Bab 4. Rencana Licik

"Bagaimana ini Bang? Mengapa justru Dewi yang diinginkan oleh haji Amir untuk mengisi acaranya?"

Adelia menatap penuh tanda tanya ke arah Langit yang saat ini tengah mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan telunjuk tangannya. Baru kali ini sang manajer orkes Magatra dibuat keheranan ada seseorang yang tidak tertarik memakai Amara dan Adelia untuk mengisi acara. Yang lebih mencengangkan lagi, orang itu memilih Dewi yang siapa saja mengetahui jika wanita itu tidak memiliki nilai jual dan pesona.

"Aku juga tidak paham mengapa haji Amir lebih memilih Dewi? Padahal jika dilihat dari tampilan fisik, kamu dan Amara lah yang lebih pantas untuk mengisi acara itu."

Dahi Langit mengerut dengan kedua alis yang saling bertaut. Jemari yang sebelumnya ia gunakan untuk mengetuk-ngetuk permukaan meja, kini ia geser untuk memijit kening yang terasa sedikit berdenyut. Lelaki itu mencoba untuk mencari jawaban yang kian menuntut namun tetap saja hanya ketidaktahuan yang kian bergelayut.

"Apa yang sebenarnya dipakai oleh Dewi? Apakah mungkin ia memakai susuk untuk menarik perhatian para penonton?"

Tidak jauh berbeda dari Adelia, Amara yang juga merupakan salah satu vokalis Magatra, turut melontarkan sebuah tanya. Air muka wanita itu juga nampak dipenuhi oleh ekspresi kebingungan tatkala mengetahui bahwa Dewi, yang memiliki bentuk fisik jauh dari kata cantik dan sempurna justru mendapatkan privilege dari orang terpandang dan terkaya di tempatnya berada.

Pikiran wanita itu juga nampak berkelana, dengan menganggap Dewi memakai sesuatu untuk bisa memancarkan aura yang ada dalam dirinya. Sehingga membuat orang-orang yang melihatnya begitu terkesima.

"Aku rasa Dewi tidak mungkin memakai sesuatu di dalam tubuhnya. Jika memang Dewi memakai semacam susuk atau pengasih pasti dia akan jauh lebih banyak mendapatkan penggemar daripada kalian berdua bukan? Namun apa yang terjadi? Selama Dewi ikut bergabung dengan Magatra, tidak banyak penonton yang terkesima dengan penampilannya. Justru kehadiran kalian berdua lah yang membuat panggung serasa bernyawa."

Adelia dan Amara saling melempar pandangan. Keduanya sama-sama mengangguk pelan seakan membenarkan semua yang Langit ucapkan. Di mata dua wanita itu, Dewi memang hanya sebuah kerikil kecil yang sampai kapanpun tidak akan diakui keberadaannya. Namun nampaknya mereka lupa bahwa kerikil kecil pun bisa membuat seseorang terpeleset hingga jatuh tiada berdaya.

"Lalu, sekarang kita harus bagaimana Bang? Bukankah Dewi sudah hengkang? Apakah saat ini bang Langit ingin mengajak Dewi untuk bergabung kembali?"

Pertanyaan yang terucap dari bibir Amara, sukses menyeret Langit untuk bersegera keluar dari kebingungan yang membelengu. Di satu sisi ia ingin menolak tawaran Amir untuk mengisi acara yang diadakan mengingat Dewi sudah hengkang. Namun di sisi yang lain hatinya terasa berat untuk melewatkan kesempatan mendapatkan fantastisnya bayaran yang akan ia dapatkan.

"Aku bahkan juga mengalami kebuntuan dalam hal ini. Apakah kalian berdua memiliki solusi? Ditambah lagi, haji Amir tetap tidak mau jika acaranya diisi oleh kalian berdua."

Lagi-lagi tatapan Amara dan Adelia saling mengunci. Dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Langit seakan menyiratkan bahwa lelaki itu menuntut keduanya untuk mencari solusi akan kebingungan yang ia hadapi. Tak ayal dua penyanyi itu berupaya mati-matian untuk bisa mencari jalan keluar dari perkara ini.

