Bab 8. Kekacauan Di Atas Panggung

Wajah Amir dan sang istri nampak berseri layaknya mentari pagi kala melihat para tamu undangan sudah tiba di kediamannya. Rumah megah seluas lima ratus meter itu sudah mulai ramai dikunjungi oleh para tamu undangan dari berbagai macam kalangan. Kalangan pengusaha, sosialita sampai kepala desa dan juga camat turut serta datang memenuhi undangan. Tidak lupa, para tetangga yang tinggal di sekitar rumah Amir juga turut serta dalam acara yang diadakan.

Layaknya seorang ayah yang sedang mengadakan acara resepsi pernikahan untuk putrinya, acara syukuran ini juga tidak kalah mewah. Tenda gelombang sentris berwarna coklat susu nampak terpasang di depan halaman. Tangkai-tangkai bunga mawar kuning juga menghiasi dan nampak mengesankan. Kursi-kursi tamu dengan cover berwarna putih dengan hiasan pita berwarna emas juga nampak berjajar rapi yang semakin menegaskan jika acara ini merupakan acara besar.

Meja prasmanan juga nampak memanjang. Dihiasi oleh berbagai menu sajian nusantara yang pastinya akan memanjakan lidah hingga perut terasa kenyang. Para tamu dapat menikmati hidangan yang tersaji sepuasnya bahkan boleh juga untuk dibawa pulang.

Sebuah panggung berdiri megah di depan bagian teras yang mana merupakan tempat Amir dan sang istri akan memberi sambutan. Di sebelah panggung utama juga terdapat sebuah panggung yang berukuran lebih kecil yang akan menjadi tempat Dewi menunjukkan kepiawaiannya.

Rasa gugup tiba-tiba saja menyerang Dewi. Hari ini, untuk kali pertama ia menunjukkan kebolehannya di hadapan orang-orang besar. Ia yang biasanya menunjukkan kelebihannya di depan orang-orang biasa kini di hadapan orang-orang penting.

Sesekali Dewi menghela napas panjang kemudian ia hembuskan perlahan. Ia buang jauh rasa gugup itu kemudian ia ganti dengan satu keyakinan. Keyakinan bahwa penampilannya di atas panggung nanti akan berjalan lancar tanpa halangan.

"Dew, bersiap-siaplah. Kita akan segera tampil!"

Satya memberikan sebuah instruksi kepada Dewi agar wanita itu bersiap-siap, mengingat susunan acara demi acara sudah selesai diselenggarakan. Kini tiba saatnya untuk menikmati sajian hiburan. Di mana Dewi akan mendendangkan lagu-lagu sesuai dengan tema yang diadakan.

"Baik Bang."

Dewi kembali menghela napas panjang. Ia berjalan tegap dengan membusungkan dada. Mencoba untuk percaya bahwa segalanya akan berjalan dengan sempurna. Ia pun berjalan di belakang Satya untuk segera naik ke atas panggung.

"Kamu yakin Ra jika rencana kita ini akan berhasil?"

Adelia bertanya dengan sedikit keraguan yang masih nampak di raut wajahnya. Untuk kali pertama ia melakukan rencana seperti ini, sehingga wajar saja jika ia masih sedikit merasa sanksi akan tingkat keberhasilannya.

Langit, Amara dan Adelia duduk di sebuah kursi yang berada di belakang panggung. Ketiga orang itu nampak berbincang-bincang sembari menikmati kudapan yang diberikan oleh salah seorang pelayan yang bekerja di kediaman Amir.

"Kamu tenang saja Del. Serbuk bening yang aku masukkan ke dalam air mineral itu memiliki pengaruh yang dahsyat untuk suara Dewi. Aku yakin suara Dewi akan hilang secara tiba-tiba."

Sembari memasukkan potongan buah segar ke dalam rongga mulut, Amara menjawab segala keraguan Adelia perihal serbuk yang ia masukkan ke dalam air mineral yang diberikan kepada Dewi. Sebuah serbuk yang seketika bisa mengganggu cara kerja pita suara Dewi dan pada akhirnya tidak berfungsi sama sekali.

"Apakah pengaruh serbuk itu bersifat permanen?"

