Bab. 15. Perasaan Richard

Seminggu sudah Amelia meninggalkan pekerjaannya di Sanjaya group karena kontrak kerjanya di perusahaan itu telah usai. Sebenarnya bisa saja Amelia memperpanjang kontraknya dan pastinya Richard akan dengan senang hati menerimanya. Hari sudah mulai petang namun Richard belum ada tanda-tanda ia akan meninggalkan kantornya, ia menyibukkan diri dengan pekerjaan kantornya, namun sebuah ketukan pintu membuat Richard menghentikan aktivitasnya.

Tok tok

"Siapa?" tanya Richard dari dalam.

"Ini aku Frans."

"Masuklah!"

Ceklek

"Hai, Rich apa ada proyek besar sampai kau belum pulang?"

"Tidak, aku hanya sedang menyibukkan diri saja."

"Dasar kurang kerjaan, apa kau patah hati karena asistenmu si angsa cantik itu?"

"Sok tahu, dari mana kau dapat pemikiran seperti itu?"

"Ayolah, Rich, aku tahu kau, kita berteman tidak satu dua hari tapi sejak kuliah jadi aku tahu kebiasaan mu."

Mendengar perkataan Frans, Richard menutup berkas yang di pegang nya, lalu ia berdiri dari kursi kebesarannya dan duduk di kursi sofa berhadapan dengan Frans.

"Aku sepertinya tak bisa menyembunyikan apapun padamu, Frans," ucap Richard lemas setelah duduk di kursi sofa.

"Apa kau mencintainya?" tanya Frans dengan tatapan menyelidik.

"Aku tak tahu, aku hanya merasa sangat kehilangan dia, kantor ini rasanya tak bernyawa tanpanya," jawab Richard sendu.

"Apa hatimu berdebar saat bersamanya?" tanya Frans lagi yang lebih mirip seorang penyidik.

"Hatiku tak berdebar, tapi aku merasa kesal saat dia mengabaikan ku, apalagi saat dia lebih akrab dengan laki-laki lain, bahkan jika aku tak ingat persahabatan ku dengan Steven, aku ingin sekali menghajarnya saat ia meminta aku melepaskan Amelia sebelum kontrak kerjanya selesai, " jawab Richard menggebu saat ingat kedatangan Steven waktu itu.

"Fix, berarti kau punya perasaan khusus padanya," ucap Frans mantap membuat Richard memicingkan matanya.

"Tak mungkin, aku dan Amelia hanya rekan kerja, perasaanku itu hanya bentuk rasa bersalahku padanya," kilah Richard.

"Hei kau ini bodoh atau apa, sudah jelas kau sudah jatuh cinta masih mengelak saja," cibir Frans.

"Aku tak tahu, Frans, aku bingung," ucap Richard frustasi.

Frans hanya menatap sahabatnya prihatin, seorang Richard yang biasanya membuat para perempuan frustasi dan patah hati sekarang justru di buat frustasi oleh seorang perempuan bahkan mungkin tak hanya patah hati yang Richard rasakan tapi juga sakit yang berdarah-darah namun tak terlihat.

"Hei, friends daripada kau frustasi lebih baik kita bersenang-senang seperti biasa, ayolah!" ajak Frans pada Richard untuk pergi ke tempat biasa mereka menghabiskan malam.

"Tapi aku malas, aku tak tertarik ke tempat seperti itu sekarang," tolak Richard lalu menyandarkan badannya ke sofa sambil memejamkan matanya.

"Lalu aku harus menghiburmu seperti apa, apa aku aku panggil Amelia saja, atau aku antar kau ke rumahnya?, aku rasa itu yang kau butuhkan," ledek Frans sambil tersenyum

Mendengar perkataan Frans, mata Richard yang tadinya terpejam langsung membuka, lalu ia menegakkan punggungnya kembali.

"Jangan macam-macam kamu Frans!" ancam Richard membuat Frans justru tertawa.

"Rich, Rich, makannya kalau cinta itu jangan gengsi, diambil orang baru tau rasa kau."

"Ah sudahlah bicara denganmu malah membuatku pusing, ayo katanya mau ajak ke tempat biasa!" ucap Richard yang sudah berdiri dari duduknya.

"Oh akhirnya, let's go!"

Frans dan Richard kemudian segera meninggalkan Sanjaya group menuju parkiran khsus para petinggi untuk pergi ke sebuah club langganan mereka.

