Seminggu sudah Amelia meninggalkan pekerjaannya di Sanjaya group karena kontrak kerjanya di perusahaan itu telah usai. Sebenarnya bisa saja Amelia memperpanjang kontraknya dan pastinya Richard akan dengan senang hati menerimanya. Hari sudah mulai petang namun Richard belum ada tanda-tanda ia akan meninggalkan kantornya, ia menyibukkan diri dengan pekerjaan kantornya, namun sebuah ketukan pintu membuat Richard menghentikan aktivitasnya.
Tok tok
"Siapa?" tanya Richard dari dalam.
"Ini aku Frans."
"Masuklah!"
Ceklek
"Hai, Rich apa ada proyek besar sampai kau belum pulang?"
"Tidak, aku hanya sedang menyibukkan diri saja."
"Dasar kurang kerjaan, apa kau patah hati karena asistenmu si angsa cantik itu?"
"Sok tahu, dari mana kau dapat pemikiran seperti itu?"
"Ayolah, Rich, aku tahu kau, kita berteman tidak satu dua hari tapi sejak kuliah jadi aku tahu kebiasaan mu."
Mendengar perkataan Frans, Richard menutup berkas yang di pegang nya, lalu ia berdiri dari kursi kebesarannya dan duduk di kursi sofa berhadapan dengan Frans.
"Aku sepertinya tak bisa menyembunyikan apapun padamu, Frans," ucap Richard lemas setelah duduk di kursi sofa.
"Apa kau mencintainya?" tanya Frans dengan tatapan menyelidik.
"Aku tak tahu, aku hanya merasa sangat kehilangan dia, kantor ini rasanya tak bernyawa tanpanya," jawab Richard sendu.
"Apa hatimu berdebar saat bersamanya?" tanya Frans lagi yang lebih mirip seorang penyidik.
"Hatiku tak berdebar, tapi aku merasa kesal saat dia mengabaikan ku, apalagi saat dia lebih akrab dengan laki-laki lain, bahkan jika aku tak ingat persahabatan ku dengan Steven, aku ingin sekali menghajarnya saat ia meminta aku melepaskan Amelia sebelum kontrak kerjanya selesai, " jawab Richard menggebu saat ingat kedatangan Steven waktu itu.
"Fix, berarti kau punya perasaan khusus padanya," ucap Frans mantap membuat Richard memicingkan matanya.
"Tak mungkin, aku dan Amelia hanya rekan kerja, perasaanku itu hanya bentuk rasa bersalahku padanya," kilah Richard.
"Hei kau ini bodoh atau apa, sudah jelas kau sudah jatuh cinta masih mengelak saja," cibir Frans.
"Aku tak tahu, Frans, aku bingung," ucap Richard frustasi.
Frans hanya menatap sahabatnya prihatin, seorang Richard yang biasanya membuat para perempuan frustasi dan patah hati sekarang justru di buat frustasi oleh seorang perempuan bahkan mungkin tak hanya patah hati yang Richard rasakan tapi juga sakit yang berdarah-darah namun tak terlihat.
"Hei, friends daripada kau frustasi lebih baik kita bersenang-senang seperti biasa, ayolah!" ajak Frans pada Richard untuk pergi ke tempat biasa mereka menghabiskan malam.
"Tapi aku malas, aku tak tertarik ke tempat seperti itu sekarang," tolak Richard lalu menyandarkan badannya ke sofa sambil memejamkan matanya.
"Lalu aku harus menghiburmu seperti apa, apa aku aku panggil Amelia saja, atau aku antar kau ke rumahnya?, aku rasa itu yang kau butuhkan," ledek Frans sambil tersenyum
Mendengar perkataan Frans, mata Richard yang tadinya terpejam langsung membuka, lalu ia menegakkan punggungnya kembali.
"Jangan macam-macam kamu Frans!" ancam Richard membuat Frans justru tertawa.
"Rich, Rich, makannya kalau cinta itu jangan gengsi, diambil orang baru tau rasa kau."
"Ah sudahlah bicara denganmu malah membuatku pusing, ayo katanya mau ajak ke tempat biasa!" ucap Richard yang sudah berdiri dari duduknya.
"Oh akhirnya, let's go!"
Frans dan Richard kemudian segera meninggalkan Sanjaya group menuju parkiran khsus para petinggi untuk pergi ke sebuah club langganan mereka.
"Rich, apa kau ingin menelpon Irene, Cantika atau Rose, untuk menemanimu?, aku rasa para model itu akan senang hati menemanimu malam ini," tawar Frans saat mereka sampai di parkiran.