Kali ini Langit lah yang dibuat penasaran. Karena sejatinya baru kali ini ia mengetahui ada sebuah serbuk yang bisa merusak fungsi pita suara.

Amara menggelengkan kepala. "Tidak Bang. Suara Dewi akan kembali dalam waktu satu minggu. Namun setidaknya saat ia tampil di hadapan orang-orang besar seperti ini penampilannya hancur berantakan, hal itulah yang membuat mereka tidak lagi percaya akan kemampuan yang Dewi miliki. Dengan begitu, Aku dan Adelia akan menjadi satu-satunya penyanyi yang dimiliki oleh Magatra. Dengan serbuk itu, juga merupakan salah satu cara menyingkirkan Dewi di dunia hiburan seperti ini."

Langit nampak tertawa penuh kemenangan. Lelaki itu seakan puas dengan serbuk yang dimasukkan oleh Amara. Meski sejatinya tidak ada keuntungan apa-apa bagi dirinya membuat Dewi kehilangan suara namun harga dirinya seakan dicabik-cabik saat mengetahui seorang penyanyi yang ia caci maki justru memiliki nilai jual tinggi. Maka, dengan melihat kehancuran yang akan Dewi hadapi, membuat lelaki itu puas dan menyunggingkan senyum tiada henti.

Ketiga orang itu kembali tertawa lepas. Hingga tawa mereka terdengar membahana bahkan hampir menandingi suara alat musik perkusi yang mulai memanjakan para tamu undangan. Langit, Amara dan Adelia benar-benar sudah tidak sabar untuk menunggu kejutan yang sebentar lagi akan mereka dapatkan.

***

Amir nampak begitu girang kala melihat penampilan Dewi di atas panggung. Ia sangat bersyukur karena acara yang ia selenggarakan diisi oleh seorang penyanyi yang menjadi favoritnya bersama sang istri. Seorang penyanyi orkes melayu yang begitu sopan dalam berpenampilan dan memiliki suara khas yang terdengar begitu menenangkan. Meski bentuk tubuh Dewi tidak seperti dua penyanyi lainnya, namun Amir dan sang istri begitu puas menikmati tiap bait lirik lagu yang Dewi nyanyikan. Tidak hanya Amir dan sang istri saja yang nampak begitu menikmati penampilan Dewi. Para tamu undangan pun juga turut larut dalam suara khas milik Dewi.

Terima kasihku padaMu Tuhanku

Tak mungkin dapat terlukis oleh kata-kata

Hanya diriMu yang tahu, besar rasa cintaku padaMu.

Awal Dewi tampil semua berjalan lancar dan semestinya. Namun baru beberapa lirik bagian reff yang Dewi nyanyikan tiba-tiba tenggorokannya terasa gatal. Ia mencoba untuk melawan rasa gatal itu dan ia coba untuk melanjutkan lirik lagu yang ia nyanyikan.

Kedua bola matanya terbelalak lebar di saat rasa ingin batuk itu tidak terhindarkan lagi.

Uhuk ... uhuk ... uhuk...

Suara khas orang yang sedang terbatuk terdengar jelas melalui microphone yang dipegang oleh Dewi. Hal itulah yang membuat personil Magatra dilanda oleh perasaan cemas. Untuk mengendalikan keadaan yang mulai sedikit riuh, Satya bergegas memberikan air mineral yang disediakan di sisi panggung ke arah Dewi.

"Ada apa denganmu Dew? Mengapa kamu bisa batuk-batuk seperti ini?"

Dewi menggeleng pelan sembari menerima air mineral yang diberikan oleh Satya. Perlahan, Dewi menegak air mineral yang berada dalam genggamannya. "Tidak tahu Bang, tiba-tiba tenggorokanku terasa gatal."

"Bisa kita mulai lagi?" Satya bertanya dengan nada cemas.

Dewi mengangguk. "Bisa Bang!"

Sebelum melanjutkan penampilannya, terlebih dahulu Dewi meminta maaf atas ketidaknyamanan yang sempat terjadi. Dan ia pun bersiap untuk bernyanyi lagi. Namun baru beberapa lirik ia nyanyikan, suara miliknya terdengar serak. Dewi masih mencoba untuk memaksakan diri melanjutkan lirik lagu yang ia nyanyikan. Sampai di satu titik betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba saja suaranya menghilang, tiada bersisa sama sekali.