"Rich, apa kau ingin menelpon Irene, Cantika atau Rose, untuk menemanimu?, aku rasa para model itu akan senang hati menemanimu malam ini," tawar Frans saat mereka sampai di parkiran.

"Tidak perlu, aku sedang tak ingin menyentuh wanita!" kesal Richard.

"Kecuali Amelia," sahut Frans.

Richard tak menangapi perkataan Frans, ia memilih segera masuk ke mobilnya dan melajukan ke club xx langganan mereka ketika sedang penat dengan pekerjaan kantor. Frans pun juga segera menaiki mobilnya menyusul mobil sahabatnya.

Akhirnya Frans dan Richard sampai di club xx mereka langsung di sambut langsung oleh Ben, manajer club tersebut karena Frans dan Richard adalah salah satu pelanggan VIP di club tersebut.

"Silahkan masuk tuan Richard, tuan Frans, ruang VIP sudah siap!" ucap manajer Ben.

Frans dan Richard kemudian berjalan menuju ruang VIP yang di tunjukkan oleh manajer Ben. Di dalam ruangan sudah tersedia beberapa makanan ringan dan minuman beralkohol yang biasa di pesan Richard dan Frans.

"Apa anda perlu sesuatu lagi, Tuan?" tanya manajer Ben saat dua tamu VIP nya masuk.ke ruangan tersebut.

"Tidak terima kasih, kami tak membutuhkan apapun lagi untuk sekarang, cukup ini, nanti kalau aku memerlukan sesuatu aku akan memberi tahumu," ucap Richard lalu mendudukkan dirinya ke sofa empuk fasilitas di club ternama itu.

Richard langsung menuangkan minuman berwarna kuning ke dalam gelas dan langsung meminumnya sampai tandas dengan pandangan Richard seperti kosong, seolah roh Richard hilang entah kemana, sedangkan Frans hanya bisa menatap prihatin apa yang terjadi pada bos sekaligus sahabatnya itu.

"Rich, sudah, jangan menyiksa diri sendiri, wanita bukan hanya Amelia!" ucap Frans," , sambil berusaha mengambil gelas dari tangan Richard.

"Aku bodoh, Frans, aku pria paling bodoh, juga brengsek," rancau Richard dengan mimik wajah yang menyedihkan.

"Kau tidak bodoh, Rich semua hanya butuh proses," ucap Frans sambil berusaha menenangkan Richard.

"Tapi aku sudah kehilangan dia, tanpa dia aku nggak bisa apa-apa," rancau Ricard.

Richard semakin merancau tidak jelas mingjin karena terlalu banyak minum, Richard teihsy sangat menyedihkan, tidak ada sikap ceo yabg tegas dan berwibawa. Rasa sesal dan cinta berbaur menjadi satu dalam hatinya.

"Rich, kau sudah cukup mabuk, ayo aku antar kau pulang!" ajak Frans.

Setelah membayar tagihan, Frans mengantar Richard pulang karena tak mungkin ia membiarkan Richard pulang sendiri dalam keadaan mabuk. Frans mengantar Richard ke apartemennya karena jika ia mengantar Richard pulang ke rumahnya mereka berdua pasti akan kena amuk nyonya Meriska, mama dari Richard yang baru tiga hari ini pulang dari luar negeri.

Sampai di apartemennya, Frans menidurkan Richard di sofa ruang tamunya, ia melepas sepatu Richard agar sahabatnya bisa tidur dengan nyaman.

"Huft, menyusahkan saja, gengsi dipelihara, sampai kapan si Richard akan seperti ini, kasihan juga sih, sepanjang sejarah aku bersahabat dengannya baru kalinini aku melihat dia sesedih ini dan seterluka ini," gumam Frans sambil menatap Richard yang tidur tidur di sofa dengan prihatin.

Richard Hendrawan Sanjaya, salah satu pewaris Sanjaya group, sebuah perusahaan bergerak hampir di segala bidang namun lebih dominan di usaha utama mereka di dunia Fashion. Richard yang selalu di elu-elukan banyak wanita karena ketampanan dan kekayaannya, membuat para wanita dengan segala cara merebut perhatiannya, namun Richard hanya menjadikan wanita-wanita tersebut teman berkencan tidak lebih, meski begitu Richard tak perbah melakukan hal lebih pada wanita yang di kencaninya, dan sekarang ketika ia benar-benar jatuh hati ia harus menelan pil pahit bahwa wanita yang ia sukai sangat membencinya.