"Tidak perlu, aku sedang tak ingin menyentuh wanita!" kesal Richard.
"Kecuali Amelia," sahut Frans.
Richard tak menangapi perkataan Frans, ia memilih segera masuk ke mobilnya dan melajukan ke club xx langganan mereka ketika sedang penat dengan pekerjaan kantor. Frans pun juga segera menaiki mobilnya menyusul mobil sahabatnya.
Akhirnya Frans dan Richard sampai di club xx mereka langsung di sambut langsung oleh Ben, manajer club tersebut karena Frans dan Richard adalah salah satu pelanggan VIP di club tersebut.
"Silahkan masuk tuan Richard, tuan Frans, ruang VIP sudah siap!" ucap manajer Ben.
Frans dan Richard kemudian berjalan menuju ruang VIP yang di tunjukkan oleh manajer Ben. Di dalam ruangan sudah tersedia beberapa makanan ringan dan minuman beralkohol yang biasa di pesan Richard dan Frans.
"Apa anda perlu sesuatu lagi, Tuan?" tanya manajer Ben saat dua tamu VIP nya masuk.ke ruangan tersebut.
"Tidak terima kasih, kami tak membutuhkan apapun lagi untuk sekarang, cukup ini, nanti kalau aku memerlukan sesuatu aku akan memberi tahumu," ucap Richard lalu mendudukkan dirinya ke sofa empuk fasilitas di club ternama itu.
Richard langsung menuangkan minuman berwarna kuning ke dalam gelas dan langsung meminumnya sampai tandas dengan pandangan Richard seperti kosong, seolah roh Richard hilang entah kemana, sedangkan Frans hanya bisa menatap prihatin apa yang terjadi pada bos sekaligus sahabatnya itu.
"Rich, sudah, jangan menyiksa diri sendiri, wanita bukan hanya Amelia!" ucap Frans," , sambil berusaha mengambil gelas dari tangan Richard.
"Aku bodoh, Frans, aku pria paling bodoh, juga brengsek," rancau Richard dengan mimik wajah yang menyedihkan.
"Kau tidak bodoh, Rich semua hanya butuh proses," ucap Frans sambil berusaha menenangkan Richard.
"Tapi aku sudah kehilangan dia, tanpa dia aku nggak bisa apa-apa," rancau Ricard.
Richard semakin merancau tidak jelas mingjin karena terlalu banyak minum, Richard teihsy sangat menyedihkan, tidak ada sikap ceo yabg tegas dan berwibawa. Rasa sesal dan cinta berbaur menjadi satu dalam hatinya.
"Rich, kau sudah cukup mabuk, ayo aku antar kau pulang!" ajak Frans.
Setelah membayar tagihan, Frans mengantar Richard pulang karena tak mungkin ia membiarkan Richard pulang sendiri dalam keadaan mabuk. Frans mengantar Richard ke apartemennya karena jika ia mengantar Richard pulang ke rumahnya mereka berdua pasti akan kena amuk nyonya Meriska, mama dari Richard yang baru tiga hari ini pulang dari luar negeri.
Sampai di apartemennya, Frans menidurkan Richard di sofa ruang tamunya, ia melepas sepatu Richard agar sahabatnya bisa tidur dengan nyaman.
"Huft, menyusahkan saja, gengsi dipelihara, sampai kapan si Richard akan seperti ini, kasihan juga sih, sepanjang sejarah aku bersahabat dengannya baru kalinini aku melihat dia sesedih ini dan seterluka ini," gumam Frans sambil menatap Richard yang tidur tidur di sofa dengan prihatin.
Richard Hendrawan Sanjaya, salah satu pewaris Sanjaya group, sebuah perusahaan bergerak hampir di segala bidang namun lebih dominan di usaha utama mereka di dunia Fashion. Richard yang selalu di elu-elukan banyak wanita karena ketampanan dan kekayaannya, membuat para wanita dengan segala cara merebut perhatiannya, namun Richard hanya menjadikan wanita-wanita tersebut teman berkencan tidak lebih, meski begitu Richard tak perbah melakukan hal lebih pada wanita yang di kencaninya, dan sekarang ketika ia benar-benar jatuh hati ia harus menelan pil pahit bahwa wanita yang ia sukai sangat membencinya.
Cinta tak pernah salah, ia datang tak di undang dan kadang pergi tanpa permisi, cinta juga tak kenal logika, hanya mungkin cinta datang di saat yang tidak tepat sehingga jalan cinta tak selalu selancar jalan tol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments