Bab 16. Sambutan Kota Metropolitan

Langit yang bermandikan cahaya bulan masih memayungi kota Jakarta di jam empat dini hari. Taburan bintang yang bersinar terang bak kilau mutiara di dasar lautan, terlihat cantik sekali.

Gedung-gedung pencakar langit nampak berdiri gagah. Siluet cahaya penerangan yang terpantul di kaca jendela seakan menambah pemandangan malam semakin indah. Bunyi klakson dari kuda-kuda besi yang bersahutan seakan menjadi isyarat mencari celah untuk dapat segera berpindah.

Sepuluh jam Dewi berada di dalam armada bus yang ia tumpangi. Kelopak mata yang beberapa saat lalu terpejam untuk menyelami lautan mimpi kini terbuka untuk melihat keindahan kota Jakarta di malam hari.

Dari balik kaca, kedua netra Dewi menatap lekat suasana kota yang masyhur dengan sebutan kota metropolitan ini. Kota dengan segala kemolekan dan kemewahan yang dimiliki. Kota besar yang tidak pernah tertidur sepanjang hari. Selalu ramai dan padat dengan aktivitas penduduk yang tinggal di sini.

Binar wajah Dewi semakin kentara kala manik matanya terhenti pada billboard besar yang terpampang di sisi jalanan. Menampilkan wajah penyanyi pendatang baru yang karirnya tengah meroket dan dielu-elukan. Segala sisi hidup penyanyi itu kini hangat menjadi bahan perbincangan.

"Aku yakin di kota ini, aku bisa mengawali mimpiku, mengikuti jejak penyanyi itu. Tuhan, beri aku kesempatan untuk bisa membuat keluargaku terlebih ibuku bangga memiliki anak sepertiku yang dikenal hingga ke seluruh penjuru."

Monolog lirih yang terlisan dari bibir seakan menjadi pemantik api semangat yang berkobar dalam dada. Ketika semua yang bisa menguatkan telah hilang, hanya tersisa keyakinan akan kasih sayang Tuhan kepada hambaNya. Keyakinan itulah yang semakin memantik semangat Dewi untuk dapat mewujudkan mimpi yang ia punya.

"Kampung Rambutan, Kampung Rambutan. Para penumpang harap bersiap-siap untuk tiba di akhir pemberhentian. Jangan sampai ada barang yang tertinggal. Karena barang yang tertinggal di dalam bus jauh lebih menyakitkan dari rasa yang tertinggal di hati mantan. Dan jangan sampai meninggalkan jejak-jejak kotoran seperti jejak kenangan yang ditinggalkan oleh mantan. Terima kasih sudah mempercayakan perjalanan Anda semua dengan armada bus Arjuna Wiwaha. Semoga hari-hari Anda menyenangkan."

Sebuah informasi yang diselingi dengan jokes lucu dari asisten driver (kernet) mulai terdengar memenuhi penjuru area dalam bus. Dewi dan juga penumpang lainnya mulai bersiap-siap dengan barang bawaan yang mereka bawa. Seperti yang disampaikan oleh kernet driver ini, jangan sampai ada barang yang tertinggal, dengan seksama mereka mengecek kembali barang-barang mereka.

Bus telah berhenti sempurna. Bergabung dengan bus-bus lainnya yang sudah lebih dulu tiba. Berjajar rapi seperti barisan siswa yang mengikuti paskibraka. Perlahan, Dewi mengayunkan kakinya untuk turun dari armada. Sejenak, ia edarkan pandangan mata untuk melihat ke sekelilingnya.

Dewi mengambil langkah kaki lebar saat rasa ingin membuang sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh kian menuntut untuk segera dikeluarkan. Gegas, ia mencari toilet untuk membebaskan rasa mulas yang tidak sudah tidak dapat lagi ia tahan.

Setengah jam lebih Dewi berada di dalam bilik kamar mandi. Bukan karena terlalu banyak sisa metabolisme yang dikeluarkan, namun karena sambil memutar otak perihal tempat mana yang akan ia tuju setelah ini. Pada akhirnya, Dewi memilih untuk bangkit dari posisinya dan bersegera keluar dari bilik kamar mandi.

Dewi menjejakkan telapak kakinya untuk keluar dari area terminal sembari terpaku pada layar ponsel yang ada di dalam genggaman. Bermaksud memberi kabar kepada dua orang yang menjadi kesayangan. Siapa lagi jika bukan ibu dan juga sang adik tersayang.

Namun baru saja Dewi mengetik kalimat pembuka, ada sebuah motor yang mendekati dirinya. Dewi mencoba untuk mengacuhkan keberadaan motor itu. Ia tetap fokus pada layar ponsel dalam genggaman tangan sambil mempercepat langkah kakinya. Namun tiba-tiba...

Bughhhh!!!

"Aaaaahhhh....!!!!"

Tubuh Dewi terhuyung dan terjatuh di atas aspal setelah salah seorang laki-laki yang berada di atas motor itu mendorong tubuhnya. Wanita itu terkesiap saat menyadari bahwa tas kecil dan ponsel yang ia bawa raib dari genggaman tangannya. Ia edarkan pandangan matanya, dan terlihat dua orang pria berbadan tegap dan berambut gondrong berhasil membawa kabur barang berharga miliknya.

"Jambreeeeetttt!!!"

Tanpa membuang banyak waktu, Dewi mencoba untuk bangkit dari posisi jatuhnya. Wanita itu berlari ke arah sepeda motor yang berhasil membawa kabur ponsel dan juga tas kecil yang ia bawa.

"Mbak, ada apa?"

Salah seorang pria paruh baya terlihat mendekati Dewi. Nampaknya ia juga begitu ingin tahu apa yang menimpa Dewi ini.

"Pak, tas dan ponsel saya dijambret orang itu. Tolong saya Pak, tolong saya!"

"Astaga .... tapi kalau sudah dijam...."

Bapak paruh baya itu terperangah karena belum sempat ia memberikan jawaban, Dewi justru semakin kencang berlari meninggalkannya. Bapak paruh baya itu hanya bisa tepol jidat sendiri saking tidak habis pikirnya.

Sementara itu, Dewi terus berlari kencang untuk dapat menjangkau komplotan jambret tidak berperikemanusiaan itu. Namun postur tubuhnya yang tambun benar-benar menghambat laju pergerakannya. Pada akhirnya, wanita itu menyerah. Tubuhnya membungkuk seraya ia pegangi kedua lutut kakinya. Rasa pegal benar-benar telah menguasai tubuh tambunnya. Nafasnya juga nampak terengah-engah dan kesulitan meraup oksigen di sekitarnya. Tanpa malu-malu ia meluruhkan tubuhnya untuk terduduk di atas aspal.

Peluh yang bercucuran semakin menambah kesan menyedihkan yang terpancar di wajah Dewi. Perlahan, wanita itu menyeka peluhnya dan menatap ke sekeliling dengan tatapan menerawang.

Ya Tuhan, ternyata seperti ini sambutan yang diberikan oleh kota metropolitan kepadaku? Sungguh sambutan yang sangat mengesankan. Setelah ini, aku harus bagaimana??

Mohon maaf pendek ya Kak... Ini sedang ada di perjalanan ke Madura🤗🤗🤗

Jangan lupa Vote, gift, like, dan komentarnya ya... Biar karya saya ini semakin bersinar layaknya mentari di pagi hari.. ❤️❤️

Terpopuler

Comments

Maliqa Effendy

Maliqa Effendy

ga heran daerah Kampung Rambutan dan sekitarnya...harus extra hati2. kalo ga penting bngt jngn keluarin HP atau dompet.siapin uang secukupnya dikantong celana ..

2022-10-15

0

noviaryani5

noviaryani5

ya Allah wi apes bener nasibmu 😭😭😭

2022-03-11

0

Nofi Kahza

Nofi Kahza

Ya Allah.. sambutan yang sungguh ramah. Memang kalau di kota besar itu tidak seindah profil. Tapi jika untuk mencari peruntungan, peluang sukses di kota lebih besar dari pada di desa..😩

sabar ya Dewi..

2022-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hinaan
2 Bab 2. Beban Diri
3 Bab 3. Hengkang
4 Bab 4. Rencana Licik
5 Bab 5. Bergabung Kembali
6 Bab 6. Rasa yang Terpendam?
7 Bab 7. Air Mineral Pembawa Petaka
8 Bab 8. Kekacauan Di Atas Panggung
9 Bab 9. Tak Terduga
10 Bab 10. Luka Tak Kasat Mata
11 Bab 11. Kembali Diuji
12 Bab 12. Mulut Tetangga
13 Bab 13. Meminta Izin
14 Bab 14. Kedatangan Langit
15 Bab 15. Berangkat
16 Bab 16. Sambutan Kota Metropolitan
17 Bab 17. Wanita Berusia Senja
18 Bab 18. Berkorban
19 Bab 19. Menentukan Arah
20 Bab 20. Potret Ibu Kota
21 Bab 21. Bhumi
22 Bab 22. Memberi Kabar
23 Bab 23. Nyonya Kartika
24 Bab 24. Bang Bhumi, Tunggu!
25 Bab 25. Perdana di Ibu Kota
26 Bab 26. Semuanya Untukmu!
27 Bab 27. Job Baru
28 Bab 28. Istana
29 Bab 29. Svarga Bhumi
30 Bab 30. Jodoh Masa Kecil?
31 Bab 31. Sebuah Rencana
32 Bab 32. Terkesima
33 Bab 33. Kafe
34 Bab 34. Untuk Pertama Kali
35 Bab 35. Kalah Cepat
36 Bab 36. Memulai
37 Bab 37. Se-Simpel Ini?
38 Bab 38. Manis
39 Bab 39. Viral
40 Bab 40. Bisik-Bisik Tetangga
41 Bab 41. Menyusul?
42 Bab 42. Undangan
43 Bab 43. Persiapan
44 Bab 44. Show
45 Bab 45. Bertemu
46 Bab 46. Akhirnya
47 Bab 47. Benar-Benar Jodoh
48 Bab 48. Kecelakaan?
49 Bab 49. Pindah
50 Bab 50. Singa Betina
51 Bab 51. Rekaman
52 Bab 52. Rencana Melamar
53 Bab 53. Di Ruang Keluarga
54 Bab 54. Diary
55 Bab 55. Pingsan
56 Bab 56. Diundur
57 Bab 57. Magatra Tiba di Ibu Kota
58 Bab 58. Mereka?
59 Bab 59. Murka
60 Bab 60
61 Bab 61. Pembalasan
62 Bab 62. Dipermalukan
63 Bab 63. Tersadar
64 Bab 64. Masa Lalu
65 Bab 65. Rencana Jahat
66 Bab 66. Berdamai
67 Bab 67. Sedikit Firasat Kartika
68 Bab 68. Menjalankan Rencana
69 Bab 69. Tragedi
70 Bab 70. Kabar
71 Bab 71. Terbongkar
72 Bab 72. Dijemput ke Penjara
73 Bab 73. Segera Menikah
74 Bab 74. Yang Sebenarnya
75 Bab 75. Bercerai
76 Bab 76. Terima Kasih
77 Bab 77. Sadar
78 Bab 78. Pulang
79 Bab 79. Menikah
80 Bab 80. Sang Dewi -End-
81 Ucapan Terimakasih & Promo Novel Baru
82 Rilis novel baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Hinaan
2
Bab 2. Beban Diri
3
Bab 3. Hengkang
4
Bab 4. Rencana Licik
5
Bab 5. Bergabung Kembali
6
Bab 6. Rasa yang Terpendam?
7
Bab 7. Air Mineral Pembawa Petaka
8
Bab 8. Kekacauan Di Atas Panggung
9
Bab 9. Tak Terduga
10
Bab 10. Luka Tak Kasat Mata
11
Bab 11. Kembali Diuji
12
Bab 12. Mulut Tetangga
13
Bab 13. Meminta Izin
14
Bab 14. Kedatangan Langit
15
Bab 15. Berangkat
16
Bab 16. Sambutan Kota Metropolitan
17
Bab 17. Wanita Berusia Senja
18
Bab 18. Berkorban
19
Bab 19. Menentukan Arah
20
Bab 20. Potret Ibu Kota
21
Bab 21. Bhumi
22
Bab 22. Memberi Kabar
23
Bab 23. Nyonya Kartika
24
Bab 24. Bang Bhumi, Tunggu!
25
Bab 25. Perdana di Ibu Kota
26
Bab 26. Semuanya Untukmu!
27
Bab 27. Job Baru
28
Bab 28. Istana
29
Bab 29. Svarga Bhumi
30
Bab 30. Jodoh Masa Kecil?
31
Bab 31. Sebuah Rencana
32
Bab 32. Terkesima
33
Bab 33. Kafe
34
Bab 34. Untuk Pertama Kali
35
Bab 35. Kalah Cepat
36
Bab 36. Memulai
37
Bab 37. Se-Simpel Ini?
38
Bab 38. Manis
39
Bab 39. Viral
40
Bab 40. Bisik-Bisik Tetangga
41
Bab 41. Menyusul?
42
Bab 42. Undangan
43
Bab 43. Persiapan
44
Bab 44. Show
45
Bab 45. Bertemu
46
Bab 46. Akhirnya
47
Bab 47. Benar-Benar Jodoh
48
Bab 48. Kecelakaan?
49
Bab 49. Pindah
50
Bab 50. Singa Betina
51
Bab 51. Rekaman
52
Bab 52. Rencana Melamar
53
Bab 53. Di Ruang Keluarga
54
Bab 54. Diary
55
Bab 55. Pingsan
56
Bab 56. Diundur
57
Bab 57. Magatra Tiba di Ibu Kota
58
Bab 58. Mereka?
59
Bab 59. Murka
60
Bab 60
61
Bab 61. Pembalasan
62
Bab 62. Dipermalukan
63
Bab 63. Tersadar
64
Bab 64. Masa Lalu
65
Bab 65. Rencana Jahat
66
Bab 66. Berdamai
67
Bab 67. Sedikit Firasat Kartika
68
Bab 68. Menjalankan Rencana
69
Bab 69. Tragedi
70
Bab 70. Kabar
71
Bab 71. Terbongkar
72
Bab 72. Dijemput ke Penjara
73
Bab 73. Segera Menikah
74
Bab 74. Yang Sebenarnya
75
Bab 75. Bercerai
76
Bab 76. Terima Kasih
77
Bab 77. Sadar
78
Bab 78. Pulang
79
Bab 79. Menikah
80
Bab 80. Sang Dewi -End-
81
Ucapan Terimakasih & Promo Novel Baru
82
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!