekat wajah pria yang berdiri di hadapannya.

"Rudi," sapa Tia melirik ke arah Tio.

Rudi tersenyum sumringah.

"Masih ingat kamu sama aku?" ucap Rudi.

Tia berdiri menyalami sahabat semasa sekolah.

"Kenalin, ini suami aku Aa Tio," jujur Tia.

Rudi menyambut baik tangan Tio, senyumnya agak sedikit berbeda dari sebelumnya.

"Kamu sudah menikah? kok nggak ngundang aku?" tanya Rudi.

Tia hanya tersenyum tidak menjawab pertanyaan sahabatnya.

"Jadi kamu mau ngapain kesini kalau udah nikah? mau cek apa lagi? kan udah nggak ehem," kekeh Rudi.

Deg,

Tio dan Tia hanya tersenyum garing saling menatap.

"Aaaagh kamu buatin aja suratnya, sebab aku belum daftar di kesatuan. Kan lagi ngajuin buat resepsi minggu depan. Jangan lupa datang yah? bawa istri kamu," jelas Tia.

"Hmmm," Rudi memberi berkas yang Tia butuhkan sesekali menatap ke arah Tio.

"Ini kan perawat di sini yah? pernah ikut saya menangani pasien yang kecelakaan," tanya Rudi.

"Iya Dok, saya suami Tia," jelas Tio.

"Ooogh," Rudi membulat kan bibir, kembali menatap kearah Tia.

"Oke, thankyou yah," ucap Tia memilih berlalu meninggalkan Rudi.

Tia melangkahkan kaki dengan sangat cepat menuju parkiran.

"Neng, kamu kenapa lagi?" panggil Tio.

"Neng kesel! mereka seakan meremehkan Neng karena menikah dengan Aa," rungutnya masuk ke dalam mobil kemudian membanting pintu dengan keras.

"Pelan pelan atuh Neng," tegas Tio.

"Emang kenapa dengan perawat? terus salah Aa kalau kita jadi bahan tertawaan mereka?" tanya Tio sedikit tidak mengerti.

"Bukannya dia hanya bertanya Aa perawat disini? itu bukan?" tegas Tio mengingatkan.

"Bukan ngetawain Neng," jelas Tio.

"Bukan itu Aa!" jawab Tia asal.

"Terus?" tanya Tio menaikkan alisnya.

"Hmmm Aa nggak peka yah! kita dua bulan nikah, tapi nggak ada perasaan apa apa. Lucu nggak? katanya mau evaluasi, mana? apa yang mau di evaluasi Aa? kita nggak lebih seperti teman sahabat yang saling membutuhkan, tapi kita nggak ada perasaan, perasaan yang benar benar membuat kita falling in love everyday, mana Aa? mana?" kesal Tia menatap lekat manik Tio.

Tio memijat pelan pelipisnya, ini yang dia sulit mengartikan setiap tuntutan Tia. Dia menuntut tapi gilirannya dituntut malah mengalihkan topik pembicaraan.

"Oke Neng maunya gimana? kita harus gimana?" tanya Tio pelan.

"Ya, Aa bantu mikir dong, gimana caranya buat Neng jatuh cinta sama Aa," tegas Tia.

Tio semakin ingin tertawa.

"Neng tahu apa kewajiban sebagai istri?" tanya Tio.

"Tahu, masak, nyuci, beberes, melayani suami," jelas Tia lantang.

"Terus, apa semua udah Neng lakukan?" tanya Tio lembut.

"Hmmmm," Tia tertegun, pikirannya traveling kemana mana.

"Jangan banyak nuntut, jika nggak sanggup. Kita belum melakukan apapun selain ciuman bibir," tegas Tio menyalakan kendaraan berlalu meninggalkan rumah sakit menuju kantor Tia.

Jedeeeer... deg deg deg....

To be co n ti nue...

Mohon dukungan Like dan Vote pada karya ku, jangan lupa comment yah...🙏

Setidaknya kalian penyemangatku!