"Huuuuu .... penyanyi apaan itu? Penyanyi abal-abal saja sok-sokan tampil di atas panggung!"

"Turun ... turun .... turun ... Merusak gendang telinga saja!"

Keadaan berubah menjadi riuh dan gaduh saat para penikmat acara yang diselenggarakan oleh Amir ini mulai kecewa dengan penampilan Dewi. Mereka bahkan bersorak lantang meminta Dewi turun panggung. Wajah wanita itu nampak memerah karena malu. Seperti ada dua bongkahan batu besar yang terasa begitu menghimpit dada. Hal itulah yang membuat dada Dewi terasa begitu sesak. Begitu malu akan keadaan yang ia alami, wanita itu hanya bisa meluruhkan tubuhnya sembari menenggelamkan wajahnya di sela-sela lutut. Wanita itu menangis tergugu seakan menumpahkan segala rasa kecewa dan malu yang bercampur menjadi satu.

Terpopuler

Comments

Maliqa Effendy

Maliqa Effendy

lagian Dewi gampang banget sih percaya.kan jatohnya jadi gini...

2022-10-15

0

Wanda Harahap

Wanda Harahap

Kasihan Dewi😥😥😥
akibat ambisi dan keserakahan

2022-04-24

0

Siti Aminah

Siti Aminah

author kejam banget di bab ini,,kasian dewi thor😭😭

2022-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hinaan
2 Bab 2. Beban Diri
3 Bab 3. Hengkang
4 Bab 4. Rencana Licik
5 Bab 5. Bergabung Kembali
6 Bab 6. Rasa yang Terpendam?
7 Bab 7. Air Mineral Pembawa Petaka
8 Bab 8. Kekacauan Di Atas Panggung
9 Bab 9. Tak Terduga
10 Bab 10. Luka Tak Kasat Mata
11 Bab 11. Kembali Diuji
12 Bab 12. Mulut Tetangga
13 Bab 13. Meminta Izin
14 Bab 14. Kedatangan Langit
15 Bab 15. Berangkat
16 Bab 16. Sambutan Kota Metropolitan
17 Bab 17. Wanita Berusia Senja
18 Bab 18. Berkorban
19 Bab 19. Menentukan Arah
20 Bab 20. Potret Ibu Kota
21 Bab 21. Bhumi
22 Bab 22. Memberi Kabar
23 Bab 23. Nyonya Kartika
24 Bab 24. Bang Bhumi, Tunggu!
25 Bab 25. Perdana di Ibu Kota
26 Bab 26. Semuanya Untukmu!
27 Bab 27. Job Baru
28 Bab 28. Istana
29 Bab 29. Svarga Bhumi
30 Bab 30. Jodoh Masa Kecil?
31 Bab 31. Sebuah Rencana
32 Bab 32. Terkesima
33 Bab 33. Kafe
34 Bab 34. Untuk Pertama Kali
35 Bab 35. Kalah Cepat
36 Bab 36. Memulai
37 Bab 37. Se-Simpel Ini?
38 Bab 38. Manis
39 Bab 39. Viral
40 Bab 40. Bisik-Bisik Tetangga
41 Bab 41. Menyusul?
42 Bab 42. Undangan
43 Bab 43. Persiapan
44 Bab 44. Show
45 Bab 45. Bertemu
46 Bab 46. Akhirnya
47 Bab 47. Benar-Benar Jodoh
48 Bab 48. Kecelakaan?
49 Bab 49. Pindah
50 Bab 50. Singa Betina
51 Bab 51. Rekaman
52 Bab 52. Rencana Melamar
53 Bab 53. Di Ruang Keluarga
54 Bab 54. Diary
55 Bab 55. Pingsan
56 Bab 56. Diundur
57 Bab 57. Magatra Tiba di Ibu Kota
58 Bab 58. Mereka?
59 Bab 59. Murka
60 Bab 60