Cinta tak pernah salah, ia datang tak di undang dan kadang pergi tanpa permisi, cinta juga tak kenal logika, hanya mungkin cinta datang di saat yang tidak tepat sehingga jalan cinta tak selalu selancar jalan tol.

Episodes
1 Bab 1. Mencari Pekerjaan
2 Bab 2. Rencana Richard
3 Bab 3. Kedatangan Maria
4 Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5 Bab. 5. Bermain Cantik
6 Bab. 6. Model Penganti
7 Bab. 7. Ulat Keket
8 Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9 Bab. 9. Tawaran Samuel
10 Bab. 10. Perasaan Amelia
11 Bab. 11. Model Kosmetik
12 Bab. 12. Kemarahan Danisa
13 Bab. 13. Persetujuan Richard
14 Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15 Bab. 15. Perasaan Richard
16 Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17 Bab. 17. Gebrakan Amelia
18 Bab. 18. Pesaing
19 Bab. 19. Menghadapi Badai
20 Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21 Bab. 21. Bantuan Samuel
22 Bab. 22. Amelia VS Danisa
23 Bab. 23. Siaran On Air
24 Bab. 24. Konfetensi Pers
25 Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26 Bab. 26. Rencana Perjodohan
27 Bab. 27. Perasaan Amelia
28 Bab. 28. Kecelakaan
29 Bab. 29. Menelpon Amelia
30 Bab. 30. Richard Sadar
31 Bab. 31. Pernyataan Amelia
32 Bab. 32. Kepulangan Richard
33 Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34 Bab. 34. Berusaha
35 Bab. 35. Meminta Bantuan
36 Bab. 36. Menemui Yudha
37 Bab. 37. Memberanikan Diri
38 Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39 Bab.39. Temuan Amelia
40 Bab. 40. Keseriusan Richard
41 Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42 Bab. 42. Lamaran
43 Bab. 43. Merajuk
44 Bab. 44. Pemotretan
45 Bab. 45. Fashion Show
46 Bab. 46. Ke butik Anne
47 Bab. 47. Akhirnya Sah
48 Bab. 48. Malam Pertama
49 Bab. 49. Sarapan Pagi
50 Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Mencari Pekerjaan
2
Bab 2. Rencana Richard
3
Bab 3. Kedatangan Maria
4
Bab. 4. Metamorfosis Sempurna
5
Bab. 5. Bermain Cantik
6
Bab. 6. Model Penganti
7
Bab. 7. Ulat Keket
8
Bab. 8. Ada Apa Dengan Otak Amelia ?
9
Bab. 9. Tawaran Samuel
10
Bab. 10. Perasaan Amelia
11
Bab. 11. Model Kosmetik
12
Bab. 12. Kemarahan Danisa
13
Bab. 13. Persetujuan Richard
14
Bab. 14. Kontrak Kerja Selesai
15
Bab. 15. Perasaan Richard
16
Bab. 16. Nasib Sanjaya Group
17
Bab. 17. Gebrakan Amelia
18
Bab. 18. Pesaing
19
Bab. 19. Menghadapi Badai
20
Bab. 20. Dukungan Samuel dan Maria
21
Bab. 21. Bantuan Samuel
22
Bab. 22. Amelia VS Danisa
23
Bab. 23. Siaran On Air
24
Bab. 24. Konfetensi Pers
25
Bab. 25. Ungkapan Hati Richard
26
Bab. 26. Rencana Perjodohan
27
Bab. 27. Perasaan Amelia
28
Bab. 28. Kecelakaan
29
Bab. 29. Menelpon Amelia
30
Bab. 30. Richard Sadar
31
Bab. 31. Pernyataan Amelia
32
Bab. 32. Kepulangan Richard
33
Bab. 33. Perjamuan Makan Malam
34
Bab. 34. Berusaha
35
Bab. 35. Meminta Bantuan
36
Bab. 36. Menemui Yudha
37
Bab. 37. Memberanikan Diri
38
Bab. 38. Ke Kantor Bersama
39
Bab.39. Temuan Amelia
40
Bab. 40. Keseriusan Richard
41
Bab. 41. Kasih Sayang Mama
42
Bab. 42. Lamaran
43
Bab. 43. Merajuk
44
Bab. 44. Pemotretan
45
Bab. 45. Fashion Show
46
Bab. 46. Ke butik Anne
47
Bab. 47. Akhirnya Sah
48
Bab. 48. Malam Pertama
49
Bab. 49. Sarapan Pagi
50
Bab. 50. Pulang ke Rumah Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!