Sebelumnya, dua penyanyi itu tidak perduli akan keberadaan Dewi. Namun tatkala orang paling kaya di tempat ini jauh lebih terkesima dengan penampilan Dewi, membuat posisi Amara dan Adelia seakan berada di pucuk duri. Mereka tidak ingin ketenaran yang telah mereka genggam tergantikan oleh seorang wanita yang bahkan tidak memiliki daya pikat sama sekali. Mereka merasa hal itu melukai harga diri yang sudah terlanjur berada di posisi tinggi.

"Ahh, aku memiliki rencana. Dengan rencana ini, aku yakin Dewi tidak akan pernah lagi dilirik keberadaannya."

Keheningan yang sempat menyelimuti atmosfer ruangan ini, dipangkas oleh lengkingan nyaring suara Amara. Hingga seketika membuat Langit dan Adelia menoleh ke arah sumber suara.

"Rencana? Rencana apa yang kamu maksud Ra?"

Tidak ingin terlalu lama dihinggapi oleh rasa penasaran, Langit seakan mendesak Amara untuk bersegera memberikan pemaparan. Pemaparan akan suatu rencana yang dapat membuat Dewi segera tersingkirkan.

Amara tersenyum sinis seraya bergantian menatap wajah Langit dan Adelia. Dari senyum yang terlukis, semakin membuatnya yakin jika rencana ini akan berjalan manis. Bahkan bisa mengikis pijakan kaki Dewi hingga pada akhirnya hanya bisa tersungkur sembari mengisakkan sebuah tangis.

Amara bahkan tidak perduli dengan segala kecurangan yang akan menjadi rencananya. Yang terpenting setelah ini, keberadaan Dewi hanya tinggal nama.

Apakah Amara bermaksud untuk menghilangkan nyawa Dewi? Pastinya tidak. Namun ia akan membuat wanita itu tersiksa secara perlahan, mengingat sudah tidak ada lagi kelebihan yang akan ia miliki.

"Kita jadikan Dewi tidak bisa bernyanyi lagi. Dengan begitu, semua sumber rezekinya akan tertutup dan tidak akan pernah terbuka lagi."

"Lalu, bagaimana caranya Ra? Bagaimana mungkin kita bisa membuat Dewi tidak bisa bernyanyi lagi? Cepat katakan!"

Rasa penasaran yang memenuhi isi kepala, membuat Adelia kian mendesak Amara untuk memaparkan apa yang menjadi rencananya. Dewi yang memang memiliki kemampuan bernyanyi yang begitu mumpuni, akan dibuat tidak lagi bisa bernyanyi? Bagaimana bisa? Rasa penasaran itulah yang membuat Adelia merapatkan tubuh ke arah teman sesama vokalis ini, dan dengan intens menatap wajah Amara untuk bisa segera mendapatkan penjelasan.

Amara kembali tersenyum sinis. Dalam hati, ia bersorak gembira karena memiliki otak begitu cemerlang seperti ini. Dengan apa yang akan ia lakukan di acara haji Amir nanti, ia yakin bahwa hari itu pulalah merupakan hari terakhir bagi Dewi berkecimpung di dunia musik seperti ini.

"Kalian tenang saja. Nanti jika waktunya sudah tiba, akan aku beri tahu apa yang menjadi rencanaku. Sekarang, yang harus bang Langit pikirkan, bagaimana caranya agar Dewi bisa masuk lagi kemari. Yang pasti jangan sampai membuat Dewi mencurigai sesuatu."

Langit dan Adelia saling melempar pandangan. Meski kepala mereka dipenuhi oleh tanda tanya akan rencana yang dibuat oleh Amara, namun keduanya berusaha untuk tatap bersabar sampai Amara memaparkan semua rencananya. Langit yakin jika rencana dari salah satu vokalis orkes melayu ini merupakan sebuah rencana dahsyat dan pastinya akan berjalan sukses.