61 Bab 61. Pembalasan
62 Bab 62. Dipermalukan
63 Bab 63. Tersadar
64 Bab 64. Masa Lalu
65 Bab 65. Rencana Jahat
66 Bab 66. Berdamai
67 Bab 67. Sedikit Firasat Kartika
68 Bab 68. Menjalankan Rencana
69 Bab 69. Tragedi
70 Bab 70. Kabar
71 Bab 71. Terbongkar
72 Bab 72. Dijemput ke Penjara
73 Bab 73. Segera Menikah
74 Bab 74. Yang Sebenarnya
75 Bab 75. Bercerai
76 Bab 76. Terima Kasih
77 Bab 77. Sadar
78 Bab 78. Pulang
79 Bab 79. Menikah
80 Bab 80. Sang Dewi -End-
81 Ucapan Terimakasih & Promo Novel Baru
82 Rilis novel baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Hinaan
2
Bab 2. Beban Diri
3
Bab 3. Hengkang
4
Bab 4. Rencana Licik
5
Bab 5. Bergabung Kembali
6
Bab 6. Rasa yang Terpendam?
7
Bab 7. Air Mineral Pembawa Petaka
8
Bab 8. Kekacauan Di Atas Panggung
9
Bab 9. Tak Terduga
10
Bab 10. Luka Tak Kasat Mata
11
Bab 11. Kembali Diuji
12
Bab 12. Mulut Tetangga
13
Bab 13. Meminta Izin
14
Bab 14. Kedatangan Langit
15
Bab 15. Berangkat
16
Bab 16. Sambutan Kota Metropolitan
17
Bab 17. Wanita Berusia Senja
18
Bab 18. Berkorban
19
Bab 19. Menentukan Arah
20
Bab 20. Potret Ibu Kota
21
Bab 21. Bhumi
22
Bab 22. Memberi Kabar
23
Bab 23. Nyonya Kartika
24
Bab 24. Bang Bhumi, Tunggu!
25
Bab 25. Perdana di Ibu Kota
26
Bab 26. Semuanya Untukmu!
27
Bab 27. Job Baru
28
Bab 28. Istana
29
Bab 29. Svarga Bhumi
30
Bab 30. Jodoh Masa Kecil?
31
Bab 31. Sebuah Rencana
32
Bab 32. Terkesima
33
Bab 33. Kafe
34
Bab 34. Untuk Pertama Kali
35
Bab 35. Kalah Cepat
36
Bab 36. Memulai
37
Bab 37. Se-Simpel Ini?
38
Bab 38. Manis
39
Bab 39. Viral
40
Bab 40. Bisik-Bisik Tetangga
41
Bab 41. Menyusul?
42
Bab 42. Undangan
43
Bab 43. Persiapan
44
Bab 44. Show
45
Bab 45. Bertemu
46
Bab 46. Akhirnya
47
Bab 47. Benar-Benar Jodoh
48
Bab 48. Kecelakaan?
49
Bab 49. Pindah
50
Bab 50. Singa Betina
51
Bab 51. Rekaman
52
Bab 52. Rencana Melamar
53
Bab 53. Di Ruang Keluarga
54
Bab 54. Diary
55
Bab 55. Pingsan
56
Bab 56. Diundur
57
Bab 57. Magatra Tiba di Ibu Kota
58
Bab 58. Mereka?
59
Bab 59. Murka
60
Bab 60
61
Bab 61. Pembalasan
62
Bab 62. Dipermalukan
63
Bab 63. Tersadar
64
Bab 64. Masa Lalu
65
Bab 65. Rencana Jahat
66
Bab 66. Berdamai
67
Bab 67. Sedikit Firasat Kartika
68
Bab 68. Menjalankan Rencana
69
Bab 69. Tragedi
70
Bab 70. Kabar
71
Bab 71. Terbongkar
72
Bab 72. Dijemput ke Penjara
73
Bab 73. Segera Menikah
74
Bab 74. Yang Sebenarnya
75
Bab 75. Bercerai
76
Bab 76. Terima Kasih
77
Bab 77. Sadar
78
Bab 78. Pulang
79
Bab 79. Menikah
80
Bab 80. Sang Dewi -End-
81
Ucapan Terimakasih & Promo Novel Baru
82
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!