Khamsiah.... Hatur nuhun....🤗🔥

Terpopuler

Comments

pat_pat

pat_pat

mampir lagi ❤️

2022-03-13

2

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

hmmm susah di tebak

2022-03-12

4

lihat semua
Episodes
1 Kenalan dulu.
2 Statusnya sudah menikah.
3 Aurel Atta.
4 Mengenang.
5 Militer yang arogan.
6 T E R S E R A H
7 Nggak cinta.
8 Ngedate...
9 Ngedate 2
10 Pertemuan...
11 Pulang...
12 Berharap tapi...
13 Gagal menu utama...
14 Perjalanan dinas..
15 Kerinduan berbeda..
16 Tak ingin pulang
17 Pulang lebih cepat
18 Sakit rindu..
19 Enggan berucap... 21+
20 Rengekan manja..
21 Kemesraan tak biasa...
22 Menyesakkan... 21+
23 Undangan mendadak....
24 Mayor Cantik
25 Menuju sakral..
26 Cuti ditolak, peluru bersarang..
27 Aku disini...
28 Bahagia sederhana...
29 Cinta lama bersemi kembali..
30 Reward kehamilan...
31 Merindukan mu...
32 Tidak terduga...
33 Bermain api..
34 Siapa dia?
35 Kekhawatiran saat dinas..
36 My wife is a military..
37 Perjodohan..
38 Gunakan feeling..
39 Back to feeling..
40 Genit Sang Jenderal...
41 Sesi ketiga..
42 Sesi ketiga 2...
43 Baik baik yah...
44 Memelukmu...
45 Jaga kesehatan..
46 Melepaskan...
47 Karier...
48 Do'a...
49 Pasrah..
50 Pencarian...
51 Saya hamil ?
52 Kembali ceria..
53 Akan kehilangan...
54 Keputusan militer dinegaranya,
55 Aku mencintaimu...
56 Aku menyukainya..
57 Sebelum kedatangan.
58 Cinta keduaku.
59 Terimakasih.
60 Salah menilai.
61 Aku harus jujur.
62 Why?
63 Melepas kerinduan.
64 Kebenaran yang menyakitkan.
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Kenalan dulu.
2
Statusnya sudah menikah.
3
Aurel Atta.
4
Mengenang.
5
Militer yang arogan.
6
T E R S E R A H
7
Nggak cinta.
8
Ngedate...
9
Ngedate 2
10
Pertemuan...
11
Pulang...
12
Berharap tapi...
13
Gagal menu utama...
14
Perjalanan dinas..
15
Kerinduan berbeda..
16
Tak ingin pulang
17
Pulang lebih cepat
18
Sakit rindu..
19
Enggan berucap... 21+
20
Rengekan manja..
21
Kemesraan tak biasa...
22
Menyesakkan... 21+
23
Undangan mendadak....
24
Mayor Cantik
25
Menuju sakral..
26
Cuti ditolak, peluru bersarang..
27
Aku disini...
28
Bahagia sederhana...
29
Cinta lama bersemi kembali..
30
Reward kehamilan...
31
Merindukan mu...
32
Tidak terduga...
33
Bermain api..
34
Siapa dia?
35
Kekhawatiran saat dinas..
36
My wife is a military..
37
Perjodohan..
38
Gunakan feeling..
39
Back to feeling..
40
Genit Sang Jenderal...
41
Sesi ketiga..
42
Sesi ketiga 2...
43
Baik baik yah...
44
Memelukmu...
45
Jaga kesehatan..
46
Melepaskan...
47
Karier...
48
Do'a...
49
Pasrah..
50
Pencarian...
51
Saya hamil ?
52
Kembali ceria..
53
Akan kehilangan...
54
Keputusan militer dinegaranya,
55
Aku mencintaimu...
56
Aku menyukainya..
57
Sebelum kedatangan.
58
Cinta keduaku.
59
Terimakasih.
60
Salah menilai.
61
Aku harus jujur.
62
Why?
63
Melepas kerinduan.
64
Kebenaran yang menyakitkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!