"Perkara Dewi, kamu tidak perlu risau, Ra. Aku yakin Dewi bersedia untuk kembali bergabung. Kita semua tahu jika dia tidak memiliki sumber keuangan yang tetap untuk menopang kehidupan sehari-hari. Jadi, aku percaya tanpa berpikir panjang pun, Dewi bersedia untuk kembali bergabung."

Riuh gelak tawa terdengar memenuhi langit-langit ruangan. Ketiga manusia itu nampak tertawa lepas dan tertawa puas akan hasil yang akan mereka dapatkan nanti. Bayaran fantastis dapat mereka miliki dan karier Dewi akan terhenti sampai di sini. Sungguh, sebuah rencana yang sangat licik sekali.

Terpopuler

Comments

Naraa 🌻

Naraa 🌻

Jahat licik bgt para benalu

2024-02-21

0

jgn pth smgt

2022-03-22

0

🍭ͪ ͩIra BEST❤BESTIE☪️𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIra BEST❤BESTIE☪️𝐙⃝🦜

Dasar gak punya hati mereka bertiga.... tunggulah balasan buat kalian😏

2022-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Hinaan
2 Bab 2. Beban Diri
3 Bab 3. Hengkang
4 Bab 4. Rencana Licik
5 Bab 5. Bergabung Kembali
6 Bab 6. Rasa yang Terpendam?
7 Bab 7. Air Mineral Pembawa Petaka
8 Bab 8. Kekacauan Di Atas Panggung
9 Bab 9. Tak Terduga
10 Bab 10. Luka Tak Kasat Mata
11 Bab 11. Kembali Diuji
12 Bab 12. Mulut Tetangga
13 Bab 13. Meminta Izin
14 Bab 14. Kedatangan Langit
15 Bab 15. Berangkat
16 Bab 16. Sambutan Kota Metropolitan
17 Bab 17. Wanita Berusia Senja
18 Bab 18. Berkorban
19 Bab 19. Menentukan Arah
20 Bab 20. Potret Ibu Kota
21 Bab 21. Bhumi
22 Bab 22. Memberi Kabar
23 Bab 23. Nyonya Kartika
24 Bab 24. Bang Bhumi, Tunggu!
25 Bab 25. Perdana di Ibu Kota
26 Bab 26. Semuanya Untukmu!
27 Bab 27. Job Baru
28 Bab 28. Istana
29 Bab 29. Svarga Bhumi
30 Bab 30. Jodoh Masa Kecil?
31 Bab 31. Sebuah Rencana
32 Bab 32. Terkesima
33 Bab 33. Kafe
34 Bab 34. Untuk Pertama Kali
35 Bab 35. Kalah Cepat
36 Bab 36. Memulai
37 Bab 37. Se-Simpel Ini?
38 Bab 38. Manis
39 Bab 39. Viral
40 Bab 40. Bisik-Bisik Tetangga
41 Bab 41. Menyusul?
42 Bab 42. Undangan
43 Bab 43. Persiapan
44 Bab 44. Show
45 Bab 45. Bertemu
46 Bab 46. Akhirnya
47 Bab 47. Benar-Benar Jodoh
48 Bab 48. Kecelakaan?
49 Bab 49. Pindah
50 Bab 50. Singa Betina
51 Bab 51. Rekaman
52 Bab 52. Rencana Melamar
53 Bab 53. Di Ruang Keluarga
54 Bab 54. Diary
55 Bab 55. Pingsan
56 Bab 56. Diundur
57 Bab 57. Magatra Tiba di Ibu Kota
58 Bab 58. Mereka?
59 Bab 59. Murka
60 Bab 60
61 Bab 61. Pembalasan
62 Bab 62. Dipermalukan
63 Bab 63. Tersadar
64 Bab 64. Masa Lalu
65 Bab 65. Rencana Jahat
66 Bab 66. Berdamai
67 Bab 67. Sedikit Firasat Kartika
68 Bab 68. Menjalankan Rencana
69 Bab 69. Tragedi
70 Bab 70. Kabar
71 Bab 71. Terbongkar
72 Bab 72. Dijemput ke Penjara
73 Bab 73. Segera Menikah
74 Bab 74. Yang Sebenarnya
75 Bab 75. Bercerai
76 Bab 76. Terima Kasih
77 Bab 77. Sadar
78 Bab 78. Pulang
79 Bab 79. Menikah
80 Bab 80. Sang Dewi -End-
81 Ucapan Terimakasih & Promo Novel Baru
82 Rilis novel baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1. Hinaan
2
Bab 2. Beban Diri
3
Bab 3. Hengkang
4
Bab 4. Rencana Licik
5
Bab 5. Bergabung Kembali
6
Bab 6. Rasa yang Terpendam?
7
Bab 7. Air Mineral Pembawa Petaka
8
Bab 8. Kekacauan Di Atas Panggung
9
Bab 9. Tak Terduga
10
Bab 10. Luka Tak Kasat Mata
11
Bab 11. Kembali Diuji
12
Bab 12. Mulut Tetangga
13
Bab 13. Meminta Izin
14
Bab 14. Kedatangan Langit
15
Bab 15. Berangkat
16
Bab 16. Sambutan Kota Metropolitan
17
Bab 17. Wanita Berusia Senja
18
Bab 18. Berkorban
19
Bab 19. Menentukan Arah
20
Bab 20. Potret Ibu Kota
21
Bab 21. Bhumi
22
Bab 22. Memberi Kabar
23
Bab 23. Nyonya Kartika
24
Bab 24. Bang Bhumi, Tunggu!
25
Bab 25. Perdana di Ibu Kota
26
Bab 26. Semuanya Untukmu!
27
Bab 27. Job Baru
28
Bab 28. Istana
29
Bab 29. Svarga Bhumi
30
Bab 30. Jodoh Masa Kecil?
31
Bab 31. Sebuah Rencana
32
Bab 32. Terkesima
33
Bab 33. Kafe
34
Bab 34. Untuk Pertama Kali
35
Bab 35. Kalah Cepat
36
Bab 36. Memulai
37
Bab 37. Se-Simpel Ini?
38
Bab 38. Manis
39
Bab 39. Viral
40
Bab 40. Bisik-Bisik Tetangga
41
Bab 41. Menyusul?
42
Bab 42. Undangan
43
Bab 43. Persiapan
44
Bab 44. Show
45
Bab 45. Bertemu
46
Bab 46. Akhirnya
47
Bab 47. Benar-Benar Jodoh
48
Bab 48. Kecelakaan?
49
Bab 49. Pindah
50
Bab 50. Singa Betina
51
Bab 51. Rekaman
52
Bab 52. Rencana Melamar
53
Bab 53. Di Ruang Keluarga
54
Bab 54. Diary
55
Bab 55. Pingsan
56
Bab 56. Diundur
57
Bab 57. Magatra Tiba di Ibu Kota
58
Bab 58. Mereka?
59
Bab 59. Murka
60
Bab 60
61
Bab 61. Pembalasan
62
Bab 62. Dipermalukan
63
Bab 63. Tersadar
64
Bab 64. Masa Lalu
65
Bab 65. Rencana Jahat
66
Bab 66. Berdamai
67
Bab 67. Sedikit Firasat Kartika
68
Bab 68. Menjalankan Rencana
69
Bab 69. Tragedi
70
Bab 70. Kabar
71
Bab 71. Terbongkar
72
Bab 72. Dijemput ke Penjara
73
Bab 73. Segera Menikah
74
Bab 74. Yang Sebenarnya
75
Bab 75. Bercerai
76
Bab 76. Terima Kasih
77
Bab 77. Sadar
78
Bab 78. Pulang
79
Bab 79. Menikah
80
Bab 80. Sang Dewi -End-
81
Ucapan Terimakasih & Promo Novel Baru
82
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!